Teori Keagenan Manajemen Laba Earnings Management

11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Teori Keagenan

Konsep manajemen laba menurut salno dan baridwan 2000:19 menggunakan pendekatan teori keagenan agency theory yang menyatakan bahwa “praktek manajemen laba di pengaruhi oleh konflik kepentingan antara management agent dan pemilik principal yang timbul karena setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertimbangkan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya.” Dalam hubungan keagenan manajer memiliki informasi asimetri terhadap pihak eksternal perusahaan , seperti kreditor dan investor.

2.1.2 Manajemen Laba Earnings Management

Manajemen laba didefinisikan sebagai perbuatan manajer yang mengurangi kualitas dari laporan keuangan Kinney Jnr, Palmrose Scholz 2004 dalam Yip et al, 2011. Schipper 1989, h.92, dalam Yuliarti, 2014 mendefinisikan earnings management EM sebagai campur tangan dalam proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi. Pengertian Manajemen Laba menurut ahli 1. Pengertian manajemen laba menurut Schipper 1989 dalam Rahmawati dkk. 2006 yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu intervensi Universitas Sumatera Utara 12 dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut. 2. Pengertian manajemen laba menurut Assih dan Gudono 2000 manajemen laba adalah suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Addopted Accounting Principles GAAP untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan. 3. Pengertian manajemen laba menurut Fischer dan Rozenzwig 1995 manajemen laba adalah tindakan manajer yang menaikkan menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang. 4. Pengertian manajemen laba menurut Healy dan Wallen 1999 manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan, sehingga menyesatkan stakeholders tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi. Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba adalah salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut Universitas Sumatera Utara 13 sebagai angka laba tanpa rekayasa S etiawati dan Na‟im, 2000 dalam Rahmawati dkk, 2006. Manajemen laba merupakan area yang kontroversial dan penting dalam akuntansi keuangan. Manajemen laba tidak selalu diartikan sebagai suatu upaya negatif yang merugikan karena tidak selamanya manajemen laba berorientasi pada manipulasi laba. Manajemen laba tidak selalu dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen untuk tujuan tertentu dalam batasan GAAP. Pihak-pihak yang kontra terhadap manajemen laba, menganggap bahwa manajemen laba merupakan pengurangan dalam keandalan informasi yang cukup akurat mengenai laba untuk mengevaluasi return dan resiko portofolionya Ashari dkk, 1994 dalam Assih, 2004. Manajemen laba ini terjadi akibat adanya asimetri informasi antara owner yaitu para pemegang saham dengan agent yaitu para manajer. Healy dan Wahlen 1999, dalam Roychowdury, 2006 menjelaskan bahwa earnings management terjadi ketika manajer menggunakan keputusan dalam pelaporan keuangan dalam penataan transaksi untuk merubah laporan keuangan untuk menyesatkan beberapa stakeholder tentang kinerja ekonomi pokok perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang bergantung pada praktek akuntansi yang dilaporkan. Dengan kata lain, tujuan perusahaan dan stakeholder tidak semestinya harmonis satu sama lain, maka dari itu perusahaan mempunyai dorongan untuk mempengaruhi proses komunikasi untuk mendorong aksi tertentu dari tiap-tiap Universitas Sumatera Utara 14 stakeholdernya, seperti meyakinkan kreditor untuk memasok tambahan modal dalam kondisi baik perusahaan Hong dan Anderson, 2011 dalam Fan, 2013. Faktor-faktor pendorong manajemen laba Dalam Positif Accounting Theory terdapat tiga faktor pendorong yang melatarbelakangi terjadinya manajemen laba Watt dan Zimmerman, 1986, yaitu: A. Bonus Plan Hypothesis Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya yaitu bonus yang tinggi. Manajer perusahaan yang memberikan bonus besar berdasarkan laba lebih banyak menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan. B. Debt Covenant Hypothesis Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan laba Sweeney, 1994 dalam Rahmawati dkk, 2006. Hal ini untuk menjaga reputasi mereka dalam pandangan pihak eksternal. C. Political Cost Hypothesis Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih metode akuntansi yang menurunkan laba. Hal tersebut dikarenakan dengan laba yang tinggi pemerintah akan segera mengambil tindakan, misalnya: mengenakan peraturan antitrust, menaikkan pajak pendapatan perusahaan, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 15

2.1.3. Corporate Social Responsibility Disclosure

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 44 63

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN ADANYA VARIABEL MODERATING PROSENTASE KEPEMILIKAN MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 3 17

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 15 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2014

0 15 89

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN SIZE PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 1 35

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 10

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 2 8

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 23

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3