Corporate Social Responsibility Disclosure

15

2.1.3. Corporate Social Responsibility Disclosure

John Elkington 2006, dalam Yuliarti 2014 mengungkapkan konsep “The Triple Bottom Line” yang dimuat dalam buku “Canibalts with Forks, The Triple Bottom Line of Twentieth Century Business”. Elkington mengakui bahwa jika perusahaan ingin sustain maka perlu memperhatikan 3P yaitu bukan hanya mengena i profit yang menjadi prioritas namun juga harus memberikan kontribusi positif pada masyarakat people dan ikut aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan planet. Hal ini sesuai dengan konsep teori legitimasi, dimana perusahaan yang ingin bertahan harus memperhatikan kepentingan para stakeholdernya. Di Indonesia regulasi mengenai pengungkapan CSR tercantum dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007. Dalam pasal 1 ayat 3 menjelaskan: Tanggungjawab sosial dan lingkungan adalah komitmen perseroan berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan, komunitas setempat, mupun masyarakat pada umumnya. Dengan adanya undang-undang tersebut pelaporan CSR yang tadinya bersifat pelaporan sukarela voluntary disclosure berubah menjadi pelaporan yang bersifat wajib mandatory disclosure dimana akan mendapat sorotan dan kontrol dari lembaga yang berwenang dan juga terdapat standard yang menjamin kesamaan bentuk secara relatif dalam praktek pelaporan dan juga terdapat persayaratan minimum yang harus dipenuhi. Universitas Sumatera Utara 16 Selain peraturan Undang-undang dalam negeri, organisasi standarisasi internasional International Standard Organization ISO merumuskan ISO 26000 2011 terkait dengan Guidance Standard on Social Responsibility. Pengertian corporate social responsibility menurut ISO 26000 dalam Yuliarti 2014 yakni : Responsibility of an organization for the impacts of its decisions and activities on society and the environment, through transparent and ethical behavior that contributes to sustainable development, including health and the welfare of society; takes into account the expectation of stakeholders; is in compliance with applicable law and consistent with international norms of behavior; and is integrated throughtout the organization and practiced in its relationship. Dalam laporan tahunan perusahaan CSR biasanya masuk dalam bagian sustainability reporting. Sustainability reporting adalah pelaporan pembangunan berkelanjutan sustainable development mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan, sosial, kinerja organisasi dan pengaruh produknya di masyarakat. Suharto 2007, dalam Haryudanto, 2011 menjelaskan dalam pelaksanaan CSR, perusahaan bisa dikelompokkan ke dalam beberapa kategori. Pengkategorian ini memiliki tujuan untuk memotivasi perusahaan untuk mengembangkan program CSR dan dapat pula dijadikan sebagai referensi untuk menentukan model CSR yang tepat. 1 Kategori perusahaan berdasarkan proporsi keuntungan dan besarnya anggaran CSR : Universitas Sumatera Utara 17 a Perusahaan Minimalis, perusahaan yang memiliki laba dan anggaran CSR yang rendah. b Perusahaan Ekonomis, perusahaan yang memiliki laba yang tinggi tapi anggaran untuk CSR-nya rendah. c Perusahaan Humanis, perusahaan yang labanya rendah tapi anggaran CSR-nya relatif tinggi. d Perusahaan Reformis, perusahaan yang memiliki laba dan anggaran CSR yang tinggi. 2 Kategori perusahaan berdasarkan tujuan CSR : a Perusahaan Pasif, perusahaan yang menerapkan CSR tanpa tujuan yang jelas, bukan untuk promosi maupun pemberdayaan. Perusahaan ini biasanya memandang promosi dan CSR kurang bermanfaat. b Perusahaan Impresif, perusahaan yang mengutamakan penggunaan CSR untuk promosi daripada untuk pemberdayaan. c Perusahaan Agresif, perusahaan yang mengutamakan penggunaan CSR untuk pemberdayaan daripada promosi. d Perusahaan Progresif, perusahaan yang menerapkan CSR untuk tujuan promosi sekaligus pemberdayaan.

2.1.4. Kinerja Lingkungan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 44 63

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN ADANYA VARIABEL MODERATING PROSENTASE KEPEMILIKAN MANAJEMEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 3 17

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 15 88

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2014

0 15 89

PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN SIZE PERUSAHAAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING.

0 1 35

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 10

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 2 8

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 23

Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 3