46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik, pengujian menggunakan regresi berganda dan
diakhiri dengan pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 16.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Objek penelitian ini adalah perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode 2011 sampai dengan 2013, dimana jumlah perusahaan keuangan tersebut adalah 130 perusahaan. Dari jumlah tersebut,
perusahaan yang memenuhi kriteria dalam pemilihan sampel tersebut adalah sejumlah 24 perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
47
4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif descriptive statistic memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness Ghozali, 2006:29. Berikut ini ditampilkan hasil analisis statistik deskriptif dari variabel corporate
social responsibility disclosure , kinerja lingkungan dan manajemen laba .
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation manajemen laba
72 -10,795
12,165 -,30571
4,652673 Csr
72 ,000
1,000 ,61111
,490919 kinerja lingkungan
72 2,000
5,000 2,93056
1,065812 Valid N listwise
72
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2015
Dari pengujian deskriptif statistik yang tersaji pada table 4.1 menunjukkan hasil sebagai berikut:
1. Variabel manajemen laba memiliki nilai terendah yaitu -10,795 , nilai
tertinggi 12,165 dengan nilai rata-rata -0,30571 dan standar deviasi 4,652673.
2. Variabel corporate social responsibility disclosure memiliki nilai
terendah yaitu 0,000 , nilai tertinggi 1 dengan nilai rata-rata 0,61111 dan standar deviasi 0,490919.
Universitas Sumatera Utara
48
3. Variabel kinerja lingkungan memiliki nilai terndah yaitu 2, nilai tertinggi 5
dengan nilai rata-rata 2,93056 dan standar deviasi 1,065812.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas
dilakukan dengan
menggunakan pendekatan grafik berupa histogram dan P-Plot serta uji
Kolmogorov Smirnov. Uji normalitas yang pertama dengan melihat grafik histogram berikut.
Gambar 4.1 Grafik Histogram
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
Universitas Sumatera Utara
49
Grafik histogram di atas menunjukkan bahwa distribusi data memiliki kurva berbentuk lonceng ke atas dimana distribusi data tidak menceng ke kiri atau
menceng ke kanan. Hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal.
Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan garfik PP Plot berikut ini.
Gambar 4.2 Normal P-Plot
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik P- Plot, peneliti juga memperoleh kesimpulan bahwa tampilan pada
grafik P-Plot memberikan pola yang terdistribusi normal. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
50
dapat dilihat dari titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mendekati garis diagonal sehingga dapat
disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.
Uji normalitas yang ketiga dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov
Tabel 4.2 One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 72
Normal Parameters
a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 3,29318892
Most Extreme Differences Absolute
,064 Positive
,057 Negative
-,064 Test Statistic
,064 Asymp. Sig. 2-tailed
,200
c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Diolah dari SPSS,2015 Berdasarkan tabel diatas dapat dideskripsikan besarnya Kolmogorov-
Smirnov K-S adalah 0,064 dan signifikan 0,200. Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut telah berdistribusi normal karena nilai Asymp. Sig.2-
tailed lebih besar dari 0,05 yakni 0,200.
Universitas Sumatera Utara
51
4.2.2.2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi antara variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi
terjadi multikolinearitas, maka koefesian regresi tidak dapat ditaksir da nilai standard erro menjadi tak terhingga. Untuk melihat ada atau tidaknya
multikolinearitas dalam regresi dapat dilihat dari: 1.
Nilai tolerance variabel diatas 0,10 2.
Variance Inflation Factor VIF variabel dibawah 10. Uji multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan VIF
menunjukkan hasil seperti pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
-8,917 1,188
-7,507 ,000
Csr -1,006
,857 -,106
-1,174 ,244
,911 1,097
kinerja lingkungan
3,148 ,395
,721 7,976
,000 ,911
1,097 a. Dependent Variable: manajemen laba
Masing-masing variabel
independen memiliki
nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1 yaitu variabel csr dengan nilai
tolerance 0,911 dan variabel kinerja lingkungan dengan nilai tolerance 0,911. Dilihat dari nilai VIF masing-masing variabel
Universitas Sumatera Utara
52
independen memiliki nilai lebih kecil dari 10 yaitu untuk VIF corporate social responsibility disclosure 1,097 ; dan VIF
manajemen laba 1.097. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan dasar analitis sebagai berikut:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada akan membentuk pola
tertentu yang
teratur, maka
mengindikasikan telah
terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat ditunjukkan pada gambar 4.3 berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
53
Gambar 4.3 Uji heteroskedastistas
Sumber: Diolah dengan SPSS, 2016 Dari gambar scatterplot diatas terlihat bahwa titik menyebar secara
acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y tidak mebentuk pola tertentu atau tidak teratur. Titik yang menyebar menjauh dari titik-titik
yang lain mengindikasikan bahwa adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data penelitian lainnya. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitaspada model regresi ini sehingga model ini layak dipakai.
4.2.2.4 Uji Autokolerasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linier ada kolerasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 sebelumnya. Adanya beberapa cara yang dapat digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
54
mendeteksi masalah dalam autokolerasi diantaranya adalah dengan Runs Test.
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Value
a
,09446 Cases Test Value
36 Cases = Test Value
36 Total Cases
72 Number of Runs
46 Z
2,136 Asymp. Sig. 2-tailed
,033 a. Median
Hasil output SPSS diatas menunjukkan bahwa nilai Asymp sig2- tailed lebih besar dari 0,05 yakni 0,033. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa data pada penelitian ini terdapat autokolerasi.
4.2.3 Pengujian Hipotesis 4.2.3.1
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda dari pengaruh perbedaan permanen, dan perbedaan temporer terhadap perubahan laba Y pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2014 memiliki hasil sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
55
Tabel 4.5 Hasil Analisi Regresi Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardiz
ed Coefficient
s T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Consta
nt -,934
,880 -1,061
,292 Csr
1,028 1,126
,108 ,913
,364 a. Dependent Variable: manajemen laba
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
Berdasarkan tabel 4.5 model regresi yang dibentuk dalam penelitian ini adalah:
DACC= -0,934 + 1,028 CSR_DISC+ ε 1
Keterangan: a
= Konstanta DACC
=Manajemen laba
, menggunakan
proksi Discretionary Accruals DACC
CSR_DISC = Corporate Social Responsibility Disclosure
e = Standard error
Berdasarkan hasil persamaan regresi berganda tersebut masing-masing variabel menjelaskan bahwa:
1. Konstanta a sebesar -0,934 diinterpretasikan bahwa apabila
variabel corporate social responsibility disclosure perusahaan sama dengan nol, maka jumlah pengungkapan informasi sosial bernilai -0,934.
Universitas Sumatera Utara
56
2. Koefisien corporate social responsibility disclosure sebesar 1,028
diinterpretasikan bahwa ukuran corporate social responsibility disclosure regresi positif. Hal ini menggambarkan setiap kenaikan rasio corporate
social responsibility disclosure sebesar 1 akan berpengaruh positif terhadap pengungkapan informasi sosial sebesar 1,028
4.2.3.1.1 Uji T Uji Parsial
Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruhsatu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen.
Tabel 4.6 Uji T
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardiz
ed Coefficient
s t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Consta
nt -,934
,880 -1,061
,292 Csr
1,028 1,126
,108 ,913
,364 a. Dependent Variable: manajemen laba
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
Pada tabel 4.6 diperoleh nilai t hitung untuk masing-masing variabel independen. Nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel yang
diperoleh dari Microsoft Excel dengan menggunakan fungsi TINV
Universitas Sumatera Utara
57
dengan formula = TINV0,05,70. Dari formula tersebut diperoleh nilai t tabel sebesar 1,994 .
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, uji t menunjukkan interpretasi sebagai berikut:
1. Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap Manajemen Laba
Pengujian hipotesis
pengaruh variabel
perbedaan permanen terhadap perubahan laba pada Tabel 4.5 diperoleh
besarnya t hitung untuk variabel corporate social responsibility disclosure adalah 0,931 dengan nilai signifikansi sebesar 0,364
sedangkan t tabel sebesar 1,994 dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa t hitung t tabel 0,931 1,994
dan nilai signifikansi juga menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,05 0,364 0,05 maka H
diterima. Hal ini dapat disimpulkan, corporate social responsibility disclosure tidak
memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. 4.2.3.3 Uji F Uji Simultan
Tabel 4.7 Uji F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
18,090 1
18,090 ,834
,364
b
Residual 1518,874
70 21,698
Total 1536,963
71 a. Dependent Variable: manajemen laba
b. Predictors: Constant, csr
Sumber :data sekunder yang di , 2016
Universitas Sumatera Utara
58
Nilai F tabel dipeoleh melalui fungsi FINV pada Microsoft Excel dengan formula =FINVprobability,deg_freedom1, deg_freedom2.
Probability yang digunakan 0,05,df1=2, dan df2=111. Df1 diperoleh dari jumlah variabel dependen dan independen dikurangi 1, sedangkan df2
diperoleh dari jumlah unit analisis dikurangi jumlah variabel. Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh nilai F hitung sebesar 0,834 dan
tingkat signifikansi sebesar 0,364. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai F tabel sebesar 3,977, sehingga dari nilai F
hitung dan F tabel yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai F hitung F tabel 0,834 3,977 dan tingkat signifikansi 0,05 0,364 0,05.
Dengan demikian H diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
variabel X secara bersama-sama atau secara simultan tidak berpengaruh terhadap Manajemen laba.
4.2.2.1 Uji Koefisien Determinasi R²
Tabel 4.8 Uji Koefisien Determinasi R²
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,108
a
,012 -,002
4,658132 a. Predictors: Constant, csr
b. Dependent Variable: manajemen laba
Sumber : data sekunder yang di olah ,2016
Universitas Sumatera Utara
59
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui besarnya koefisien korelasi ganda pada kolom R sebesar 0,108. Koefisien determinasinya pada
kolom R Square menunjukkan angka 0,012. Kolom Adjusted R Square merupakan koefisien determinasi yang telah dikoreksi yaitu sebesar
-0,002 atau sebesar -0,2 yang menunjukkan bahwa variabel corporate social responsibility disclosure memberikan kontribusi terhadap
perubahan laba sebesar -0,2 , sedangkan sisanya 99,8 dipengaruhi oleh variabel di luar penelitian.
4.2.4 Pengujian Hipotesis dengan Variabel Moderasi
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk melihat pengaruh arus kas operasi sebagai variabel moderasi yang memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel independen dengan dependen. Uji yang dilakukan adalah uji interaksi atau Moderated Regression Analysis.
4.2.4.1 Analisis Regresi Berganda dengan Variabel Moderasi Tabel 4.9
Analisis Regresi Berganda dengan Variabel Moderasi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-10,774 1,822
-5,912 ,000
csr 2,048
2,437 ,216
,841 ,404
kinerja lingkungan
3,880 ,673
,889 5,762
,000 moderating xz
-1,109 ,829
-,421 -1,338
,185 a. Dependent Variable: manajemen laba
Universitas Sumatera Utara
60
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.9 model regresi yang dibentuk dalam penelitian ini adalah:
DACC= -10,774 + 2,048 CSR_DISC +3,880 PROPER + -1,109 [{CSRPROPER}]+
ε DACC
= Earnings Management, menggunakan proksi Discretionary Accruals DACC
a = konstanta
β
1
- β
2
= Koefisien regresi variabel independen CSR_DISC
=Corporate social responsibility disclosure PROPER
= Peringkat PROPER CSR PROPER
= Interaksi CSR dengan PROPER Moderat ε
= Standard error
Interpretasi yang dihasilkan dari persamaan regresi di atas sebagai berikut:
1. Nilai konstanta a = -10,774 menyatakan bahwa jika corporate
social responsibility disclosure bernilai nol, maka perubahan laba adalah sebesar -10,774.
2. Koefisien corporate social responsibility disclosure sebesar 2,048
artinya jika nilai variabel ini ditingkatkan satu satuan maka akan menaikkan nilai manajemen laba sebesar 2,048 dengan variabel
lain tetap.
Universitas Sumatera Utara
61
3. Koefisien kineja lingkungan sebesar 3,880 artinya jika nilai
variabel ini ditingkatkan satu satuan maka akan menaikkan nilai variabel manajemen laba laba sebesar 3,880 dengan variabel lain
tetap.
4. Koefisien moderat sebesar -1,109 artinya jika nilai variabel ini
ditingkatkan satu satuan maka akan menurunkan nilai variabel
manajemen laba sebesar -1,109 dengan variabel lain tetap. 4.2.4.1 Uji T Uji Parsial dengan Variabel Moderasi
Tabel 4.10 Uji T dengan Variabel Moderasi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-10,774 1,822
-5,912 ,000
csr 2,048
2,437 ,216
,841 ,404
kinerja lingkungan
3,880 ,673
,889 5,762
,000 moderating xz
-1,109 ,829
-,421 -1,338
,185 a. Dependent Variable: manajemen laba
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, uji t menunjukkan interpretasi sebagai berikut:
1. Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap Manajemen Laba
Pengujian hipotesis
pengaruh variabel
perbedaan permanen terhadap perubahan laba dengan variabel moderasi arus
Universitas Sumatera Utara
62
kas operasi pada Tabel 4.10 diperoleh besarnya t hitung untuk variabel corporate social responsibility disclosure adalah 0,841
dengan nilai signifikansi sebesar 0,404 sedangkan t tabel sebesar 1,994 dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil ini menunjukkan
bahwa t hitung t tabel 0,841 1,994 dan nilai signifikansi juga menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,05 0,404 0,05
maka H diterima. Hal ini dapat disimpulkan, kinerja lingkungan
tidak mempengaruhi hubungan corporate social responsibility
disclosure terhadap manajemen laba.
4.2.4.2 Uji F Uji Simultan dengan Variabel Moderasi Tabel 4.11
Uji F dengan Variabel Moderasi
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
766,962 3
255,654 22,577
,000
b
Residual 770,002
68 11,324
Total 1536,963
71 a. Dependent Variable: manajemen laba
b. Predictors: Constant, moderating xz, kinerja lingkungan, csr
Sumber : data sekunder di olah ,2016 Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh nilai F hitung sebesar 22,577
dan tingkat signifikansi sebesar 0,000.Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai F tabel sebesar 3,977,
sehingga dari nilai F hitung dan F tabel yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai F hitung F tabel 22,577 3,977 dan
Universitas Sumatera Utara
63
tingkat signifikansi 0,05 0,000 0,05. Dengan demikian H
diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel Kinerja
lingkungan mempengaruhi hubungan antara corporate social responsibility disclosure terhadap manajemen laba.
4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi R
2
dengan Variabel Moderasi
Tabel 4.12 Uji R
2
dengan Variabel Moderasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,706
a
,499 ,477
3,365049 a. Predictors: Constant, moderating xz, kinerja lingkungan, csr
b. Dependent Variable: manajemen laba
Sumber : data sekunder yang di olah ,2016
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui besarnya koefisien korelasi ganda pada kolom R sebesar 0,706. Koefisien determinasinya pada kolom R
Square menunjukkan angka 0,499. Kolom Adjusted R Square merupakan koefisien determinasi yang telah dikoreksi yaitu sebesar 0,477 atau sebesar 4,77
yang menunjukkan bahwa variabel corporate social responsibility disclosure yang dimoderasi variabel kinerja lingkungan memberikan kontribusi terhadap
manajemen laba sebesar 4,77, sedangkan sisanya 95,23 dipengaruhi oleh variabel di luar penelitian
Universitas Sumatera Utara
64
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah corporate social responsibility disclosure terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2011-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia BEI pada periode pengamatan yaitu tahun 2011-2013. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu
pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan. Sampel yang diperoleh sebanyak 24 perusahaan sehingga jumlah pengamatan n sebanyak 72
yaitu 24 x 3 tahun pengamatan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari
uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi. Setelah melakukan uji asumsi klasik, maka dilakukan uji hipotesis yaitu dengan
analisis regresi liniear berganda, uji signifikansi simultan uji F, uji signifikansi parsial uji t, dan juga dilakukan uji koefisien determinasi. Berdasarkan hasil uji
koefisien determinasi yang dilakukan diperoleh nilai adjusted R Square sebesar 0,02 atau sebesar 0,2 yang menunjukkan bahwa pengaruh variabel corporate
social responsibility disclosure terhadap manajemen laba sebesar 0,2, sedangkan sisanya 99,8 dipengaruhi oleh variabel di luar penelitian. Kemudian
dengan menamambah kinerja lingkungan sebagai variabel moderasi hasil uji koefisien determinasi yang dilakukan diperoleh nilai adjusted R Square sebesar
0,477 atau sebesar 4,77 yang menunjukkan bahwa kinerja lingkungan sebagai variabel moderasi mempengaruhi hubungan antara corporate social responsibility
Universitas Sumatera Utara
65
disclosure terhadap manajemen laba sebesar 0,8, sedangkan sisanya 95,23 dipengaruhi oleh variabel di luar penelitian.
Berdasarkan hasil uji statistik F diperoleh kesimpulan bahwa variabel corporate social responsibility disclosure tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba. Hal ini terbukti dari pengujian yang dilakukan dimana nilai F hitung F tabel, yaitu 0,834 3,977. Selain itu tingkat signifikansi yang diperoleh lebih
besar dari 0,05 yakni 0,364 0,05. Kemudian dengan menambah variabel moderasi kinerja lingkungan hasil uji statistik F diperoleh kesimpulan bahwa
kinerja lingkungan
mempengaruhi hubungan
antara corporate
social responsibility disclosure terhadap manajemen laba. Hal ini terbukti dari pengujian
yang dilakukan dimana nilai F hitung F tabel, yaitu 22,577 3,977. Selain itu tingkat signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 yakni 0,000 0,05.
Berdasarkan hasil uji statistik t diperoleh kesimpulan bahwa corporate social responsibility disclosure tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini
terbukti dari nilai t hitung t tabel yaitu 0,931 1,994 dan nilai signifikansi 0,364 0,05. Corporate social responsibility disclosure tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba. Kemudian dengan menambah variabel moderasi kinerja lingkungan hasil uji statistik t diperoleh kesimpulan bahwa kinerja lingkungan
tidak mempengaruhi hubungan antara corporate social responsibility disclosure terhadap manajemen laba. Hal ini terbukti dari nilai t hitung
t tabel yaitu 0,841 1,994 dan nilai signifikansi 0,404 0,05. Dengan menambah variabel moderasi
kinerja lingkungan hasil uji statistik t diperoleh kesimpulan bahwa kinerja lingkungan tidak mempengaruhi hubungan corporate social responsibility
Universitas Sumatera Utara
66
disclosure terhadap manajemen laba. Hal ini terbukti dari nilai t hitung t tabel yaitu 0,841 1,994 dan nilai signifikansi 0,404 0,05.
Universitas Sumatera Utara
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh corporate social responsibility disclosure terhadap manajemen laba dengan kinerja lingkungan
sebagai variabel moderasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel
penelitian adalah sebanyak 24 perusahaan pada periode tahun 2011-2013 dimana total pengamatan adalah 72 perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan di bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. . variabel independen yaitu corporate social responsibility
disclosure tidak berpengaruh terhadap perubahan laba. . 2.
variabel moderasi yaitu kinerja lingkungan mampu memoderasi hubungan
antara variabel
independen corporate
social responsibility disclosure terhadap variabel dependen manajemen
laba.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut: 1.
Variabel independen dalam penelitian ini yang menganalis pengaruh variabel tersebut terhadap manajemen laba hanya
Universitas Sumatera Utara