Tinjauan Tentang Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS

commit to user 14

3. Tinjauan Tentang Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Menurut Sumantri 2000: 3 mengemukakan bahwa batasan Pembelajaran IPS ini digambarkan sebagai “Program pendidikan yang memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humanities yang diorganisasi dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan”. Pendapat yang senada disampaikan Al Muchtar 2001: 32 bahwa “Pembelajaran IPS merupakan berbagai macam pengorganisasian ilmu-ilmu sosial dan kegiatan-kegiatan dasar manusia dengan segala permasalahannya, yang diorganisir dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan FIPS Pasc asarjana”. Sedangkan Max Helly 2000: 60- 63 menjelaskan bahwa “Pembelajaran IPS ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik maupun lingkungan sosialnya dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, termasuk di dalamnya sosiologi, sejarah, ekonomi, antropologi, politik , psikologi”. Sejalan dengan itu, Ken Worthy 2001: 12 menegaskan pula bahwa pada kenyataannya dapat disebutkan “Antropologi, sosiologi, ekonomi, geografi, ilmu politik, sejarah dan psikologi merupakan lapangan pendidikan IPS, dan PIPS pun berkaitan erat dengan seni dan musik, agama, dan filsafat serta ilmu- ilmu lainnya”. Sedangkan menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, dari Puskur seperti dikutip oleh Mulyasa 2006: 125 dikatakan bahwa: Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SDMISDLB sampai SMPMTsSMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SDMI mata pelajaran. IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, commit to user 15 pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran IPS merupakan program pendidikan atau bidang studi yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu, sedangkan pengertian ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Seperti yang tertulis dalam Garis-garis Program Pembelajaran GBPP, 1994 seperti yang dikutip oleh Purwanto 2001: 199 dikatakan bahwa “Mata Pelajaran IPS SD bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dan ketrampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari ”. Pengajaran sejarah bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga kini, sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta tanah air. Sedangkan Mulyasa 2006: 125 menuliskan bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya 2 Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial 3 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan commit to user 16 4 Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. c. Ruang Lingkup IPS SDLB Ruang Lingkup IPS menurut KTSP telah ditetapkan oleh Depdiknas seperti yang dikutip oleh Mulyasa 2006: 126 disebutkan sebagai berikut: 1 Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2 Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan 3 Sosial dan Budaya 4. Tinjauan Tentang Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Media menurut istilahnya berasal bahasa latin medium yang artinya adalah perantara atau pengantar. Selanjutnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Poerwodarminto, 2007: 640 media diartikan “Alat sarana komunikasi”. Robert Henick 2001: 7 memberikan pengertian “ media are caries of information between receiver ” . Media adalah membawa informasi dengan penerima. Suharsimi Arikunto 2003: 19 menyebutkan “Media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencap ai tujuan pendidikan”. Sedangkan Oemar Hamalik 2002: 22 mengemukakan media adalah “Alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah”. Menurut Briggs yang dikutip oleh Arsito Rahadi 2004: 8 mengartikan media sebagai “Alat untuk memberikan perangsang bagus agar terjadi proses belajar”. Berdasarkan dan pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian media adalah suatu sarana yang digunakan dalam proses belajar sehingga terjadi komunikasi antara guru dan siswa. b. Klasifikasi Media Pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan di dunia pendidikan, baik commit to user 17 pendidikan formal maupun non formal memiliki berbagai jenis. Pembagian jenis media tersebut berdasarkan sudut pandang dan kemajuan teknologi yang berkembang. Secara garis besar jenis media terbagi menjadi tiga yaitu media suara, media gerak dan media visual. Arsito Rahadi 2004: 17 membagi jenis media sebagai berikut: 1 media audio 2 media cetak 3 media visual diam 4 media audio semi gerak 5 media audio semi gerak 6 media semi gerak 7 media audio visual diam 8 media audio visual gerak Lebih jauh Arsito Rahadi 2004: 18 mengelompokkan media menjadi 10 golongan yaitu : 1 Audio contohnya dalam pembelajaran adalah kaset audio, siaran radio, CD, telepon. 2 Cetak, contoh dalam pembelajaran adalah buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar. 3 Audio cetak, contoh dalam pembelajaran adalah kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis. 4 Proyeksi visual diam, contoh dalam pembelajaran adalah overhead tranparansi OHT, film bingkai slide. 5 Proyeksi audio visual, diam contoh dalam pembelajaran adalah film bingkai slide bersuara. 6 Visual gerak, contoh dalam pembelajaran adalah film bisu. 7 Audio visual gerak, contoh pembelajaran adalah film gerak bersuara, video VCD , televisi. 8 Obyek fisik contoh dalam pembelajaran benda nyata, model, specimen. 9 Manusia dan lingkungan, contoh dalam pembelajaran adalah guru, pustakawan, laboran. 10 Komputer contoh dalam pembelajaran adalah CAI pembelajaran berbantukan Komputer, CBI pembelajaran berbasis Komputer. c. Manfaat dan Fungsi Media Media dalam pendidikan memiliki berbagai manfaat dan fungsi. Sehingga setiap media yang akan diciptakan atau digunakan harus memiliki nilai kebermanfaatan baik bagi guru maupun bagi siswa terutama dalam mencapai commit to user 18 tujuan pembelajaran. Arsito Rahadi 2004: 15 mengemukakan bahwa manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut; 1 Media dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi lebih kongkrit. 2 Media juga dapat mengatasi kendala keterbatasan ruang dan waktu. 3 Media dapat membantu keterbatasan indera manusia 4 Media juga dapat menyajikan obyek pelajaran berupa benda atau peristiwa langka dan berbahaya ke dalam kelas. 5 Infomasi pelajaran yang disajikan dengan media yang tepat akan memberikan kesan mendalam dan lebih lama tersimpan pada diri siswa. Adapun fungsi media pembelajaran menurut Roestijah 2002: 29 adalah sebagai berikut: 1 Fungsi edukatif Media pendidikan dapat memberikan pengaruh baik yang mengandung nilai-nilai pendidikan. 2 Fungsi sosial Dengan media pendidikan hubungan antara anak dapat lebih baik, sebab mereka secara gotong royong dapat bersama-sama mempergunakan media tersebut. 3 Fungsi ekonomis Dengan satu macam alat, media pendidikan sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak dan dapat digunakan sepanjang waktu. 4 Fungsi politis Dengan media pendidikan berarti sumber pendidikan dari pusat akan sampai ke daerah. 5 Fungsi seni budaya Dengan adanya media pendidikan berarti kita dapat bermacam-macam hasil budaya manusia sehingga pengetahuan anak tentang nilai budaya manusia makin bertambah luas. Selanjutnya menurut Oemar Hamalik 2002:57 fungsi media pembelajaran adalah : 1 bersifat kongkrit untuk berfikir dan dapat mengurangi verbalisme. 2 memperbesar perhatian siswa. 3 membuat pelajaran menjadi lebih mudah. 4 memberikan pelajaran pengalaman yang nyata kepada siswa 5 menumbuhkan pemikiran siswa secara teratur. 6 membantu tumbuhnya pengertian dalam kemampuan berbahasa. 7 memberikan pengalaman serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam belajarnya. commit to user 19 d. Media Peta Pengertian peta merupakan suatu media yang menunjukkan letak tanah, laut, sungai, gunung dan sebagainya, denah representatif melalui gambar dari satu daerah yang menyatakan sifat-sifat seperti batas daerah, dan sifat permukaan. Media peta mempunyai fungsi antara lain ; 1 Menyajikan data-data lokasi jarak arah, wilayah daratan, lautan, kepulauan. 2 Menggambarkan secara visual tentang permukaan bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di permukaan bumi. 3 Memberi pengetahuan pada peserta didik tentang posisi dari kesatuan politik, keadaan alam daerah kepulauan, dll. 4 Merangsang minta belajar peserta didik terhadap penduduk dan keadaan geografis. 5 Mengkongkritkan pesan-pesan yang abstrak 6 Memahami kejadian-kejadian yang terjadi di muka bumi, bentuk bumi, distribusi penduduk, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. 7 Memperjelas pengetahuan peserta didik tentang peta. e. Permainan Kartu Pengertian media yaitu media yang memuat instruksi-instruksi yang berupa pertanyaan dan latihan yang digunakan untuk mempelajari ide mereka dalam bentuk kartu angka. Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dikemukakan, maka yang dimaksud media permainan kartu dalam penelitian ini adalah media permainan kartu yang berbentuk empat persegi panjang yang terbuat dari kertas asturo berwarna yang berukuran 15 x 10 cm yang berisi gambar dan angka, yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, dimana peserta yang terlibat di dalamnya atau pemain-pemainnya bermain dengan menggunakan aturan-aturan yang telah ditentukan. 1 Fungsi Media Permainan Kartu Berwarna Anak Tunarungu John D. Latuheru 2001:112-113 mengemukakan fungsi permainan commit to user 20 kartu sebagai berikut: a Kondisi atau situasi dimana permainan sangat penting bagi anak didik, karena mereka akan bersikap lebih positif terhadap permainan kartu ini. b Permainan dapat mengajarkan tentang fakta dan konsep secara tetap guna, sama dengan pembelajaran konvensional pada objek yang sama. c Pada umumnya permainan kartu dapat meningkatkan motivasi belajar anak didik, permainan dapat juga mendorong siswa untuk saling membantu satu sama lain. d Bantuan yang paling baik dari permainan kartu adalah bagi dominan efektif yang menyangkut perasaan atau budi pekerti yaitu memberi bantuan motivasi untuk belajar serta bantuannya dalam masalah yang menyangkut perubahan sikap. e Guru maupun siswa harus dapat memilih bentuk media permainan kartu mana yang mengandung nilai tinggi dan bermakna untuk mencapai tujuan pembelajaran. f Dalam bidang berhitung, media permainan dapat meningkatkan kemampuan anak, dan dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan proses pembelajaran yang konvensional. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditegaskan bahwa fungsi media permainan kartu berwarna dalam pelajaran IPS terutama materi membaca peta bagi anak tunarungu wicara adalah sebagai berikut: a Membangkitkan motivasi belajar IPS bagi anak tunarungu, media permainan kartu berwarna dibuat dari gambar-gambar yang bermacam- macam sehingga menarik perhatian anak dan anak mau mencobanya serta aktif dalam belajar, yang ada akhirnya memotivasi belajar anak. b Meningkatkan kemampuan membaca peta bagi anak tunarungu wicara, karena anak sudah termotivasi untuk lebih lama dan mencobanya secara berulang-ulang, sehingga kemampuan membaca peta anak tunarungu meningkat. c Membantu menumbuhkan pengertian konsep dari yang abstrak menjadi konkret, media permainan kartu berwarna memang dirancang untuk menjadikan konsep-konsep yang abstrak menjadi konkret, sehingga membantu menumbuhkan pengertian menjadi jelas. d Memperbesar dan meningkatkan perhatian anak, media permainan kartu commit to user 21 berwarna sengaja dibuat supaya anak tertarik untuk mencobanya sehingga dapat memperbesar dan dapat meningkatkan perhatian anak. e Memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan bakat serta minat anak tunarungu wicara, media ini dibuat atau dirancang disesuaikan dengan kemampuan anak. 2 Keuntungan Media Permainan Kartu John D. Latuheru 2001:112-113 mengemukakan keuntungan permainan kartu sebagai berikut: a Melalui permainan kartu siswa dapat dengan segera melihat atau mengetahui hasil dari pekerjaan mereka. b Permainan kartu memungkinkan peserta untuk memecahkan masalah-masalah nyata. c Biaya untuk latihan dapat dikurangi dengan adanya permainan. d Permainan memberikan pengalaman-pengalaman nyata dan dapat diulangi sebanyak yang dikehendaki. e Permainan dapat digunakan hampir semua bidang pembelajaran. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditegaskan bahwa keuntungan media permainan kartu berwarna sebagai berikut: a Belajar IPS dengan menggunakan media permainan kartu berwarna anak akan senang, sebab anak memperjelas pengetahuan tentang peta dengan melakukan permainan itu. b Materi pelajaran IPS khususnya materi tentang peta akan lebih jelas dikuasai anak sebab dengan menggunakan media permainan kartu berwarna, materi sering diulang-ulang. c Anak tunarungu wicara sukar memahami sesuatu yang abstrak, dengan menggunakan media permainan kartu berwarna dalam pelajaran IPS anak akan lebih konkrit dalam menerima pelajaran. 3 Kelemahan Media Pembelajaran Kartu John D. Latuheru 2001:115 mengemukakan bahwa kelemahan media permainan kartu sebagai berikut : a Efektivitas belajar dengan melalui permainan tergantung dari commit to user 22 materi yang dipilih secara khusus serta bagaimana menggunakannya. b Penggunaa bahan untuk permainan biasanya memerlukan suatu pengaturan kelompok secara khusus, bila ada siswa yang tidak melakukan, biasanya mengganggu atau menghambat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan. c Bahan permainan mungkin sekali membutuhkan biaya yang cukup besar serta membutuhkan waktu yang tidak sedikit. d Membutuhkan adanya diskusi-diskusi sesudah permainan dan itu dilaksanakan demi keberhasilan tujuan pembelajaran tersebut. e Waktu dalam hal ini merupakan suatu rintangan yang sangat berarti secara induktif memang membutuhkan waktu jika dibandingkan dengan mengajar secara langsung. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditegaskan bahwa kelemahan media permainan kartu berwarna dalam pelajaran IPS materi membaca peta bagi anak tunarungu wicara dalam penelitian ini sebagai berikut: a Penggunaan media permainan kartu berwarna dalam pelajaran IPS membutuhkan waktu yang banyak, bila dibandingkan dengan belajar biasa. b Media permainan kartu membutuhkan biaya yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan alat peraga yang lain dalam meningkatkan kemampuan belajar IPS anak tunarungu wicara. c Penggunaan media permainan kartu berwarna harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang diajarkan. d Media permainan kartu berwarna sulit diajarkan bagi siswa yang jumlahnya banyak, terutama anak tunarungu wicara.

B. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Peningkatan kemampuan kognitif anak melalui permainan kartu angka dan gambar siswa kelas persiapan tunarungu wicara SLBN Kendal Tahun 2009 2010

0 3 15

PENINGKATAN PRESTASI MEMBACA BRAILLE DENGAN METODE FERNALD BAGI SISWA TUNA NETRA KELAS II SEMESTER GANJIL SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 3 74

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA TUNA RUNGU WICARA KELAS I SLB ABCD YPALB CEPOGO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 4 17

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI PENERAPAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA TUNADAKSA KELAS IV SEMESTER II SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 9 71

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BIDANG PERKALIAN DENGAN KARTU BILANGAN PADA SISWA KELAS V (LIMA) TUNAGRAHITA RINGAN DI SDLB NEGERI KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011

4 15 62

PENDAHULUAN PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN GAMBAR DALAM UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA TUNA GRAHITA RINGAN (PTK Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Tuna Grahita Ringan Kelas III Semester Gasal SDLB - C Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2010

0 1 7

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA KELAS B TK DHARMA WANITA PULUTAN WETAN WURYANTORO TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 2 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU HURUF PADA SISWA Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Media Kartu Huruf Pada Siswa Kelas I di SD Negeri 02 Kedung Jeruk Mojogedang Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 1 14

PROPOSAL PTK UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEHNIK PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH BAGI SISWA KELAS III SDN KENDANGSARI III

0 4 1

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CERITA MELALUI MEDIA ANIMASI BAGI SISWA KELAS VI SDLB C SWADAYA SEMARANG TAHUN 2013.

0 0 16