43 Dari uraian  di  atas,  maka  kehilangan  pendengaran  bagi seseorang sama
halnya  mereka  telah  kehilangan  sesuatu  yang  berarti,  sebab  pendengaran merupakan  kunci  utama  pembuka  tabir  untuk  dapat  meniti  tugas
perkembanganya secara optimal. Atas dasar itulah anak tuna rugu yang belum terdidik  dengan  baik,  tampak  pada  dirinya  seperti  terbelakang,  walaupun  hal
itu sebenarnya masih semu, serta tampak tidak komunikatif. Memperhatikan  keterbatasan  kemampuna  anak  tuna  rungu  dari  aspek
kemampuan  bahasa  dan  bicaranya,  maka  sejak  awal  masuk  sekolah pengembangan kemampuan bahasa dan bicara menjadi skala prioritas program
pendidikannya.  Pendekatan  yang  lazim  digunakan  untuk  mengembangkan kemampuan bahasa dan bicara anak tuna rungu, yaitu oral dan isyarat. Selama
ini  pendekatan  yang  digunakan  dalam  pendidikan  secara  kontroversial,  sebab masing-masing institusi punya dasar filosofi yang berbeda.
B.  Kerangka Berpikir
Menulis adalah suatu kompetensi atau skill. Menulis adalah hal nyata yang perlu dipelajari dengan ketekunan dan kemampuan untuk terus mempraktikannya.
Menulis tidak cukup dengan hanya mengetahui teori-teorinya saja. Tanpa  pernah berlatih, mustahil kompetensi menulis dapat diraih. Proses pembelajaran  menulis
perlu  dirancang  dengan  mengutamakan  kemampuan  dan  kompetensi  dengan mendudukkan  siswa  sebagai  subjek  sehingga  siswa  dapat  mengekspresikan  ide-
ide  kreatifnya,  dan  tertarik  untuk  selalu  mengembangkannya.  Oleh  sebab  itu, perlu diterapkan pembelajaran menulis yang tepat.
Hasil  belajar  yang  dicapai  oleh  siswa  menunjukkan  tingkat  keberhasilan yang  telah  dilakukan  siswa  selama  menempuh  masa  studi.  Hasil  belajar  dapat
ditunjukkan  dengan  nilai  atau  angka.  Banyak  faktor  yang  ikut  menentukan  hasil belajar  siswa,  yaitu  ada  faktor  dari  dalam  diri  siswa  itu  sendiri  maupun  dari
lingkungan.  Salah  satu  faktor  dari  lingkungan  yang  ikut  mempengaruhi  hasil belajar siswa yaitu pendekatan pembelajaran yang diterapkan guru di kelas.
44 Saat  ini  banyak  penelitian  di  bidang  pendidikan  yang  menghasilkan
pendekatan pembelajaran berparadigma baru, salah satu pendekatan pembelajaran tersebut  yaitu  pendekatan  yang  dapat  lebih  memberdayakan  siswa,  yakni
pembelajaran  dengan  menggunakan  pendekatan
Contextual  Teaching  and Learning CTL
. Dengan  pendekatan
Contextual  Teaching  and  Learning  CTL
,  akan terjalin  suasana  belajar  yang  mengutamakan  kerja  sama,  saling  menunjang,
menyenangkan,  tidak  membosankan,  belajar  dengan  bergairah,  pembelajaran terintegrasi,  menggunakan  berbagai  sumber,  siswa  aktif,
sharing
dengan  teman, siswa kritis, guru kreatif.
Pembelajaran  berlangsung  secara  alamiah  dalam  bentuk  kegiatan  siswa bekerja  dan  mengalami,  bukan  transfer  pengetahuan  dari  guru.  Siswa  dapat
mengkonstruksikan  sendiri  pengetahuannya,  menemukan  sendiri  konsep-konsep materi  yang  sedang  dihadapi.  Siswa  lebih  banyak  diberikan  kesempatan  untuk
mengembangkan  ide-idenya,  dan  menanyakan  segala  sesuatu  yang  belum dipahami. Kepada siswa diberikan banyak kesempatan untuk berlatih dan praktik
menulis.  Permasalahan-permasalahan  yang  dihadapi  ketika  siswa  sedang  belajar menulis,  dapat  didiskusikan  sehingga  kelompok  satu  dengan  menilai  hasil
pekerjaan kelompok yang lain. Target  suatu  kegiatan  belajar  mengajar  adalah  diadakannya  evaluasi  nilai
yang  diperoleh  siswa  dalam  suatu  evaluasi  menunjukkan  hasil  belajar  siswa tersebut.  Sehingga  dengan  pendekatan
Contextual  Teaching  and  Learning  CTL
diharapkan hasil belajar kompetensi menulis karangan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat lebih baik.
Pada  akhir  pembelajaran,  siswa  dapat  merefleksi  terhadap  apa  yang dipelajarinya sehingga dapat meningkatkan kompetensi menulis siswa. Kerangka
berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
45
Gambar 1 Bagan Kerangka Berfikir
C. Perumusan Hipotesis Tindakan