BAB IV ANALISIS KELAYAKAN JARINGAN
4.1 Umum
Pengamatan pada sistem komunikasi serat optik telah dilakukan, untuk mengetahui kelayakan sistem dan rugi-rugi yang terjadi di sepanjang jalur komunikasi serat optik pada
PT.ICON+, maka hasil pengamatan akan dianalisis. Untuk memberikan layanan yang sesuai dengan hasil yang diharapkan maka kualitas merupakan salah satu hal yang terpenting untuk
menentukan tingkat keberhasilan suatu sistem. Pada bab ini akan dibahas perhitungan kelayakan dari perancangan serat optik pada
POP yang terletak di kantor PT.PLN Persero Medan Selatan ke pelanggan bank Mega Katamso. Parameter-parameter yang akan dihitung adalah power link budget,
rugi-rugi konektor, rugi-rugi sambungan splicing, rugi-rugi pembengkokan bending, serta melihat kualitas layanan yang diberikan kepada bank Mega.
4.2 Perhitungan rugi-rugi konektor
Dalam penelitian ini digunakan konektor jenis FC untuk serat optik jenis single-mode, dimana konektor FC digunakan pada semua perangkat dan untuk mencari rugi-rugi konektor
berdasarkan teori yang menggunakan nilai data yang diperoleh dari PT.ICON+. Maka untuk menghitung redaman konektor pada serat optik dapat dihitung dengan menggunakan
Persamaan 3.2. Dari hasil pengamatan dilapangan didapatkan nilai redaman konektor sebagai berikut:
1. Pada panjang gelombang 1310nm disisi ODF
P
in
= 1,9985x watt
P
out
= 2,5135x watt
Universitas Sumatera Utara
A = 0.38 dB
2. Pada panjang gelombang 1310nm disisi User
P
in
= 1,4118x watt
P
out
= 3,9867x watt
A = 0.16 dB
Nilai rugi-rugi konektor pada saat pengamatan dapat dilihat di tampilan OTDR pada Gambar 4.1 dan Tampilan OTDR disisi user dapat dilihat di Lampiran 1.
Gambar 4.1 Tampilan OTDR disisi ODF Setelah itu hasil pengukuruan tersebut dibandingkan dengan hasil perhitungan secara
teoritis dengan menggunakan Persamaan 3.2 maka: 1.
Pada panjang gelombang 1310nm disisi ODF P
in
= 1,9985x watt
P
out
= 2,5135x watt
Universitas Sumatera Utara
A = −10 log [P
out
P
in
] =
−10 log [1,9985x 2,5135x
] = 9,004dB
= 9,004dB 2.
Pada panjang gelombang 1310nm disisi User P
in
= 1,4118x watt
P
out
= 3,9867x watt
Maka, A = -10 log [P
out
P
in
] = -10 log [1,4118x
] = 5,491dB
Setelah didapat hasil perhitungan secara teoritis, maka hasil ini akan dibandingkan dengan hasil pengukuran yang dapat dilihat pada Tabel 4.1:
Tabel 4.1 Hasil perbandingan antara hasil perhitungan dengan hasil pengukuran Panjang
Gelombang Hasil Data
Perhitungan dB
Hasil Data Pengukuran
dB Selisih antara Hasil Data
Perhitungan dengan Hasil Data Pengukuran
1310 nm 9,004 dB
0,38 dB 8,624 dB
1310 nm 5,491 dB
0,16 dB 5,331 dB
Pada analisis rugi-rugi konektor, menghasilkan nilai yang berbeda antara perhitungan berdasarkan hasil teori dengan pengukuran rugi-rugi konektor menggunakan OTDR.
Parameter yang digunakan pada saat perhitungan secara teori adalah daya optik sebelum titik
Universitas Sumatera Utara
koneksi dengan daya optik sesudah titik koneksi. Rugi-rugi redaman konektor ini disebabkan oleh adanya kesalahan letak inti dan adanya batas atau celah berupa udara antara dua serat
optik yang disambung menggunakan konektor. Untuk menghindari rugi-rugi konektor maka hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan konektor tersebut dan keakuratan pada saat
penyambungan konektor dengan serat optik.
4.3 Perhitungan rugi-rugi penyambungan Splicing Loss