Rugi-rugi yang timbul serat optik sebagai media transmisi

paling kecil atau frekuensi tertinggi akan paling besar terkena dampak pancaran ini. Pencaran rayleigh ini berbanding terbalik dengan panjang gelombang sehingga nilai rugi-rugi ini akan berkurang seiring dengan pertambahan panjang gelombang [5][6].

2.3.2 Rugi-rugi yang timbul serat optik sebagai media transmisi

2.3.2.1 Rugi-rugi Pembengkokan Bending Losses Serat optik cenderung memancarkan daya setiap kali dibengkokkan. Pada umumnya terdapat 2 tipe pembengkokkan yang mungkin ditemui yaitu: macrobending dan microbending. Macrobending adalah pembengkokan serat optik dengan radius yang panjang bila dibandingkan dengan radius serat optik. Sedangkan microbending adalah pembengkokan-pembengkokan kecil pada serat optik akibat ketidakseragaman dalam pembentukan serat atau akibat adanya tekanan yang tidak seragam pada saat pengkabelan atau disebabkan oleh cacat yang bentuknya tidak sesuai standar dalam radius inti atau yang diciptakan oleh kabel serat dan disebabkan akibat tekanan mekanik atau sewaktu proses fabrikasi. Hal ini meyebabkan terjadinya loss dimana cahaya dengan sudut yang lebih besar seperti ditunjukkan pada Gambar 2.8 salah satu cara untuk menguranginya adalah dengan menggunakan jacket yang tahan terhadap tekanan. Pada Gambar 2.7 menunjukkan perambatan cahaya pada single mode dengan sudut θ menjadi θ’[7][8]. Gambar 2.7 Rugi-rugi pembengkokan Universitas Sumatera Utara Gambar 2.8 Microbending loss Menurut rekomendasi ITU-T, kabel serat optik harus mempunyai koefisien redaman 0.5 dBkm untuk panjang gelombang 1310 nm dan 0.4 dBkm untuk panjang gelombang 1550 nm. Besarnya koefisien ini bukan merupakan nilai yang mutlak, karena juga harus mempertimbangkan proses pabrikasi, desain komposisi serat, dan desain kabel. Untuk itu terdapat range redaman yang masih diijinkan yaitu 0.3 - 0.4 dBkm untuk panjang gelombang 1310 nm dan 0.17 - 0.25 dBkm untuk panjang gelombang 1550 nm. Selain itu, koefisien redaman mungkin juga dipengaruhi spektrum panjang gelombang yang diperoleh dari hasil pengukuran pada panjang gelombang yang berbeda [2]. Redaman α sinyal atau rugi-rugi serat optik didefenisikan sebagai perbandingan antara daya output optik P out terhadap daya input optik P in sepanjang serat L. Seperti Persamaan 2.3 [8]: α = log dBkm 2.3 dimana : L = Panjang serat optik km P in = Daya input optik Watt P out = Daya output optik Watt α = Redaman dBkm Universitas Sumatera Utara 2.3.2.2 Rugi-rugi Penyambungan Splicing Loss Pada umumnya terdapat tiga masalah utama di dalam proses menyambung dua serat optik yaitu: pertama tipe serat harus saling kompatibel, kedua ujung kedua serat harus diletakkan sedekat-dekatnya dengan satu sama lainnya hingga tidak ada gap celah diantara keduanya, dan yang ketiga posisi kedua serat harus saling bersesuaian seakurat mungkin di titik persambungan [5]. Rugi-rugi yang timbul karena adanya gap antara dua serat optik yang disambung terjadi karena dimensi serat optik yang demikian kecil sehingga penyambungan menjadi tidak tepat sehingga sinar dari bahan serat optik ke serat optik lainnya tidak dapat dirambatkan seluruhnya. Tujuan ketika menghubungkan dua serat adalah untuk menggabungkan cahaya yang dibawa dalam salah satu serat ke dalam inti dari serat lainnya yang dikenal dengan sedikit mungkin loss dan dalam melakukan penyambungan serat optik maka dibutuhkan beberapa mekanisme splicing. Penyambungan menurut sifatnya dibedakan menjadi : 1. Sambungan permanen 2. Sambungan tak permanen 1. Sambungan permanen, sambungan ini juga dikenal sebagai spliced connecton dan separable connection, sambungan ini pada umumnya digunakan untuk menyambungkan dua buah serat optik. Teknik yang digunakan adalah teknik Fusion Splice. Alat untuk penyambungan tipe ini dinamakan splicer seperti ditunjukkan pada Gambar 2.8. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.9 Alat ukur splicing Penyambungan dengan menggunakan metode lebur fusion splice dilakukan dengan meleburkan ujung-ujung dari serat optik yang akan disambungkan dengan menggunakan laser. Laser ini dihasilkan oleh dua buah elektroda yang dialiri listrik sehingga melepaskan elektron. Panas yang ditimbulkan laser ini cukup tinggi sehingga dalam waktu sebentar saja dapat menyatukan kedua ujung serat optik. Penyambungan dengan metode ini dapat menghasilkan sambungan dengan loss yang sangat kecil umumnya kurang dari 0,06 dB menurut estimasi pengukuran alat tersebut.

2. Sambungan tak permanen, umumnya digunakan untuk menghubungkan serat optik

dengan perangkat agar mudah dilepas dan dipasang lagi. Untuk sambungan tipe ini menggunakan alat yang disebut konektor patchcord. Ada beberapa jenis konektor optik, diantaranya tipe FC, SC, LC, E-2000 dan lain sebagainya seperti digambarkan pada Gambar 2.9 [9][10][11]. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.10 konektor 2.3.2.3 Rugi-rugi Kopling Rugi-rugi kopling ini adalah rugi-rugi yang terjadi akibat adanya ruang kosongudara celah antara serat optik dengan sumber optik dan antara serat optik dan detektor cahaya. Rugi-rugi kopling ini terjadi karena tidak seluruh energi yang diradiasikan oleh sumber optik tidak bisa diterima oleh detektor optik dengan sempurna. Rugi-rugi kopling ini biasanya terjadi pada konektor serat optik dan sering kali diabaikan. Rugi-rugi ini dipengaruhi oleh refleksi fresnel dimana bila cahaya masuk suatu bidang tembus secara tegak lurus, akan ada sebagian kecil cahaya yang akan direfleksikan [10].

2.4 Konektor

Konektor adalah peralatan mekanik yang ditempatkan di akhir kabel serat optik, sumber cahaya, receiver, atau kerangka mesin yang berfungsi sebagi penghubung serat. Komponen ini memungkinkan data dikirimkan ke tujuan-tujuan yang berbeda dan memungkinkan pula disambungkanya perangkat-perangkat baru ke sistem yang telah ada. Konektor juga harus dapat dipasang dan dilepas dengan mudah dari peralatan. Hal ini Universitas Sumatera Utara