POP Alat Ukur Transmisi Optik

merupakan titik kunci konektor dapat dibongkar pasang, tetapi konektor optik lebih sulit untuk dirancang dan dibuat dibandingkan dengan sambungn-sambungan splice mekanik. Syarat-syarat konektor yang baik adalah [1][2][5]: 1. Kehilangan daya cukup rendah. Konektor yang dibentuk harus menjamin dari kesalahan penyambungan dan dapat meminimumkan kesalahan secara langsung. 2. Kemampuan pengulangan. Efisiensi kopling tidak berubah jika tidak ada penyesuaian ulang. 3. Dapat diprediksi, artinya konektor memiliki efisiensi yang sama jika beberapa konektor sejenis dikombinasi. 4. Umurnya panjang. Tidak ada penurunan efisiensi dalam waktu yang lama. 5. Bahan konektor kuat terhadap tekanan. 6. Kompatibel dengan lingkungan. Penyambungan dapat dilakukan pada variasi temperatur, tekanan tinggi, getaran, kelembaban dan kotoran. 7. Mudah mendapatkannya. 8. Pemasangan mudah menggunkannya.

2.5 POP

Point of Presence POP Point of Presence merupakan titik yang digunakan untuk menghubungkan antara user dengan jaringan ICON+. Untuk penentuan lokasi yang akan digunakan, POP ini ditentukan jarak yang paling dekat dengan lokasi pelanggan. POP bisa berupa Shelter, ODC Optical Distribution Cabinet atau ruangan khusus di dalam area kantor PLN baik itu GITET, GI, Kadist, APJ, UPJ dan kantor PLN lainnya. POP akan menghubungkan user dengan jaringan backbone yang mengkombinasikan perangkat IP dengan perangkat berbasis SDH Synchronous Digital Hierarchy SONET Synchronous Optical Network. Jalur berbasis SDH yang dilalui bersifat ring, sehingga bila terjadi gangguan di salah satu jalur Universitas Sumatera Utara masih ada backup dari jalur yang lain. Link user yang bervariasi layanannya diambil dari POP ICON+ yang sudah terhubung dengan backbone ICON+. Di POP, terdapat berbagai macam perangkat jaringan seperti SDH, PDH, Router, Switch, dan lain-lain [12].

2.6 Alat Ukur Transmisi Optik

Terdapat beberapa jenis alat ukur karakteristik optik yaitu alat ukur Optical Time Domain Reflectometer OTDR dan Power Meter [2]. 2.5.1 Optical Time Domain Reflector OTDR Optical time domain reflector OTDR adalah suatu peralatan optoelektronik yang digunakan untuk mengukur parameter-parameter seperti pelemahan attenuation, jarak, dan penyambung splicing, dalam sistem telekomunikasi serat optik dan sebuah sistem yang digunakan untuk mengukur dan mengetest dari serat optik seperti yang terlihat pada Gambar 2.11 [12]. Dalam hal ini, metode ini lebih unggul dengan metode lain untuk mengukur redaman, rugi konektor dan lokasi yang mengalami redaman [7]. Alat-alat seperti ini digunakan untuk menentukan lokasi-lokasi cacat serat secara cepat dan mudah ketimbang menyediakan analisis detail sistem, dan oleh karenanya lebih banyak dijumpai di lingkungan perbaikkan dari pada instalasi baru. Terdapat 4 parameter yang dapat di ukur pada OTDR yaitu: 1. Jarak Dalam hal ini OTDR dapat menentukan titik lokasi dalam suatu link, ujung link atau patahan. 2. Loss OTDR dapat menentukan loss untuk masing-masing splice atau total loss dari ujung ke ujung dalam suatu link. 3. Atenuasi Universitas Sumatera Utara OTDR dapat menentukan Atenuasi redaman dari serat dalam suatu link. 4. Refleksi OTDR dapat menunjukan besarnya refleksi return loss dari suatu event [12]. Adapun beberapa fungsi dari OTDR yaitu: 1. Mengukur loss per satuan panjang. Loss pada saat Instalasi serat optik mengasumsikan redaman serat optik tertentu dalam loss persatuan panjang. OTDR dapat mengukur redaman sebelum dan setelah instalasi sehingga dapat memeriksa adanya ketidaknormalan seperti bengkokan bending atau beban yang tidak diinginkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sesuai dengan Persamaan 2.4: X[dBW] = A [dB]. α.L [dB] 2.4 X = Besarnya daya untuk jarak L A = Daya awal yang diberikan OTDR ke serat optik untuk OTDR mini, Amax adalah 31 dBw α = Redaman dBkm L = Panjang Sehingga dengan membaca grafik X dan L, akan didapat α redaman, dan dengan membandiingkannya dengan loss budget akan dapat disimpulkan apakah telah terjadi ketidaknormalan. 2. Mengevaluasi sambungan dan konektor Pada saat instalasi OTDR dapat memastikan apakah redaman sambungan dan konektor masih berada dalam batas yang diperbolehkan. 3. Fault Location Universitas Sumatera Utara Fault seperti letaknya serat optik atau sambungan dapat terjadi pada saat atau setelah instalasi, OTDR dapat menunjukkan lokasi fault-nya atau ketidaknormalan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat jarak terjadinya end of fiber pada OTDR, jika kurang dari jarak sebenarnya maka pada jarak tersebut terjadi kebocorankeretakan asumsi set OTDR benar. End of fiber pada OTDR ditandai dengan adanya daya 3 dB dapat disesuaikan dengan menset yang berfluktuasi. OTDR, pulse width, dispersi, rise time merupakan domain waktu, sedangkan bandwidth, merupakan domain frekuensi [13]. Gambar 2.11 OTDR 2.5.2 Power Meter Power meter optical adalah peralatan penting untuk pengukuran daya dalam sistem komunikasi serat optik. Pengukuran daya adalah salah satu dasar pengukuran serat optik Power meter dipakai untuk mengukur total loss dalam sebuah link optik baik saat instalasi uji akhir atau pemeliharaan. Nilai untuk pengukuran rugi -rugi dengan daya pada sisi kirim sumber atau daya pada akhir penerima yang berbeda–beda. Jenis optical power meter menggunakan bahan semikonduktor photodetector seperti Silicon Si, Germanium Ge, atau Indium Gallium Arsenide InGaAs, tergantung pada panjang gelombang yang digunakan. Si Universitas Sumatera Utara detector digunakan pada daerah panjang gelombang 850 nm, sedangkan Ge dan InGaAs detector adalah jenis yang digunakan pada daerah panjang gelombang 1310 and 1550 nm [4].

2.6 Link Power Budget