Dari ODC ini akan didistribusikan ke JB, lalu dari JB ini akan didistribusikan ke JB lain sesuai dengan kebutuhan pemakaian JB dilapangan, setelah itu akan didistribusikan ke
ODF pelanggan.
3.2 Perangkat yang digunakan
Ada beberapa perangkat dan peralatan yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya yaitu:
1. ODC Optical Distribution Cabinet
2. Kabel serat optik
3. JB Joint Box
4. OTDR Optical Time Domain Reflector
5. Power meter
6. Konektor
7. Splicer
8. Switch
1. ODC Optical Distribution Cabinet
ODC Optical Distribution Cabinet merupakan suatu perangkat pasif yang diinstalasi di luar POP atau biasanya STO bisa di lapangan outdoor dan bisa juga di dalam ruangan
indoor seperti yang terlihat pada Gambar 3.3 yang mempuanyai fungsi sebagai berikut : 1.
Sebagai titik terminasi ujung kabel feeder dan pangkal kabel distribusi. 2.
Sebagai titik distribusi kabel dari kapasitas besar menjadi beberapa kabel yang kapasitasnya lebih kecil lagi distribusi untuk fleksibilitas.
3. Sebagai tempat spliter.
4. Sebagai tempat penyambungan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3 ODC Optical Distribution Cabinet
2. Kabel Serat Optik
Kabel serat optik yang digunakan adalah serat optik yang sesuai dengan standar ITU-T G.652.D dan tipe single-mode. Kabel serat optik yang digunakan pada
perancangan ini adalah merek Voksel perangkat dengan spesifikasi yang dapat dilihat di Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Spesifikasi kabel serat optik
Parameter Spesifikasi
Unit
Attenuation 1310 nm ≤ 0.40
dBkm Attenuation 1550 nm
≤ 0.30 dBkm
Universitas Sumatera Utara
3. JB Joint Box
Joint box adalah box tempat untuk menaruh hasil sambungan dari serat optik. Dalam penelitian ini jika ada kebel serat optik putus karena terpotong atau terbakar maka kabel
tersebut disambungsplice dan hasil penyambungan di letak di JB. Untuk Kapasitas JB bervariasi mulai dari JB 6 core, JB 12 core, JB 24 core, JB 48 core hingga JB 256 core,
gambar JB Joint Box dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 JB Joint Box
4. OTDR Optical Time Domain Reflector
Pengukuran kabel serat optik dengan OTDR adalah suatu metode pengukuran serat optik yang ditujukan untuk memahami dan mengetahui rugi rugi yang terjadi pada jaringan
kabel serat optik serta rugi rugi penyambungan pada setiap titik penyambungan serat optik dan bending atau belokan yang terjadi pada saat instalasi. Teknik pengukuran ini dilakukan
apabila akan diadakan maintenance atau pengecekan kerusakan rutin yang dilakukan oleh PT ICON+. Hal ini ditujukan agar pada saat terjadi suatu patahan atau suatu belokan yang
terlampau ekstrem pada instalasi serat optik dapat ditangani dengan cepat dan tidak menimbulkan kerusakan yang berkelanjutan sehingga tidak mengganggu jaringan antar
backbone yang ada. OTDR yang digunakan oleh PT.ICON+ bermacam-macam mereknya
Universitas Sumatera Utara
diantaranya adalah OFL280 Flex Tester merek Fujikura dan merek Noyes. Sebuah serat optik yang telah dipasang dan berjalan hanya dapat di ukur dan ditest oleh OTDR, baik dalam hal
panjang gelombang multi-mode atau single-mode. Pada dasarnya OTDR memiliki prinsip kerja dalam hal pengukurannnya yaitu:
1. Sinyal- sinyal cahaya dimasukan ke dalam serat. 2. Sebagian sinyal dipantulkan kembali dan diterima oleh penerima.
3. Sinyal balik yang diterima akan dinyatakan sebagai loss. 4. Waktu tempuh sinyal digunakan untuk menghitung jarak.
Gambar 3.6 OTDR Gambar 3.6 merupakan salah satu jenis OTDR OFL 280 Flex Tester merek Fujikura
yang digunakan oleh PT.ICON+.
Universitas Sumatera Utara
5. Power Meter
Power meter dipakai untuk mengukur total loss dalam sebuah link optik baik saat instalasi uji akhir atau pemeliharaan, pada penelitian ini menggunakan power meter merek
fujikura seperti terlihat pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Power meter Redaman ini diukur dalam satuan decibel dB. Loss atau redaman dinyatakan :
L dB = P
in
dBm - P
out
dBm L dB = 10 Log P
in
P
out
3.1
6. Konektor
Konektor diperlukan apabila sewaktu-waktu serat akan dilepas saat diperlukan suatu penggantian transmitter atau receiver maupun untuk melakukan suatu kegiatan perawatan
maupun pengukuran. Redaman dari konektor serat optik dirumuskan sebagai berikut:
A = -10 log [P
out
P
in
] 3.2
Dimana: A
= Redaman dB P
in
= daya optik sebelum titik koneksi Watt P
out
= daya optik setelah titik koneksi Watt
Universitas Sumatera Utara
Untuk spesifikasi konektor dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Spesifikasi konektor FC
Parameter Spesifikasi Unit
Tipe Serat SM 244T
- Insertion Loss
0.2 dB
7. Splicer
Splicer adalah alat yang digunakan untuk menyambung ujung kabel dengan pigtail dan menyambung dua kabel didalam joint box. Pada penelitian ini di gunakan splicer
merek Inno fusion splicer seperti yang terlihat pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 fusion splicer Biasanya perhitungan loss dB mulai tidak akurat ketika splicer sudah mencapai angka
penyambungan 1.500 kali. Standard loss dB yang di tetapkan oleh ICON+ adalah dibawah 0,05 dB setiap joint.
Universitas Sumatera Utara
8. Switch
Switch adalah perangkat jaringan komputer yang berfungsi sebagai
konektorpenghubung. Pada penelitian ini digunakan digunakan switch merek Cisco Catalyst. Disisi POP yang dipakai adalah Cisco Me 3600x, sedangkan disisi user yang dipakai adalah
Cisco 2960 seperti terlihat pada Gambar 3.9 dan 3.10.
Gambar 3.9 Switch Cisco Catalyst Me 3600X di sisi POP
Gambar 3.10 Switch Cisco Catalyst 2960 disisi user
Universitas Sumatera Utara
3.3 Rugi-rugi Pembengkokan Bending