commit to user 19
moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. dalam James Danandjaja, 1997:50
E. Nilai Guna Folklor
Pada dasarnya folklor akan bernilai guna untuk memantapkan identitas serta meningkatkan integritas sosial. Secara simbolis, folklor mampu
mempengaruhi masyarakat, dalam hal ini berpengaruh terhadap pembentukan tata nilai yang berupa sikap dan perilaku.
Bascom dalam Suwardi Endraswara, 2009 : 125, membeberkan nilai guna folklor sebagai berikut:
1. Cermin atau proyeksi angan-angan pemiliknya.
2. Alat pengesah pranata dan lembaga kebudayaan.
3. Alat pendidikan.
4. Alat penekan atau pemaksa berlakunya tata nilai masyarakat
Dari fungsi di atas berarti mengarahkan bahwa folklor memang penting bagi
kehidupan.
F. Upacara Tradisional
Manusia selalu berusaha menyelamatkan atau membebaskan dirinya dari segala ancaman yang datang dari lingkungan hidupnya. Untuk itu, manusia secara
perorangan atau berkelompok mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lain, atau dengan kekuatan-kekuatan gaib di luar dirinya, melalui upacara.
Syamsuddin, 1985 : 1
commit to user 20
Menurut Supanto 1992:5, upacara tradisional adalah kegiatan sosial yang melibatkan para warga masyarakat dalam usaha mencapai tujuan keselamatan
bersama. Upacara tradisional itu merupakan bagian yang integral dari kebudayaan masyarakat pendukungnya, dan kelestarian hidup upacara tradisional tersebut
dimungkinkan oleh fungsinya bagi kehidupan masyarakat pendukungnya, dan dapat mengalami kepunahan bila tidak memiliki fungsi sama sekali dalam
kehidupan masyarakat pendukungnya. Upacara tradisional penuh dengan simbol- simbol yang berperan sebagai alat komunikasi antar manusia, dan juga menjadi
penghubung antara dunia nyata dengan dunia gaib. Boestami, 1985 : 1 Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa upacara
tradisional adalah kegiatan sosial yang integral dalam kehidupan kulturalnya untuk mencapai keselamatan bersama.
Pelaksanaannya upacara tradisional mengandung berbagai aturan yang wajib dipatuhi oleh masyarakat pendukungnya. Aturan itu tumbuh dan
berkembang dalam kehidupan masyarakat secara turun-temurun, untuk melestarikan ketertiban kehidupan bermasyarakat. Biasanya kepatuhan setiap
anggota masyarakat terhadap aturan dalam bentuk upacara tradisional itu disertai keseganan atau ketakutan mereka terhadap sanksi yang bersifat sakral magis.
Dengan demikian upacara tradisional dapat dianggap sebagai bentuk pranata sosial yang tidak tertulis. Upacara tradisional wajib dikenal dan diketahui oleh
masyarakat pendukungnya, untuk mengatur sikap dan perilaku agar tidak melanggar atau menyimpang dari adat kebiasaan yang berlaku di dalam
masyarakat.
commit to user 21
G. Makna Simbolik