Tradisi Lisan LANDASAN TEORI

commit to user 10

BAB II LANDASAN TEORI

Landasan teori dalam suatu penelitian akan membantu penulis dalam menganalisis permasalahan yang ada dalam penelitian. Mengingat hal tersebut maka dalam suatu penelitian sebaiknya berpegangan pada suatu paham atau teori tertentu, sehingga arah dan tujuan dari penelitian akan lebih jelas dan mudah untuk dikaji.

A. Tradisi Lisan

Tradisi merupakan bentuk warisan panjang. Lisan adalah bentuk pewarisan yang khas. Tradisi lisan adalah warisan leluhur Jawa yang abadi. Sebuah mutiara kultur leluhur yang hampir terlupakan oleh banyak orang, namun tetap bertahan. Tradisi itu ada, lestari, hidup, berkembang, tanpa paksaan dan tekanan Endraswara, 2005 : 1 Masyarakat Jawa pada awalnya kurang mengenal tradisi tulis, hikmahnya justru tradisi lisan berkembang pesat. Selanjutnya pada saat mesin cetak berkembang, tradisi lisan menjadi lebih dikenal, terdokumentasi, dan berkembang. Tradisi lisan yang mengandalkan tradisi oral dinamakan tradisi lisan primer. Yakni, tradisi lisan yang belum bersentuhan dengan tradisi lain. Tradisi ini dapat dikatakan masih murni pada akar kolektif. Namun, tradisi lisan primer pun tetap rentan terhadap perubahan, khususnya yang disebabkan oleh penangkapan si pendengar. Ketidakhadiran pengarang tradisi lisan menjadikan si penutur boleh menyuarakan apa saja, menurut sepengetahuan mereka. commit to user 11 Cakupan tradisi lisan meliputi adanya kesaksian lisan yang mengungkapkan masa lalu. Dalam kaitan ini unsur kesejarahan memang ditekankan. Tradisi lisan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek proses dan produk. Sebagai produk, tradisi lisan merupakan pesan lisan yang didasarkan pada pesan generasi sebelumnya. Tradisi lisan sebagai proses, berupa pewarisan pesan melalui mulut ke mulut sepanjang waktu hingga hilangnya pesan itu. Pesan tradisi memang sangat beragam. Pesan itu berkaitan dengan karakteristik tradisi lisan. Dari sini muncul sekurang-kurangnya tiga hal, yang berhubungan dengan ciri tradisi lisan Endraswara, 2005 : 4 yaitu : 1 tak reliabel, artinya tradisi lisan itu cenderung berubah-ubah, tak ajeg , dan rentan perubahan, 2 berisi kebenaran terbatas, tradisi lisan hanya memuat kebenaran intern , dan tak harus bersifat universal , 3 memuat aspek-aspek historis masa lalu. Dengan kata lain, tradisi lisan akan terjadi apabila ada kesaksian seseorang secara lisan terhadap peristiwa. Kesaksian itu diteruskan orang lain secara lisan pula, sehingga menyebar kemana saja. Keterulangan kesaksian peristiwa inilah yang menciptakan sebuah tradisi lisan.

B. Folklor