Sinar ultra violet yang tinggi dapat menimbulkan efek kurang baik pada kulit. Misalnya kulit akan menjadi kering. Oleh karena itu perlu perlindungan ketika
beraktivitas di tempat yang terkena sinar matahari langsung, misalnya dengan menggunakan topi, payung, maupun krim tabir surya.
e. Stres
Faktor psikologi dapat pula mempengaruhi kecantikan kulit, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.3 Emulsi
Emulsi merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak tercampur, biasanya air dan minyak, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil
dalam cairan lain. Dispersi ini tidak stabil, butir- butir ini bergabung dan membentuk dua lapisan air dan minyak yang terpisah. Emulsi dapat distabilkan dengan zat
pengemulsi atau surfaktan yang cocok Anief, 2000. Emulsi dinyatakan sebagai sistem minyak dalam air ma, jika fase dispersi
merupakan fase yang tidak campur dengan air, dan air merupakan fase kontinyu. Jika terjadi sebaliknya maka emulsi tersebut dinyatakan emulsi air dalam minyak am.
Pada umumnya, sebagian besar sediaan kosmetik yang beredar adalah sistem minyak dalam air, karena mudah menyebar pada permukaan kulit Ditjen POM, 1985.
Keuntungan dari tipe emulsi ma Voight, 1995, adalah: 1.
Mampu menyebar dengan baik pada kulit. 2.
Memberi efek dingin terhadap kulit. 3.
Tidak menyumbat pori-pori kulit. 4.
Bersifat lembut 5.
Mudah dicuci dengan air sehingga dapat hilang dengan mudah dari kulit.
Universitas Sumatera Utara
Umumnya suatu emulsi dianggap tidak stabil secara fisik jika: a.
Fase dalam atau fase terdispersi pada pendiaman cenderung untuk membentuk agregat dari bulatan-bulatan.
b. Jika bulatan-bulatan atau agregat dari bulatan naik ke permukaan atau turun ke
dasar emulsi tersebut akan membentuk suatu lapisan pekat dari fase dalam. c.
Jika semua atau sebagian dari cairan fase dalam tidak teremulsikan dan membentuk suatu lapisan yang berbeda pada permukaan atau pada dasar emulsi,
yang merupakan hasil dari bergabungnya bulatan-bulatan fase dalam. Ansel, 1989.
2.4 Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara
tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air.
Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai
panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih di tujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika Ditjen POM, 1995.
Ditinjau dari sifat fisiknya, krim dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: a.
Emulsi air dalam minyak atau emulsi WO seperti cold cream b.
Emulsi minyak dalam air atau OW seperti vanihing cream Basis yang dapat dicuci dengan air adalah emulsi minyak dalam air, dan
dikenal dengan sebagai krim. Basis vanishing cream termasuk golongan ini Lachman, dkk., 1994.
Universitas Sumatera Utara
Basis krim vanishing cream disukai pada penggunaan sehari-hari karena memiliki keuntungan yaitu memberikan efek dingin pada kulit, tidak berminyak serta
memiliki kemampuan penyebaran yang baik. Vanishing cream mengandung air dalam persentase yang besar dan asam stearat. Humektan gliserin, propilenglikol, sorbitol
sering ditambahkan pada vanishing cream dan emulsi ow untuk mengurangi peguapan air dari permukaan kulit Voight, 1995.
2.4.1 Krim tangan dan badan
Krim tangan dan badan adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud melindungi kulit supaya tetap halus dan lembut, tidak kering, tidak bersisik,
dan tidak mudah pecah. Kulit mengeluarkan lubrikan alami yaitu sebum untuk mempertahankan agar permukaan kulit tetap lembut, lunak, dan terlindungi.
Krim tangan dan badan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Ditjen POM, 1985.
1. Memberikan sumber kelembaban yang siap digunakan oleh kulit
2. Memberikan lapisan tipis minyak yang bersifat seperti sebum dan tidak
mempengaruhi respirasi kulit 3.
Memberikan rasa lembut dan halus pada kulit,tidak terlalu berminyak 4.
Mudah dikontrol.
2.5 Kosmetik Untuk Kulit
Menurut Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. HK.00.05.4.1745 tentang kosmetik, dinyatakan bahwa defisini kosmetik
Universitas Sumatera Utara
adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar atau gigi dan
mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi
baik Ditjen POM, 2004.
2.5.1 Kosmetika pelembab
Umumnya kosmetika pelembab terdiri dari berbagai minyak nabati, hewan, maupun sintetis yang dapat membentuk lemak permukaan kulit buatan untuk
melenturkan lapisan kulit yang kering dan kasar, dan mengurangi penguapan air dari sel kulit namun tidak dapat mengganti seluruh fungsi dan kegunaan minyak kulit
semula. Kosmetik pelembab kulit umumnya berbentuk sediaan dalam bentuk cairan minyak tersebut moisturizing oil, atau campuran minyak dalam air moisturizing
cream dan dapat ditambahkan atau dikurangi zat tertentu untuk tujuan khusus Wasitaatmadja, 1997.
2.5.2 Syarat dari kosmetika pelembab
Syarat-syarat bagi preparat kosmetika pelembab, yaitu: a.
Enak dan mudah dipakai. b.
Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan. c.
Bahan aktif dan bahan dasar mudah tercampur. d.
Bahan dasar harus dapat mempertahankan kelembutan dan kelembaban kulit Tranggono dan Latifah, 2007.
2.5.3 Pelembab kulit
Universitas Sumatera Utara
Secara garis besar, retak-retak pada stratum korneum di bawah kondisi yang kurang baik akan menimbulkan gangguan kulit yang lebih serius. Jika celah-celah
berbentuk V itu berkembang dan bahan-bahan asing seperti sisa sabun, kotoran dan sisa mikroorganisme masuk, maka kulit yang menjadi kering dan retak-retak itu akan
menimbulkan iritasi dan peradangan atau keratinisasi abnormal yang juga akan melemahkan kulit. Di sinilah perlunya kosmetik pelembab kulit untuk mencegah
dehidrasi kulit yang menyebabkan kekeringan dan retak-retak pada kulit serta akibat- akibat buruknya Tranggono dan Latifah, 2007.
2.5.4 Macam-macam kosmetik pelembab
Tipe kosmetik pelembab dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1.
Kosmetik pelembab dengan dasar lemak Kosmetik tipe ini sering disebut moisturizer atau moisturizing cream. Krim
ini membentuk lapisan lemak tipis di permukaan kulit, sehingga mencegah penguapan air kulit, serta menyebabkan kulit menjadi lembab dan lembut.
Kosmetik pelembab dengan dasar lemak terbagi dalam berbagai bentuk, yaitu krim lemak anhydrous, krim emulsi WO, emulsi ganda, krim OW yang
kaya lemak, dan emulsi OW cair yang mengandung air lebih dari 80. 2.
Kosmetik pelembab dengan dasar gliserol atau humektan sejenis. Preparat jenis ini akan mengering di permukaan kulit, membentuk lapisan
yang bersifat higroskopis, yang menyerap uap air dari udara dan mempertahankannya di permukaan kulit. Preparat ini membuat kulit nampak
lebih halus dan mencegah dehidrasi lapisan stratum korneum kulit Tranggono dan Latifah, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Bahan-Bahan Sediaan Krim Pelembab
Bahan-bahan yang digunakan mencakup emolien, zat sawar, zat humektan, zat pengemulsi, zat pengawet, parfum dan zat warna Ditjen POM, 1985.
a. Emolien
Zat yang paling penting untuk bahan pelembut kulit adalah turunan dari lanolin dan derivatnya, hidrokarbon, asam lemak, lemak alkohol.
b. Zat sawar
Bahan-bahan yang biasa yang digunakan adalah paraffin wax, asam stearat. c.
Humektan Humektan adalah suatu zat yang dapat mengontrol perubahan kelembaban
diantara produk dan udara, baik di dalam kulit maupun di luar kulit. Biasanya bahan yang digunakan adalah gliserin yang mampu menarik air dari udara dan
menahan air agar tidak menguap. d.
Zat pengemulsi Zat pengemulsi adalah bahan yang memungkinkan tercampurnya semua bahan-
bahan secara merata homogen, misalnya gliseril monostearat, trietanolamin Wasitaatmadja, 1997.
e. Pengawet
Pengawet adalah bahan yang dapat mengawetkan kosmetika dalam jangka waktu selama mungkin agar dapat digunakan lebih lama. Pengawet dapat bersifat anti
kuman sehingga menangkal aktivitas mikroba sehingga kosmetika menjadi stabil Wasitaatmadja, 1997.
e. Parfum
Universitas Sumatera Utara
Pemilihan parfum yang digunakan pada sediaan krim biasanya didasarkan atas nilai keindahan, tetapi sudah pasti jika wangi yang ditimbulkan dari parfum
menambah daya tarik dari konsumen untuk memilih produk yang ditawarkan produsen Lachman, dkk., 1994.
2.7 Silika Gel