Eli Yulianti, 2014 Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk
Meningkatkan Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
assessment yaitu penilaian untuk mengukur pencapaian hasil belajar yang dilakukan oleh diri sendiri oleh siswa itu sendiri, atau dikenal dengan istilah
evaluasi diri, 2 peer assessment, yaitu penilaian untuk mengukur pencapaian hasil belajar yang dilakukan oleh teman sekelas maupun rekan dalam satu
kelompok siswa tersebut, 2 teacher assessment, penilaian untuk mengukur pencapaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru.
Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan menggunakan beberapa format penilaian, diantaranya: penilaian skala sikap melalui pengamatan pada saat proses
pembelajaran berlangsung, evaluasi diri, tes tulis dan lisan, dan penilaian unjuk kerja penambilan menyanyikan dan mempresentasikan hasil analisis.
C. Metode Penelitian
Sesuai dengan topik pada penelitian ini yaitu, mengenai Pembelajaran Pupuh sekar ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan
Kepekaan Laras Pada Siswa Kelas X Di SMA N 8 Cirebon, peneliti akan menggunakan penelitian Action Research penelitian Tindakan dalam paradigma
kualitatif. Alwasilah 2011:100 mengatakan, kekuatan paradigma kualitatif terletak pada induktive dan grounded, yang memang tidak sejalan dengan
pendekatan atau desain terstruktur. Peneliti kualitatif befokus pada fenomena tertentu yang tidak memiliki generalizability dan comparalibity, tetapi memiliki
internal validity dan contextual understanding. Pengertian tentang penelitian kualitatif lainnya diungkapkan oleh Bodgan dan Taylor dalam Moleong 2011:4-
5, bahwa penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati. Kemudian Denzin dan Lincoln yang dikutip oleh Moleong, menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah peneltian yang menggunakan latar
alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan berbagai metode yang ada. Dari beberapa definisi yang
disampaikan tersebut Moleong menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah
Eli Yulianti, 2014 Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk
Meningkatkan Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-
lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode ilmiah. Dari definisi metode penelitian kualitatif di atas,maka pendekatan dalam
penelitian ini yaitu penelitian tindakan Action Research yang merupakan salah satu model penelitian kualitatif. Menurut Sukmadinata 2011:140, penelitian
tindakan merupakan suatu pencarian sistematika yang dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri, dalam mengumpulkan data tentang
pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan. Ada empat
aspek pokok dalam penelitian tindakan oleh Kemmis dkk, Burns, dalam Madya, 2011: 59 yaitu observasi, penyusunan rencana, tindakan, dan refleksi.
a. Observasi dan pemantauan
Observasi di sini dimaksudkan sebagai kegiatan untuk mengenali, merekam, dan mendokumentasikan semua gejala indikator proses dari hasil yang dicapai
dalam pembelajaran, perubahan yang terjadi, baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana ataupun efek sampingnya. Pemantauan merupakan bagian dari evaluasi,
tetapi lebih ditekankan pada; 1 seberapa jauh pelaksanaan intervensi sesuai dengan rencana yang telah tersusun sebelumnya; 2 seberapa jauh proses yang
terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang diharapkan. Dengan pemantauan diharapkan gejala ketidakberhasilan atau kesalahan dalam rancangan tindakan
dapat terdeteksi sedini mungkin, sehingga dapat dilakukan modifikasi rancangan tindakan. Kegiatan observasi dan pemantuan dapat diteruskan menjadi evaluasi
dalam arti yang lebih luas. Dalam evaluasi yang lebih luas ini peneliti mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi secara lebih seksama
sehingga dapat diandalkan untuk membuat keputusan terhadap tindakan, antara lain keputusan tentang diteruskan tanpa perubahan, diteruskan dengan modifikasi,
Eli Yulianti, 2014 Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk
Meningkatkan Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
diganti dengan tindakan lain, atau dihentikan sama sekali. 3 Evaluasi yang baik adalah evaluasi yang dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan
terhadap kesesuaian kontingensi, konsistensi antara aspek-aspek konteks, input, proses, dan produk. Evaluasi dimaksudkan juga untuk mengkaji kesepadanan
kongruensi antara rencana tindakan dan pelaksanaan tindakan. Evaluasi memerlukan pendekatan yang tepat, misalnya bagian mana yang dievaluasi secara
kuantitatif dan bagian mana secara kualitatif. Efektifitas, efisiensi, dan pemerataan biasanya menuntut indikator yang dapat didekati secara kuantitatif,
sedangkan kecukupan memerlukan pendekatan subyektif kualitatif. Indikator pencapaian hasil atau dampak yang ditimbulkan oleh intervensi tindakan biasanya
dapat diukur secara kuantitatif, sedangkan indikator proses atau mekanisme terjadinya perubahan diukur secara induktif kualitatif. 4 Sifat kepentingan yang
memerlukan layanan informasi ikut menentukan sasaran, cara, dan waktu pelaksanaan evaluasi, akan tetapi tidak boleh ikut menentukan hasil evaluasi.
Misalnya pemantauan implementasi, diharapkan dapat memberi informasi tentang seberapa jauh suatu rencana tindakan dapat diteruskan atau dimodifikasi, harus
dilakukan secara lengkap sejak awal proses implementasi tersebut.
b. PlanPenyusunan Rencana
Setelah didapat data yang cukup dan memadai dari hasil observasi, selanjutnya peneliti menyusun Plan Rencana untuk mengatasi berbagai
persoalan dan mencari solusi atas berbagai permasalahan yang didapat dari langkah observasi sebelumnya. Rencana adalah tindakan yang tersusun, dengan
kata lain di dalam rencana harus terdapat kemungkinan untuk ditindak lanjuti. Rencana harus mengenal tindakan yang terkadang tidak dapat diprediksi dan
beresiko. Rencana umum harus cukup fleksibel untuk beradaptasi dengan dampak yang tidak terlihat juga hambatan yang tidak dikenal.
c. ActTindakan
Eli Yulianti, 2014 Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk
Meningkatkan Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Acttindakan yang dimaksud disini adalah tindakan yang cermat dan terkendali. Tindakan yang diambil berdasarkan dari langkah perencanaan
sebelumnya, dengan kata lain, tindakan tersebut dipandu oleh perencanaan dan harus mengacu pada rencana dan rasionalitasnya. Penerapan pembelajaran pupuh
sekar ageung raehan yang dijadikan materi untuk meningkatkan kepekaan laras dilakukan pada saat ini, dengan demikian ketika langkah mengambil tindakan
berlangsung, pada saat itu pula peneliti melakukan pengamatan. d.
Refleksi Reflect Refleksi bisa diidentifikasikan sebagai tindakan mengeksplorasi
perbuatan yang sudah dan sedang dilakukan secara kritis, alasan keputusannya, dan dampak-dampaknya. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk
memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya intervensi tindakan. Refleksi juga sangat bermanfaat
untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan peneliti dalam penelitian tindakan. Dengan refleksi ini para subyek sasaran yang terlibat dalam penelitian tindakan,
mempunyai banyak kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kritisnya.
D. Definisi Operasional