Eli Yulianti, 2014 Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk
Meningkatkan Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Acttindakan yang dimaksud disini adalah tindakan yang cermat dan terkendali. Tindakan yang diambil berdasarkan dari langkah perencanaan
sebelumnya, dengan kata lain, tindakan tersebut dipandu oleh perencanaan dan harus mengacu pada rencana dan rasionalitasnya. Penerapan pembelajaran pupuh
sekar ageung raehan yang dijadikan materi untuk meningkatkan kepekaan laras dilakukan pada saat ini, dengan demikian ketika langkah mengambil tindakan
berlangsung, pada saat itu pula peneliti melakukan pengamatan. d.
Refleksi Reflect Refleksi bisa diidentifikasikan sebagai tindakan mengeksplorasi
perbuatan yang sudah dan sedang dilakukan secara kritis, alasan keputusannya, dan dampak-dampaknya. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk
memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya intervensi tindakan. Refleksi juga sangat bermanfaat
untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan peneliti dalam penelitian tindakan. Dengan refleksi ini para subyek sasaran yang terlibat dalam penelitian tindakan,
mempunyai banyak kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kritisnya.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang kurang tepat, penulis memberikan penjelasan istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini sesuai dengan judul
penelitian PEMBELAJARAN PUPUH
SEKAR AGEUNG RAEHAN
BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEPEKAAN
LARAS DI SMA NEGERI 8 CIREBON
1. Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang sestematis dan
sistemik yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik guru dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan
suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau
tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan. Budiman 2013,
Eli Yulianti, 2014 Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk
Meningkatkan Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
hlm.14. Pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses kegiatan pembelajaran pupuh sekar ageung raehan berbasis pendekatan
saintifik untuk meningkatkan kepekaan laras pada siswa kelas X SMA Negeri 8 Cirebon.
2. Pupuh Sekar Ageung menurut Soepandi 1992, hlm. 5 merupakan
kelompok pupuh yang terdiri dari 4 lagu pupuh yakni Pupuh Kinanti, Sinom, Asmarandan dan Dangdanggula disingkat KSAD. Disebut sekar
ageung karena pupuh tersebut banyak dipergunakan dalam Tembang Sunda. Pengertian Pupuh menurut Soepandi 1985:3-
4 “Arti pupuh adalah aturan-aturan atau patokan patokan puisi Jawa lama dalam
punyusunan rumpaka sebagai sarana penampilan lagu-lagu tembang. Sedangkan istilah
“raehan” berasal dari kata “raeh” bahasa Sunda yang berarti “menggubah”, setelah mendapat akhiran “an”, mengalami
perubahan makna yang berarti merujuk pada hasil jenis kegiatan proses kreatif yang dilakukan seseorang. Dengan demikian, istilah pupuh raehan
merupakan pupuh yang telah mengalami perubahan dengan cara digubah atau diaransemen.
Pupuh raehan merupakan hasil kreativitas Yus Wiradiredja seorang tokoh seniman tembang Cianjuran. Pupuh raehan ini adalah pupuh kreasi yang
merupakan perkembangan dari pupuh buhun, pengkembangannya ada pada waditra pengiring yang digunakan, dan pembagian suara pada
beberapa bagian vokal. Pupuh Sekar Ageung Raehan digunakan sebagai materi pada pembelajaran
pupuh berbasis pendekatan saintifik untuk meningkatkan kepekaan laras pada siswa kelas X SMA Negeri 8 Cirebon.
3. Pendekatan Saintifik merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang
mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Kegiatan pembelajaran saintifik dilakukan melalui
proses mengamati,
menanya, mengumpulkan
informasimencoba,
Eli Yulianti, 2014 Pembelajaran Pupuh Sekar Ageung Raehan Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk
Meningkatkan Kepekaan Laras Di SMA Negeri 8 Cirebon Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Lima pengalaman belajar ini diimplementasikan ke dalam model atau strategi pembelajaran, metode,
teknik, maupun taktik yang digunakan. Pendekatan ini digunakan dalam Pembelajaran Pupuh sekar ageung raehan dengan tujuan untuk
meningkatkan kepekaan laras. 4.
Laras yang dikenal oleh masyarakat Jawa terdiri dari dua laras, yakni laras Salendro dan laras Pelog, sedangkan laras yang dikenal oleh
masyarakat Sunda terdiri dari laras salendro dan pelog degung. Mengapa istilahnya pelog degung?, karena pelog Sunda adalah degung. Hal ini
disebabkan orang Sunda tidak mempunyai gamelan pelog seperti di Jawa, tetapi ada juga gamelan degung yang susunan nadanya mirip dengan pelog
Jawa. adapun laras lain yang juga digunakan oleh seniman Sunda adalah laras madenda. Menurut Raden Machyar Angga Koesoemadinata laras
madenda dan degung merupakan laras turunan dari laras salendro. Pendapat ini terbukti dengan adanya sajian lagu-lagu yang berlaras
madenda dan degung bisa diiring dengan gamelan salendro. Kepekaan laras dalam penelitian ini adalah sensitivitas musikal siswa
pada laras salendro, madenda, dan pelog degung yang dibangun dari pembelajaran Pupuh sekar ageung raehan dengan menggunakan
pendekatan saintifik.
E. Instrumen Penelitian