Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

Susi Nuraeni, 2013 Peran Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD Dalam Pemilihan Umum Di Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pemilihan Umum pemilu merupakan suatu wujud nyata dari demokrasi dan menjadi sarana bagi rakyat dalam menyatakan kedaulatannya terhadap Negara dan Pemerintah. Kedaulatan rakyat dapat diwujudkan dalam proses pemilu untuk menentukan siapa yang harus menjalankan dan mengawasi pemerintahan dalam suatu negara. Dengan adanya pemilu maka telah melaksanakan kedaulatan rakyat sebagai perwujudan hak asas politik rakyat, selain itu dengan adanya pemilu maka dapat melaksanakan pergantian pemerintahan secara aman, damai dan tertib, kemudian untuk menjamin kesinambungan pembangunan nasional. Hal ini sejalan dengan pendapat Haryanto yang menyatakan bahwa: Pemilihan umum merupakan kesempatan bagi para warga negara untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah dan memutuskan apakah yang mereka inginkan untuk dikerjakan oleh pemerintah dan dalam membuat keputusan itu para warga negara menentukan apakah yang sebenarnya yang mereka inginkan untuk dimiliki Haryanto, 1984 : 81 Penyelenggaraan pemilu yang berkualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kesadaran politik, tingkat pendidikan, sosial ekonomi masyarakat, keberagaman ideologi, etik dan suku, dan kondisi geografis. Pelaksanaan pemilu dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan baik dari jumlah partai politik maupun tata cara dalam pemilihan, oleh karena itu dibutuhkan suatu kerjasama yang baik antara rakyat dan pemerintahan yang mengatur jalannya pemilu. Berlangsungnya pemilu yang demokratis harus menjamin pemilihan yang jujur, adil dan perlindungan bagi masyarakat yang memilih. Setiap masyarakat yang mengikuti pemilu harus terhindar dari rasa ketakutan, intimidasi, penyuapan, Susi Nuraeni, 2013 Peran Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD Dalam Pemilihan Umum Di Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu penipuan dan berbagai praktek curang lainnya. Hal ini sesuai dengan isi Undang- Undang Dasar 1945 Amandemen IV pasal 28G bahwa di dalam negara demokrasi “Setiap orang berhak atas perlindungan dari pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi”. Setelah jatuhnya pemerintahaan Soeharto, Indonesia menduduki masa baru yaitu masa Reformasi. Pemilu pada tahun 1999 merupakan pemilu pertama pada masa reformasi, pemungutan suara dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 1999 secara serentak di seluruh wilayah Indonesia. Sistem pemilu 1999 masih sama dengan pemilu tahun 1997 yaitu sistem perwakilan berimbang. Terdapat pebedaan dari jumlah partai dari pemilu sebelumnya, pada pemilu Orde Baru jumlah partai hanya terdapat tiga partai sementara pada pemilihan tahun 1999 berjumlah empat puluh delapan partai. Pemilu tahun 2004 merupakan pemilu pertama yang melibatkan rakyat memilih langsung Presiden dan Wakil Presiden. Hal ini merupakan suatu peristiwa penting dan bersejarah bagi Bangsa Indonesia, karena pada pemilu tahun 2004 suara rakyat yang menentukan siapa pemimpin negara Indonesia. Untuk pemilu tahun 2009 juga rakyat ikut terlibat langsung dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Akan tetapi terdapat perbedaan dari jumlah partai yang mengikuti pada tahun 2004 terdapat 34 partai sementara pada tahun 2009 terdapat 24 partai. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa “pemilihan umum perlu diselenggarakan secara lebih berkualitas dengan partisipasi rakyat seluas- luasnya dan dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil ”. Susi Nuraeni, 2013 Peran Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD Dalam Pemilihan Umum Di Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Proses demokrasi di Indonesia pada masa reformasi memasuki tahap berikutnya yaitu pemilihan Gubernur dan Bupati masing-masing sebagai kepala daerah provinsi dan Kabupaten dipilih secara demokratis oleh masyarakat. Melihat keadaan seperti ini maka pemilihan dari tingkat Kabupaten sampai Negara sudah seluruhnya dipilih oleh rakyat. Penetapan aturan ini dilandasi oleh adanya keinginan kuat pemerintah untuk mengembangkan sistem pemilihan yang lebih bersifat demokratis. Pemilihan Kepala Daerah merupakan amanat dari Undang-Undang Dasar UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam ketentuan Pasal 18 ayat 4 dinyatakan bahwa “ Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. Pilkada di awal reformasi dilakukan atau dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD dan diselenggarakan setiap lima tahun sekali. Hal ini sesuai dengan pilkada yakni UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian diganti oleh UU No. 32 Tahun 2004. Menurut ketentuan dalam UU No.22 Tahun 1999 kepala daerah dipilih oleh DPRD, sedangkan menurut UU No. 32 Tahun 2004 kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat. Pemilihan Bupati langsung mulai dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2005 dan hampir seluruh kabupaten yang ada di Indonesia melaksanakannya, kepala daerah tidak lagi ditentukan dan diangkat oleh pemerintahan, melainkan dipilih secara langsung oleh rakyat daerah yang bersangkutan. Diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004 sebagai pengganti UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, diharapkan mampu membawa perubahan bagi bangsa Indonesia dalam rangka mengagendakan reformasi secara demokrasi. Seperti yang dikemukakan oleh Irtanto bahwa, Susi Nuraeni, 2013 Peran Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD Dalam Pemilihan Umum Di Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Kehadiran Undang-Undang tersebut merupakan peluang untuk mewujudkan aspirasi daerah yaitu keinginan untuk memiliki pemimpin lokal yang disepakati oleh rakyat melalui pemilikada langsung Irtanto, 2008 : 01. Pemilihan Presiden dan Wakil presiden dilaksanakan berbarengan dengan kabupaten-kabupaten yang lainnya yang ada di Indonesia, masyarakat Sumedang ikut terlibat langsung dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2004 dan pemilihan tahun 2009. Ada beberapa permasalahan yang muncul ke permukaan ketika untuk pertama kalinya masyarakat Sumedang harus memilih Presiden dan Wakil. Permasalahan pada masyarakat yang masih perlu mendapat perhatian, antara lain terbatasnya informasi tentang pelaksanaan pemilihan secara langsung di Kabupaten Sumedang, karena memiliki daerah-daerah yang masih sulit memperoleh akses informasi yang memadai. Dilihat dari keadaan geografis Kabupaten Sumedang, masih terdapat daerah terpencil salah satunya berada di Kecamatan Rancakalong dan akses untuk menuju atau mencapai daerah masih sangat sulit dijangkau. Selain itu, dalam hal pendidikan, masyarakat Sumedang tidak seluruh atau semuanya mengenyam pendidikan formal, jadi akan menimbulkan ketidaktahuan terhadap apa yang seharusnya dilakukan Dinas Kependuduakn dan Catatan Sipil Bappeda Kabupaten Sumedang, sehingga akan menimbulkan beberapa permasalahan dalam pemilihan langsung. Hal ini senada dengan pendapat Sukarna yang menyatakan bahwa, Dalam masyarakat yang warga negaranya sebagian besar buta huruf akan sukar untuk dijalankan pemilu secara bebas karena komunikasi dua arah tidak bisa dijalankan secara sempurna Sukarna, 1981:23. Selain dari segi geografis dan pendidikan, tata cara dalam pemilihan langsung selalu berbeda-beda yang tadinya dicoblos kemudian diganti menjadi dicontreng. Susi Nuraeni, 2013 Peran Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD Dalam Pemilihan Umum Di Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Salah satu contoh dalam pemilu tahun 2009 jumlah partai yang harus dipilih oleh rakyat sebanyak 34 partai. Karena terlalu banyak jumlah partai yang tertera di surat pemilihan maka tidak mengherankan kalau surat pemilihan bentuknya begitu besar, hal ini akan mempersulit masyarakat dalam tata cara melipat kembali surat suara dengan baik. Dengan demikian maka akan menimbulkan rasa jenuh dalam diri masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Asep Kurnia yang mengatakan bahwa, Pemilu 2009 ini berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya. Sejak pertama kali digelar pada tahun 1955, pemilu identik dengan pencoblosan. Namun kebiasaan ini berubah pada pemilihan 9 April dan 8 Juni 2009. Paku diganti dengan pulpen dan saat pilpres diganti dengan spidol. Surat suara ditandai dengan percontrengan. Tidak jarang masyarakat bertanya mengapa tak lagi mencoblos padahal cara itu sangat mudah dan gampang Kurnia, 2009:01. Melihat kenyataan yang begitu beragam maka dibutuhkan kerja keras dalam melakukan sosialisasi tentang cara yang dilakukan dalam pemilihan langsung. Banyak yang menduga bahwa dari sekian banyak pemilihan langsung di Kabupaten Sumedang dengan cara pemilihan yang berubah-ubah akan terjadi banyak kesalahan dan masyarakat akan kesulitan dalam menandai pilihannya. Hal tersebut senada dengan pendapat Asep Kurnia yang mengatakan bahwa, Dibutuhkan waktu yang lama ketika pemilih masuk ke TPS karena harus membuka dan melipat lagi surat suara yang besar dan berisi banyak partai mencapai 38 partai politik dengan ratusan caleg serta 26 anggota DPD Kurnia, 2009:01. Meskipun demikian dari sekian banyak yang dipilih secara langsung oleh rakyat Sumedang mulai dari pemilihan Bupati, Gubernur sampai Presiden, tenyata berjalan dengan lancar dan selalu mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Meskipun dalam tata cara pemilihan tersebut selalu mengalami perubahan ternyata masyarakat Sumedang begitu antusias dan mengikuti dengan penuh tanggung jawab. Susi Nuraeni, 2013 Peran Komisi Pemilihan Umum Daerah KPUD Dalam Pemilihan Umum Di Kabupaten Sumedang Tahun 1999-2009 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tentu saja peran aktif Komisi Pemilihan Umum KPU Kabupaten Sumedang dalam mensosialisasikan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemilihan langsung. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai pemilihan secara langsung di Kabupaten Sumedang yang mengubungkan tingkat partisipasi masyarakat Sumedang yang berhubungan dengan karakteristik masyarakat itu sendiri dengan hasil pemilihan secara langsung. Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian pemilihan secara langsung. Selain itu usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak Komisi Pemilihan Umum KPU dalam menjalin koordinasi dengan ketua-ketua setempat mulai dari kecamatan sampai kelurahan. Selain itu, penulis merasa perlu untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang kesuksesan dari sekian banyak pemilihan yang dipilih oleh masyarakat Sumedang. Maka penulis kembangkan di dalam sebuah karya tulis yang berjudul: PERAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DAEAH KPUD DALAM PEMILIHAN LANGSUNG DI KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 1999-2009.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Implementasi Peraturan Komisi Pemilihan Umum Tentang Pembatasan Alat Peraga Kampanye (Studi: Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Medan Pada Pemilihan Legislatif Kota Medan 2014 di Kecamatan Medan Sunggal)

4 77 149

Kebijakan Partai Politik Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Studi Kasus: Kebijakan Partai Demokrat Dalam Penetapan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut Periode 2013-2018)

0 51 95

Peran dan Fungsi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden Tahun 2009

1 79 98

Peranan Komisi Pemilihan Umum dalam Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Untuk Meningkatkan artisipasi Politik Masyarakat (Studi pada Kantor Komisi Pemilihan umum Tapanuli Utara)

16 168 113

PERAN KPUD DALAM MENCIPTAKAN IKLIM PEMILIHAN KEPALA DAERAH (PILKADA) LANGSUNG YANG DEMOKRATIS DI KOTA PROBOLINGGO (Studi Di KPUD Kota Probolinggo)

0 6 36

KINERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH (KPUD) DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG DI KABUPATEN MALANG

0 4 2

HUBUNGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DENGAN KOMISI PEMILIHAN UMUM DAERAH DALAM PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG

0 3 11

Peran dan Fungsi Komisi Pemilihan Umum Kota Medan Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden Tahun 2009

0 0 10

RENCANA STRATEGIS KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA MAGELANG TAHUN 2015 - 2019

0 0 90

KONTRIBUSI KOMISI PEMILIHAN UMUM DALAM PENGUATAN DEMOKRASI DI TINGKAT LOKAL (Studi: Kinerja Komisi Pemilihan Umum Pada Penyelenggaraan Pemilihan Legislatif Tahun 2009 di Kabupaten Sinjai)

0 0 131