commit to user 14
3. Metode Analisa Environmental Disclosure
Munculnya masalah pengungkapan yang mulai diangkat ke dalam penelitian akuntansi Chavent, Ding, Fu, Stolowy dan Wang; 2006 membuat
banyak peneliti mulai mencari berbagai metode untuk mengukur tingkat pengungkapan yang dilakukan perusahaan Hossain, 2008. Ada dua jenis
metode yang biasanya digunakan peneliti untuk menganalisa environmental disclosure Hossain dan Hammami, 2009, yaitu:
a. Weighted method Weighted method merupakan metode yang menggunakan bobot nilai
untuk item informasi yang diungkapkan. Bobot nilai setiap item diperoleh dari penelitian yang khusus menganalisis topik yang akan diangkat,
misalnya masalah lingkungan hidup yang dimuat media Suhardjanto dkk, 2008. Pertama peneliti mengidentifikasi kemungkinan berbagai isu
lingkungan hidup yang dimuat media, kemudian menganalisis pengungkapan lingkungan dari masing-masing isu sesuai item kategori
yang telah ditentukan. Item yang memperoleh bobot tertinggi mencerminkan isu lingkungan hidup tersebut paling penting untuk
diungkapkan Suhardjanto dkk, 2008. Teknik semacam ini digunakan dalam penelitian Miranti 2009 dengan menggunakan Indonesian
Environmental Reporting IER Index Suhardjanto dkk, 2008.
commit to user 15
Weighted method dapat dilakukan dengan dua cara: 1 Weighted Index
Weighted Index dilakukan dengan memberi indeks untuk setiap item pengungkapan melalui penelitian yang khusus menganalisa topik
yang akan diangkat, misal masalah lingkungan hidup Suhardjanto dkk, 2008. Bobot untuk setiap item berbeda-beda tergantung penting
atau tidaknya item tersebut. 2 Polychotomous
Metode Polychotomous dilakukan dengan memberikan bobot nilai dengan skala bertingkat untuk setiap item pengungkapan, misal, nilai
3 untuk item pelaporan tinggi, nilai 2 untuk item pengungkapan sederhana dan nilai 1 untuk item pengungkapan rendah Azli, 2010.
Owusu-Ansah 1998 menjelaskan bahwa dengan menggunakan metode tidak berbobot maka akan menyingkirkan perlunya membuat
penilaian relatif dari setiap item informasi. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa peneliti memiliki wawasan yang buruk dalam proses
penilaian item informasi. Akan tetapi jika menggunakan metode berbobot maka setiap item informasi akan mempunyai nilai yang berbeda, mungkin
lebih tinggi atau lebih rendah dari item informasi lainnya. Inilah yang sebenarnya merefleksi peristiwa nyata yang terjadi Owusu-Ansah, 1998.
Metode ini mempunyai subjektivitas dalam pembobotan yang membuat semua item tidak dapat dianggap sama pentingnya karena setiap item
mempunyai bobot yang berbeda-beda Barako, Hancock dan Izan; 2006.
commit to user 16
Barako dkk 2006 mengatakan dua masalah penting dan masih diperdebatkan dalam literatur yang membangun sebuah indeks
pengungkapan adalah: 1 Apakah beberapa item seharusnya lebih berbobot dari item lainnya, 2 Apakah pembobotan seharusnya dilakukan
oleh pihak external atau oleh peneliti. b. Unweighted method
Berbeda dengan weighted method, unweighted method menganggap bahwa semua item pengungkapan mempunyai bobot yang sama
pentingnya Artsberg dan Arvidsson, 2007. Dalam penelitiannya, Haniffa dan Cooke 2005 menyebutkan unweighted method dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu: 1 Content analysis
Metode content analysis merupakan metode pengumpulan data Guthrie dan Abeysekera , 2006 yang dilakukan dengan menghitung
jumlah konten seperti kata Zhegal dan Ahmed, 1990, kalimat Wiseman, 1982; Haniffa dan Cooke, 2005 atau halaman Guthrie
dan Parker, 1989 yang mengungkapkan informasi Haniffa dan Cooke, 2005. Setiap pengukuran ini mempunyai keterbatasan,
misalnya, dengan menggunakan halaman maka termasuk gambar yang mungkin tidak memuat informasi yang dituju, sedangkan jika
menggunakan kata dan kalimat maka tidak termasuk grafik atau tabel. Akan tetapi, teknik ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan
informasi secara lebih detail dan sistematis Guthrie dan Abeysekera ,
commit to user 17
2006. Dikatakan juga, dengan content analysis peneliti dapat mengklasifikasikan informasi kualitatif Abbot dan Monsen, 1979
dan kuantitatif Guthrie dan Abeysekera, 2006 ke dalam kategori- kategori untuk memperoleh pola dalam menyajikan dan melaporkan
informasi Guthrie dan Abeysekera, 2006. Agar metode content analysis menjadi efektif, maka syarat-syarat
teknik metode ini harus dipenuhi. Pertama, klasifikasi kategori harus ditetapkan secara jelas dan secara operasional. Kedua, pengambilan
data harus sistematik dan jelas untuk item yang termasuk ke dalam kategori atau pun tidak. Ketiga, content analysis harus menunjukkan
bahwa data yang diperoleh dapat dipercaya dan valid Guthrie dkk, 2004.
Penelitian yang menggunakan teknik content analysis, antara lain: Ahmad dan Sulaiman 2004, Haniffa dan Cooke 2005 dan Ismail
dan Ibrahim 2009. 2 Disclosure scoring
Ada berbagai pendekatan yang dapat dikembangkan dalam scoring untuk menentukan tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan
Hossain, 2006. Salah satu pendekatan dalam metode disclosure scoring dilakukan dengan memberi nilai 1 untuk item yang
diungkapkan dan nilai 0 untuk item yang tidak diungkapkan sesuai dengan daftar item yang digunakan peneliti Hossain dan Hammami,
2009; Haniffa dan Cooke, 2005. Kemudian nilai untuk setiap item
commit to user 18
ditotal dan jumlahnya dibagi dengan skor maksimal yang diharapkan untuk mendapatkan indeks skor pengungkapan yang dilakukan setiap
perusahaan. Persamaan rumusnya seperti di bawah ini:
Keterangan: = Indeks kor tiap perusahaan
nj = jumlah item yang ada Skor maksimal yang diharapkan
ij
X
= 1 jika perusahaan mengungkapkan item i Teknik disclosure scoring digunakan oleh Haniffa dan Cooke
2005, Chavent dkk 2006, Hossain 2008 dan Hossain dan Hammami 2009.
4. Karakteristik Perusahaan