KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN KAJIAN BERBAGAI METODE ANALISA ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA

(1)

commit to user

i

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN KAJIAN

BERBAGAI METODE ANALISA ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA

Oleh:

Prima Dedy Permana

F 1308581

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user


(3)

commit to user


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN MOTTO

v

Many things to be not easy to understand

when we close our ears

v

Gunung pun tampak datar ketika kita sampai di puncaknya

v

Jangan mengharapkan hasil maksimal jika kita bekerja


(5)

commit to user

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

I dedicate this research for :

ü

Keluargaku, yang telah memberikan support tak

terbatas untuk menyelesaikan kuliah S1

ü

Teman-teman semua yang telah memberikan


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, karunia, segala nikmat, dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN KAJIAN BERBAGAI METODE ANALISA ENVIRONMENTAL

DISCLOSURE DI INDONESIA”, sebagai tugas akhir guna memenuhi

syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sebelas Maret.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dorongan dan bantuan banyak pihak. Oleh karenanya, penulis dengan ini mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Drs. Jaka Winarna M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Drs. Djoko Suhardjanto, M.Com (Hons), Ph.D, Ak. selaku pembimbing skripsi atas semua kritik, saran, dan perhatianya yang sangat membantu penulis untuk mencapai hasil yang terbaik. Terima kasih pak atas semangat yang telah bapak berikan tiap minggu untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen, serta karyawan FE UNS, terimakasih atas ucapkan atas semua ilmu yang telah dibagi...

5. Keluargaku (Bapak, ibu, adik dan keluarga besarku) yang selalu memberikan dukungan, kepercayaan, dan doa.


(7)

commit to user

vii

6. Pacarku, Erlina. Makasih ya buat pengertian dan dukungannya selama aku kuliah di Solo.

7. Teman-teman seperjuangan dalam bimbingan (Udjo, Rini, Dora, Rena, Mbak Shinta dan Ane). Terima kasih buat sharing dan dukungannya buat aku.

8. Temen-temen kontrakan (Ervan, Gilang, Cipop, Haryok, Abdul, Edo, Betha dan Bom2). Thank buat keceriaannya selama 2 tahun lebih aku di Solo.

9. Temen-temen Swadana Transfer ’08 kelas A (Endah, Tyas, Anisa, Adhi, Evhi, Tholib, dan masih banyak lagi yang g bisa kusebutin). Thank ya udah nemenin kuliah selama 2 tahun.. Hahaha..

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu (Thanks a lot) Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, penulis harapkan demi perbaikan yang berkelanjutan.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan di kemudian hari. Terima kasih.

Surakarta, Maret 2010


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN PERSETUJUAN ………...

HALAMAN PENGESAHAN ………... HALAMAN MOTTO ………... HALAMAN PERSEMBAHAN ………... KATA PENGANTAR ………... DAFTAR ISI ………... DAFTAR TABEL ……….. DAFTAR LAMPIRAN………... ABSTRACT………... ABSTAK... BAB I. PENDAHULUAN ………...

A. Latar Belakang ...………... B. Rumusan Masalah ………... C. Tujuan Penelitian ………... D. Manfaat Penelitian ………... E. Sistematika Penulisan...………... BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... A. Landasan Teori...………...

1. Disclosure ...…...

2. Environmental Disclosure ………...…....

ii iii iv v vi viii x xi xii xiii 1 1 4 5 5 6 7 7 7 11


(9)

commit to user

ix

3. Metode Analisa Environmental Disclosure ... 4. Karakteristik Perusahaan ...…………... B. Kerangka Pemikiran ... C. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis... BAB III. METODE PENELITIAN ………...

A. Desain Penelitian... B. Populasi, Sampel dan Sampling... C. Jenis dan Sumber Data... ... D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya ... E. Metode Analisis Data ... BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ………...

A. Deskripsi Data... 1. Seleksi Sampel... 2. Statistik Deskriptif ... B. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Hasil ...

1. Regresi Berganda ... 2. Uji Analysis of Variance (ANOVA)... BAB V. PENUTUP ...

A. Kesimpulan ... B. Keterbatasan ... C. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN 14 18 20 21 24 24 24 25 25 32 36 36 36 39 44 45 55 58 59 59 60


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

IV.1 IV.2 IV.3 IV.4 IV.5 IV.6

IV.7

IV.8 IV.9 IV.10

Tabel Populasi ... Tabel Sampel yang diperoleh ... Tabel Sampel yang diperoleh ...…... Statistik Deskriptif... Hasil Regresi Berganda Metode Weighted... Hasil Regresi Berganda Metode Unweighted (Content Analysis)... Hasil Regresi Berganda Metode Unweighted (Disclosure Scoring)... Perbandingan Hasil Uji Regresi... Tabel Test of Homogenity Variance... Tabel Multiple Comparisons...

37 38 38 39 46

48

51 53 56 56


(11)

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Perusahaan Sampel Lampiran 2 Statistik Deskriptif Lampiran 3 Uji Normalitas

Lampiran 4 Disclosure Index (Weighted) Lampiran 5 Content Analysis (Unweighted) Lampiran 6 Disclosure Scoring (Unweighted) Lampiran 7 Test of Homogeneity Variance Lampiran 8 Post Hoc


(12)

commit to user ABSTRAKSI

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN KAJIAN

BERBAGAI METODE ANALISA ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA

PRIMA DEDY PERMANA F1308581

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan beberapa metode analisa environmental disclosure dan kaitannya dengan karakteristik perusahaan di Indonesia. Metode analisa environmental disclosure yang dimaksud adalah metode weighted dan metode unweighted. Karakteristik perusahaan direpresentasikan dengan profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan. Penelitian ini menggunakan tipe industri dan ownership concentration sebagai variabel kontrol.

Metode weighted dalam penelitian ini menggunakan teknik disclosure index sesuai penelitian Miranti (2009) dengan menggunakan item-item yang terdapat dalam Indonesian Environmental Reporting Index (IER) yang merupakan hasil penelitian dari Suhardjanto, Tower dan Brown (2008). Metode unweighted dalam penelitian menggunakan teknik content analysis sesuai penelitian Haniffa dan Cooke (2005) dan teknik disclosure scoring yang digunakan Hossain dan Hammami (2009). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 59 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008. Sampel tersebut dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling.

Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan antara metode weighted dan metode unweighted. Dengan metode weighted, hanya variabel ownership concentration saja yang mempengaruhi environmental disclosure. Sedangkan dengan metode unweighted, leverage dan ukuran perusahaan saja yang konsisten mempengaruhi environmental disclosure. Metode weighted lebih mempunyai nilai dibandingkan dengan metode unweighted (Owusu-Ansah, 1998). Dengan adanya perbedaan tersebut, maka perusahaan jika menggunakan metode weighted dalam melakukan environmental disclosure mempunyai nilai lebih dibandingkan jika menggunakan metode unweighted.

Kata kunci: environmental disclosure, weighted method, unweighted method, company characteristics


(13)

commit to user ABSTRACT

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN KAJIAN

BERBAGAI METODE ANALISA ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DI INDONESIA

PRIMA DEDY PERMANA F1308581

The purpose of this study is to compare several methods of analysis of environmental disclosure and its relation to the company characteristics in Indonesia. Analysis of environmental disclosure methods are weighted and unweighted methods. Company characteristics are represented by profitability, leverage and firm size. This study uses industry type and ownership concentration as control variables.

Weighted method in this study using disclosure index based on study of Miranti (2009) by using the items contained in the Indonesian Environmental Reporting Index (IER), which is the result of research of Suhardjanto, Tower and Brown (2008). Unweighted method in this study using content analysis based on research of Haniffa and Cooke (2005) and the disclosure scoring used by Hossain and Hammami (2009). The sample used in this study amounted to 59 companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2008. The sample was selected using purposive sampling.

The results indicated there are difference between weighted and unweighted methods. By using weighted method, only the ownership concentration variables that influence environmental disclosure. While the unweighted method, leverage and firm size are consistent to influence environmental disclosure. Weighted method has a value more than unweighted method (Owusu-type curve, 1998). So, if the company using a weighted method of environmental disclosure it has more value than using the unweighted method.

Keywords: environmental disclosure, weighted method, unweighted method, company characteristics


(14)

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

Bab yang pertama ini akan menjelaskan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika dari penulisan penelitian ini.

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian ini memiliki tujuan untuk membandingkan berbagai metode analisa environmental disclosure dan kaitannya dengan karakteristik perusahaan di Indonesia yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008.

Di dalam perekonomian suatu negara, pasar modal merupakan salah satu sarana pendanaan bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari investor. Dalam melakukan aktivitas di pasar modal, stakeholder mendasarkan keputusannya pada informasi yang diterimanya. Oleh karena itu, keberadaan dan ketersediaan informasi yang relevan dan akurat akan menunjang kelancaran proses investasi dan pendanaan di pasar modal (Suryani, 2007). Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 yang menyatakan bahwa informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat mempengaruhi harga saham pada bursa efek dan atau pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.


(15)

commit to user

Dalam perkembangannya, informasi yang tersaji dalam laporan keuangan yang dikenal selama ini, yaitu laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan pelaporan keuangan, masih dirasa kurang manfaatnya (Wallman, 1995). Ada berbagai jenis informasi yang dianggap penting dan relevan, akan tetapi belum termuat dalam laporan keuangan karena tidak memenuhi kriteria untuk diakui di dalam laporan keuangan (Supatmi, 2007), salah satunya adalah environmental disclosure.

Environmental disclosure termasuk voluntary disclosure. Karena bersifat voluntary, maka ada tidaknya pengungkapan ini dalam laporan tahunan bergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan (Ahmad dan Sulaiman, 2004). Standar akuntansi keuangan di Indonesia belum mewajibkan suatu perusahaan untuk mengungkapkan informasi lingkungan hidup (Suhardjanto, Tower dan Brown, 2008). Akibatnya, banyak perusahaan tidak mengungkapkan aktivitas lingkungan hidupnya (Anggraini, 2006).

Penelitian Caliyurt dan Crowther (2004) mengatakan bahwa ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan sebagai akibat dari melakukan

environmental disclosure antara lain meningkatkan image perusahaan,

mengembangkan metode operasi yang sustainable dan mengurangi biaya operasional. Dengan demikian, perusahaan perlu mengungkapkan informasi lingkungan hidup untuk membentuk image bahwa dalam pandangan stakeholder perusahaan memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup (Ahmad dan Sulaiman, 2004). Image ini yang nantinya akan membawa pengaruh positif pada stakeholder. Zhang, Guo dan Wang (2008) menemukan bahwa semakin banyak


(16)

commit to user

3

perusahaan yang mengungkapkan informasi secara rutin dan akurat tiap tahunnya. Hal ini menggambarkan bahwa kesadaran akan lingkungan dan sosial perusahaan semakin tinggi.

Penelitian tentang Environmental disclosure telah banyak dilakukan di berbagai negara. Misalnya, penelitian Ismail dan Ibrahim (2008) melakukan penelitian tentang pengungkapan sosial dan lingkungan untuk perusahaan di Jordania. Measurement yang digunakan untuk mengukur pengungkapan sosial dan lingkungan adalah content analysis. Variabel yang diambil dalam penelitian tersebut ada tiga yaitu size, tipe industri dan government ownership. Dari ketiga variabel itu, hanya size yang terbukti mempunyai pengaruh positif terhadap pengungkapan sosial dan lingkungan. Hal ini selaras dengan penelitian Zhang dkk (2008) yang menyatakan bahwa size mempunyai pengaruh positif terhadap environmental disclosure untuk perusahaan di China. Penelitian Zhang dkk (2008) menggunakan metode disclosure scoring untuk mengukur environmental disclosure. Hasil kedua penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Miranti (2009) untuk perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian Miranti (2009) menerapkan Indonesian Environmental Reporting Index (Suhardjanto, 2008) untuk mengukur environmental disclosure. Hasil penelitian Miranti (2009) menyatakan bahwa size tidak berpengaruh terhadap environmental discclosure, melainkan hanya tipe industri dan profitabilitas yang mempunyai pengaruh positif terhadap environmental disclosure.


(17)

commit to user

Dari ketiga penelitian tersebut dapat dilihat bahwa penelitian yang satu dengan yang lain melakukan metode analisa environmental disclosure yang berbeda-beda. Hal ini berakibat pula, ketiga penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan yang berbeda pula. Oleh karena itu, penting dilakukannya perbandingan metode-metode analisa environmental disclosure tersebut untuk melihat metode mana yang lebih cocok digunakan dalam penelitian mengenai environmental disclosure. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan bukti empiris mengenai perbandingan metode analisa environmental disclosure jika dikaitkan dengan karakteristik perusahaan di Indonesia. Dengan melakukan perbandingan metode analisa environmental disclosure, maka dapat diketahui metode analisa mana yang lebih akurat.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik mengambil judul ”Karakteristik Perusahaan dan Kajian Berbagai Metode Analisa Environmental Disclosure di Indonesia“.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang hendak dikaji oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

Bagaimana perbandingan beberapa metode analisa environmental disclosure dan kaitannya dengan karakteristik perusahaan di Indonesia?


(18)

commit to user

5

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan beberapa metode analisa environmental disclosure dan kaitannya dengan karakteristik perusahaan di Indonesia.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan, dapat memberikan referensi dan masukan dalam

penentuan kebijakan mengenai environmental disclosure yang akan dilakukan.

2. Bagi akademisi, dapat memberikan bukti empiris tentang perbandingan analisis environmental disclosure sekaligus menambah wawasan tentang environmental disclosure.

3. Bagi investor, dapat memberikan referensi mengenai kajian beberapa metode analisa environmental disclosure.


(19)

commit to user E. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini dijelaskan bab demi bab sebagai berikut.

BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini diuraikan tinjauan pustaka yang memuat landasan teori yang terkait dengan topik penelitian, kerangka pemikiran serta penelitian terdahulu dan pengembangan hipotesis.

BAB III : Metodologi Penelitian

Dalam bab ini diuraikan desain penelitian, populasi, sampel dan sampling, jenis dan sumber data, definisi operasional variabel penelitian serta metode analisis data yang memuat statistik deskriptif dan pengujian hipotesis.

BAB IV : Analisis dan Pembahasan

Bab ini akan menguraikan analisis statistik deskriptif, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil analisis.

BAB V : Penutup

Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan dan saran bagi penelitian selanjutnya.


(20)

commit to user 7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Setelah membaca keterangan singkat di bab satu, bab dua ini akan menguraikan secara lebih detail mengenai berbagai hal terkait komponen-komponen maupun variabel dalam penelitian.

A. Landasan Teori

Landasan teori ini menjelaskan tentang teori yang mendasari komponen-komponen maupun variabel penelitian.

1. Disclosure

Disclosure (pengungkapan) adalah penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien (Hendriksen dan Brenda, 2001). Sedangkan Suwardjono (2005) berargumen bahwa secara konseptual, pengungkapan merupakan bagian integral dari pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statement keuangan. Disebutkan pula, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan melayani berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda. Jadi, bisa dikatakan disclosure mempunyai peran penting dalam memaksimalkan operasi perusahaan selain apa yang telah diungkapkan di laporan keuangan utama.


(21)

commit to user

Mengenai seberapa banyak informasi yang harus diungkapkan perusahaan, Evan (2003) memaparkan tingkat pengungkapan (level of disclosure) ada tiga, yaitu:

a. Memadai (adequate disclosure)

Tingkat memadai adalah tingkat minimum yang harus dipenuhi agar statemen keuangan secara keseluruhan tidak menyesatkan untuk kepentingan pengambilan keputusan.

b. Wajar atau etis (fair or ethical disclosure)

Tingkat wajar adalah tingkat yang harus dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau pelayanan informasional yang sama.

c. Penuh (full disclosure)

Tingkat penuh menuntut penyajian secara penuh semua informasi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan.

Ada dua sifat pengungkapan menurut Hendriksen dan Brenda (2001) yaitu pengungkapan yang didasarkan pada ketentuan atau standar (required/regulated/mandatory disclosure) dan pengungkapan yang bersifat sukarela (voluntary disclosure). Perusahaan bersedia melakukan pengungkapan sukarela, meski menambah cost perusahaan untuk memenuhi keinginan stakeholder atau meningkatkan citra perusahaan.


(22)

commit to user

9

Pada umumnya perusahaan tidak mau melakukan pengungkapan melebihi peraturan yang ditetapkan. Hendriksen dan Breda (2001) menyebutkan beberapa alasan yang menyebabkan perusahaan tidak mau melakukan pengungkapan sukarela, yaitu:

a. Pengungkapan sukarela akan membantu para pesaing dan merugikan pemegang saham.

b. Pengungkapan yang lengkap akan menguntungkan pekerja dalam tawar-menawar upah.

c. Adanya anggapan bahwa investor tidak dapat memahami kebijakan dan prosedur yang diambil oleh perusahaan sehingga pengungkapan penuh hanya akan menyesatkan.

d. Adanya informasi selain laporan keuangan yang dapat diakses dari sumber-sumber dengan biaya yang lebih murah.

e. Kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan investor.

Pengungkapan yang dilakukan perusahaan dari tahun ke tahun semakin meningkat (Zhang dkk, 2008). Ada beberapa alasan yang menyebabkan peningkatan tersebut seperti yang dikatakan Kieso dan Weygandt (2001) antara lain sebagai berikut:

a. Komplektisitas lingkungan bisnis

b. Kebutuhan akan informasi yang tepat waktu

c. Adanya kenyataan bahwa akuntansi adalah alat pengawasan dan pengendalian dalam dunia bisnis.


(23)

commit to user

Henderson dan Pierson (1998) mengutarakan beberapa alasan perusahaan melakukan pengungkapan sukarela termasuk di dalamnya sosial dan lingkungan, sebagai berikut:

a. Internal Decision Making

Manajemen membutuhkan informasi untuk menentukan efektivitas dari kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan dalam mencapai tujuan sosial perusahaan. Data harus tersedia agar biaya dan manfaat tersebut sulit diidentifikasi dan diukur, namun analisis secara sederhana lebih baik daripada tidak sama sekali.

b. Product Differentiation

Laporan keuangan merupakan rangkuman dari banyak transaksi sehingga dapat menyembunyikan informasi penting yang dapat mempengaruhi keputusan pemegang saham dan pihak lainnya. Manajer perusahaan yang bertanggungjawab secara sosial memiliki intensif untuk membedakan diri dari pesaing yang tidak bertanggungjawab secara sosial kepada masyarakat.

c. Enlightened Self Interest

Perusahaan melakukan pengungkapan untuk menjaga keselarasan sosialnya dengan stokeholder; kreditor, karyawan, pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat karena dapat mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan.


(24)

commit to user

11

2. Environmental Disclosure

Environmental Disclosure adalah pengungkapan informasi yang

berkaitan dengan lingkungan di dalam laporan tahunan perusahaan yang bertujuan untuk mengkomunikasikan realitas untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik (Miranti, 2009). Selain itu, melalui environmental disclosure, masyarakat dapat memantau aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam rangka memenuhi tanggung jawab lingkungannya. Perusahaan akan memperoleh perhatian, kepercayaan dan dukungan dari masyarakat sehingga perusahaan dapat sustainable (Deegan dan Brown, 1998). Environmental disclosure juga merupakan respon terhadap kebutuhan informasi dari kelompok-kelompok yang berkepentingan (interest gap) seperti serikat pekerja, aktivis lingkungan hidup, kalangan religius dan kelompok lain (Guthrie dan Parker, 1990).

Menurut Freedman (1989), ada tiga pendekatan yang digunakan dalam melaporkan kinerja sosial perusahaan yang di dalamnya termasuk juga environmental disclosure, yaitu:

a. Social Audit

Yaitu dengan cara mengukur dan melaporkan dampak-dampak ekonomi, sosial dan lingkungan dari operasi perusahaaan yang berorientasi sosial lingkungan. Pelaporan ini dilakukan dengan membuat daftar aktivitas-aktivitas perusahaan yang memiliki konsekuensi sosial, kemudian auditor sosial akan mengestimasi dan mengukur dampak-dampaknya.


(25)

commit to user b. Social Report

Terdapat beberapa pendekatan dalam laporan sosial, seperti:

1. Inventory Approach

Inventory Approach adalah suatu pendekatan yang menjelaskan bahwa perusahaan mengkompilasi dan mengungkapkan sebuah data yang komprehensif dari aktivitas-aktivitas social perusahaan. Keterbatasan dari pendekatan ini adalah sulit dalam membuat daftar yang sesuai dengan batasan yang realistis, serta sulit untuk membandingkan pertanggung jawaban sosial terhadap lingkungan antar perusahaan karena tidak ada standar yang tepat untuk mengukur pertanggungjawaban tersebut.

2. Cost Approach

Pendekatan ini menguraikan bahwa perusahaan membuat daftar aktivitas perusahaannya yang berkenaan dengan penanganan terhadap lingkungannya dan mengungkapkan jumlah pengeluaran masing-masing aktivitas tersebut. Biaya dan aktivitas tersebut berhubungan dengan periode pelaporan yang berjalan dibebankan ke expense pada periode berikutnya.

3. Program Management Approach

Perusahaan tidak hanya mengungkapkan aktivitas terhadap lingkungan, tetapi juga tujuan dari kegiatan tersebut serta hasil yang sudah dicapai oleh perusahaan sesuai dengan tujuan ysng telah ditetapkan itu. Kelebihan dari pendekatan ini adalah memudahkan


(26)

commit to user

13

pemakai laporan keuangan untuk menilai tingkat keberhasilan aktivitas sosial lingkungan perusahaan untuk mencapai tujuan. Sedangkan keterbatasannya ialah tidak terdapat indikasi manfaat sosial yang diperoleh dari pencapaian tujuan tersebut.

4. Cost-Benefit Approach

Pendekatan ini menjelaskan bahwa perusahaan mengungkapkan aktivitas yang memiliki dampak positif terhadap lingkungan serta biaya dan manfaat dari aktivitas tersebut. Kesulitan dari pendekatan ini adalah mengukur biaya dan manfaat terhadap masyarakat.

c. Pengungkapan Sosial Lingkungan dalam Laporan Tahunan

Pengungkapan sosial lingkungan dalam laporan tahunan merupakan pengungkapan informasi mengenai aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan, dilakukan melalui berbagai media antara lain : laporan tahunan, laporan interim, prospectus, pengumuman kepada bursa efek atau media massa.

Ada beberapa penelitian yang mengidentifikasi item cakupan environmental disclosure. Zeghal dan Ahmed (1990) mengidentifikasi

environmental disclosure meliputi pengendalian terhadap polusi,

pencegahan/perbaikan terhadap kerusakan lingkungan, konsentrasi alam dan pengungkapan lain yang berhubungan dengan lingkungan. Suhardjanto dkk (2008) dalam penelitiannya membuat indeks pengungkapan lingkungan yang terdiri dari 35 item pengungkapan yang banyak diungkapkan perusahaan berdasarkan isu lingkungan yang ditulis media di Indonesia.


(27)

commit to user 3. Metode Analisa Environmental Disclosure

Munculnya masalah pengungkapan yang mulai diangkat ke dalam penelitian akuntansi ( Chavent, Ding, Fu, Stolowy dan Wang; 2006) membuat banyak peneliti mulai mencari berbagai metode untuk mengukur tingkat pengungkapan yang dilakukan perusahaan (Hossain, 2008). Ada dua jenis metode yang biasanya digunakan peneliti untuk menganalisa environmental disclosure (Hossain dan Hammami, 2009), yaitu:

a. Weighted method

Weighted method merupakan metode yang menggunakan bobot nilai untuk item informasi yang diungkapkan. Bobot nilai setiap item diperoleh dari penelitian yang khusus menganalisis topik yang akan diangkat, misalnya masalah lingkungan hidup yang dimuat media (Suhardjanto dkk, 2008). Pertama peneliti mengidentifikasi kemungkinan berbagai isu lingkungan hidup yang dimuat media, kemudian menganalisis pengungkapan lingkungan dari masing-masing isu sesuai item kategori yang telah ditentukan. Item yang memperoleh bobot tertinggi mencerminkan isu lingkungan hidup tersebut paling penting untuk diungkapkan (Suhardjanto dkk, 2008). Teknik semacam ini digunakan dalam penelitian Miranti (2009) dengan menggunakan Indonesian Environmental Reporting (IER) Index (Suhardjanto dkk, 2008).


(28)

commit to user

15

Weighted method dapat dilakukan dengan dua cara: 1) Weighted Index

Weighted Index dilakukan dengan memberi indeks untuk setiap item pengungkapan melalui penelitian yang khusus menganalisa topik yang akan diangkat, misal masalah lingkungan hidup (Suhardjanto dkk, 2008). Bobot untuk setiap item berbeda-beda tergantung penting atau tidaknya item tersebut.

2) Polychotomous

Metode Polychotomous dilakukan dengan memberikan bobot nilai dengan skala bertingkat untuk setiap item pengungkapan, misal, nilai 3 untuk item pelaporan tinggi, nilai 2 untuk item pengungkapan sederhana dan nilai 1 untuk item pengungkapan rendah (Azli, 2010). Owusu-Ansah (1998) menjelaskan bahwa dengan menggunakan metode tidak berbobot maka akan menyingkirkan perlunya membuat penilaian relatif dari setiap item informasi. Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa peneliti memiliki wawasan yang buruk dalam proses penilaian item informasi. Akan tetapi jika menggunakan metode berbobot maka setiap item informasi akan mempunyai nilai yang berbeda, mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari item informasi lainnya. Inilah yang sebenarnya merefleksi peristiwa nyata yang terjadi (Owusu-Ansah, 1998). Metode ini mempunyai subjektivitas dalam pembobotan yang membuat semua item tidak dapat dianggap sama pentingnya karena setiap item mempunyai bobot yang berbeda-beda (Barako, Hancock dan Izan; 2006).


(29)

commit to user

Barako dkk (2006) mengatakan dua masalah penting dan masih diperdebatkan dalam literatur yang membangun sebuah indeks pengungkapan adalah: (1) Apakah beberapa item seharusnya lebih berbobot dari item lainnya, (2) Apakah pembobotan seharusnya dilakukan oleh pihak external atau oleh peneliti.

b. Unweighted method

Berbeda dengan weighted method, unweighted method menganggap bahwa semua item pengungkapan mempunyai bobot yang sama pentingnya (Artsberg dan Arvidsson, 2007). Dalam penelitiannya, Haniffa dan Cooke (2005) menyebutkan unweighted method dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1) Content analysis

Metode content analysis merupakan metode pengumpulan data (Guthrie dan Abeysekera , 2006) yang dilakukan dengan menghitung jumlah konten seperti kata (Zhegal dan Ahmed, 1990), kalimat (Wiseman, 1982; Haniffa dan Cooke, 2005) atau halaman (Guthrie dan Parker, 1989) yang mengungkapkan informasi (Haniffa dan Cooke, 2005). Setiap pengukuran ini mempunyai keterbatasan, misalnya, dengan menggunakan halaman maka termasuk gambar yang mungkin tidak memuat informasi yang dituju, sedangkan jika menggunakan kata dan kalimat maka tidak termasuk grafik atau tabel. Akan tetapi, teknik ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi secara lebih detail dan sistematis (Guthrie dan Abeysekera ,


(30)

commit to user

17

2006). Dikatakan juga, dengan content analysis peneliti dapat mengklasifikasikan informasi kualitatif (Abbot dan Monsen, 1979) dan kuantitatif (Guthrie dan Abeysekera, 2006) ke dalam kategori-kategori untuk memperoleh pola dalam menyajikan dan melaporkan informasi (Guthrie dan Abeysekera, 2006).

Agar metode content analysis menjadi efektif, maka syarat-syarat teknik metode ini harus dipenuhi. Pertama, klasifikasi kategori harus ditetapkan secara jelas dan secara operasional. Kedua, pengambilan data harus sistematik dan jelas untuk item yang termasuk ke dalam kategori atau pun tidak. Ketiga, content analysis harus menunjukkan bahwa data yang diperoleh dapat dipercaya dan valid (Guthrie dkk, 2004).

Penelitian yang menggunakan teknik content analysis, antara lain: Ahmad dan Sulaiman (2004), Haniffa dan Cooke (2005) dan Ismail dan Ibrahim (2009).

2) Disclosure scoring

Ada berbagai pendekatan yang dapat dikembangkan dalam scoring untuk menentukan tingkat pengungkapan laporan tahunan perusahaan (Hossain, 2006). Salah satu pendekatan dalam metode disclosure

scoring dilakukan dengan memberi nilai 1 untuk item yang

diungkapkan dan nilai 0 untuk item yang tidak diungkapkan sesuai dengan daftar item yang digunakan peneliti (Hossain dan Hammami, 2009; Haniffa dan Cooke, 2005). Kemudian nilai untuk setiap item


(31)

commit to user

ditotal dan jumlahnya dibagi dengan skor maksimal yang diharapkan untuk mendapatkan indeks skor pengungkapan yang dilakukan setiap perusahaan.

Persamaan rumusnya seperti di bawah ini:

Keterangan:

= Indeks kor tiap perusahaan

nj= jumlah item yang ada (Skor maksimal yang diharapkan)

ij

X = 1 jika perusahaan mengungkapkan item i

Teknik disclosure scoring digunakan oleh Haniffa dan Cooke (2005), Chavent dkk (2006), Hossain (2008) dan Hossain dan Hammami (2009).

4. Karakteristik Perusahaan

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (2006), karakteristik merupakan ciri-ciri khusus, mempunyai sifat khas (kekhususan) sesuai dengan perwatakan tertentu yang membedakan sesuatu (orang) dengan sesuatu yang lain. Jadi, karakteristik perusahaan adalah ciri khusus perusahaan yang membedakan perusahaan tersebut dengan perusahaan lain.

Karakteristik perusahaan merujuk kepada faktor-faktor spesifik yang melekat pada perusahaan dan dihubungkan dengan lingkungan di mana kegiatan perusahaan berlangsung (Panjaitan, 2009). Hackson dan Milne (1996) mengatakan bahwa ada beberapa hubungan potensial antara karakteristik perusahaan dan pengungkapan sosial dan lingkungan.

Indeks skor

nj X

nj

t ij j

å

= = 1


(32)

commit to user

19

Menurut Ayuso dan Larrinaga (2003) karakteristik perusahaan dapat berupa return on asset, return on equity, leverage, return saham, ukuran perusahaan, risiko, perputaran aset dan deviden per share. Banyak penelitian membahas pengungkapan yang dihubungkan dengan karakteristik perusahaan seperti profitabilitas dan ukuran perusahaan (Sighvi dan Desai, 1971; Haniffa dan Cooke, 2005; Brammer dan Pavelin, 2008; Murcia dan Souza, 2008; Zhang dkk, 2008; Miranti, 2009), Leverage (Haniffa dan Cooke, 2005; Zhang dkk, 2008, Miranti, 2009), status listing (Sighvi dan Desai, 1971; Haniffa dan Cooke, 2005). Pofitabilitas dan leverage merupakan dua karakteristik perusahaan yang paling sering dipertimbangkan sebagai variabel independen di berbagai studi empiris mengenai pengungkapan (Ayuso dan Larrinaga, 2003).

a. Profitabilitas

Profitabilitas adalah suatu kemampuan untuk memperoleh laba dalam periode tertentu di masa yang akan datang (Miranti, 2009). Semakin besar profitabilitas maka perusahaan akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan yang profitabilitasnya lebih kecil (Murcia dan Souza, 2008). Hal ini disebabkan karena semakin perusahaan tersebut dalam kondisi baik, maka akan semakin ingin tampil beda daripada yang lain dengan mengungkapkan informasi (Ahmad, Hassan dan Mohammad, 2003).

b. Leverage

Leverage merupakan pengukur aktiva yang dibiayai dengan utang. Perusahaan yang mempunyai leverage yang tinggi akan mengungkapkan


(33)

commit to user

informasi lebih banyak karena dengan melakukan hal tersebut, kreditur akan menyediakan pinjaman kepada perusahaan dan investor juga akan percaya kepada manajemen perusahaan (Zhang dkk, 2008).

c. Ukuran perusahaan

Perusahaan yang lebih besar senantiasa terdorong untuk melakukan pengungkapan informasi lingkungannya (Haniffa dan Cooke, 2005). Perusahaan yang semakin besar akan mempunyai stakeholders yang lebih banyak sehingga akan lebih terkemuka (Ismail dan Ibrahim, 2008). Firth (1979) mengatakan bahwa semakin perusahaan tersebut terkemuka maka akan semakin banyak mengungkapkan informasi.

B. Kerangka Pemikiran

Faktor penting yang diduga mempunyai pengaruh terhadap environmental disclosure karakteristik perusahaan. Berikut ini kerangka konseptual yang menjelaskan pengaruh karakteristik perusahaan terhadap environmental disclosure.

Variabel Dependen Variabel Independen

Variabel Kontrol

H1

Environmental Disclosure:

· Weighted Index

· Content Analysis · Disclosure Scoring

H2

Leverage

· Tipe Industri

· Ownership Concentration

H3

Ukuran Perusahaan Profitabilitas


(34)

commit to user

21

C. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan beberapa metode analisa environmental disclosure dan kaitannya dengan karakterisitik perusahaan. Maka dari itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini, karakteristik perusahaan diproksikan dengan profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan. Pengembangan hipotesis untuk masing – masing karakteristik perusahaan adalah sebagai berikut.

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Environmental Disclosure

Profitabilitas perusahaan mempunyai dampak yang besar dalam pengungkapan (Zhang dkk, 2008). Pengungkapan tanggung jawab lingkungan dipercaya sebagai pendekatan manajemen untuk mengurangi tekanan sosial dan merespon kebutuhan sosial (Hackston dan Milne, 1996). Perusahaan akan mengungkap informasi lebih ketika kemampuan menghasilkan labanya berada diatas rata-rata industri agar investor dan kreditor yakin bahwa perusahaan berada dalam posisi persaingan yang kuat dan operasi perusahaan berjalan efisien (Miranti, 2009). Hannifa dan Cooke (2005) menemukan hasil yang mendukung hubungan antara profitabilitas dan pengungkapan yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan sosial. Hasil penelitian yang sama dilakukan oleh Murcia dan Souza (2008), Zhang dkk (2008) dan Miranti (2009). Hal ini berarti, semakin tinggi profitabilitas maka akan semakin besar pengungkapan sosial yang dilakukan (Hackson dan Milne, 1996).


(35)

commit to user

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: H1 = profitabilitas berpengaruh positif terhadap environmental disclosure

2. Pengaruh Leverage terhadap Environmental Disclosure

Zhang dkk (2008) mengatakan bahwa leverage merupakan indikator yang kuat dalam menentukan apakah perusahaan mengungkapkan informasi lingkungan atau tidak. Kreditor mengendalikan sumber keuangan yang mungkin dibutuhkan perusahaan untuk beroperasi (Roberts, 1992). Jika perusahaan merasa bahwa stakeholders mempunyai kaitan dengan tanggung jawab sosial maka dorongan untuk mengungkapkan aktivitas perusahaan akan semakin besar (Ullman, 1995). Hal ini sejalan dengan apa yang ditemukan dalam penelitian Hannifa dan Cooke (2005) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat leverage maka akan semakin tinggi pula tingkat pengungkapan informasi. Hasil yang sama didapat dalam penelitian Murcia dan Souza (2008). Perusahan yang mempunyai tingkat leverage tinggi maka akan lebih banyak pula mengungkapkan informasi termasuk environmental disclosure (Zhang dkk, 2008).

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: H2 = leverage berpengaruh positif terhadap environmental disclosure

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Environmental Disclosure Perusahaan besar merupakan emiten yang paling banyak disoroti oleh publik sehingga pengungkapan yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab perusahaan (Sembiring, 2005).


(36)

commit to user

23

Perusahaan besar cenderung akan memberikan informasi laba sekarang lebih rendah dibandingkan perusahaan kecil, sehingga perusahaan besar cenderung akan mengeluarkan biaya untuk pengungkapan informasi sosial yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil. Oleh karena itu, perusahaan yang lebih besar senantiasa terdorong untuk melakukan pengungkapan informasi lingkungannya (Haniffa dan Cooke, 2005). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Brammer dan Pavelin (2008) yang mengatakan bahwa pengungkapan lingkungan cenderung lebih besar untuk perusahaan yang lebih besar. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Haniffa dan Cooke (2005), Ismail dan Ibrahim (2008) dan Zhang dkk (2008). Oleh sebab itu, semakin besar perusahaan maka mereka akan lebih banyak mengangkat masalah lingkungan dan semakin baik mengungkapkan informasi lingkungan (Zhang, 2008).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut: H3 = ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap environmental


(37)

commit to user 24 BAB III

METODE PENELITIAN

Setelah dalam bab sebelumnya dijelaskan mengenai landasan teori dan pengembangan hipotesis, maka pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai desain penelitian, data, dan alat uji untuk hipotesis.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan analisis environmental disclosure dan kaitannya dengan karaktersitik perusahaan. Maka dari itu, desain penelitian ini dibagi dua tahap. Tahap pertama, melakukan uji hipotesis untuk menjelaskan pengaruh antara karakteristik perusahaan terhadap environmental disclosure. Uji hipotesis dilakukan untuk setiap proksi environmental disclosure. Tahap kedua, membandingan setiap uji hipotesis yang dilakukan untuk setiap proksi environmental disclosure.

B. Populasi, Sampel dan Sampling

Populasi adalah sejumlah unsur yang mana kita akan menarik beberapa kesimpulan (Cooper dan Schindler, 2001). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008 yaitu sebanyak 397 perusahaan.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagian dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 yaitu berjumlah 90 perusahaan. Hal ini dikarenakan, dalam regresi berganda


(38)

commit to user

25

ukuran sampel hendaknya paling sedikit sepuluh kali variabel independen dalam penelitian (Sekaran, 2003).

Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel yang disesuaikan dengan kriteria – kriteria tertentu (Cooper dan Schindler, 2001).

Adapun kriteria yang ditentukan adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008.

b. Perusahaan yang menerbitkan annual report tahun 2008 di www.idx.co.id.

c. Perusahaan yang mengungkapkan corporate social responsibility khususnya environmental disclosure pada annual report tahun 2008.

C. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu informasi yang diperoleh dari pihak lain (Sekaran, 2000). Data sekunder yang dikumpulkan adalah data perusahaan diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2009 dan annual report yang di-download dari situs www.idx.co.id.

D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya a. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama dalam penelitian (Sekaran, 2003). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah environmental disclosure yang didefinisikan dengan 3 proksi, yaitu sebagai berikut:


(39)

commit to user

1) Weighted Method

Weighted method dilakukan dengan memberikan bobot skor untuk setiap item pengungkapan environmental disclosure yang ada pada annual report untuk setiap perusahaan. Setelah itu, bobot skor tiap item pengungkapan dijumlahkan untuk memperoleh total skor indeks tiap perusahaan. Penelitian ini menggunakan Indonesian Environmental Reporting Index (IER) yang merupakan hasil penelitian dari Suhardjanto dkk (2008). IER digunakan karena penelitian ini dilakukan pada perusahaan di Indonesia sehingga akan lebih spesifik jika menggunakan indeks yang ada di Indonesia juga (Suhardjanto dkk, 2008). IER juga digunakan oleh Miranti (2009) dalam penelitiannya.


(40)

commit to user

27

Berikut ini adalah 35 item yang ada dalam Indonesian Environmental Disclosure (IER):

No IER Items IER Index

(weighted)

1 Impact of Using Water 3.25

2 Incidents and Fines 3.05

3 Programs for Protection 2.27

4 Waste by Type 1.99

5 Impacts of Activities 1.91

6 Materials by Type 1.84

7 Environmental Expense 1.63

8 Discharges Water 1.58

9 Other Air Emissions 1.54

10 Withdrawals of Ground Water 1.44

11 Land Information 1.43

12 Volume of Water Use 1.41

13 Energy Consumption 1.29

14 Performance of Supplier 1.25 15 Impact of Discharges Water 1.05 16 Impacts of Transportation 1.05

17 Impacts of Products 0.95

18 Land for Extraction 0.84

19 Spills of Chemicals 0.76

20 Indirect Energy 0.67

21 Renewable Initiatives 0.59

22 Habitat Changes 0.42

23 Other Indirect Energy 0.41

24 Recycling Water 0.37

25 Hazardous Waste 0.36

26 Impermeable Surface 0.30

27 Affected Red List Species 0.30 28 Impact of Activities on Protected Areas 0.28

29 Wastes of Material 0.20

30 Direct Energy 0.19

31 Greenhouse Gas Emissions (GGEs) 0.14

32 Recycling Materials 0.10

33 Emissions of Ozone Depleting Substances 0.08

34 Other Indirect GGEs 0.02

35 Operations in Protected Areas 0.02 Mean 1.00


(41)

commit to user 2) Unweighted Method

Unweighted method bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu: a) Content Analysis

Content Analysis yaitu metode yang menganalisis environmental disclosure pada annual report dengan menghitung jumlah kalimat yang menjelaskan environmental disclosure. Setelah itu, tiap perusahaan ditotal jumlah kalimat yang menjelaskan environmental disclosure. Jumlah kalimat digunakan karena menurut Ismail dan Ibrahim (2008) jumlah kalimat lebih akurat daripada jumlah kata. Metode ini pernah digunakan oleh Haniffa dan Cooke (2005) dan Ismail dan Ibrahim (2008) dalam penelitiannya tentang pengungkapan sosial dan lingkungan.

b) Disclosure Scoring

Disclosure Scoring yaitu metode yang dilakukan dengan memberikan skor, untuk perusahaan yang mengungkapkan

environmental disclosure diberi nilai 1 dan yang tidak

mengungkapkan diberi nilai 0. Item yang digunakan untuk melakukan scoring adalah item yang ada di Indonesian Environmental Reporting Index (IER). Setelah itu, jumlah skor setiap item dijumlahkan dan kemudian dibagi dengan skor maksimal yang diharapkan untuk mendapatkan indeks skor pengungkapan tiap perusahaan.


(42)

commit to user

29

Persamaan rumusnya seperti di bawah ini:

Keterangan:

= Indeks skor tiap perusahaan nj= Skor maksimal yang diharapkan, 35 item IER

ij

X = 1 jika perusahaan mengungkapkan item i 0 jika perusahaan tidak mengungkapkan item i

Teknik disclosure scoring digunakan oleh Hackson dan Milne (1996), Haniffa dan Cooke (2005), Sembiring (2005), Hossain (2008) dan Hossain dan Hammami (2009).

b. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik secara positif maupun negatif (Sekaran, 2003). Variabel independen dalam penelitian ini adalah :

1. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan (Miranti, 2009). Profitabilitas dapat dihitung dengan membandingkan antara pengembalian atas aset (ROA) (Freedman dan Jaggi, 2005). Dalam penelitian ini, profitabilitas diukur dengan menggunakan ROA, karena ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba serta mengukur tingkat efisiensi operasional perusahaan secara

Indeks skor

nj X

nj

t ij j

å

= = 1


(43)

commit to user

keseluruhan dan efisiensi perusahaan dalam menggunakan harta yang dimilikinya (Haniffa dan Cooke, 2005). ROA diukur dengan membandingkan antara laba bersih dengan total aktiva. Hal ini seperti yang digunakan dalam penelitian Hossain (2000), Ten (2004), Hossain (2008), Sari dan Kholisoh (2009).

Aktiva Total

Bersih Laba

ROA=

2. Leverage

Penelitian ini menggunakan pengukuran yaitu membandingkan total utang dengan total ekuitas seperti yang dilakukan oleh Haniffa dan Cooke (2005) dan Robert (1992). Rumus yang digunakan untuk menghitung leverage seperti yang digunakan dalam penelitian Robert (1992), Khana, Palepu dan Srinivasan (2004), Haniffa dan Cooke (2005), Zhang dkk (2008), sebagai berikut:

Ekuitas Total

Utang Total Leverage=

3. Ukuran Perusahaan

Mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu Freedman dan Jaggi (2005), Haniffa dan Cooke (2005), Zhang dkk (2008), Hossain dan Hammami (2009), Miranti (2009), Suhardjanto dan Afni (2009) size diukur dengan total aktiva perusahaan. Penelitian ini menggunakan total aktiva sebagai dasar ukuran perusahaan karena total aktiva berisi keseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan baik yang lancar maupun


(44)

commit to user

31

tidak lancar, sehingga lebih menunjukkan ukuran perusahaan yang sebenarnya (Suhardjanto dan Afni, 2009).

c. Variabel Kontrol

Variabel kontrol merupakan variabel yang mengemuka antara waktu variabel bebas mulai bekerja mempengaruhi variabel terikat (Sekaran, 2003).

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah: 1. Tipe Industri

Variabel ini merupakan variabel dummy. Klasifikasi industri yang digunakan didalam penelitian ini sesuai dengan penelitian Suhardjanto (2008) dan Miranti (2009), yaitu:

1. Jasa dikode 1. 2. Keuangan dikode 2.

3. Manufaktur (termasuk pertambangan) dikode 3.

2. Ownership Concentration

Struktur kepemilikan perusahaan berbeda-beda. Ada perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan menyebar (dispersion), tetapi ada juga yang terpusat (concentrated) (Ali dan Trabelsi, 2006). Mengacu penelitian terdahulu yaitu Murcia dan Souza (2008) maka penelitian ini menggunakan dummy, yaitu nilai 1 untuk perusahaan yang dimiliki pemegang saham tunggal yaitu struktur kepemilikan terpusat (kepemilikan > 50%) dan angka 0 untuk perusahaan yang struktur kepemilikan pemegang sahamnya menyebar (kepemilikan < 50%).


(45)

commit to user E. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan pengujian hipotesis. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari mean, median, standar deviasi, nilai maksimum, nilai minimum dari data sampel (Ghozali, 2009). Analisis ini untuk memberikan gambaran distribusi dan perilaku data sampel tersebut.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu uji asumsi klasik, uji model regresi (goodness of fit), dan uji koefisien regresi (Gujarati, 2003).

a. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil analisis regresi linier berganda yang digunakan untuk menganalisis dalam penelitian ini terbebas dari penyimpangan asumsi klasik yang meliputi:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009). Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan One Sample Kormogorov-Smirnov Test. Data dikatakan berdistribusi normal jika


(46)

commit to user

33

signifikansi variabel dependen memiliki nilai signifikansi lebih dari 10 %. Data penelitian yang baik adalah yang berdistribusi secara normal (Ghozali, 2009).

2) Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapat hubungan yang sempurna antara beberapa variabel independen dalam model regresi (Ghozali, 2009). Pengujian multikolinieritas ini berguna untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Pendeteksian dilakukan dengan menggunakan toleransi value VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai tolerance value > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

3) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam model regresi terdapat autokorelasi atau tidak, dapat diketahui melalui uji Durbin-Watson (Ghozali, 2009). 4) Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Gujarati, 2003). Uji heterokedastisitas dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual dengan


(47)

commit to user

variabel independennya atau disebut dengan Uji Glejser. Ada tidaknya heterokedastisitas dapat diketahui dengan melihat tingkat signifikansinya terhadap a 5%.

b. Uji Model Regresi (Goodness of Fit)

Ghozali (2009) mengatakan bahwa ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fit-nya. Secara statistik dapat diukur dengan:

1) Koefisien Determinasi ( )

Koefisien determinasi ( ) menunjukkan seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Gujarati, 2003). Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas, begitu juga sebaliknya.

2) Nilai F

Nilai F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasudkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Semakin kuat pengaruhnya maka model regresi akan semakin baik (Ghozali, 2009).

c. Uji Koefisien Regresi

Pengujian koefisien regresi dimaksud untuk mengetahui apakah secara variabel independen mempunyai pengaruh secara signifikan


(48)

commit to user

35

terhadap variable dependen, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan (Gujarati, 2003).

Persamaan Regresi:

ED = b0 + b1ROE + b2LEV + b3SIZE + b4TIPE + b5OWN + e

Keterangan Persamaan Regresi Berganda

d. Uji Analysis of variance (ANOVA)

Uji Analysis of variance (ANOVA) digunakan untuk membandingkan nilai rata-rata tiga atau lebih sampel yang tidak berhubungan. Uji ini pada dasarnya menggunakan F Test (Ghozali, 2009). Asumsi ANOVA adalah setiap grup mempunyai variance yang sama. Jika asumsi ini dilanggar, uji ANOVA tetap masih bisa dilakukan sepanjang grup memiliki ukuran sampel yang sama (Ghozali, 2009).

Simbol Keterangan

ED Environmental Disclosure Score

ROE Profitabilitas LEV Leverage

SIZE Ukuran Perusahaan TIPE Tipe Industri

OWN Ownership Concentration b0 Konstan

b1 – b5 Koefisien regresi


(49)

commit to user 36 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Setelah membahas metode penelitian di Bab III, maka pada Bab IV akan dijelaskan mengenai deskripsi data, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini.

A. Deskripsi Data

Deskripsi data dalam penelitian ini, terdiri dari dua bagian yaitu: seleksi sampel dan analisis deskriptif dari data yang telah diperoleh.

1. Seleksi Sampel

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang meliputi data annual report tahun 2008 yang di-download baik dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) maupun dari website masing-masing perusahaan dan data keuangan lain perusahaan yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008 yaitu sebanyak 397 perusahaan. Klasifikasi tipe industri perusahaan yang menjadi populasi adalah sebagai berikut:


(50)

commit to user

37

Tabel IV.1

Populasi Perusahaan yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2008 No Tipe Industri Jumlah Persentase

1 Jasa 66 16,62%

2 Keuangan 76 19,14%

3 Manufaktur dan

Lainnya 255 64,23%

Total 397 100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa perusahaan di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mayoritas bergerak di bidang industri manufaktur dan lainnya yaitu sebanyak 255 perusahaan atau sebesar 64,23%, diurutan kedua adalah perusahaan yang bergerak di bidang keuangan yaitu sebanyak 76 perusahaan atau sebesar 19,14% dan yang mendapatkan prosentase paling kecil adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa yaitu sebanyak 66 perusahaan atau sekitar 16,62% dari total keseluruhan.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan metode purposive sampling yang telah dijelaskan pada Bab III. Berdasarkan teknik sampling yang telah dijabarkan sebelumnya maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 110 perusahaan. Tabel berikut menyajikan rincian jumlah sampel yang diperoleh berdasarkan klasifikasi tipe industri.


(51)

commit to user Tabel IV.2 Sampel yang Diperoleh

No Tipe Industri Jumlah Persentase

1 Jasa 19 17,27%

2 Keuangan 23 20,90%

3 Manufaktur dan

Lainnya 68 61,82%

Total 110 100%

Namun, dari 110 perusahaan tersebut, ternyata hanya 59 perusahaan (53,64%) yang dapat diolah dikarenakan ada beberapa perusahaan yang sangat kurang dalam mengungkapkan environmental disclosure di annual report. Ada 51 perusahaan yang tidak bisa diolah sehingga dibatalkan menjadi sampel. Tabel berikut menyajikan rincian jumlah sampel yang dapat diolah berdasarkan klasifikasi tipe industri.

Tabel IV.3

Sampel yang Dapat Diolah

No Tipe Industri Jumlah Persentase

1 Jasa 7 6,36%

2 Keuangan 12 10,90%

3 Manufaktur dan Lainnya 40 36,36%

Total 59 53,64%

Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat di lampiran 1.

Sumber: Hasil Pengolahan Data


(52)

commit to user

39

2. Statistik Deskriptif

Stastistik deskriptif dalam penelitian ini dilakukan guna mencari nilai rata-rata (mean), maximum, minimum, dan standar deviasi dari data yang digunakan dalam penelitian. Statistik deskriptif dalam penelitian ini menggambarkan environmental disclosure yang diukur dengan menggunakan disclosure index, content analysis dan disclosure scoring pada perusahaan sampel, profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan dan ownership concentration yang digunakan dalam penelitian ini. Statistik desktiptif perusahaan yang menjadi sampel disajikan pada tabel IV.4 di bawah ini.

Tabel IV.4

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ED_Index 59 0,96 % 15,07 % 4,28 % 2,58 %

ED_Content 59 1 49 10 9,53

ED_Scoring 59 2,90 % 34,39 % 8,57 % 5,91 %

ROA 59 -2,49 % 28,40 % 4,36 % 5,42 %

Leverage 59 5 % 1496,52 % 292,67 % 374,57 %

OC 59 25 % 94 % 54,48 % 14,93 %

Size (dalam Jutaan Rupiah)

59 134596 358438678 29513638 69185678

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rerata environmental disclosure yang diungkapkan oleh perusahaan di Indonesia jika diproksikan dengan index IER sebesar 4,28 % dengan nilai pengungkapan environmental disclosure terendah yaitu sebesar 0,96 % dilakukan oleh PT Sentul City dengan item dari Sumber: Hasil Pengolahan Data


(53)

commit to user

IER yang diungkapkan hanya 2 yaitu renewable initiatives dan recyling water. Kutipan annual report dari PT Sentul City seperti berikut ini:

Perseroan menyadari bahwa dalam melaksanakan kegiatan usahanya, melekat pula tanggung jawab sosial terhadap lingkungan masyarakat serta lingkungan alam. Dengan pemahaman tersebut, Perseroan berupaya menciptakan harmoni antara pencapaian tujuan usaha dengan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam.

Terjaganya kelestarian lingkungan alam mendapat perhatian penting dari Perseroan. Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Perseroan dilaksanakan untuk seluruh tahapan kegiatan Perseroan. Berkaitan dengan hal tersebut, Perseroan mengatur pelaksanaan pembuangan limbah antara lain untuk limbah dengan tersedianya fasilitas Sewage Treatment Plant (STP) dan tempat pembuangan sementara (TPS) sampah. Perseroan juga telah membangun system drainase yang terpisah dengan pembuangan air limbah dimana limbah diolah terpusat dan tidak diresapkan ke dalam tanah melainkan didaur ulang untuk keperluan lain, seperti irigasi lapangan golf.

Sedangkan nilai tertinggi atas environmental disclosure yang dilakukan perusahaan didapat oleh PT Elnusa Tbk yaitu sebesar 15,07 % yang mengungkapkan sebanyak 9 item IER yaitu incident and fines, programs for protection, waste by type, impacts of activities, materials by type, environmental expense, energy consumption, impacts of products, Greenhouse Gas Emissions (GGEs). Hal ini dapat dilihat dari kutipan annual report perusahaan tersebut antara lain sebagai berikut:

Pembuangan sisa minyak dan gas serta limbah hasil aktivitas usaha lainnya dapat mengakibatkan pencemaran udara, tanah, dan air yang dapat menimbulkan kerugian terhadap negara, dan pihak ketiga, dimana Perseroan harus mengganti rugi atas kerusakan yang ditimbulkan. Untuk mengurangi risiko ini, perseroan menerapkan strategi pengurangan risiko (reduce risk), dengan mengimplementasikan sistem manajemen mutu dan K3L.

Dalam mengimplementasikan budaya peduli lingkungan, pada tahun 2008 Perseroan mengambil langkah strategis dalam memilih

bahan-bahan material perkantoran yang ramah lingkungan.

Perlengkapan stationery seperti kertas, amplop dan alat kerja, mengutamakan bahan yang bebas racun (acid free), serta bersertifikat


(54)

commit to user

41

ramah lingkungan (environmental certification). Demikian pula dalam upaya mereduksi sampah dan hemat energi, dibudayakan gaya hidup hemat bahan seperti penggunaan kertas bekas secara optimal dan penggunaan daya listrik efisien.

Di kawasan pusat kegiatan perkantoran, dilakukan kegiatan pemilahan sampah organik dan anorganik serta penghijauan ruang kerja. Pada tahun 2008, Perseroan menggerakkan seluruh karyawan dari mulai tingkat Direksi hingga support untuk peduli lingkungan melalui kegiatan pemeriksaan emisi gratis untuk kendaraan dan pembuatan biopori (AR PT Elnusa, 2008).

Rerata perusahaan dalam mengungkapkan item environmental disclosure masih rendah. Dari 59 perusahaan yang dijadikan sampel, hanya 17 perusahaan yang mengungkapkan item environmental disclosure di atas rerata.

Sementara itu, jika menggunakan measurement content analysis yang diproksikan dengan jumlah kalimat, perusahaan di Indonesia mempunyai rerata environmental disclosure yang diungkapkan perusahaan sebanyak 10 kalimat dengan nilai terendah sebanyak 1 kalimat saja seperti yang dilakukan oleh Bank Kesawan, PT Ciputra Property, PT Nusantara Infrastructure dan PT Tira Austenite, sedangkan nilai tertinggi dilakukan oleh PT Bakrieland Development yang mengungkapkan environmental disclosure sebanyak 49 kalimat. Sedikit kutipan dari annual report PT Bakrieland Development berbunyi seperti ini:

Konsep CSR yang dikembangkan Bakrieland dalam bentuk program “Bakrieland Goes Green” adalah suatu konsep CSR yang terintegrasi, yang menunjukkan komitmen Perusahaan untuk mengintegrasikan kepentingan ekonomi (profit), kepedulian sosial (people), dan partisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet) dalam operasi bisnis untuk mewujudkan terciptanya pengembangan pemangku kepentingan yang berkelanjutan dan lingkungan yang lestari.

Bagi Bakrieland, program CSR Terintegrasi bersifat lebih dari sekedar perwujudan kedermawanan (philanthropy) perusahaan. Program CSR Terintegrasi mempunyai visi untuk mendukung terciptanya properti yang peduli terhadap kualitas, lingkungan, sosial, ekonomi yang berkelanjutan melalui implementasi program


(55)

commit to user

green architecture, green operation, dan green attitude. Visi ini berusaha dicapai melalui misinya mengimplementasikan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang lestari melalui program-program green architecture dan green operation, serta menciptakan peningkatan kualitas sosial ekonomi yang berkelanjutan melalui program-program green attitude. Melalui program-program CSR Pada tanggal 4 Februari 2008, Bakrieland secara resmi meluncurkan program CSR Terintegrasi “Bakrieland Goes Green.” Pelaksanaan program ini dilandasi oleh UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 pasal 74 yang isinya mewajibkan pelaksanaan CSR bagi perusahaan-perusahaan yang terkait dengan sumber daya alam yang menghasilkan limbah.

Secara internal, program ini dimaksudkan untuk mendorong budaya kerja yang lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya, sehingga pada akhirnya dunia usaha akan dapat bertahan secara berkelanjutan untuk memperoleh manfaat yang diinginkan. Secara eksternal, diharapkan dapat membentuk dan menciptakan sustainable development dengan menciptakan dan melibatkan sinergi dari semua pihak secara terus menerus dalam bidang sosial, ekonomi dan lingkungan yang lebih sejahtera dan mandiri.

Program BGG selain memiliki dimensi lingkungan, juga memiliki dimensi sosial-budaya dan ekonomi. Perwujudannya dilakukan

melalui program-program yang menerapkan prinsip green

architecture, green operation and green attitude, mulai dari sisi perencanaan hingga pengembangan pada seluruh proyek Bakrieland, baik dalam pengembangan City Property, Landed Residential, serta Hotel dan Resort maupun Infrastruktur. (AR PT Bakrieland Development, 2008).

Ditinjau dari content analysis, rerata perusahaan di Indonesia sudah banyak yang melakukan environmental disclosure. Dari 59 perusahaan yang dijadikan sampel, 25 perusahaan di antaranya sudah mengungkapkan environmental disclosure di atas rerata.

Dari Tabel IV.4 dapat dilihat pula rerata environmental disclosure yang dilakukan perusahaan di Indonesia berdasarkan jumlah item yang diungkapkan yaitu sebesar 8,57 % atau sekitar 3 item saja. Hal ini menggambarkan bahwa cakupan item yang diungkapkan oleh perusahan di Indonesia masih kurang dan tidak merata. Hal ini dibuktikan dengan nilai tertinggi item yang diungkapkan


(56)

commit to user

43

sebesar 34,3% atau sekitar 12 item yang dilakukan oleh PT Bakrieland Development, sedangkan nilai terendah sebesar 2,90 % atau cuma 1 item saja. Ada 13 perusahaan yang hanya mengungkapkan 1 item saja.

Rerata profitabilitas perusahaan di Indonesia berdasarkan sampel dalam penelitian ini sebesar 4,4% dengan nilai tertinggi sebesar 28,40 % yang dicapai oleh PT Adira Dinamika Multi Finance, sedangkan nilai terendah yaitu sebesar -2,49 % yang dicapai oleh PT Truba Manunggal. Masih ada perbedaan signifikan antara perusahaan yang mempunyai profit tinggi dan profit rendah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah 59 perusahaan yang dijadikan sampel, hanya 17 perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas di atas rerata, 42 sisanya masih di bawah rerata. Berdasarkan data di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa profitabilitas perusahaan di Indonesia belum merata, masih ada perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi sekali dan masih ada perusahaan yang mempunyai profitabilitas rendah sekali.

Untuk tingkat leverage perusahaan di Indonesia mempunyai rerata sebesar 292,67% dengan nilai tertinggi sebesar 1496,52 % dicapai oleh Bank Kesawan dan nilai terendah sebesar 5 % didapat oleh PT Mas Murni Indonesia.. Dari 59 perusahaan yang dijadikan sampel, 44 perusahaan diantaranya masih jauh di bawah rerata sedangkan 15 perusahaan sisanya di atas rerata.


(57)

commit to user

Tingkat ownership concentration di Indonesia mempunyai rerata sebesar 54,48 % yang menggambarkan bahwa rerata kepemilikan perusahaan di Indonesia sudah terpusat yang berarti kebanyakan perusahaan telah dikuasai atau dikendalikan oleh pemegang saham mayoritas. Nilai tertinggi kepemilikan saham didapat oleh Aqua Golden Missisipi yaitu sebesar 93,60% dan nilai kepemilikan terendah dipegang oleh PT Tempo Inti Media yaitu hanya 24,83 % saja.

Berdasarkan Tabel IV.4 dapat diketahui pula rerata ukuran perusahaan di Indonesia yang diukur dengan Total Aset masing-masing perusahaan yaitu sebesar Rp. 29.513.638.000.000,- dengan ukuran perusahaan terbesar dipegang oleh Bank Mandiri yaitu sebesar Rp. 358.438.678.000.000,-, sedangkan ukuran perusahaan terkecil didapat oleh PT Tempo Inti Media yaitu hanya sebesar Rp. 134.596.000.000,-. Ada selisih yang cukup banyak antar ukuran perusahaan terbesar dan terkecil yaitu sekitar 2600 kali. Hal ini membuktikan bahwa range ukuran perusahaan di Indonesia lebar dan tidak merata. Dapat dilihat pula, dari 59 perusahaan yang dijadikan sampel, 48 diantaranya masih di bawah rerata dan 11 perusahaan sisanya jauh melampaui jumlah rerata.

B. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Hasil

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan melalui analisis regresi berganda (multiple regression) dan analisis tambahan ANOVA. Sebelum dilakukan analisis regresi berganda, terlebih dahulu harus dilakukan uji asumsi klasik untuk meyakinkan bahwa model persamaan regresi telah memenuhi goodness of fit test atau model dapat diterima. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terdiri dari: (1) pengujian normalitas (2) pengujian multikolinieritas (3)


(58)

commit to user

45

autokorelasi, dan (4) heteroskedastisitas. Pada penelitian ini menggunakan tiga model regresi dengan tiga proksi untuk variabel dependen. Pada penelitian ini uji asumsi klasik sebagai syarat untuk dilakukan uji regresi berganda telah terpenuhi. 1. Regresi Berganda

Analisis regresi pada dasarnya bertujuan untuk mengukur kekuatan dan arah hubungan antara variabel dependen dengan independennya dalam suatu persamaan model (Ghozali, 2009). Pengujian ini berusaha menganalisis hubungan atau ketergantungan variabel dependen (environmental disclosure) dengan variasi variabel independen yang digunakan, dalam hal ini adalah karakteristik perusahaan.

Karena penelitian ini bertujuan membandingkan berbagai metode analisis environmental disclosure maka pengujian ini dilakukan dalam dua model, yaitu environmental disclosure dengan weighted method dan unweighted method. Untuk weighted method diproksikan dengan disclosure index, sedangkan unweighted method diproksikan dengan content analysis dan disclosure scoring.

a. Weighted Method

Model pertama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari karakteristik perusahaan terhadap environmental disclosure yang diproksikan dengan disclosure index (IER). Pengujian regresi berganda dilakukan dengan menggunakan program SPSS Release 16.0.


(59)

commit to user

Berikut ini adalah hasil analisis regresi berganda yang menunjukkan pengaruh karakteristik perusahaan terhadap environmental disclosure berdasarkan indeks IER.

Tabel IV.5

Hasil Regresi Berganda Environmental Disclosure (Weighted Method) Variabel

Koefisien

(β) t Sig.

(Constant) 1,565 1,263 0,212

ROA -0,014 -0,111 0,912

LEV -0,069 -0,536 0,594

SIZE 0,114 0,883 0,381

TIPE 0,135 1,066 0,291

OC 0,050 2.273 0,027 **

Adjusted R Square 0,067

F 5,166

Sig. 0,027

* Signifikan pada 1% **Signifikan pada 5% ***Signifikan pada 10%

Nilai adjusted R2pada tabel IV.5 menunjukkan angka 0.067 yang menunjukkan bahwa variasi variabel independen yaitu ROA, leverage, ukuran perusahaan, tipe industri, dan ownership concentration dapat menjelaskan variabel dependen yaitu environmental disclosure yang diproksikan dengan disclsoure index hanya sebesar 6,7%. Sedangkan sisanya 93,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar model.

Dalam tabel tersebut juga menunjukkan nilai F hitung sebesar 5,166 dengan probabilitas 0,027 (p – value < 0,050). Karena nilai F lebih besar dari 4,000 dan probabilitas jauh lebih kecil dari 0,050 maka model regresi ini menunjukkan tingkatan yang baik (good overall model fit) sehingga model regresi dapat digunakan untuk memprediksi environmental disclosure atau dapat dikatakan bahwa profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, tipe Sumber: Hasil Pengolahan Data


(60)

commit to user

47

industri dan ownership concentration secara bersama-sama berpengaruh terhadap environmental disclosure (Ghozali, 2009).

Signifikansi dari variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui dari besarnya ρ-value. Apabila ρ-value lebih kecil dari tingkat signifikansi, maka variabel independen tersebut secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika ρ-value lebih besar dari tingkat signifikansi, maka variabel independen tersebut secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel IV.5 juga menunjukkan bahwa hanya variabel kontrol yaitu ownership concentration yang mempunyai tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dengan ρ-value 0,027 dan β sebesar 0,050. Artinya, jika kepemilikan perusahaan besar (terpusat) maka pemilik perusahaan mempunyai wewenang dalam menentukan environmental disclosure perusahaan. Sebaliknya, jika kepemilikan perusahaan kecil (merata) maka timbul berbagai kepentingan dari pemilik perusahaan sehingga mengurangi environmental disclosure.

Di Indonesia, rerata kepemilikan perusahaan sudah di atas 50 % (terpusat), artinya sebagian perusahaan di Indonesia sudah melakukan environmental disclosure yang sesuai dengan tuntutan masyarakat di Indonesia.


(1)

commit to user

cenderung memaksimalkan environmental disclosure. Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan tinggi maka juga mempunyai tingkat environmental disclosure tinggi, jika ukuran perusahaan kecil maka perusahaan mempunyai tingkat environmental disclosure kecil juga.

Sedangkan tipe industri perusahaan di Indonesia mempengaruhi environmental disclosure jika diukur dengan content analysis. Hal ini berarti, tipe industri menentukan banyak sedikitnya environmental

disclosure yang dilakukan. Semakin banyak operasi perusahaan

berhubungan dengan lingkungan sekitarnya maka semakin besar pula environmental disclosure-nya. Untuk perusahaan manufaktur (termasuk pertambangan, perkebunan, pertanian, dll) maka lebih banyak mengungkapkan environmental disclosure. Hal ini dapat dibuktikan dengan data statistik dalam penelitian ini yang menyebutkan bahwa jumlah kalimat yang paling banyak mengungkapkan environmental disclosure sebanyak 49 kalimat dipegang oleh PT Bakrieland Development yang termasuk dalam tipe industri manufaktur. Perusahaan keuangan adalah perusahaan yang paling sedikit berhubungan dengan lingkungan mereka jadi akan lebih sedikit mengungkapkan environmental disclosure dalam annual report mereka. Hal ini dibuktikan dengan data statistik yang menyebutkan bahwa Bank Kesawan (Keuangan) hanya mengungkapkan environmental disclosure sebanyak 1 kalimat saja.


(2)

commit to user

Ownership concentration mempengaruhi environmental disclosure jika menggunakan disclosure index (weighted) dan content analysis (unweighted). Hal ini berarti, jika tingkat kepemilikan perusahaan di Indonesia terpusat atau dipegang oleh pemegang saham mayoritas maka environmental disclosure lebih banyak fokus pada item environmental disclosure yang paling banyak disorot media atau paling penting untuk diungkapkan dan juga fokus pada jumlah kalimat yang diungkapkan. Maka dari itu, semakin besar kepemilikan saham mayoritas, semakin tinggi pula indeks environmental disclosure dan juga semakin banyak pula jumlah kalimat yang mengungkapkan environmental disclosure.

2. Uji Analysis of Variance (ANOVA)

Uji ANOVA digunakan untuk membandingkan nilai rerata tiga atau lebih sampel yang tidak berhubungan. Ada dua tes yang dilakukan dalam uji ANOVA ini, yaitu:

a. Test of Homogeneity Variance

Levene’s test of homogeneity of variance digunakan untuk menguji asumsi Anova bahwa setiap grup memiliki variance sama. Hasil dari uji ini adalah sebagai berikut:


(3)

commit to user

Tabel IV.9

Test of Homogeneity Variance

Levene Df1 Df2 Sig.

Statistic

58,971 2 174 0,000

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil lavene test untuk ketiga metode environmental disclosure menunjukkan bahwa ketiga metode environmental disclosure signifikan pada 0,05 yang berarti bahwa variance berbeda. Hal ini disebabkan proksi untuk ketiga metode environmental

disclosure karena Ghozali (2009) mengatakan bahwa uji ANOVA tetap bisa

dilakukan sepanjang grup memiliki sampel yang sama (secara proporsional). b. Post Hoc Test

Uji yang dilakukan menggunakan Turkey test dan Bonferoni test.

Tabel IV.10 Multiple Comparisons H a s i l T u Dependen Variabel

Metode Metode Mean

Difference Sig.

Env.Discl. Turkey HSD 1 2 -5,718 0,000

3 4,196 0,000

2 1 5,718 0,000

3 9,914 0,000

3 1 -4,196 0,000

2 -9,914 0,000

Bonferoni 1 2 -5,718 0,000

3 4,196 0,000

2 1 5,718 0,000

3 9,914 0,000

3 1 -4,196 0,000


(4)

commit to user

Turkey test maupun Bonferoni Test pada Tabel IV.10 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara ketiga metode environmental disclosure. Perbedaan rerata antara metode 1 yang diproksikan dengan disclosure index dan metode 2 yang diproksikan dengan content analysis sebesar 5,718. Sedangkan perbedaan rerata antara metode 1 yang diproksikan dengan disclosure index dan metode 3 yang diproksikan dengan disclosure scoring sebesar 4,196. Perbedaan yang terakhir antara metode 2 yang diproksikan dengan content analysis dan metode 3 yang diproksikan dengan disclosure scoring sebesar 9,914.

Dari uji ANOVA di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga metode analisa environmental disclosure mempunyai variance dan rerata yang berbeda. Hal ini pulalah yang menyebabkan adanya perbedaan analisis regresi dari ketiga metode environmental disclosure, yaitu metode disclosure index, content analysis dan disclosure scoring.

Pemilik perusahaan mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkat environmental disclosure dengan metode weighted. Sedangkan

leverage dan ukuran perusahaan konsisten mempengaruhi tingkat

environmental disclosure dengan metode unweighted. Pemilik perusahaan harus mengetahui item pengungkapan apa yang penting dan tidak penting diungkapkan. Dengan mengetahui item pengungkapan yang penting maka tidak sulit bagi perusahaan untuk memenuhi tuntutan masyarakat mengenai environmental disclosure perusahaan.


(5)

commit to user 58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah melakukan pengujian dan analisis data di Bab IV, maka di Bab V ini akan disajikan kesimpulan hasil penelitian, saran yang diberikan, keterbatasan penelitian dan rekomendasi untuk penelitian berikutnya.

A. Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang perbandingan berbagai metode analisa environmental disclosure dan kaitannya dengan karakteristik perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008. Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan antara metode weighted dan metode unweighted. Dengan metode weighted, hanya ownership concentration saja yang mempengaruhi environmental disclosure dengan ρ-value 0,027 . Pemilik perusahaan mempunyai peranan penting dalam menentukan tingkat environmental disclosure dengan metode weighted. Dengan metode unweighted, leverage dan ukuran perusahaan saja yang konsisten mempengaruhi environmental disclosure dengan ρ-value sebesar 0,023 dan 0,026 untuk metode content analysis serta ρ-value sebesar 0,086 dan 0,01 dengan metode disclosure scoring. Hal ini juga diperkuat oleh hasil uji ANOVA yang menyimpulkan bahwa ada perbedaan variance dan rerata ketiga metode analisa environmental disclosure.


(6)

commit to user

B. Keterbatasan

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka diperoleh keterbatasan dalam penelitian ini:

1. Dalam menentukan jumlah kalimat yang mengungkapkan environmental disclosure dipengaruhi oleh subjektivitas peneliti sehingga nilai yang terkandung dalam environmental disclosure kurang objektif .

2. Belum diperhitungkannya variabel lain yang kemungkinan mempengaruhi environmental disclosure. Hal ini dibuktikan dengan hasil statistik yaitu nilai Adjusted R Square yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan.

C. Saran

Mengingat keterbatasan sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya maka untuk penelitian selanjutnya disarankan sebagai berikut:

1. Bagi Akademis. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan karakterisitik lain yang lebih erat hubungannya dengan environmental disclosure.

2. Bagi praktisi. Dapat merekomendasikan perusahaan untuk melakukan environmental disclosure dengan metode weighted.

3. Bagi bisnis. Perusahaan harus lebih banyak melakukan environmental disclosure dengan metode weighted karena lebih memenuhi tuntutan masyarakat.