Mata Pelajaran Aqidah Akhlak 1.

59 ُِْْعَتْسَن َكايِإ َو ُدُبْعَ ن َكايِإ Artinya :”Hanya Engkaulah yang yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”.QS. Al Fatihah : 5 62 ًةَبِيَط ًةْوَ يَح ُ َ يِيْحَُلَ ف ٌنِمْؤُم َوَُو ىَثْ نُأ ْوَأ ٍرَكَذ ْنِم اًِِاَص َلِمَع ْنَم ج ْمُه َ يِزْجََلَو َنْوُلَمْعَ ي اْوُ ناَك اَم ِنَسْحَأِب ْمَُرْجَأ Artinya :”Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami berikan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang t elah mereka kerjakan”. QS. An Nahl : 97 63 Berdasarkan ayat al Quran di atas, dapat diperjelas bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, wajib disembah oleh sekalian umat manusia dan sebagai temapat meminta pertolongan, serta barang siapa yang berbuat baik atas dasar iman kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan memberikan pahala dan kebaikan hidup di dunia maupun di akhirat. Selain itu dasar hadits Rasulullah SAW menjelaskan sebagai berikut : ُسُرَو ِِبُتُكَو ِِتَكِئَاَمَو ِهاِب َنِمْؤُ ت ْنَأ ُناَمِإْاََ ِرْدَقْلاَب َنِمْؤُ تَو ِرِخآْا ِمْوَ يْلاَو ِِل }ملسم اور{ ِِرَشَو َِِْْخ Artinya : ”Iman itu ialah engkau beriman dengan yakin kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada para utusan-Nya, kepada hari akhir akan dibangkitkan dari kubur dan 62 Departemen Agama RI., Op. Cit., hlm. 6. 63 Ibid., hlm. 417 60 yakin kepada taqdir ketetapan Allah, taqdir yang baik maupun yang buruk”.HR.Muslim 64 Hadits Rasulullah SAW : ُتْكَرَ ت :َلاَق َملَسَو ِْيَلَع ُها ىلَص ِها َلْوُسَر نَأ َُغَلَ ب ُنَأ ٍكِلاَم ْنَع َِِثدَحَو ْمُكْيِف كلام اور{ ِِيِبَن َة ُسَو ِها َباَتِك اَمِِِ ْمُتْكسَََ ْنِا اَم اْولِضَت ْنَل ِنْيَرْمَأ }سنأ نبا Artinya : “Telah diberitakan kepadaku dari Malik, bahwa sesungguhnya Malik telah menyampaikan berita tersebut bahwasannya Rasulullah saw bersa bda :”Aku tinggalkan kepadamu dua perkara dan kamu tidak akan tersesat apabila berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah al Quran dan as Sunnah Al- Hadits”HR.Malik Ibnu Anas 65 Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa dasar dari mata pelajaran Aqidah Akhlak tiada lain adalah al Quran dan as Sunnah. Karena keduanya yang menjadi pedoman dan tuntunan hidup umat Islam dalam segala aktivitasnya tersebut dalam usaha melaksanakan mata pelajaran Aqidah Akhlak, baik masalah materi, metode, maupun tujuan dari pada mata pelajaran Aqidah Akhlak. b. Tujuan Mata Pelajaran Aqidah akhlak Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak menurut Garis-Garis Beasr Program Pengajaran adalah: 1 Memberikan pengetahuan, penghayatan dan keyakinan kepada peserta didik akan hal-hal yang harus diimani, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah lakunya sehari-hari. 64 Muslim, Shahih Muslim, Diponegoro, Bandung, 1996, Pener jemah, Mohammad Abda’i Rathmy hlm. 190. 65 Malik bin Anas, Al Muwatha, Al Maktaba An Nashirriyah, Kairo, 1970, hlm 109. 61 2 Memberikan pengetahuan, penghayatan dan kemauan yang kuat untuk mengamalkan akhlaq yang baik dan menjauhi akhlaq yang buruk, baik dalam hubungannya dengan Allah, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia maupun dengan alam lingkungannya. 3 Memberikan bekal kepada peserta didik tentang aqidah dan akhlaq untuk melanjutkan pelajaran kejenjang pendidikan menengah. 66 Berdasarkan pada tujuan tersebut di atas maka tampak jelas bahwa melalui pelajaran aqidah akhlak tersebut diharapkan adanya bentuk cerminan keimanan peserta didik kepada Allah SWT serta hal-hal yang wajib diimani, sehingga perilaku mereka terkendali atas dasar iman dan akhlak yang lurus, juga untuk menciptakan manusia yang mengabdi kepada Allah SWT, mewujudkan generasi yang beriman dan bertaqwa, beramal shaleh, berakhlak mulia, serta mampu berdiri sendiri sebagai salah satu dari ciri kepribadian muslim yang sejati. Dengan pengabdian itu manusia akan mendapat keseimbangan hidup antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat sebagaimana yang telah dicita-citakan setiap muslim sesuai dengan kehidupan yang diingini.

3. Peranan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

a. Materi Pembelajaran Materi pokok mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah semua masalah yang berhubungan dengan kehidupan manusia menurut ajaran agama Islam dengan sumbernya yang sudah jelas yaitu kitab kuci al Quran dan Hadits Nabi SAW dan materi yang disampaikan itu harus sesuai dengan kemampuan atau kecerdasan serta pertumbuhan peserta didiknya. Secara garis besar materi pokok mata pelajaran Aqidah Akhlak itu meliputi : 1 Aqidah adalah bersifat i’tikad atau keyakinan, mengajarkan keesaan Allah, malaikat, kitab-kitab, rasul, hari kiamat, taqdir dan hal-hal yang makhluk- makhluk ciptaan Allah. 2 Akhlak adalah sesuatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurnaan bagi kedua amal di atas dan mengajarkan tentang tata cara pergaulan hidup 66 Departemen Agama, Op. Cit., hlm. 3. 62 antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam sekitarnya. 67 Berdasarkan uraian di atas, materi pokok mata pelajaran Aqidah Akhlak harus berlangsung secara kesinambungan, sejak dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah MI, Madrasah Tsanawiyah MTs, Madrasah Aliyah MA sampai pada tingkat pertumbuhan dan kecerdasan peserta didiknya. Yang akhirnya mata pelajaran Aqidah Akhlaq itu dapat diarahkan kepada anak yang selalu taat menjalankan ajaran-ajaran agama Islam, sehingga akan terbentuklah anak yang berkepribadian muslim. b. Metode Pembelajaran Menurut Departemen Agama RI, metode yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq terdiri dari : 1 Metode ceramah, 2 Tanya jawab, 3 Diskusi diskusi kelompok, 4 Demonstasi, 5 Tugas belajar dan resitrasi, 6 Kerja kelompok, 7 Sosiodrama role playing, 8 Pemecahan masalah problem solving, 9 Sistem regu team teaching, 10 Karya wisata fiel trip, 11 Pendampingan 12 Simulasi, 13 Tutorial, 14 Manusia sebagai sumber belajar 15 Studi kasus, 16 Curah gagasan brain storming, 17 Studi bebas, 18 Kelompok tanpa pemimpin, 19 Latihan drill, 20 Dan latihan kepekaan d inamika kelompok”. 68 67 Ibid., hlm. 67. 68 Departemen Agama RI, Op. Cit., hlm 103-104 63 Berdasarkan beberapa metode mengajar di atas tidak semuanya dapat diterapkan, karena mengingat situasi dan kondisi sekolah serta sarana sekolah yang berbeda-beda di samping kemampuan guru juga sangat menentukan. c. Evaluasi Pembelajaran Evaluasi “adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan keputusan sampai sejauh mana tujuan dicapai oleh peserta didik”. 69 Secara umum evaluasi bertujuan untuk : 1 Memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler setelah menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan. 2 Mengukur dan menilai sampai di manakah efektivitas mengajar dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta. 70 Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran di sekolah dikenal adanya 2 macam teknik, yaitu teknik tes, maka evaluasi dilakukan dengan jalan menguji peserta didik, sedangkan teknik non test, maka evaluasi dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik. Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur perkembangan belajar peserta didik, tes dibedakan menjadi tiga golongan: 1 Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan- kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan siswa tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. 2 Tes formatif, adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauhmanakah peserta didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan 69 M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, Cet Ke-12, hlm. 3 70 Ibid., hlm. 1 64 pengajaran yang telah ditentukan setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Di sekolah-sekolah tes formatif ini dikenal dengan istilah ulangan harian. 3 Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan, di sekolah tes ini dikenal dengan ulangan umum, dimana hasilnya digunakan untuk mengisi nilai raport atau mengisi Surat Tanda Tamat Belajar STTB atau Ijazah. 71 Apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu, tes tertulis dan tes lisan. Adapun teknik non tes, maka penilaian atau evaluasi Hasil Belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan dilakukan dengan : 1 Skala bertingkat Rating scale Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. 2 Quesioner Angket Yaitu sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur responden 3 Daftar cocok Check list Yaitu deretan pernyataan dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok √ ditempat yang sudah disediakan. 4 Wawancara Interview Suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. 5 Pengamatan observation Suatu tehnik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. 6 Riwayat hidup Gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. 72 71 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2002, Cet Ke-4, hlm. 34. 72 Ibid., hlm. 40. 65

D. Peranan Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap Peningkatan Hasil Belajar

Pada dasarnya terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan, antara lain kompetensi guru, aktivitas peserta didik, sarana dan prasarana, lingkungan pendidikan, kurikulum. Berdasarkan beberapa faktor tersebut, kompetensi guru dalam aktivitas pembelajaran di sekolah menempati kedudukan yang sangat penting dan tanpa mengabaikan faktor penunjang yang lain, guru sebagi subyek pendidikan sangat menentukan keberhasilan dalam meningkatkan Hasil Belajaritu sendiri. Harus diakui bahwa kompetensi guru merupakan faktor utama dalam Meningkatkan Hasil Belajar pembelajaran. Meskipun fasilitas pendidikannya lengkap dan canggih, namun bila tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang berkompeten, maka mustahil akan menimbulkan proses belajar dan pembelajaran yang maksimal”. 73 Peningkatan Hasil Belajar peserta didik akan dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu untuk meningkatkan pembelajaran peserta didik, proses pembelajaran di kelas harus berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila didukung oleh guru yang mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi, karena guru merupakan ujung tombak dan pelaksana terdepan pendidikan anak-anak di sekolah dan sebagai pengembang kurikulum. Guru yang mempunyai kompetensi yang baik akan mampu menumbuhkan semangat dan pembelajaran peserta didik yang lebih baik, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Meningkatnya Hasil Belajar pembelajaran, akan mampu meningkatkan Hasil Belajar peserta didik. Hal ini dapat dipahami karena guru yang mempunyai kompetensi bagus dalam kelas akan mampu menjelaskan pelajaran dengan baik, mampu menumbuhkan pembelajaran peserta didik dengan baik, mampu 73 Neni Utami, Kompetensi Guru dalam Pembelajaran, Media Press, Jakarta, 2003, hlm. 156. 66 menggunakan media pembelajaran dengan baik, mampu membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam pembelajaran sehingga peserta didik akan memiliki semangat dalam belajar, senang dengan kegiatan pembelajaran yang diikuti, dan merasa mudah memahami materi yang disajikan oleh guru. Dalam upaya meningkatkan Hasil Belajardi sekolah akan selalu berhadapan dengan berbagai faktor yang mempengaruhi yaitu ada lima faktor yang dominan : 1. Kepemimpinan Kepala sekolah Kepala sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam bekerja, memberikan layanan yang optimal, dan disiplin kerja yang kuat. 2. Peserta didik Pendekatan yang harus dilakukan adalah anak sebagai pusat sehingga kompetensi dan kemampuan peserta didik dapat digali sehingga sekolah dapat menginventarisir kekuatan yang ada pada peserta didik. 3. Guru Pelibatan guru secara maksimal dengan meningkatkan kompetensi dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, MGMP, lokakarya serta pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan di sekolah. 4. Kurikulum Adanya kurikulum yang tetap tetapi dinamis dapat memungkinkan dan memudahkan standar hasil belajar yang diharapkan sehingga goals tujuan dapat dicapai secara maksimal; 5. Jaringan Kerjasama Jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan masyarakat semata orang tua dan masyarakat tetapi dengan organisasi lain, seperti perusahaan instansi sehingga output dari sekolah dapat terserap di dalam dunia kerja. 74 Berdasarkan pendapat di atas, perubahan paradigma harus dilakukan secara bersama-sama antara pimpinan dan karyawan sehingga mereka mempunyai langkah dan strategi yang sama yaitu menciptakan Hasil Belajar di lingkungan kerja khususnya lingkungan kerja pendidikan. Pimpinan dan karyawan harus menjadi satu tim yang utuh teamwork yangn saling membutuhkan dan saling mengisi kekurangan yang ada sehingga target goals akan tercipta dengan baik. 74 Sudarwan Danim, Pendidikan di Masa yang akan Datang : Tantangan dan Peluang, Renika Cipta, Jakarta, 2007, hlm. 56.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kompetensi Pedagogik Guru

1. Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru Sebelum menguraikan tentang pengertia kompetensi pedagogik guru secara utuh, akan diuraikan terlebih dahulu tentang pengertian peranan kompetensi. Kompetensi secara etimologi berarti kecakapan atau kemampuan. 1 Sedangkan secara terminologi berarti pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak yang secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu. 2 Definisi lain menyatakan bahwa kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. 3 1 Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, Gita Media Press, Surabaya, 2006, hlm. 256. 2 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hlm. 9. 3 E. Mulyana, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Karakteristik dan Implementasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hlm. 38.