Non Performing Loan NPL

diterbitkan atas nama deposan tertentu sehingga tidak dapat dipindah tangankan ata diperjual belikan. b deposito harian deposit on call Adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang memiliki jangka waktu 1 sampai 30 hari yang pencairannya dapat dilakukan setiap hari dengan pemberitahuan sebelumnya kepada pihak bank akan maksud tersebut. c sertifikat deposito certificate deposit Adalah suatu bentuk simpanan berjangka yang diterbitkan oleh bank yang dapat diperjualbelikan ata dipindah tangankan kpada pihak ketiga. 3. Tabungan Saving Deposit Tabungan adalah simpanan dari masyarakat atau pihak ke 3 kepada bank yang penarikannya dapat di lakukan sewaktu-waktu.

2.6 Non Performing Loan NPL

Non Performing Loan NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengukur resiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Kredit bermasalah atau problem loan dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur. Jika tingkat rasio NPL tinggi maka pihak bank akan berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke masyarakat.. Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL Non Performing Loan dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL Rasio Predikat NPL ≤ 5 Sehat NPL 5 Tidak Sehat Sumber : Bank Indonesia Berdasarkan tabel di atas, Bank Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum adalah sebesar 5, apabila bank melebihi batas yang diberikan maka bank tersebut dikatakan tidak sehat. Meningkatnya NPL akan menggurangi jumlah modal bank, Karena pendapatan yang diterima bank akan digunakan untuk menutupi NPL tersebut. Selain itu, meningkatnya NPL akan mempengaruhi bank dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat pada periode selanjutnya. Banyak faktor yang seringkali memicu munculnya masalah ini diantaranya adalah dampak krisis multidimensional yang hingga saat ini membuat banyak dari para debitur bank tidak mampu menyelesaikan masalah kredit mereka yang macet. Faktor lain yang juga seringkali memicu masalah ini adalah tidak adanya itikad baik dari para debitur untuk segera menyelesaikan masalah ini. Akibatnya tidak jarang bank atau lembaga keuangan akan menerima dampaknya dari kondisi ini. Tingginya suku bunga memang seringkali menjadi beban berat bagi para debitor untuk menyelesaikan kewajiban mereka pada bank, Sehingga mereka tidak mampu menyelesaikan kredit sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Untuk menjaga bank tetap dalam kondisi yang aman, maka sistem manajemen yang baik memang sangat perlu untuk diterapkan secara maksimal. Melalui Universitas Sumatera Utara manajemen yang baik dalam berbagai kegiatan operasional bank terutama untuk hal- hal yang terkait dengan kredit ini, akan membantu menjaga kestabilan kondisi dalam bank. 2.7 Inflasi 2.7.1 Pengertian Inflasi