kredit investasi baru menunjukkan sedikit penurunan sejak Agustus 2010 seiring dengan adanya penurunan pada tingkat bunga SBI dan tingkat bunga deposito. Tapi
dengan tingkat bunga kredit investasi yang masuk dalam kategori tinggi jika dibandingkan dengan SBI. Diharapkan jika terjadi penurunan SBI yang diikuti
dengan menurunnya suku bunga kredit investasi mampu meningkatkan investasi di dalam negeri yang merangsang pertumbuhan ekonomi.
Sumber: Hasil Pengolahan Data Bank Indonesia, 2010-2012 Gambar 4.1 Perkembangan Suku Bunga Kredit
4.2.4 Variabel Inflasi
Suku bunga dan dan inflasi menjadi dua faktor penting yang mempengaruhi
10,6 10,8
11 11,2
11,4 11,6
11,8 12
12,2 12,4
12,6
Ja n
-10 M
ar -10
M ei
-10 Ju
l- 10
S ep
-10 N
op -10
Ja n
-11 M
ar -11
M ei
-11 Ju
l- 11
S ep
-11 N
op -11
Ja n
-12 M
ar -12
M ei
-12 Ju
l- 12
S ep
-12 N
op -12
Universitas Sumatera Utara
aktivitas penyaluran kredit. Keduanya tidak hanya mendorong suku bunga kredit tetapi juga membuat risiko kredit macet menjadi lebih besar dan dalam kondisi
seperti ini kegiatan kredit perbankan harus tetap berlangsung. Di lain sisi kontrol BI atas inflasi juga sangat terbatas, karena inflasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh
karena itu, BI selalu melakukan perkiraan terhadap perkembangan perekonomian, khususnya terhadap kemungkinan tekanan inflasi.
Tingkat inflasi di Indonesia sejak tahun 2010 mengalami naik turun, tapi tingkat investasi paling buruk dalam kurun waktu 3 tahun tersebut tahun 2011 adalah
tahun dengan tingkat inflasi yang paling tinggi yaitu pada bulan Januari menyentuh angka 7,02 sedangkan tingkat inflasi paling rendah adalah pada bulan Maret 2010
yaitu sebesar 3,43. Laju perubahan inflasi perlu mendapat perhatian serius oleh Bank Indonesia
dan pemerintah untuk memberikan kepastian iklim bisnis di dalam negeri. Investasi yang cenderung stabil akan memampukan investor membaca iklim bisnis sehingga
pengusaha berminat untuk melakukan penanaman modal di Indonesia, baik investasi penanaman modal asing maupun dalam negeri.
Di bawah ini disajikan tingkat inflasi di Indonesia dalam waktu 3 tahun sejak Januari 2010 sampai dengan Desember 2012.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Pengolahan Data Bank Indonesia, 2010-2012 Gambar 4.2 Perkembangan Inflasi
4.2.5 Variabel Non Performing Loan
Non performing loan atau biasa disebut NPL ini merupakan kredit
bermasalah yang merupakan salah satu kunci untuk menilai kualitas kinerja bank. Ini artinya NPL merupakan indiakasi adanya masalah dalam bank tersebut yang mana
jika tidak segera mendapatkan solusi maka akan berdampak bahaya pada bank. Bagaimana tidak, meningkatnya NPL ini jika dibiarkan secara terus menerus akan
memberikan pengaruh negatif pada bank. Dampak negatif tersebut salah satunya adalah mengurangi jumlah modal yang dimiliki oleh bank.
Suku bunga memang merupakan salah satu sumber income bank yang mana jika bank tidak lagi menerima angsuran sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditentukan, maka dikhawatirkan hal ini akan terus memperburuk kondisi bank.
1 2
3 4
5 6
7 8
Ja n
-10 M
ar -10
M ei
-10 Ju
l- 10
S ep
-10 N
op -10
Ja n
-11 M
ar -11
M ei
-11 Ju
l- 11
S ep
-11 N
op -11
Ja n
-12 M
ar -12
M ei
-12 Ju
l- 12
S ep
-12 N
op -12
P e
r s
e n
Universitas Sumatera Utara
Melihat kasus seperti ini, maka pihak bank memang dituntut untuk melakukan analisa kredit sehingga bisa melakukan seleksi klien mana yang pantas untuk menerima dana
pinjaman dari bank. NPL yang juga dikenal dengan kredit bermasalah ini memang bisa berdampak
pada berkurangnya modal bank. Jika hal ini dibiarkan, maka yang pasti akan berdampak pada penyaluran kredit pada periode berikutnya. Sebagaimana fungsi
bank atau lembaga keuangan yang memang difungsikan untuk menghimpun dan juga menyalurkan dana dari dan untuk rakyat. Untuk memaksimalkan hal ini dan tetap
terkoordinir dengan baik, maka pihak bank memang harus membuat sistem manajemen pada berbagai aspek dan pihak yang terlibat.
Langkah ini merupakan upaya yang cukup bagus dalam melakukan manajemen seluruh kegiatan operasional bank, diantaranya adalah untuk mengurangi
resiko gagal kredit atau kredit macet yang akhirnya bisa menyebabkan bank tidak sehat. NPL pada perbankan Indonesia mengalami perbaikan yang sangat baik dimana
dapat kita dilihat pada tabel 4.3 bahwa NPL mengalami penurunan setiap tahun. Hal ini sangat memberikan angin segar pada dunia perbakan yang pada akhirnya akan
memberikan dampak yang baik terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Pengolahan Data Bank Indonesia, 2010-2012 Gambar 4.3 Perkembangan Non Performing Loan
4.2.6 Variabel Dana Pihak Ketiga
Salah satu fungsi bank adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kembali. Semakin besar tingkat simpanan masyarakat di bank maka dapat dikatakan
tingkat kesejahteraan di suatu daerah tersebut tinggi. Sebab masyarakat yang lebih
sejahtera cenderung lebih menyimpan dananya atau simpanannya ke bank.
Secara umum perkembangan dana pihak ketiga mengalami kenaikan dari tahun 2010 sampai tahun 2012. Titik terendah DPK berada di bulan Januari 2010
sebesar Rp 1.948 triliun. Sedangkan titik tertinggi berada pada bulan Desember 2012 hingga mencapai Rp 3.225 triliun. keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya
pendapatan masyarakat dan juga semakin membaiknya perekonomian di Indonesia pada tahun terakhir.
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5 4
Ja n
-… M
ar …
M ei
… Ju
l- 10
S ep
-… N
op …
Ja n
-… M
ar …
M ei
… Ju
l- 11
S ep
-… N
op …
Ja n
-… M
ar …
M ei
… Ju
l- 12
S ep
-… N
op …
P e
r s
e n
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Pengolahan Data Bank Indonesia, 2010-2012 Gambar 4.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga
4.3 Hasil Regresi Penawaran Kredit Investasi Terhadap Suku Bunga, DPK dan NPL