BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Permintaan dan Penawaran Kredit Investasi di Indonesia
Dalam hukum ekonomi permintaan akan menciptakan penawaran dan begitupula sebaliknya. Permintaan dan penawaran investasi demikian juga.
Permintaan dan penawaran kredit investasi memiliki beberapa hal yang mempengaruhinya, diantaranya adalah inflasi, suku bunga dan lain-lain.
Jumlah penawaran kredit investasi dari tahun ke tahun mulai mengalami peningkatan, namun dalam perkembangannya belum berjalan seperti yang
diharapkan. Fenomena saat ini menunjukkan perbankan lebih cenderung untuk menyalurkan kredit jangka pendek dibandingkan kredit jangka panjang. Lambannya
penurunan suku bunga kredit investasi disebabkan terutama oleh masih tingginya persepsi risiko perbankan terhadap penyaluran kredit jangka panjang, tercermin dari
pertumbuhan kredit investasi yang rendah. Rendahnya pertumbuhan kredit investasi jika melihat dari sisi permintaan mencerminkan masih tingginya risiko dunia usaha
dan jika ditinjau dari struktur dana perbankan juga indikasi bahwa bank memiliki keterbatasan kemampuan untuk menyalurkan kredit berjangka panjang karena
DPK didominasi oleh dana jangka pendek.
4.2 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yaitu variabel Y dependen adalah Permintaan dan Penawaran Kredit Investasi sementara variabel X independen
adalah inflasi, suku bunga perbankan, NPL dan DPK.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1 Variabel Permintaan Kredit Investasi
Permintaan kredit investasi adalah dana yang dipinjam oleh masyarakatinvestor dari bank, dimana dana tersebut dijadikan sebagai modal untuk
membuka usaha baru atau menambah modal usaha. Permintaan kredit investasi akan sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
suatu negara termasuk Indonesia. Semakin tinggi permintaan kredit investasi maka pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami peningkatan. Permintaan kredit investasi
dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti suku bunga kredit, inflasi jumlah dana bank dan Jumlah Industri. Tetapi dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah suku
bunga perbankan dan inflasi.
4.2.2 Variabel Penawaran Kredit Investasi
Penawaran kredit investasi adalah adalah sejumlah dana yang disalurkan oleh pihak bank kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi keputusan bank umum untuk menyalurkan kredit kepada masyarakat. Selain dana yang tersedia DPK , perilaku penawaran kredit perbankan juga
dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitor dan kondisi perbankan itu sendiri, seperti permodalan CAR , jumlah kredit macet NPL , dan
Loan to Deposi Ratio LDR . Dalam penelitian ini menggunakan variabel suku
bunga perbankan, Dana Pihak Ketiga dan Non performing Loan. 4.2.3 Variabel Bunga Kredit Perbankan
Suku bunga merupakan salah satu faktor yang cukup menarik bagi pemilik dana untuk menyimpan uangnya pada suatu bank. Tingkat suku bunga yang
Universitas Sumatera Utara
diberikan hendaknya dapat bersaing dengan tingkat suku bunga yang diberikan bank lain. Tingkat suku bunga biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dari jumlah
yang dipinjamkan dan dengan dasar tahunan annual basisperannum. Agar keuntungan yang diperoleh dapat maksimal, maka pihak manajemen bank
harus pandai dalam menentukan besar kecilnya komponen suku bunga. Menurut Kasmir 2008:137-140, faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya
penetapan suku bunga adalah sebagai berikut: 1.
Kebutuhan Dana Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan, yaitu seberapa besar
kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat, yang dilakukan oleh bank agar dana tersebut
cepat terpenuhi adalah dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Namun, peningkatan suku bunga simpanan akan pula meningkatkan suku bunga pinjaman.
Sebaliknya, apabila dana yang ada dalam simpanan di bank banyak, sementara permohonan pinjaman sedikit, maka bunga simpanan akan turun karena hal ini
merupakan beban. 2.
Target Laba yang diinginkan Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan target laba
merupakan salah satu komponen dalam menentukan besar kecilnya suku bunga pinjaman.
3. Kualitas Jaminan
Universitas Sumatera Utara
Kualitas jaminan juga diperuntukkan untuk bunga pinjaman. Semakin likuid jaminan mudah dicairkan yang diberikan, semakin rendah bunga kredit yang
dibebankan dan sebaliknya. 4.
Kebijaksanaan Pemerintah Dalam menentukan baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank
tidak boleh melebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 5.
Jangka Waktu Faktor jangka waktu sangat menentukan. Semakin panjang jangka waktu
pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko macet di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya, jika
pinjaman berjangka pendek, bunganya relatif rendah. 6.
Reputasi Perusahaan Reputasi perusahaan juga sangat menentukan suku bunga terutama untuk bunga
pinjaman. Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya
perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil.
7. Produk yang Kompetitif
Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan produk
yang kompetitif tingkat perputaran produknya tinggi sehingga pembayarannya diharapkan lancar.
Universitas Sumatera Utara
8. Hubungan Baik
Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan kepada seseorang atau lembaga. Dalam praktiknya, bank menggolongkan nasabah antara nasabah
utama dan nasabah biasa. Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan kepada bank. Nasabah yang memiliki
hubungan baik dengan bank tentu penentuan suku bunganya pun berbeda dengan nasabah biasa.
9. Persaingan
Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana, sementara tingkat persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat, maka bank harus
bersaing keras dengan bank lainnya. Untuk bunga pinjaman, harus berada di bawah bunga pesaing agar dana yang menumpuk dapat tersalurkan, meskipun
margin laba mengecil. 10.
Jaminan Pihak Ketiga Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung
segala risiko yang dibebankan kepada penerima kredit. Biasanya apabila pihak yang memberikan jaminan bonafide, baik dari segi kemampuan membayar, nama
baik, maupun loyalitasnya terhadap bank, bunga yang dibebankan pun juga berbeda. Begitu pun sebaliknya.
Penyaluran kredit baru dan tingginya suku bunga kredit investasi pada kondisi suku bunga deposito yang menurun cukup tajam mengikuti penurunan suku bunga
SBI, mampu mendorong penerimaan bunga kredit cukup tinggi. Tingkat suku bunga
Universitas Sumatera Utara
kredit investasi baru menunjukkan sedikit penurunan sejak Agustus 2010 seiring dengan adanya penurunan pada tingkat bunga SBI dan tingkat bunga deposito. Tapi
dengan tingkat bunga kredit investasi yang masuk dalam kategori tinggi jika dibandingkan dengan SBI. Diharapkan jika terjadi penurunan SBI yang diikuti
dengan menurunnya suku bunga kredit investasi mampu meningkatkan investasi di dalam negeri yang merangsang pertumbuhan ekonomi.
Sumber: Hasil Pengolahan Data Bank Indonesia, 2010-2012 Gambar 4.1 Perkembangan Suku Bunga Kredit
4.2.4 Variabel Inflasi
Suku bunga dan dan inflasi menjadi dua faktor penting yang mempengaruhi
10,6 10,8
11 11,2
11,4 11,6
11,8 12
12,2 12,4
12,6
Ja n
-10 M
ar -10
M ei
-10 Ju
l- 10
S ep
-10 N
op -10
Ja n
-11 M
ar -11
M ei
-11 Ju
l- 11
S ep
-11 N
op -11
Ja n
-12 M
ar -12
M ei
-12 Ju
l- 12
S ep
-12 N
op -12
Universitas Sumatera Utara
aktivitas penyaluran kredit. Keduanya tidak hanya mendorong suku bunga kredit tetapi juga membuat risiko kredit macet menjadi lebih besar dan dalam kondisi
seperti ini kegiatan kredit perbankan harus tetap berlangsung. Di lain sisi kontrol BI atas inflasi juga sangat terbatas, karena inflasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh
karena itu, BI selalu melakukan perkiraan terhadap perkembangan perekonomian, khususnya terhadap kemungkinan tekanan inflasi.
Tingkat inflasi di Indonesia sejak tahun 2010 mengalami naik turun, tapi tingkat investasi paling buruk dalam kurun waktu 3 tahun tersebut tahun 2011 adalah
tahun dengan tingkat inflasi yang paling tinggi yaitu pada bulan Januari menyentuh angka 7,02 sedangkan tingkat inflasi paling rendah adalah pada bulan Maret 2010
yaitu sebesar 3,43. Laju perubahan inflasi perlu mendapat perhatian serius oleh Bank Indonesia
dan pemerintah untuk memberikan kepastian iklim bisnis di dalam negeri. Investasi yang cenderung stabil akan memampukan investor membaca iklim bisnis sehingga
pengusaha berminat untuk melakukan penanaman modal di Indonesia, baik investasi penanaman modal asing maupun dalam negeri.
Di bawah ini disajikan tingkat inflasi di Indonesia dalam waktu 3 tahun sejak Januari 2010 sampai dengan Desember 2012.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Pengolahan Data Bank Indonesia, 2010-2012 Gambar 4.2 Perkembangan Inflasi
4.2.5 Variabel Non Performing Loan
Non performing loan atau biasa disebut NPL ini merupakan kredit
bermasalah yang merupakan salah satu kunci untuk menilai kualitas kinerja bank. Ini artinya NPL merupakan indiakasi adanya masalah dalam bank tersebut yang mana
jika tidak segera mendapatkan solusi maka akan berdampak bahaya pada bank. Bagaimana tidak, meningkatnya NPL ini jika dibiarkan secara terus menerus akan
memberikan pengaruh negatif pada bank. Dampak negatif tersebut salah satunya adalah mengurangi jumlah modal yang dimiliki oleh bank.
Suku bunga memang merupakan salah satu sumber income bank yang mana jika bank tidak lagi menerima angsuran sesuai dengan jangka waktu yang telah
ditentukan, maka dikhawatirkan hal ini akan terus memperburuk kondisi bank.
1 2
3 4
5 6
7 8
Ja n
-10 M
ar -10
M ei
-10 Ju
l- 10
S ep
-10 N
op -10
Ja n
-11 M
ar -11
M ei
-11 Ju
l- 11
S ep
-11 N
op -11
Ja n
-12 M
ar -12
M ei
-12 Ju
l- 12
S ep
-12 N
op -12
P e
r s
e n
Universitas Sumatera Utara
Melihat kasus seperti ini, maka pihak bank memang dituntut untuk melakukan analisa kredit sehingga bisa melakukan seleksi klien mana yang pantas untuk menerima dana
pinjaman dari bank. NPL yang juga dikenal dengan kredit bermasalah ini memang bisa berdampak
pada berkurangnya modal bank. Jika hal ini dibiarkan, maka yang pasti akan berdampak pada penyaluran kredit pada periode berikutnya. Sebagaimana fungsi
bank atau lembaga keuangan yang memang difungsikan untuk menghimpun dan juga menyalurkan dana dari dan untuk rakyat. Untuk memaksimalkan hal ini dan tetap
terkoordinir dengan baik, maka pihak bank memang harus membuat sistem manajemen pada berbagai aspek dan pihak yang terlibat.
Langkah ini merupakan upaya yang cukup bagus dalam melakukan manajemen seluruh kegiatan operasional bank, diantaranya adalah untuk mengurangi
resiko gagal kredit atau kredit macet yang akhirnya bisa menyebabkan bank tidak sehat. NPL pada perbankan Indonesia mengalami perbaikan yang sangat baik dimana
dapat kita dilihat pada tabel 4.3 bahwa NPL mengalami penurunan setiap tahun. Hal ini sangat memberikan angin segar pada dunia perbakan yang pada akhirnya akan
memberikan dampak yang baik terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Pengolahan Data Bank Indonesia, 2010-2012 Gambar 4.3 Perkembangan Non Performing Loan
4.2.6 Variabel Dana Pihak Ketiga
Salah satu fungsi bank adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kembali. Semakin besar tingkat simpanan masyarakat di bank maka dapat dikatakan
tingkat kesejahteraan di suatu daerah tersebut tinggi. Sebab masyarakat yang lebih
sejahtera cenderung lebih menyimpan dananya atau simpanannya ke bank.
Secara umum perkembangan dana pihak ketiga mengalami kenaikan dari tahun 2010 sampai tahun 2012. Titik terendah DPK berada di bulan Januari 2010
sebesar Rp 1.948 triliun. Sedangkan titik tertinggi berada pada bulan Desember 2012 hingga mencapai Rp 3.225 triliun. keadaan ini disebabkan oleh meningkatnya
pendapatan masyarakat dan juga semakin membaiknya perekonomian di Indonesia pada tahun terakhir.
0,5 1
1,5 2
2,5 3
3,5 4
Ja n
-… M
ar …
M ei
… Ju
l- 10
S ep
-… N
op …
Ja n
-… M
ar …
M ei
… Ju
l- 11
S ep
-… N
op …
Ja n
-… M
ar …
M ei
… Ju
l- 12
S ep
-… N
op …
P e
r s
e n
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Pengolahan Data Bank Indonesia, 2010-2012 Gambar 4.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga
4.3 Hasil Regresi Penawaran Kredit Investasi Terhadap Suku Bunga, DPK dan NPL
Berdasarkan hasil regresi Two Stage Least Square pada persamaaan penawaran kredit investasi diperoleh estimasi sebagai berikut :
Tabel 4.5 Hasil Regresi TSLS Penawaran Kredit Investasi Terhadap Suku Bunga, DPK
dan NPL
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob. C
-20.49058 6.412895
-3195216 0.0031
Suku Bunga 1.920312
1.268686 1.513623
0.1399 DPK
1.934285 0.248014
7.799104 0.0000
NPL 0.210789
0.150511 1.400491
0.1710
R-squared 0.979473
Mean dependent var
12.92095
500000 1000000
1500000 2000000
2500000 3000000
3500000
Ja n
-10 Apr
-10 Ju
l- 10
O k
t- 10
Ja n
-11 Apr
-11 Ju
l- 11
O k
t- 11
Ja n
-12 Apr
-12 Ju
l- 12
O k
t- 12
Rp m
ili a
r
Universitas Sumatera Utara
Adjusted R- squared
0.977548 S.D. dependent
var 0.221475
S.E. of regression 0.033186 Sum squared resid
0.035241 F-statistic
511.3209 Durbin-Watson
stat 0.771443
ProbF-statistic 0.000000
Sumber: Lampiran Hasil Regresi
Berdasarkan tabel diatas dapat dibuat hasil model estimasi sebagai berikut:
Ls = -20.49058 + 1.920312 SB + 1.934285 DPK + 0.210789 NPL t-sig = 0.0031 0.1399 0.0000 0.1710
Fsig = 0.000000 R
2
= 0.979473 Hasil model estimasi diatas dapat diintrepretasikan sebagai berikut:
1. Pada estimasi di atas nilai R-squared sebesar 0,97 yang berarti bahwa jumlah
kredit yang ditawarkan dapat dijelaskan oleh variabel suku bunga kredit investasi, DPK dan NPL sebesar 97. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh
faktor-faktor di luar persamaan. 2.
Uji F-hitung, pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah semua variabel independen secara bersamaan berpengaruh nyata terhadap variabel dependen
dilihat dari nilai probabilitas F–hitung menggunakan taraf nyata = 0,1. Hasil F-hitung menunjukkan bahwa persamaan tersebut memiliki probabilitas F-
hitung lebih kecil dari nilai, maka dapat disimpulkan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara
bersamaan dengan derajat kepercayaan 95.
Universitas Sumatera Utara
3. Hasil estimasi koefisen suku bunga kredit perbankan sesuai dengan hipotesis
penelitian, yaitu berpengaruh positif. Nilai koefisien suku bunga kredit sebesar 1.9203 ini berarti jika suku bunga kredit naik sebesar 1 , maka jumlah
penawaran kredit investasi naik sebesar 1.92 4.
Hasil estimasi koefisien Dana Pihak Ketiga DPK menunjukkan bahwa sesuai dengan hipotesis penelitian, yaitu bernilai positif. Nilai koefisien Dana Pihak
Ketiga DPK sebesar 1.9342 yang artinya, apabila terjadi kenaikan inflasi sebesar 1, maka akan membuat jumlah penawaran kredit investasi naik
sebesar 1,9342 . 5.
Hasil estimasi koefisien Non Performing Loan NPL bernilai positif. Ini menunjukkan bahwa variabel Non Performing Loan tidak sesuai dengan
hipotesis. Nilai koefisien Non Performing Loan NPL sebesar 0.2107 yang artinya, apabila terjadi kenaikan inflasi sebesar 1 , maka akan membuat
jumlah penawaran kredit investasi naik sebesar 0,2107 .
4.4 Hasil Regresi Permintaan Kredit Investasi Terhadap Suku Bunga dan Inflasi