n. Menyelenggarakan program Diklat sesuai Program Pengembangan SDMyang telah dijadwalkan dengan berkoordinasi dengan P2WAS.
o. Melaksanakan up-dating riwayat pelatihan karyawan dalam databasepersonalia segera setelah pelaksanaan program
pengembangandilaksanakan. p. Menjamin terlaksananya program Transformasi Bisnis di PTPN-III.
q. Menjamin SMPN3 dipahami, diterapkan dan dipelihara oleh seluruhjajarannya.
r. Menjamin bahwa seluruh kegiatan sudah menerapkan Manajemen
Risiko. s. Melaksanakan tugas sesuai IK, SI, SE, dan PKB.
D. Jaringan Kegiatan
1. Koperasi karyawan Nusatiga PTPN III resmikan apotik untuk bersama 2. Bakti sosial donor darah SPBUN
3. Resmikan pengerasan jabatan jalan dua negori di Kabupaten Simalungun. 4. PTPN-III Bekerjasama dengan Perusahaan Industri Pengolahan kayu karet.
5. Komitmen terhadap kelayakan ekonomi dan keuangan jangka panjang 6. Pengembangan perkebunan baru secara bertanggung jawab
E. Kinerja Kegiatan Terkini 1.
Kelapa sawit
PT Perkebunan Nusantara III Persero menjadikan minyak dan inti sawit sebagai komoditi utama yang memberikan konstribusi besar bagi pendapatan
perusahaan. Produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan Perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada
pembeli dengan mutu yang dihasilka perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli dengan mutu
yang dihasilkan Crude Palm Oil CPO, Palm Kernel Oil PKO, Palm Kernel Oil PKO , Palm Kernel PK dan Palm Kernel Meal PKM.
Universitas Sumatera Utara
Fasilitas pengolah kelapa sawit sebagai berikut : Pabrik Pengolah Kelapa Sawit PKS
Kapasitas Ton TBS
Jam Rambutan
30 Sei Mangkei
75 Sei Silau
60 Aek Nabara Selatan
60 Sisumut
30 Aek Torop
60 Aek Raso
30 Torgamba
60 Sei Baruhur
30 Sei Daun
60 Sei Meranti
60
Jumlah Kapasitas 555
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III Medan 2.
Karet
Di seantero dunia, Sumatera dikenal sebagai penghasil karet bermutu tinggi, lebih dari 38,000 hektar lahan karet PT. Perkebunan Nusantara III
Persero diusahakan untuk menghasilkan karet kualitas terbaik di dunia. Mutu produk RSS-1, SIR-10, SIR-20 dan Lateks Pekat mampu menembus pasar
Internasional, disejumlah pabrik ban terbesar seperti Bridgestone, Good Year, Firestone, Han Kook dan lainnya.
Fasilitas pengolah karet sebagai berikut : Pabrik Pengolah Karet PPK
Mutu Produk Kapasitas Olah
Ton Karet Kering Hari
PPK Gunung Para Ribbed Smoked Sheet
16.8 Crumb Rubber
30 PPK Sarang Giting
Ribbed Smoked Sheet 11
PPK Mambang Muda Lateks Pekat
30 Crumb Rubber
30 PPK Rantau Prapat
Ribbed Smoked Sheet 12
PPK Sei Silau Ribbed Smoked Sheet
12 PPK Bandar Betsy
Ribbed Smoked Sheet 16
PPK Rambutan Lateks Pekat
30 PPK Hpesong
Ribbed moked Sheet 12
Jumlah Kapasitas
Ribbed Smoked Sheet 79.8
Crmb Rubber 60
Lateks Pekat 60
Sumber : PT. Perkebunan Nusantara III Medan
Universitas Sumatera Utara
Pemasaran
PT Perkebunan Nusantara III memasarkan hasil komoditas kelapa sawit dan karet ke pasar lokal dan luar negeri melalui PT. Kharisma Pemasaran
Bersama Nusantara KPBN yang berkedudukan di Jakarta serta pemasaran CPO melalui Bursa Berjangka Jakarta BBJ.Total penjualan pada tahun 2012
mencapai nilai Rp. 5,941 Milyar, sedangkan total penjualan pada tahun 2011 sebesar Rp. 6,541 Milyar. Dengan demikian, pada tahun 2012 nilai penjualan
mengalami penurunan sebesar 0,600 Miliar atau sebesar 9,18. Penurunan nilai penjualan pada tahun 2012 disebabkan antara lain oleh melemahnya permintaan
pasar akibat krisis global dan pergerakan harga minyak mentah di pasar dunia dunia yang berfluktuasi.
Nilai Penjualan Ekspor
Bila ditinjau dari nilai penjualan ekspor, mengalami penurunan sebesar 1,17 dari Rp. 1,293 Milyar pada tahun 2011 menjadi Rp. 0,595 Milyar pada
tahun 2012. Hal ini antara lain disebabkan karena permintaan pasar diluar negeri melambat sebagai akibat dari kondisi ekonomi global yang tidak menentu
terutama krisis ekonomi di zona Eropa, Amerika Serikat dan China, sehingga pelaku pasar pada umumnya cenderung megambil sikap berhati- hati.
NilaiPenjualan Domestik
Nilai penjualan domestik mengalami peningkatan sebesar 0,02 dari Rp. 5,248 Milyar pada tahun 2011 menjadi Rp. 5,346 Milyar pada tahun 2012. Hal ini
disebabkan adanya peningkatan permintaan minyak nabati untuk industri hilir makanan dan biofuel.
F. Rencana Kegiatan Terkini