Konflik Manusia dengan Orangutan Sistem Informasi Geografis SIG Definisi

Persentase jenis makanan Orangutan adalah 53,8 berupa buah, 29 berupa daun, 14,2 kulit kayu, 2,2 bunga, dan 0,8 adalah serangga Maple, 1980.

D. Konflik Manusia dengan Orangutan

Konflik antara manusia dan satwa liar adalah fenomena yang umum. Konflik antara manusia dan kera besar Human-Great Apes Conflict yang kemudian disingkat HGAC adalah salah satu bagian dari konflik antara manusia dan satwa liar yang secara luas dapat didefinisikan sebagai segala interaksi antara manusia dan kera besar yang mengakibatkan pengaruh negatif pada kondisi sosial, ekonomi atau budaya manusia, serta kondisi sosial, ekologi atau budaya kera besar atau konservasi kera besar dan lingkungannya. HGAC sering kali melibatkan konflik diantara masyarakat yang memiliki sasaran, persepsi dan tingkat penguasaan yang berbeda. Saat ini kerusakan dan fragmentasi habitat di Afrika dan Asia Tenggara telah berada pada kondisi yang memprihatinkan, sehingga meningkatkan jumlah populasi kera besar yang terdesak mendekati pemukiman manusia. Sumber gangguan terhadap hutan disebabkan oleh berbagai macam hal, namun kebanyakan ditimbulkan oleh pertanian tanaman subsisten dan pertanian komersial berskala kecil maupun besar, perkebunan dan industri ekstraktif seperti industri pembalakan kayu dan pertambangan, yang secara sigifikan mengancam hutan tropis Collishaw dan Dunbar, 2000. Konflik antara kera besar dan manusia dilatar belakangi oleh banyak hal dan sangat bervariasi di setiap lokasinya. Konflik yang secara langsung ditimbulkan oleh perilaku manusia meliputi: perusakan dan pencemaran sumber daya alam, konversi habitat untuk pertanian, kompetisi sumber daya alam Universitas Sumatera Utara misalnya: pohon buah-buahan dan air, penularan penyakit secara kebetulan misalnya: dari feses, sisa makanan maupun makanan yang dicuri dari manusia, pencederaan ataupun pembunuhan kera besar dengan jerat dan perangkap Hockings dan Humle, 2010.

E. Sistem Informasi Geografis SIG Definisi

Sistem informasi geografis merupakan sebuah sistem yang terdiri dari perangkat keras hardware, perangkat lunak software, data, manusia brainware dan lembaga-lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisa dan menyebarkan data-data dan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di permukaan bumi. SIG sebagai sistem informasi berbasis komputer memiliki empat kemampuan dasar subsistem Prahasta, 2002: a. Data input: subsistem ini memiliki tugas mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial beserta atributnya dari berbagai sumber. Subsistem ini juga bertanggung jawab mengkonversi atau mentransformasikan format asli sebuah data menjadi format yang dapat digunakan dalam SIG. b. Data output: subsistem ini menampilkan atau menghasilkan seluruh atau sebagian keluaran basis data baik dalam bentuk soft copy maupun hard copy seperti tabel, grafik dan peta, c. Data management: subsistem ini mengkoordinasikan data spasial dan atributnya kedalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-update dan diedit, Universitas Sumatera Utara d. Data manipulations dan analysis: subsistem ini menentukan informasi- informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. Komponen SIG SIG merupakan sistem operasi yang komplek yang terintegrasi dengan lingkungan sistem komputer lain di tingkat fungsional dan jaringan. SIG dalam pengoperasiannya terdiri atas komponen Batubara dan Hasibuan, 2000: a. Perangkat keras: Terdiri atas PC dekstop, workstation, hingga multiuser host yang dapat digunakan secara bersamaan, harddisk, dan mempunyai kapasitas memori serta RAM yang besar. b. Perangkat lunak: Software GIS menyediakan fungsi-fungsi dan alat-alat yang diperlukan untuk menyimpan, menganalisis, dan memperagakan informasi geografi. Komponen-komponen software adalah alat untuk memasukkan memanipulasi informasi geografik, DBMS sebuah database untuk sistem pengelolaan, Alat untuk menyokong pertanyaan-pertanyaan geografik, menganalis dan Memvisualisasikan GUI Graphical User Interface untuk mempermudah pengaksesan kepada alat-alat c. Data: merupakan komponen yang amat penting dalam GIS. Data geografik dan tabulasi data yang berhubungan akan dikumpulkan dalam suatu tempat khusus yang dapat dibeli dari penyedia data komersial. GIS akan menggabungkan ruang data dengan sumber-sumber data lainnya dan menggunakan DBMS untuk mengorganisasikan dan memelihara serta mengatur data. Universitas Sumatera Utara d. Manusia: Teknologi GIS memerlukan orang untuk mengatur sistem dan membangun rencana- rencana supaya teraplikasi dalam hal yang nyata. Pemakai GIS adalah teknikal khas yang medesain dan memelihara sistem dan pemakai untuk meningkatkan nilai kerja yang mereka lakukan sehari-hari. e. Metoda: Kesuksesan GIS beroperasi tergantung pada perencanaan desain yang baik dan metoda- metoda bisnis, yang merupakan model dan beroperasi khusus untuk tiap-tiap organisasi. Sumber-sumber data geospasial adalah foto udara, citra satelit, tabel statistik, dan dokumen lain yang berhubungan. Data geospasial dapat dibedakan menjadi data grafis data geometris dan data atribut data tematik. Data grafis terdiri atas tiga elemen yaitu: titik node, garis arc dan luasan atau bidang polygon dalam bentuk vektor ataupun raster yang mewakili geometri topologi, ukuran, bentuk, posisi, dan arah. Fungsi pengguna adalah untuk memilih informasi yang diperlukan, membuat standar, membuat jadwal pemutakhiran, menganalisis hasil yang dikeluarkan untuk kegunaan sesuai keinginan dan merencanakannya Prayitno, 2002 dalam Fata, 2011. Aplikasi GIS Dasar pendekatan SIG terdiri dari berbagai tahapan, termasuk menyimpan, menampilkan dan menganalisa bermacam jenis data yang tersimpan dalam data, termasuk peta jenis vegetasi, iklim, tanah, topografi, geologi, hidrologi, sebaran species, kawasan yang dillindungi, pemukiman manusia dan pola ekstraksi sumber daya alam. Pendekatan SIG dapat mengungkapkan berbagai hubungan kolerasi antara faktor biotik dan abiotik dari suatu bentang alam, serta membantu proses perancangan kawasan agar memiliki komunitas hayati yang ada, Universitas Sumatera Utara bahkan menampilkan kawasan-kawasan yang berpotensi untuk mencari spesies langkah maupun dilindungi Turner et al., 2003. Kekuatan SIG tampak pada kemampuan menganalisis data spasial dan atribut secara bersamaan. Disinilah SIG menunjukkan kemampuannya mengolah data peta, seperti pemetaan yang terotomatisasi dengan menggunakan sistem komputer. Kemampuan analisis SIG ini antara lain proses klasifikasi lahan, operasi overlay, operasi neighbourhood dan fungsi konektivitas Elly, 2009.

F. Penginderaan Jarak Jauh

Dokumen yang terkait

Pemetaan Sebaran Vegetasi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali (Studi Kasus : Desa Bulu Mario, Aek Nabara dan Huraba)

5 74 99

Identifikasi dan Pemetaan Pohon Sarang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali (Studi Kasus : Desa Bulu Mario, Aek Nabara dan Huraba)

4 89 78

Sebaran Pohon Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii. Lesson,1827.) Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis

5 53 57

Studi Mitigasi Konflik Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berbasis Sistem Informasi Geografis di Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser

3 18 113

Studi Mitigasi Konflik Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berbasis Sistem Informasi Geografis di Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 12

Studi Mitigasi Konflik Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berbasis Sistem Informasi Geografis di Sekitar Taman Nasional Gunung Leuser

0 0 2

KUESIONER WAWANCARA PENELITIAN PEMETAAN DAERAH RAWAN KONFLIK ORANGUTAN (Pongo abelii) DENGAN MANUSIA MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI CAGAR ALAM DOLOK SIBUAL-BUALI

0 0 9

A. Cagar Alam - Pemetaan Daerah Rawan Konflik Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus : Desa Aek Nabara, Batu Satail, Bulu Mario, dan Sitandiang)

0 0 13

Pemetaan Daerah Rawan Konflik Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus : Desa Aek Nabara, Batu Satail, Bulu Mario, dan Sitandiang)

1 1 12

A. Taksonomi dan Aktivitas Orangutan Sumatera (Pongo abelii) - Identifikasi dan Pemetaan Pohon Sarang Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali (Studi Kasus : Desa Bulu Mario, Aek Nabara dan Huraba)

0 0 16