4 Rincian
masing‐masing kebijakan dapat dilihat pada Pokok‐Pokok Penjelasan Paket Kebijakan 16 Juni 2010.
1. Bagaimana
keterkaitan Paket Kebijakan 16 Juni 2010 dengan Grand Design Penyempurnaan Operasi
Moneter ?
Berbagai kebijakan yang tertuang dalam “Paket kebijakan 16 Juni” saling terkait satu sama lain dan
merupakan bagian dari ‘Grand Design Penyempurnaan Operasi Moneter”Diagram 4, yang secara
umum diarahkan untuk mendorong pasar uang rupiah dapat berfungsi lebih baik well functioning
money market sehingga meningkatkan peran pasar uang dalam transmisi kebijakan moneter.
Diagram 4 : Grand Design Penyempurnaan Operasi Moneter
Diagram 5 : Grand Design Penyempurnaan Operasi Moneter dan
Kaitannya dengan Paket Kebijakan 16 Juni 2010
BI mulai
menerapkan Inflation
Targeting Framework
dengan BI Rate
sebagai signal kebijakan moneter.
Penyempurnaan operasi moneter difokuskan kepada
persiapan implementasi penggunaan suku bunga PUAB
on sebagai sasaran
operasional kebijakan moneter,
melalui : •
penyempitan lebar koridor suku bunga,
• perluasan eligible
asset operasi moneter,
• pengaktifan fine
tune operation
• perpanjangan tenor
SBI dengan
memunculkan tenor 6
bulan. Penyempurnaan operasi
moneter diarahkan untuk mendorong well
functioning money
market sehingga
meningkatkan peran pasar uang dalam transmisi kebijakan
moneter. Hal
ini dilakukan, antara lain melalui :
• Perpanjangan
profil jatuh waktu
SBI dan upaya‐upaya mengaktifkan instrumen pasar
uang lainnya terutama Repo. •
Perluasan basis investor di
pasar uang.
2008 ‐ 2009
2010 ‐ …
2005
Beberapa Tujuan
Pelebaran koridor suku bunga PUAB ON
Demand creation di pasar uang
pada tenor pendek
Meningkatkan aktivitas instrumen
pasar uang selain SBI
Mendukung perkembangan pasar
keuangan khususnya obligasi Penguatan
manajemen moneter
Minimum One Month Holding Period MHP
yang
diberlakukan bagi : non residen residen
Penyerapan
likuiditas Dengan Instrumen Non‐ securities Term
Deposit
BI berjangka waktu 9 dan 12 bulan
Triparti Repo Repo SUN Pinjaman
Terpeliharanya Kestabilan Makro Paket Kebijakan Penguatan Manajemen
Moneter dan Pengembangan Pasar Keuangan
5
2. Apakah
kebijakan “pelebaran koridor suku bunga PUAB Overnight” dapat membantu pendalaman pasar
uang ? YA.
Pelebaran koridor mendorong perbankan untuk tidak tergantung pada BI dalam mengelola kelebihan
lilkuiditas jangka pendek. Selama ini, volume transaksi di pasar uang antar bank PUAB sangat
rendah karena perbankan sangat tergantung pada BI untuk menempatkan likuiditas jangka pendek.
Ini tercermin dari tingginya volume harian FASBI dan FTK yang jauh diatas volume PUAB Grafik
5 Dengan
menjarangkan lelang SBI menjadi bulanan dari sebelumnya mingguan serta dilebarkannya koridor
suku bunga PUAB ON akan mendorong bank untuk terlebih dahulu bertransaksi di pasar uang
antar bank, sebelum menempatkan kelebihan likuiditas ke BI melalui standing deposit facilities BI
Rate ‐ 100 bps atau meminjam dari BI melalui standing lending facilities BI Rate + 100 bps. Sebelumnya,
spread yang relatif sempit antara rate FASBI dengan BI Rate 50 bps menjadi penyebab
utama bank‐bank memelihara dana hariannya dalam volume yang jauh diatas kebutuhan hariannya
tercermin dari volume harian FASBI dan FTK, sekitar Rp 30 – 50 triliun sehingga kurang optimal
menciptakan demand creation di pasar uang antar bank yang volume hariannya masih sekitar
Rp 10 triliun.
Grafik 5: Vol Harian FASBI, FTK dan PUAB
Grafik 6: Koridor dan Suku Bunga PUAB Overnight ON
3. Apakah
kebijakan pelebaran koridor merepresentasikan stance kebijakan moneter BI yang melonggar
penurunan suku bunga ? TIDAK.
Dalam operasi moneter, BI akan tetap melakukan fine tuning untuk menjaga agar suku bunga
PUAB ON tetap bergerak disekitar BI rate sebagai ‘policy rate’.
4. Apakah
penambahan instrument moneter SBI 9 dan 12 Bulan dapat mendorong pendalaman pasar
keuangan dan meningkatkan efektivitas kebijakan moneter? YA.
Penerbitan SBI dengan tenor yang lebih panjang 9 dan 12 bulan akan memberikan ruang yang lebih
besar pada BI dalam memperkuat manajemen moneter khususnya dalam mengendalikan kelebihan
likuiditas yang sifatnya lebih permanen struktural. Kebijakan ini sebagai kelanjutan dari
‐ 20
40 60
80 100
120
02 1
20 08
22 1
20 08
11 2
20 08
28 2
20 08
19 3
20 08
09 4
20 08
28 4
20 08
16 5
20 08
05 6
20 08
24 6
20 08
11 7
20 08
31 7
20 08
20 8
20 08
08 9
20 08
25 9
20 08
20 1
20 08
06 1
1 20
08 25
1 1
20 08
15 1
2 20
08 07
1 20
09 27
1 20
09 13
2 20
09 04
3 20
09 24
3 20
09 15
4 20
09 04
5 20
09 22
5 20
09 10
6 20
09 29
6 20
09 17
7 20
09 06
8 20
09 26
8 20
09 14
9 20
09 06
1 20
09 23
1 20
09 11
1 1
20 09
01 1
2 20
09 21
1 2
20 09
11 1
20 10
28 1
20 10
16 2
20 10
08 3
20 10
26 3
20 10
15 4
20 10
04 5
20 10
24 5
20 10
Rp Triliun
PUAB FASBI
+ FTK
9 18
27 36
45
F eb
00 Me
i Se
p Ja
n 1
Me i
1 A
g us
t0 1
De s
1 A
p r
2 Ju
l0 2
N op
2 Ma
r 3
Ju l0
3 Ok
t 3
F eb
04 Jun
4 Ok
t 4
F eb
05 Jun
5 Se
p 5
Ja n
6 Me
i 6
Se p
6 De
s 6
A p
r 7
A g
us t0
7 No
p 7
Ma r
8 Ju
l0 8
No p
8 Ma
r 9
Jun 9
Ok t
9 F
eb 10
Jun 1
PUAB ON Rate BI Rate
FASBI ON Repo Rate ON
6 perpanjangan
profil jatuh tempo maturity profile SBI 3 dan 6 bulan yang mulai diterapkan secara penuh
bulan Juni 2010. Dengan penerbitan SBI 9 dan 12 bulan tersebut maka struktur maturitas SBI menjadi
lengkap sampai dengan 1 tahun sehingga mendukung pendalaman pasar uang domestik baik
melalui ketersediaan instrumen, struktur maturitas maupun pembentukan struktur suku bunga jangka
pendek.
5. Apakah