49
dilakukan pembatasan objek pengamatan dan dilakukan pencatatan. Basrowi dan Suwandi, 2008 : 94.
Menurut Basrowi dan Suwandi 2008 : 95 pengamatan sebagai teknik pengumpul data yang mengandalkan indra mata dan telinga, dilakukan
secara terlibat dan juga terkendali. Pengamatan terlibat adalah jenis pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi
sasaran peniliti, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan yang bersangkutan, dan tidak menyembunyikan diri. Sementara pengamatan
terkendali adalah jenis pengamatan dengan melakukan percobaan atas dasar diri sasaran penilitian yang dapat diamati dengan saksama Bachtiar
1986: 118-120. Dari beberpa pendapat diatas pengamatan observasi akan dilakukan
dalam penelitian ini dengan melihat betuk fisik yang ada di PKBM baik itu program-program, sarana dan prasarana serta bentuk fisik lainnya dalam
keterkaitan peniliti menemukan permasalan dalam proses akreditasi pada program PKBM yang akan diteliti.
2. Wawancara
Proses wawancara dalam penilitian akan dilakukan oleh peniliti untuk menginterview pimpinan lembaga PKBM atau orang orang terkait dalam
proses akreditasi, sesuai dengan pengertian wawancara menurut Lexy j. moleong 2014 :186 Wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
50
interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interview yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. maksud mengadakan
wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba 1985: 266, antara lain: mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan,
motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan; merekontruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami pada masa yang akan
datang datang; memverfikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh orang lain, baik manusia maupun bukan manusia triangulasi;
dan memverfikasi, mengubah dan memperluas kontruksi
yang dikembangkan oleh peniliti sebagai pengecekan anggota. Dengan proses
wawancara ini diharapkan dapat membantu menemukan permasalahan- permasalahan yang dialami oleh lembaga PKBM yang selama ini
menghambat proses akreditasi.
3. Catatan lapangan
Menurut Menurut Lexy j. moleong 2014 :208-209 peneliti kualitatif mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam pengumpulan data
dilapangan. Pada waktu berada di lapangan, dia membuat catatan, setelah pulang ke rumah atau tempat tinggal barulah menyusun catatan lapangan.
Catatan yang dibuat di lapangan sangat berbeda dengan catatan lapangan. Catatan itu berupa coretan seperlunya yang sangat dipersingkat, berisi kata-
kata kunci, frase, pokok-pokok isi pembicaraan tahu pengamatan, mungkin gambar, sketsa, sosiogram, diagram, dan lain-lain. Catatan itu berguna
51
hanya sebagai alat perantara yaitu antara apa yang dilihat, sebenarnya dalam bentuk catatan lapangan. Catatan itu baru diubah ke dalam catatan
yang lengkap dan dinamakan catatan lapangan setelah peneliti tiba di rumah. Proses itu dilakukan setiap kali selesai mengadakan pengamatan
atau wawancara, tidak boleh dilalaikan karena akan tercampur dengan informasi lain dan yang sesuai ingatan seseorang itu sifatnya terbatas.
Catatan lapangan, menurut Bogdan dan Biklen 1982: 74, adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam
rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif.
Secara sederhana catatan lapangan dapat membantu peniliti untuk mengingat atau menghindari lupa, dengan catatan lapangan lebih
konstruktif yang artinya peneliti secara teratur dalam hal waktu menemukan informasi, selain itu pula peniliti juga dapat membandingkan
dengan mudah informasi yang didapat dari nara sumber yang berbeda setelah melalui wawancara dilakukan.
4. Dokumentasi