b. Sasaran kedua adalah berkurangnya kesenjangan antar wilayah dengan
prioritas pembangunan yang diberikan pada: pembangunan pedesaan, serta pengurangan ketimpangan pembangunan wilayah. Dalam kaitan
itu keberpihakan pemerintah untuk membangun pedesaan, terutama untuk mengembangkan diversifikasi kegiatan ekonomi perdesaan, serta
mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil, termasuk wilayah perbatasan ditingkatkan agar perdesaan dan wilayah-wilayah
tersebut dapat berkembang. Kesenjangan antar wilayah juga dikurangi dengan mendorong percepatan pembangunan dan pertumbuhan
wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh yang belum berkembang agar menjadi penggerak bagi wilayah-wilayah tertinggal di sekitarnya.
Selanjutnya pembangunan
perdesaan akan
didorong dengan
meningkatkan keterkaitan kegiatan ekonomi perdesaan dengan
perkotaan. c.
Sasaran ketiga adalah meningkatnya kualitas manusia yang tercermin
dari terpenuhinya hak sosial rakyat.untuk itu prioritas pembangunan diletakkan pada: peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan
yang lebih berkualitas, peningkatan akses masyarakat terhadap kesehatan yang lebih berkualitas, peningkatan perlindungan dan
kesejahteraan sosial,
pertumbuhan penduduk,
pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas serta pemuda dan
olahraga, serta peningkatan kualitas kehidupan beragama.
d. Sasaran keempat adalah membaiknya mutu lingkungan hidup dan
pengelolaan sumber daya alam yang mengarah pada prinsip pembangunan berkelanjutan dengan prioritas pembangunan yang
diletakkan pada perbaikan pengelolaan sumber daya alam dan
pelestarian fungsi lingkungan hidup. e.
Sasaran kelima adalah meningkatnya dukungan infrastruktur yang
ditunjukkan oleh meningkatnya kuantitas dan kualitas berbagai sarana penunjang pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
rakyat dengan prioritas yang diletakkan pada percepatan pembangunan
infrastruktur. 3. Program Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana
masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri Robinson: 1989.
Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut
berpartisipasi. Hal yang tentunya tidak jauh berbeda diungkapkan oleh Moh. Ali Aziz,
dkk 2005: 136 bahwa:
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses dimana masyarakat, khususnya mereka yang kurang memiliki akses ke sumber daya
pembangunan, didorong untuk meningkatkan kemandiriannya di dalam mengembangkan perikehidupan mereka. Pemberdayaan masyarakat juga
merupakan proses siklus terus-menerus, proses partisipatif dimana anggota masyarakat bekerjasama dalam kelompok formal maupun informal untuk
berbagi pengetahuan dan pengalaman serta berusaha mencapai tujuan bersama. Jadi, pemberdayaan masyarakat lebih merupakan suatu proses.
Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya adalah suatu proses pertumbuhan dan perkembangan kekuatan masyarakat untuk ikut terlibat
dalam berbagai
aspek pembangunan
di suatu
wilayah. Untuk
memberdayakan masyarakat ada tiga pendekatan yang dilakukan,yaitu: a.
Mobilisasi
Community mobilization.
b. Partisipasi masyarakat
Community participation. c.
Pembangunan berbasis masyarakat
Community development.
Ketiga pendekatan ini, tentunya akan diarahkan pada dua tujuan pemberdayaan, yaitu melepaskan masyarakat dari keterbelakangan dan
kemiskinan, yang dikenal sebagai pemberdayaan ekonomi masyarakat dan memperkuat posisi masyarakat dalam struktur kekuasaan, yang dikenal
sebagai pemberdayaan politik masyarakat. Banyaknya program pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah
pusat memiliki motif utama yakni sebagai program pengurangan kemiskinan dan pengangguran sebagai prioritas utama. Terbukti dengan
banyaknya program pemberdayaan menyerap APBN yang begitu besar bagian dari upaya penguatan pemerintah terkonsentrasi pada program
pemberdayaan. Hal menakjubkan sekali ini dilakukan oleh pemerintah dengan spirit otonomi daerah dengan asumsi bahwa pemerintah daerah
berhak mengelola anggaran keuangan daerah untuk kepentingan daerah, sehingga tujuan dari obyek masyarakat ini dengan secara tidak langsung
memiliki segudang kesempatan mendapatkan kehidupan yang layak dan berdaya. Program pemberdayaan dilakukan secara berlapis sehingga
mendorong rakyat miskin dapat mandiri. Dasar hukum program pemberdayaan masyarakat terletak pada:
a. UUD 1945 pasal 34 ayat 2 yang menyatakan bahwa fakir miskin dan
anak terlantar dipelihara oleh negara. b.
UUD 1945 pasal 27 ayat 2 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak atas penghidupan yang layak.
c. UURI no.6 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan
sosial.
4. Penguatan Modal Usaha