1. Gambaran Umum Karakteristik Responden Penelitian
Pelaku usaha penerima DPM dari tenaga kerja ter-PHK di Kabupaten Sleman jumlahnya relatif seimbang antara laki-laki dan perempuan, hanya
presentase jumlah perempuan sedikit lebih banyak dari laki-laki. Hal itu menunjukkan walaupun jumlah antara laki-laki dan perempuan relatif
seimbang, namun Pemda Kabupaten Sleman telah memberikan ruang yang cukup bagi perempuan untuk ikut dalam berbagai kegiatan bisnis dengan
memberikan bantuan modal yang ada. Latar belakang pendidikan formal responden pelaku usaha tenaga kerja
ter-PHK di Kabupaten Sleman sebagian besar setingkat SMA dengan lama usaha kurang dari 10 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa pengalaman
usaha mereka belum cukup banyak, sehingga agar kegiatan usaha mereka lebih maju maka pendidikan formal yang telah dicapai masih perlu
dilengkapi dengan pemberian pelatihan ketrampilan pengelolaan usaha dari pihak-pihak berwenang. Hal inipun diakui oleh para responden bahwa agar
usaha mereka lebih berkembang mereka menginginkan ada pendampingan usaha, konsultasi usaha, pelatihan manajemen usaha dan bantuan pemasaran
untuk produk-produk yang mereka hasilkan.
2. Karakteristik Dana Pinjaman Modal KP3M
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa besarnya pinjaman yang diperoleh pelaku usaha tenaga kerja ter-PHK berkisar antara Rp.
1.000.000,00 sampai Rp. 15.000.000,00. Pinjaman sebesar tersebut dinyatakan oleh para responden cukup besar dan jumlahnya sesuai dengan
yang mereka butuhkan untuk melakukan kegiatan usaha. Oleh karena itu
dengan pinjaman modal ini diharapkan para pelaku usaha akan bisa meningkatkan kinerja usahanya.
Pinjaman yang telah diterima responden penerima DPM kelompok tenaga kerja ter-PHK dikembalikan dengan mengangsur setiap bulan. Hal
positif karena hasil temuan menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan mampu membayar angsuran tepat waktu dengan jumlah yang
sesuai kemampuan mereka. Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan usaha yang dijalankan responden berlangsung dengan baik sehingga dari hasil
produksi dan keuntungan yang diperoleh, bisa disisihkan untuk membayar angsuran pinjaman. Peminjam dalam penelitian ini dapat digolongkan
sebagai peminjam dengan karakter yang baik dan dapat dipercaya. Penerima DPM kelompok tenaga kerja ter-PHK yang baik patut
mendapat apresiasi atas kepatuhan mereka membayar angsuran tepat waktu. Apresiasi yang diberikan guna untuk mempertahankan kepatuhan mereka di
masa yang akan datang. Beberapa bentuk apresiasi yang diinginkan responden dalam penelitian ini andai mereka disiplin membayar angsuran
adalah keringanan kontribusi, pemberian hadiah berbentuk bonus atau uang tunai, dan pemberian kemudahan prosedur pinjaman serta jumlah pinjaman
yang lebih besar pada periode pinjaman berikutnya. Walaupun responden dalam penelitian ini termasuk peminjam dengan
tingkat kedisiplinan yang baik, namun juga ditemukan bahwa ada kalanya Dana Penguatan Modal yang diterima digunakan bukan untuk kegiatan
produktif. Pada umumnya DPM yang diterima diselewengkan digunakan untuk kebutuhan yang lebih mendesak, seperti membayar biaya sekolah dan
untuk konsumsi sehari-hari. Patut untuk diwaspadai adalah jangan sampai penggunaan dana untuk kegiatan non produktif ini menjadi kebiasaan yang
terus menerus dilakukan para penerima DPM.
3. Pendapat Responden mengenai Program Dana Penguatan Modal