Metode Pengolahan Data dan Desain Sampling
8
Potensi Kayu dan Karbon Hutan Rakyat di Pulau Jawa Tahun 1990‐2008
Hasil Kerjasama BPKH XI dengan MFP II
akan digunakan sebagai data dasar pengambilan sampel survey
lapangan. Tahapan kegiatan ini meliputi kegiatan sebagai berikut :
4. Pengolahan awal koreksi atmosfer, koreksi radiometri, dan koreksi geometri
data SPOT atau Landsat‐7 ETM+ terbaru. 5. Penentuan klasikasi tutupan lahan dari citra tahun 1990, 2000, 2006
update 2008 . Secara umum, klasifikasi tutupan lahan mengacu pada
klasifikasi 23 kelas Tutupan Lahan berdasarkan petunjuk teknis Dirjen
Planologi Kehutanan. Klasifikasi lahan yang termasuk kategori hutan
rakyat adalah hutan sekunder, hutan tanaman, perkebunan, hutan
tanaman, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur semak.
Hasil klasikasi ini juga akan digunakan sebagai dasar stratikasi
penutupan lahan untuk keperluan disain survei.
6. Perhitungan indeks vegetasi Landsat 7 ETM + 7. Indeks vegetasi, seperti Normalized Difference Vegetation Index NDVI,
adalah salah satu produk data penginderaan jauh yang umum dalam
menganalisa kondisi vegetasi. Dalam kegiatan ini beberapa metode
indeks transformasi seperti NDVI, TVI dan Avi dicoba digunakan untuk
mendapatkan korelasi yang terbaik untuk mengkaitkan data lapangan
dengan klasifikasi kerapatan vegetasi. Data raster hasil NDVI ini
selanjutnya menjadi penentu untuk menetapkan luas minimum
informasi spasial yang disebut ”hutan rakyat” adalah setara dengan 4
piksel yang saling terkoneksi. Hal ini berdasarkan beberapa
pertimbangan yaitu :
- Berdasarkan ketentuan perundang‐undangan bahwa yang disebut hutan
rakyat mempunyai luas minimal 0,25 Ha atau setara dengan 4 piksel.
- Level detil informasi yang digunakan adalah berasal dari citra resolusi
medium sehingga untuk dapat membentuk satu poligon terkecil
diperlukan luasan minimum 0,27 Ha atau 4 piksel.
9
Potensi Kayu dan Karbon Hutan Rakyat di Pulau Jawa Tahun 1990‐2008
Hasil Kerjasama BPKH XI dengan MFP II
Selanjutnya data raster hasil pengolahan indeks vegetasi kemudian
dilakukan vektorisasi dengan mengubah format data dari img menjadi
shp dengan luasan poligon minimum setara dengan 4 piksel.
8. Overlay data indeks vegetasi terpilih dengan data tutupan lahan Overlay
dilakukan pada data penutupan lahan tahun 2006 dan data hasil
transformasi indeks vegetasi. b. Desain Sampel dan Survei Lapangan
Kegiatan ini untuk pengecekan informasi tutupan lahan dan pengambilan
data parameter tegakan dan vegetasi dilapangan. Penentuan sampel
lapangan ditentukan berdasarkan sebaran kelas strata kerapatan,
aksesibilitas dan kedekatan jarak antar petak ukur untuk memudahkan
pergerakan tim survei lapangan.
Rancangan sampel tersebut di tempatkan pada 20 kabupaten dimana
untuk setiap kabupaten minimal 10 plot ukur, dengan demikian total
rancangan sampel sebanyak 200 plot ukur. Penempatan 10 plot ukur
secara purposive ditempatkan hampir berdekatan namun dengan
mempertimbangkan sebaran kelas strata kerapatan dari NDVI sehingga
secara total jumlah total akan proporsional berdasarkan sebaran luasan
strata kerapatan NDVI.
10
Potensi Kayu dan Karbon Hutan Rakyat di Pulau Jawa Tahun 1990‐2008
Hasil Kerjasama BPKH XI dengan MFP II
Model plot ukur di lapangan dirancang dengan menggunakan plot model
persegi dengan ukuran 30 m x 30 m. Pemilihan model plot ukur ini adalah
untuk mendekati dengan ukuran piksel citra satelit Landsat TMETM
yaitu 30m x 30m per piksel.
Data utama yang dikumpulkan untuk memantau cadangan karbon dari
biomasa di atas tanah dalam hal ini yang menjadi objek yang diukur adalah
yang masuk dalam katagori pohon berdiamater minimal 5cm. Selanjutnya
data di lapangan yang diukur adalah meliputi: nama jenis pohon hidup,
diameter setinggi data DBH dan tinggi pohon. Karbon yang tersisa di atas
seresah, semak belukar perdu dan di bawah permukaan tanah, yang
didominasi oleh akar, biasanya berkontribusi sekitar 15 dari total seluruh
biomasa hutan, sehingga penyimpanan karbon ini juga cukup penting
untuk dipantau. Namun karena sulitnya metode penghitungan volume
akar, maka kegiatan ini tidak dilakukan. Kegiatan pengecekan tutupan
lahan guna mencocokkan hasil interpretasi yang dilakukan di kantor
dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Survey lapangan tersebut
diperlukan untuk memberikan tingkat ketelitian dari hasil interpretasi dan
mendapatkan data yang tidak dapat diperoleh dari data penginderaan jauh
melalui penentuan plot‐plot contoh pengamatan di lapangan.
30 m
30 m
11
Potensi Kayu dan Karbon Hutan Rakyat di Pulau Jawa Tahun 1990‐2008
Hasil Kerjasama BPKH XI dengan MFP II
c. Analisa data survei vegetasi untuk mendapatkan rata‐rata biomasa berbagai
jenis tutupan lahan. Kegiatan
ini digunakan untuk mendapatkan potensi bimassa dan potensi karbon.
Pendekatan dilakukan dengan menggunakan persamaan alometrik berdasarkan
jenis pohon Purwanto, 2009 dan konversi nilai biomass yang merupakan
setengah nilai karbon berdasarkan persamaan Winrock 1989. Persamaan
allometrik diperoleh dengan melakukan studi literatur dan berbagai
penelitian yang pernah dilakukan. Hasil persamaan allometrik yang
diperoleh untuk penaksiran potensi kayu dan biomass pada areal di Jawa
selanjutnya menjadi bahan untuk membangun penaksiran hasil potensi
dan biomass‐karbon pada masing‐masing plot ukur. Selanjutnya hasil
tersebut di olah dan diplot kembali berdasarkan sebaran kelas penutupanpenggunaan
lahan per kelas kerapatan. d. Analisa data karbon, potensi karbon secara spatial, dan korelasi data
penginderaan jauh.
Kegiatan ini meliputi analisa jumlah cadangan karbon potensial yang ada di
jawa didasarkan pada sebaran plot per kelas penutupan penggunaan
lahan per kelas kerapatan. Penghitungan penaksiran potensi tegakan dan
biomass ‐karbon dilakukan dengan mengelompokkan sebaran plot ukur
berdasarkan pengelompokannya dalam kelas penutupan penggunaan
lahan. Pendugaan potensi kayu dari tegakan hutan rakyat dilakukan
dengan mencari nilai rata‐rata volume kayu dan jumlah pohon per Ha
dengan menggunakan data hasil pengukuran di tiap‐tiap unit pengukuran
yang didistribusikan di tiap penutupan lahan. Nilai rata‐rata X volume
kayu bebas cabang dan jumlah pohon per Ha yang didapatkan dari data di
unit pengukuran merupakan nilai penduga untuk rata‐rata populasi μ
tegakan hutan rakyat untuk rata‐rata volume kayu bebas cabang per Ha
maupun rata‐rata jumlah pohon per Ha. Dalam kaidah ilmu statistik
dikatakan bahwa dalam jangka panjang nilai rata‐rata cuplikan atau sampel
12
Potensi Kayu dan Karbon Hutan Rakyat di Pulau Jawa Tahun 1990‐2008
Hasil Kerjasama BPKH XI dengan MFP II
akan sama atau mendekati sama dengan nilai targetnya yaitu nilai rata‐
rata populasi μ, akan tetapi untuk satu pengamatan akan didapatkan
nilai rata‐rata sampel tersebut X akan berada sedikit di bawah atau di
atas niai target yang diduga μ. Dengan demikian apabila diinginkan agar
kebenaran dugaan cukup meyakinkan maka tidak bisa dinyatakan bahwa
μ secara tepat sama dengan X, dalam hal ini maka harus dibuat dugaan rentang
interval estimation yang dapat dituliskan dalam formula sebagai berikut
:
Dalam menghitung dugaan rentang, maka dalam studi ini langkah pertama
yang dilakuka adalah menetapkan besar keyakinan nilai dugaan sebesar
95. Dengan kata lain studi ini akan memakai perhitungan dugaan rentang
yang akan memberikan nilai duga rentang 95 benar dari 100 kali
pengamatan dalam jangka panjang. Dengan demikian maka nilai dugaan
rentang untuk rata‐rata volume kayu per Ha dan jumlah pohon per Ha
dapat dituliskan menjadi :
n t
X
σ μ
.
25 ,
± =
−
Di mana:
• μ
: rata‐rata volume kayu per Ha atau jumlah pohon
per Ha dari populasi hutan rakyat per penutupan lahan
• X
: rata‐rata ratata‐rata volume kayu per Ha atau jumlah
pohon per Ha dari cuplikan atau sampel yang diambil dari
unit ‐unit pengukuran
• t
0,25
: nilai tabel dari distribusi t pada derjat bebas n‐1 dan taraf
kepercayaan 95 α=5 atau 2,5 pada uji dua sisi
atau two tailed test
μ = X ± kesalahan cuplikan
13
Potensi Kayu dan Karbon Hutan Rakyat di Pulau Jawa Tahun 1990‐2008
Hasil Kerjasama BPKH XI dengan MFP II
• δ
: simpangan baku volume kayu per Ha atau jumlah pohon
per Ha dari cuplikan atau sampel yang diambil dari
unit ‐unit pengukuran
• n
: jumlah data atau jumlah unit pengukuran
Untuk selanjutnya taksiran potensi didekati dengan mengalikan nilai
taksiran potensi rerata per penutupan lahan per zonasi yang disajikan
sebagai berikut penyajian per provinsi dalam lampiran terpisah:
Penutupan lahan
Luas Ha
Rerata Vbc
total m
3
NHa Vbc
m3Ha
total