Transparansi dalam Ruang Transparansi dalam Ruang

51 BAB IV “HARUSKAH MENUTUP DIRI ?”

4.1. Transparansi dalam Ruang

Transparansi dalam dunia arsitektur diartikan sebagai dematerialisasi dari selubung bangunan dengan menggunakan bahan terbuka dan tembus cahaya. Transparansi umumnya diartikan sebagai penggunaan material yang memancarkan atau meneruskan cahaya, seperti kaca, sebagai material utama bangunan. Rowe dan Slutzky 1963 membedakan transparansi menjadi transparansi literal dan transparansi fenomenal. Transparansi literal lebih menekankan penggunaan material yang tembus cahaya seperti kaca. Sedangkan transparansi fenomenal adalah pengalaman akan ruang yang transparan tanpa benar-benar tertembus cahaya. Mies Van der Rohe menjelaskan bahwa transparansi dalam arsitektur bercirikan sebuah struktur yang jelas sebagai dasar dari konstruksinya. Ungkapannya yang berisi “Less is more” 4 benar-benar terlihat dari pemilihan material yang digunakannya. Dengan pemakaian konstruksi kaca, baja dan beton, ia menganggap bahwa bangunan akan terlihat apa adanya. Sedangkan Grogy Kepes menganggap bahwa transparansi dalam arsitektur adalah suatu analogi arsitektural yang dapat ditemukan pada material kaca dan plastik. Ia menggabungkan unsur-unsur arsitektural berupa warna dan tekstur material. 4 Less is more adalah sebuah pernyataan yang disampaikan oleh Mies Van der Rohe mengenai desain bangunan di masa arsitektur modern yang menunjukkan ciri kesederhanaan dari dekorasi bangunan. Universitas Sumatera Utara 52 Menurut Webster’s New International Dictionary, transparansi dalam arsitektur juga bisa dilihat dari sifat ruang yang terbuka, jujur, mudah dilihat, dikenali dan dipahami. Pemilihan tema transparansi dilatarbelakangi oleh tingginya tindak kriminalitas dalam bangunan apartemen. Kriminalitas sebagai salah satu permasalahan sosiologi kota harus diperhatikan dalam perencanaan pemukiman, termasuk hunian vertikal seperti apartemen. Interpretasi Tema Kebanyakan orang akan mengartikan transparansi dengan penggunaan material kaca pada bangunan. Hal ini tidak sepenuhnya salah, karena merupakan perwujudan transparansi literal. Namun di dalam perancangan ini akan dibahas kedua jenis transparansi di atas, baik transparansi literal maupun fenomenal. Gambar 4.1. Arsitektur Mies Van der Rohe Glass Skyscraper kiri dan Lakeshore Apartment kanan Sumber : http:ncmodernist.org Universitas Sumatera Utara 53 Perwujudan transparansi literal adalah lewat penggunaan material transparan, seperti kaca. Sedangkan perwujudan transparansi fenomenal menggambarkan konsep tata ruang yang berbeda-beda. Transparansi juga diwujudkan lewat zoning tapak yang memudahkan pengunjung memahami tata ruang. Penyatuan pemandangan interior dan eksterior lewat ruang-ruang terbuka seperti outdoor cafe, terutama pada bangunan podium mal akan menarik minat masyarakat untuk datang. Sedangkan di dalam apartemen hunian, transparansi merujuk pada kemudahan pengawasan terhadap orang-orang yang masuk. Di dalam area hunian apartemen, didesain ruang-ruang komunal yang menghubungkan setiap unit. Ruang-ruang ini bisa diakses oleh penghuni dengan mudah. Mereka dapat menggunakannya sebagai tempat duduk dan berkumpul bersama di sore hari sambil menjalin interaksi antar penghuni. Selain itu, desain apartemen yang memungkinkan banyak sinar masuk ke dalam ruangan akan mengurangi perasaan “sumpek” dan stres penghuni akibat kepadatan hunian. Pencahayaan menjadi salah satu faktor penting dalam perancangan ini. Ruangan yang memiliki penerangan yang baik akan menimbulkan kesan yang aman jika dibandingkan dengan ruangan gelap. Untuk itu bangunan apartemen didesain dengan void, untuk memungkinkan pencahayaan yang baik pada siang hari. Selain dalam usaha transparansi, penggunaan void juga mendukung aspek keberlanjutan bangunan, karena mampu mereduksi penggunaan energi listrik untuk pencahayaan di siang hari. Sedangkan untuk kenyamanan pada malam hari penerangan buatan perlu didesain dengan baik dan teliti. Tempat-tempat di sudut ruangan dan koridor harus tetap terang agar mudah diawasi. Untuk lebih Universitas Sumatera Utara 54 menjamin pencahayaan yang baik dengan pemakaian energi yang cukup, beberapa bangunan apartemen menggunakan bantuan teknologi untuk menyalakan dan mematikan lampu secara otomatis. Hal yang sama juga diperlukan di ruang-ruang luar, seperti taman-taman, terutama tempat-tempat yang menjadi akses keluar masuk tapak. Tempat-tempat publik memerlukan tingkat pengawasan yang sama. Tempat atau sudut yang tersembunyi harus dihindari karena bisa menjadi tempat persembunyian orang- orang tertentu. Pohon-pohon bertajuk lebar dan berdaun lebat perlu diperhatikan dan diterangi dengan baik, supaya tidak malah menjadi tempat yang bisa digunakan oleh orang-orang tertentu untuk mengintip dan menunggu saat bertindak kriminal. Dalam sebuah artikel saya menemukan konsep tanaman yang menyala. Cara ini telah banyak diterapkan di taman-taman kota dan berbagai bangunan publik. Konsep ini lebih menarik daripada penerangan konvensional sekedar dengan lampu-lampu jalan. Jendela Kebanyakan orang kini semakin menuntut privasi yang tinggi. Mereka ingin menikmati pekerjaannnya tanpa gangguan sama sekali. Sekali lagi kita masuk lebih dalam kepada dunia yang individualis. Tuntutan akan privasi memang penting, terutama bagi aktivitas-aktivitas tertentu. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap orang membutuhkan privasi. Tapi sejauh mana? Inilah yang menjadi pertanyaannya. Privasi tidak seharusnya Universitas Sumatera Utara 55 membuat kita tertutup dan terputus dari dunia luar. Lebih dari tindak kejahatan yang selalu kita khawatirkan, dunia luar menawarkan kita sejumlah pilihan lain, aktivitas-aktivitas yang menyenangkan, orang-orang dengan ekepresi dan penampilan yang berbeda-beda, serta pemandangan yang berwarna oleh langit, pohon-pohon, atau bangunan-bangunan sekitar. Bukankah sebuah pengalaman yang menarik jika kita bisa menikmati semua gambaran itu dari jendela kita ? Jendela adalah sebuah obyek transisi. Kita bisa menikmati pemandangan luar yang beragam dan menarik dengan merasa tenang berada dalam rumah kita yang nyaman. Kita tidak harus keluar rumah untuk mencari hiburan, apalagi jika ada ruang-ruang terbuka yang menarik di sekitar kita. Lewat jendela apartemennya yang berkamar dua, L.B. Jefferies dapat mengamati kehidupan tetangga-tetangganya melalui jendela-jendela apartemen mereka. Sepasang pengantin baru yang tak pernah meninggalkan kamar, seorang komposer musik berbakat, sepasang suami istri pemilik anjing yang selalu tidur di balkon, seorang pematung, penari balet yang tak pernah berhenti menari bahkan ketika sarapan, seorang perempuan kesepian, dan sepasang suami istri yang selalu bertengkar. Lewat jendela itu pula, atmosfer sepotong kota yang sibuk hadir lengkap dari pagi hingga pagi lagi, dengan berbagai bau, asap, udara panas, bunyi-bunyian dan segala macam peristiwa. Satu di antaranya : pembunuhan. Universitas Sumatera Utara 56 Cerita ini dituliskan oleh Aviati Armand 2011 untuk menggambarkan kembali film Rear Window 5 oleh Alfred Hitchcock. Lebih jauh ia menyampaikan bahwa jendela adalah obyek yang menarik, sebab jendela memungkinkan kita masuk ke dalam kehidupan lain dengan tingkat keterlibatan yang bisa kita tentukan sendiri. Kita bisa sekedar melihat, atau mencoba untuk menerka dan membuat kesimpulan. Kita bisa saja menjadi pengamat atau orang yang diamati. Jendela membuka dunia dalam terhadap dunia luar, namun di saat bersamaan ia juga membatasi lalu lintas fisik antara keduanya. Secara lebih unik lagi kita bisa mengendalikan tingkat transparansi jendela sesuai dengan kepentingan kita. Untuk setiap unit hunian saya mempertimbangkan untuk mendesain bukaan ke arah koridor, supaya penghuni yang sedang beraktivitas dalam ruangan bisa mengetahui keadaan di luar, orang-orang yang melewati koridor, orang-orang yang berkumpul di ruang bersama, dan interaksi yang terjadi, tentu jika mereka menginginkannya. Saat mereka membutuhkan privasi lebih, tirai adalah pilihan paling mudah. Penggunaan jendela dan balkon memungkinkan setiap penghuni mengawasi lingkungan sekitarnya. Dengan adanya mal dan ruang terbuka yang menjadi bagian dari apartemen, mereka bisa menikmati berbagai pemandangan menarik. Dalam pertimbangan desain itu, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, di antaranya adalah keamanan konstruksi jendela dan pintu, agar tak mudah dibobol oleh pencuri. 5 Rear Window adalah sebuah film fiksi oleh sutradara asal Amerika, Alfred Hitchcock pada tahun 1954 yang bertema thriller dan bercerita tentang kehidupan di lingkungan apartemen. Universitas Sumatera Utara 57

4.2. Konsep yang Berkaitan dengan Keamanan