Usia 3-6 tahun yang sedang TK play group Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah Tamat SD sederajat Tamat SMP sederajat Tamat SMA sederajat Tamat D-1 sederajat Tamat D-2 sederajat Tamat D-3 sederajat Tamat S-1 sederaj

25 Data penduduk berdasarkan Pendidikan Berikut ini merupakan tabel data penduduk di Kelurahan Aur. Warga kelurahan ini umumnya merupakan tamatan SMAsederajat. Tabel 2.4. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin LK orang PR orang 1. Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 42 47

2. Usia 3-6 tahun yang sedang TK play group

86 99

3. Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah

4. Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah

307 328 5. Usia 18-56 tahun yang tidak pernah sekolah 6. Usia 18-56 tahun yang tidak tamat SD 208 215 7. Usia 18-56 tahun yang tidak tamat SLTP 283 297 8. Usia 18-56 tahun yang tidak tamat SLTA 202 696

9. Tamat SD sederajat

364 391

10. Tamat SMP sederajat

178 489

11. Tamat SMA sederajat

514 589

12. Tamat D-1 sederajat

31 26

13. Tamat D-2 sederajat

19 17

14. Tamat D-3 sederajat

15 7 Universitas Sumatera Utara 26

15. Tamat S-1 sederajat

23 29

16. Tamat S-2 sederajat

9 7 17. Tamat S-3 sederajat 2 18. Tamat SLB A

19. Tamat SLB B

20. Tamat SLB C

Jumlah 3266 3266 Sumber : Data Kelurahan Aur dan Hamdan Data-data di atas sangat menunjukkan keragaman penduduk, baik dari sisi sosial, ekonomi, dan budaya. Hal seperti ini memang tidak dapat dihindari dalam lingkungan kota. Wirth 1897-1952 mendifinisikan kota sebagai pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Akibatnya hubungan sosialnya menjadi longgar acuh dan tidak pribadi impersonal relation 1 . Sementara itu ahli Geografi Indonesia, Prof. Bintarto 1983 mengartikan kota sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialistis, atau dapat pula diartikan sebagai benteng budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemutusan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya. Heterogenitas dalam ciri-ciri sosial, budaya dan ekonomi seringkali menimbulkan 1 Impersonal relation diartikan sebagai relasi atau hubungan yang sifatnya formal atau sekadarnya saja, sehingga tidak terjalin hubungan yang dekat atau akrab. Universitas Sumatera Utara 27 interseksi sosial, mobilitas sosial, dan dinamika sosial dalam masyarakat perkotaan. Hal ini mungkin muncul akibat proses urbanisasi dan migrasi masyarakat dari berbagai daerah ke lingkungan kota. Dampak dari perbedaan sosial ini adalah interaksi sosial yang cenderung sedikit. Dalam beberapa kali peninjauan ke tapak proyek, saya mendapati bahwa masyarakat di sekitar tapak tidak banyak berinteraksi satu sama lain. Lingkungan ini relatif sepi, tidak ada aktivitas bersama di luar rumah. Hal ini bisa berpengaruh buruk terhaadap sistem pengawasan sosial. Kondisi seperti ini mungkin terjadi karena sebagian besar warga memiliki jam kerja yang padat dan hanya menghabiskan sedikit waktu di rumah. Selain itu faktor penerangan yang kurang baik di ruang luar seperti jalan juga menghambat keinginan warga untuk beraktivitas di luar. Dalam kehidupan masyarakat kota yang heterogenis, interaksi yang terjalin cenderung terbatas pada kelompok-kelompok tertentu saja, dimana ada hubungan timbal-balik yang orientasinya adalah keuntungan atau pamrih. Hal ini membuat hubungan yang terjadi hanya seperlunya saja. Contohnya, persahabatan tidak lagi lahir karena adanya kesamaan latar belakang, tempat tinggal, norma, tradisi, dan sejenisnya. Hubungan persahabatan lahir dari kebutuhan dan kepentingan yang sama di dalam kehidupan kota yang kompleks. Emile Durkheim 1858 – 1917 menyatakan bahwa dalam masyarakat yang lebih kompleks dan modern seperti perkotaan, orang-orang yang ada di dalamnya berbeda satu dengan Universitas Sumatera Utara 28 yang lainnya dalam hal agama, politik, etnik, dan latar belakang. Solidaritas sosial di perkotaan modern, menurut Durkheim, adalah solidaritas organik 2 , tidak didasarkan atas kesamaan-kesamaan melainkan oleh ketergantungan pada posisi sosial dan okupasional masing-masing. Selain itu masyarakatnya yang heterogen dan kurang saling mengenal satu sama lain membuat sistem pengawasan sosial perilaku antar anggota masyarakatnya makin sulit terkontrol. Sistem Organisasi dan Kepemimpinan Selain masyarakat sebagai calon penghuni bangunan, sistem organisasi stakeholder instansi terkait juga perlu diperhatikan untuk menjamin kemudahan administrasi penghuni. Setiap penghuni apartemen harus tercatat dalam data kependudukan kelurahan. Salah satu hal yang belum bisa dipastikan adalah wilayah administrasi tapak, sebab kondisi tapak yang terbagi dua oleh aliran sungai dan memang keduanya saat ini merupakan bagian dari dua kelurahan berbeda. Tapak di Jalan Mangkubumi merupakan wilayah Kelurahan Aur, sedangkan tapak di Jalan Badur merupakan wilayah Kelurahan Hamdan. Sistem kepengurusan kelurahan ditangani oleh lurah dan sekretaris lurah, serta dibantu oleh beberapa kepala seksi, di antaranya bagian pemerintahan, pembangunan, dan trantib. Selain itu wilayah dalam satu kecamatan terbagi atas beberapa lingkungan yang dipimpin oleh Kepling. Kelurahan Hamdan dan 2 Solidaritas organik adalah sebuah konsep yang dinyatakan oleh Durkheim 1858-1917 yang terjadi pada masyarakat yang sudah kompleks masyarakat perkotaan karena adanya pembagian kerja profesi yang menimbulkan ketergantungan antar individu. Universitas Sumatera Utara 29 Kelurahan Aur masing-masing terbagi atas sepuluh lingkungan. Dalam satu lingkungan terdapat 86-550 kepala keluarga 110-2.967 jiwa, dengan rata-rata 247 kepala keluarga setiap lingkungan. Sistem organisasi dan pendataan penghuni dalam apartemen direncanakan akan mengikuti bentuk yang telah ada, yaitu dengan pengelompokan, sehingga penawasan dan pelayanan bisa terlaksanana secara lebih mudah dan teratur. Peran proyek terhadap lingkungan sekitarnya Menurut saya interaksi terjalin lewat lingkungan yang terbuka. Kondisi masyarakat di sekitar tapak memang sangat beragam, mulai dari kalangan atas sampai bawah. Sebagian orang mungkin melihatnya sebagai hal yang harus dihindari, sebab seringkali menimbulkan kekacauan dan pemandangan yang buruk. Hal ini tampak pada proyek-proyek permukiman yang menutup diri terhadap lingkungannya dengan pagar tinggi yang selalu diawasi dengan petugas keamanan yang terlihat menakutkan sehingga tak sembarang orang bisa masuk. Mereka berusaha mengukuhkan diri sebagai komplek eksklusif yang tak mudah didekati apalagi dimasuki. Dilatarbelakangi oleh isu-isu di atas, proyek berusaha untuk mengurangi kecenderungan diferensiasi penduduk. Ruang yang transparan adalah sebuah konsep dimana pagar-pagar tinggi itu diruntuhkan. Meski kehidupan apartemen Universitas Sumatera Utara 30 tidak bisa dipisahkan dari kehidupan mewah dan ekslusif, namun tak seharusnya permukiman menjadi terisolasi dari lingkungannya. Interaksi sosial harus tetap terjaga demi kenyamanan manusia. Seperti yang telah saya nyatakan sebelumnya dalam analisa kondisi tapak, keberadaan Sungai Deli mampu membentuk sebuah ruang komunal yang menarik banyak orang untuk bertemu dan berinteraksi di dalamnya. Ruang yang transparan memungkinkan setiap orang mampu mengawasi keadaan sekelilingnya. Universitas Sumatera Utara 31 BAB III SEBUAH EKSPEKTASI The most important part of design is finding all the issues to be resolved. The rest are details. Soumeet Lanka 3.1. Apartemen ---- Belajar dari Berbagai Aspek Dalam memulai proses perancangan ini saya cukup banyak mencari referensi tentang apartemen, pengertiannya, fungsi di dalamnya, budaya hidup penghuninya, sistem manajemennya, dan prospek pengembangannya. Berbagai media yang menjadi sumber di antaranya adalah jurnal online, buku, dan internet. Berdasarkan Dictionary of Architecture and Construction, apartemen merupakan satu atau beberapa ruang dalam sebuah gedung yang dirancang sebagai tempat tinggal. Dengan kata lain apartemen adalah unit hunian yang disusun secara vertikal. Dalam Time Saver Standard 1983 dijelaskan bahwa satu unit apartemen setidakya terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, dapur, dan ruang santai. Budaya masyarakat modern Di masa sekarang ini siapa yang tidak mengenal apartemen ? Budaya hidup di apartemen telah menyebar luas, terutama di kota-kota besar. Apartemen Universitas Sumatera Utara 32 bahkan telah berkembang lama di berbagai negara, meski dalam istilah yang berbeda-beda. Seiring dengan perkembangannya, apartemen telah mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun sosial. Pada awal perkembangannya apartemen menjadi pilihan hunian oleh masyarakat yang membentuk komunitas- komunitas tertentu. Fuggerei 3 di Augsburg, Bavaria adalah sebuah komplek perumahan sosial tertua di dunia. Di komplek ini masyarakat kota tinggal bersama dan menjalin hubungan yang akrab satu sama lain. Kini masyarakat telah menyadari kepentingan akan hunian yang semakin meningkat saat mereka memutuskan untuk tinggal bersama dalam satu gedung. Kesadaran akan kehidupan sosial bukan menjadi fokus utama lagi. Masyarakat kota cenderung melihat kemudahan dan efisiensi hunian vertikal ini. Secara fisik, bangunan apartemen telah berkembang dari apartemen sederhana yang dihuni oleh satu sampai empat keluarga, menjadi garden apartemen, bangunan bertingkat rendah yang bisa dihuni ratusan keluarga, dan kini bangunan-bangunan tinggi mewah yang didesain oleh arsitek-arsitek ternama dunia. Dari hunian, apartemen telah beralih menjadi penanda strata sosial. Itulah mengapa apartemen umumnya ditempati oleh masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas yang lebih mengutamakan kemudahan, bahkan tak jarang menginginkan gaya hidup mewah. Apartemen sekarang ini umumnya dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan penghuninya. Fasilitas ini beragam pula, tergantung pada jenis apartemennya. Semakin mewah sebuah apartemen, maka fasilitas di 3 Fuggerei adalah sebuah komplek perumahan sosial tertua di dunia yang masih difungsikan sampai sekarang ini. Perumahan ini dibangun di tahun 1516 di Kota Augsburg, Bavaria. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat dari en.wikipedia.orgwikiFuggerei Universitas Sumatera Utara 33 dalamnya akan semakin lengkap. Hal ini juga dilakukan oleh developer untuk menarik orang-orang tinggal di apartemen mereka. Tak jarang bangunan apartemen bahkan dilengkapi dengan pusat perbelanjaan sendiri, sehingga penghuni apartemen tidak perlu pergi jauh-jauh saat mereka butuh rekreasi. Semua kemudahan ini telah menjadi budaya hidup masyarakat kota pada umumnya. Pertimbangan lainnya.. Tidak bisa dipungkiri bahwa tidak semua apartemen bisa menarik minat orang-orang untuk tinggal di sana. Beberapa faktor utama yang menjadi pertimbangan adalah lokasi apartemen, harga unit, sistem pengelolaan, dan peraturan dalam apartemen. Lokasi menjadi faktor yang sangat menentukan, sebab calon penghuni cenderung akan memilih tempat tinggal di lokasi yang aman dan nyaman, akses yang mudah, dan dekat dengan tempat mereka bekerja. Harga unit tentu juga diperkirakan oleh calon penghuni saat dia ingin memilih apartemen. Tak jarang ia membandingkan harga unit suatu apartemen dengan apartemen lainnya. Sistem pengelolaan dan peraturan dalam apartemen akan mempengaruhi kemudahan dan kenyamanan penghuni. Ada berbagai sistem pengelolaan dalam apartemen, mulai dari sistem sewa dimana pihak pengelola bertanggung jawab penuh terhadap kebutuhan penghuni, sistem beli kondominium, hingga apartemen dengan sistem koperasi. Universitas Sumatera Utara 34 Studi banding Selain mempelajari berbagai aspek dalam apartemen, pembelajaran lainnya adalah menyangkut desain sendiri, dengan mencari beberapa proyek apartemen sebagai studi banding terhadap proyek ini. 1. Bosco Verticale Lokasi : Milan, Italia Konstruksi awal : 2009 Luas lantai : 360,000 m2 3,900,000 sq ft Arsitek : Stefano Boeri, Gianandrea Barreca, Giovanni La Varra Arsitek Stefano Boeri yang merancang bangunan ini juga merupakan pemerhati lingkungan hidup dan penghijauan. Berawal dari pemikiran nya yaitu dengan melihat ruang terbuka hijau di kota Milan semakin menyusut, maka Gambar 3.1. Bosco Verticale Apartment Sumber : http:www.archdaily.com Universitas Sumatera Utara 35 muncullah ide ini supaya kemudian pemanasan global dan polusi udara semakin berkurang. Kota Milan adalah salah satu kota dengan polusi tertinggi di dunia, yang mana kualitas udaranya sering melewati batas aman yang ditentukan oleh Komisi Eropa. Desainnya terdiri dari dua buah menara yang terintegrasi dengan sistem energi sel surya dengan tanaman dan pohon di setiap sisi bangunan nya. Keuntungan dengan adanya vegetasi ini adalah dapat memproduksi oksigen dan mengurangi karbondioksia serta menyediakan ekosistem bagi serangga dan burung. Pepohonan dan tanaman juga akan membantu mendinginkan apartemen dan mengurangi biaya energi untuk AC, terutama di musim panas pada saat kota Milan mencapai suhu 100 derajat F arau 37,8 derajat C dan akan dan membantu mengurangi urban heat island effect. Gambar 3.2. Desain Bosco Verticale Sumber : http:www.archdaily.com Universitas Sumatera Utara 36 Semua lantai dikombinasikan agar berkapasitas 730 pohon, 5000 semak dan 11.000 tanaman setara dengan 2,5 acre hutan atau 10117,15 meter persegi hutan . Tipe pepohonannya dipilih oleh ahli botani terpercaya untuk menentukan pohon mana yang paling sesuai dengan bangunan dan iklimnya. Sedangkan tanaman yang digunakan di dalam proyek ini sebelumnya dibudidayakan sehingga tanaman ini secara perlahan akan beraklimatisasi dengan kondisi yang akan dialami ketika berada di bangunan. Setiap apartemen dalam bangunan akan memiliki sebuah balkon yang ditanami dengan pepohonan dan tanaman sehingga selalu ada perlindungan selama musim panas sekaligus mem-filter polusi kota. Irigasi tanaman akan didukung dari penyaringan dan penggunaan kembali air kotor yang diproduksi bangunan. Gambar 3.3. Konsep vegetasi pada Bosco Verticale Sumber : http:www.archdaily.com Universitas Sumatera Utara 37 2. Natural Evolution Residential Tower Bangunan ini didesain oleh Emmanuel Person, berlokasi di New York, dengan konsep green roof, sustainable architecture, dan roof garden. Residential tower didesain sepperti sebuah perkampungan, di mana terdapat tempat bagi orang-orang berkumpul, dan menyediakan tempat bermain bagi anak-anak. Setiap hunian memiliki taman privat yang diisi vegetasi beragam, memberikan udara yang sejuk serta pemandangan yang baik bagi penghuninya. Taman-taman ini menjadi pelindung alami bagi interior bangunan. Keberadaan vegetasi mampu melindungi ruangan dari panas, bising, dan lain-lain. Gambar 3.4. Natural Evolution Residential Tower Sumber : http:www.lushome.com Universitas Sumatera Utara 38 Pemilihan kedua proyek apartemen ini sebagai studi banding dikarenakan desainnya yang menonjol pada penggunaan material kaca. Selain itu penggunaan vegetasi sebagai shading utama bangunan sangat cocok diterapkan di dalam tapak, dengan kondisi penerimaan sinar dan panas matahari yang berlimpah. Dengan demikian penggunaan energi dalam bangunan untuk pencahayaan dan pengkondisian udara juga bisa ditekan. Gambar 3.5. Interior ruang dengan pemandangan terbuka dan taman privat Sumber : http:www.lushome.com Gambar 3.6. Eksterior bangunan Sumber : http:www.lushome.com Universitas Sumatera Utara 39

3.2. Proyek PA 6