57
4.2. Konsep yang Berkaitan dengan Keamanan
Tindakan pemeliharaan menjadi sangat perlu dilakukan untuk tetap menjaga kondisi setiap elemen berfungsi dengan baik. Bukan hanya konstruksi
bangunan saja, tapi juga tanaman-tanaman di teras harus diperhatikan oleh penghuni supaya tidak mengganggu visibilitas jendela.
Sistem penjagaan dengan bantuan CCTV juga mutlak diperlukan. Namun jangan sampai keberadaannya malah mengganggu kenyamanan penghuni. Oleh
karena itu peletakannya didesain tersembunyi. Demikian juga kehadiran petugas keamanan tidak harus mencolok mata, namun mereka harus tetap berjaga di
sekitar lingkungan dan mudah dijumpai setiap saat. Selain itu saya telah memikirkan sebuah pengawasan yang lebih mandiri oleh penghuni. Beberapa
apartemen di Indonesia kini telah memiliki sistem organisasi bagi penghuninya. Dengan adanya organisasi ini yang langsung ditangani oleh penghuni secara
langsung, mereka bisa saling memperhatikan dan membantu satu sama lain. Hal ini juga memudahkan pendataan dalam apartemen. Organisasi penghuni akan
dibagi atas beberapa area, karena jumlah unit yang cukup banyak. Rencananya setiap tower akan mempunyai struktur kepengurusan sendiri, akan tetapi juga
saling berhubungan dengan kepengurusan di tower lainnya.
Untuk memenuhi syarat bangunan yang aman, bangunan baik mal ataupun apartemen dilengkapi dengan sarana penyelamatan diri tangga darurat yang
Universitas Sumatera Utara
58
diletakkan di area yang mudah dijangkau oleh setiap hunian. Oleh karena ukuran tower apartemen yang tidak terlalu besar, maka peletakan tangga darurat dibuat di
tengah, dekat dengan lift. Pemasangan instalasi kebakaran seperti sprinkler, smoke detector atau heat detector, dan hydran juga harus terpenuhi.
Aksesibilitas penghuni dan pengunjung mal dipisahkan oleh zona lift yang berbeda antara mal dan hunian apartemen. Setiap pengunjung yang akan masuk ke
dalam zona hunian akan melewati resepsinonis terlebih dahulu. Di dalam tapak pemisahan sirkulasi juga dipisahkan oleh zona publik dan privat. Jalur masuk
kendaraan pengunjung dan penghuni apartemen juga dibuat terpisah. Area parkir bagi penghuni tidak disatukan dengan parkir pengunjung mal. Hal ini untuk
mempermudah pengawasan terhadap siapa-siapa saja yang memasuki area hunian.
Gambar 4.2. Konsep zoning secara vertikal Zoning akses manusia kiri dan zoning parkir kanan
Universitas Sumatera Utara
59
Akses bagi pejalan kaki tersedia di sekeliling tapak. Sebagai akses utama adalah pedestrian di Jalan Mangkubumi, sebab jalan ini lebih ramai dan terhubung
dengan koridor Jalan Palang Merah dan Jalan Suprapto. Sementara pedestrian di jalan Badur kemungkinan hanya dipakai oleh penduduk yang tinggal di sekitar
tapak, dan juga sebagai batas antara tapak dan lingkungan sekitar. Akses masuk kendaraan hanya berada di Jalan Mangkubumi sebagai akses utama ke dalam
tapak. Dari jalan ini, kendaraan bisa langsung menuju parkir pengunjung di basement atau parkir penghuni di atas podium.
Ruang terbuka dalam tapak dibagi dalam tiga area
berdasarkan orang-orang
yang terlibat di dalamnya. Sebuah ruang terbuka kecil
yang menghadap sungai di dekat mal difungsikan untuk
pengunjung mal
dan penghuni apartemen. Ruang
terbuka ini didesain sebagai area cafe yang berorientasi ke
sungai. Pengunjung
bisa menikmati makanan serta
Gambar 4.3. Konsep zoning tapak
Universitas Sumatera Utara
60
view yang menarik. Di seberangnya dan dibatasi oleh sungai, terdapat sebuah ruang terbuka yang luas yang dapat digunakan publik. Area ini didesain sebagai
ruang hijau dan ruang pertunjukan outdoor, yang memungkinkan berbagai event atau pertunjukan dilakukan di pinggir sungai. Hal ini juga turut menambah daya
tarik bagi ruang terbuka mal. Sebuah ruang terbuka lainnya didesain terletak di area dekat Jalan Suprapto, sebagai ruang terbuka yang sifatnya lebih privat sebab
dekat dengan tower apartemen. Area ini juga didesain untuk cafe-cafe outdoor bagi penghuni apartemen. Sementara itu di sepanjang sungai akan dibangun
riverwalk yang bisa digunakan oleh pengunjung untuk berjalan atau bisa digunakan sebagai sarana jogging track oleh penghuni.
Universitas Sumatera Utara
61
BAB V TUMBUH DARI TAPAK
Konsep awal tapak : Connected by the river
J l.
B a
d u
r Jl. Mangkubumi
J l.
M a
n g
k u
b u
mi J
l. K
o l.
S u
g io
n o
PTPN 4
Gambar 5.1. Skematik awal Groundplan
Universitas Sumatera Utara
62
Konsep awal dalam mengerjakan rancangan tapak adalah meletakkan apartemen dalam dua bangunan berbeda. Bangunan utama, yakni mal dan
apartemen diletakkan di bagian tapak di Jalan Mangkubumi. Sebuah gedung apartemen yang lebih kecil direncanakan diletakkan di area tapak di Jalan Badur,
yang dilengkapi dengan fasilitas olah raga sendiri. Peletakan bangunan ini awalnya dibuat sedemikian rupa sehingga bisa lebih menunjukkan desain dengan
arsitektur muka sungai, dimana massa bangunan dihubungkan oleh sungai. Di area tapak yang lain, yakni di Jalan Badur direncanakan akan menjadi ruang-
ruang terbuka dengan fungsi-fungsi seperti cafe dan restaurant outdoor, taman, dan amphiteater.
1. Zona 1 : mal dan apartemen
2. Zona 2 : apartemen 3. Zona 3 : ruang terbuka
komersil 4. Zona 4 : ruaang terbuka
Publik
Gambar 5.2. Konsep rancangan tapak
1
2 3
4
Universitas Sumatera Utara
63
5. Sirkulasi pengunjung 6. Sirkulasi penghuni
apartemen di Jalan Mangkubumi
7. Sirkulasi penghuni apartemen di Jalan
Badur
Sirkulasi kendaraan pengunjung mal diletakkan di Jalan Mangkubumi saja, dengan akses drop-off dan basement. Bagi penghuni yang tinggal di tower
utama yang menyatu dengan mal bisa langsung masuk dari jalan ini juga, dengan jalur yang terpisah dari pengunjung. Sedangkan bagi penghuni yang
tinggal di unit tower lainnya di Jalan Badur bisa mengakses bangunan dari Jalan Mangkubumi dan melewati jembatan untuk sampai ke gedung parkir apartemen.
Ruang-ruang luar Elemen utama dalam ruang luar yang didesain adalah jalur riverwalk yang
terdapat di sepanjang pinggir sungai. Keberadaan jalur ini menunjukkan kondisi tapak yang bisa diakses oleh masyarakat, seperti yang dicita-citakan dalam proyek
ini untuk menyumbang ruang terbuka bagi masyarakat sekitar. Selain itu jalur
5
7 6
Gambar 5.3. Konsep rancangan sirkulasi kendaraan
Universitas Sumatera Utara
64
riverwalk juga bisa dimanfaatkan oleh pengunjung dan penghuni apartemen sendiri sebagai sarana rekreasi atau berolahraga.
Outdoor cafe juga menjadi aktivitas utama di sekitar sungai. Sekarang ini manusia semakin mengenal budaya makan yang berbeda-beda. Bahkan banyak
tempat makan yang menjual view demi menarik pelanggan. Berada dekat dengan air, menurut saya lokasi ini memberikan potensi yang cukup besar bagi aktivitas-
aktivitas seperti ini. Outdoor cafe yang terletak dekat dengan mal bersifat lebih publik, bisa diakses oleh pengunjung mal. Sementara itu outdoor cafe yang
terletak di Jalan Badur dikhususkan bagi penghuni apartemen.
Sebuah amphiteater direncanakan di area tapak di Jalan Badur untuk keperluan acara-acara outdoor, seperti pertunjukan seni dan olah raga. Selain itu
terdapat taman-taman yang bisa dikunjungi setiap saat. Bercermin dari Central Park atau Bryant Park di New York dengan segala fasilitas yang outdoor seperti
cafe, bangku-bangku taman, pertunjukan-pertunjukan seni, bahkan koneksi internet gratis bagi pengunjung selalu menarik banyak orang setiap harinya.
Gambar 5.4. Konsep rancangan outdoor cafe dan riverwalk Sumber : http:blog.tourtexas.com
Universitas Sumatera Utara
65
Menurut saya keberhasilan sebuah proyek juga dapat dilihat dari keberhasilannya menarik pengunjung. Meskipun luas tapak proyek tidak sebanding dengan kedua
taman tersebut namun diharapkan mampu mendorong terjadinya aktivitas manusia di sekitar tapak.
Dalam mengatasi kontur lahan yang cukup curam, maka lahan di sekitar sungai didesain dengan sistem terassering. Untuk menghubungkan ruang-ruang
luar yang terpisah oleh sungai, maka perlu adanya jembatan. Ada sebuah jembatan yang khusus dilalui oleh kendaraan, sedangkan bagi pejalan kaki
direncanakan ada tiga buah dek. Elemen terakhir dari ruang luar yang tidak kalah penting adalah
pedestrian. Dengan banyaknya aktivitas pendukung yang dimunculkan oleh bangunan ini, maka pedestrian harus dirancang senyaman mungkin. Keberadaan
ruang-ruang terbuka dalam tapak diperkirakan akan mendorong banyak pejalan kaki melewati area ini. Karena itu, perencanaan pedestrian dibuat di sekeliling
tapak, dengan menggunakan vegetasi sebagai shading, dan dilengkapi dengan furnitur seperti lampu jalan dan tempat duduk. Di Jalan Mangkubumi, pedestrian
didesain lebih lebar, sebab jalan ini lebih ramai dibandingkan dengan Jalan Badur. Di sudut Jalan Mangkubumi dan Jalan Jendral Suprapto diletakkan sebuah
ornamen sculpture sebagai penanda bangunan. Sculpture lainnya juga diletakkan di ujung tapak sebagai penanda bagi orang-orang yang datang dari Jalan Palang
Merah. Dari pedestrian di Jalan Mangkubumi, pengunjung bisa mengakses bangunan mal, dan juga bisa mengakses taman yang terdapat di Jalan Badur
dengan melewati dek penyeberangan. Sedangkan pedestrian di Jalan Badur lebih
Universitas Sumatera Utara
66
jarang dilewati, dan kemungkinan hanya diakses oleh penghuni apartemen dan warga di jalan ini.
Konsep gubahan massa Dalam membuat konsep gubahan massa sebenarnya saya menjumpai
kesulitan, sebab tema transparansi tidak mewakili sebuah bentukan. Tema ini lebih berfokus kepada penyusunan letak ruang dan hubungannya satu sama lain.
Pada awal perancangan konsep bentukan massa muncul dari bentuk tipikal tower. Penggunaan garis-garis lengkung bisa menunjukkan sifat yang dinamis dan
terbuka, dan diharapkan mampu merepresentasikan konsep rancangan. Pada desain podium, garis garis luar bangunan dibuat mengikuti bentuk
tapak, sehingga menghasilkan bidang lurus yang berdekatan dengan jalan serta bidang lengkung di bagian yang menghadap sungai. Sementara dalam mendesain
bentukan tower, saya memulai dari alternatif layout unit dengan dua tower.
Dalam konsep denah unit-unit hunian, ide tentang tema menjadi fokus utama. Ide awal tentang transparansi seperti yang telah disampaikan dalam bab sebelumnya
Gambar 5.5. Alternatif bentukan massa
Universitas Sumatera Utara
67
adalah ruangan yang mudah diawasi, yang sifatnya terbuka dan terang. Namun dalam upaya menarik penghuni untuk mau saling mengawasi, mereka harus
terlebih dahulu saling mengenal. Karena itu dalam mendesain denah apartemen diupayakan menggunakan void dan ruang-ruang bersama. Sebenarnya pertemuan
antara penghuni sudah terjalin lewat fungsi-fungsi publik seperti tempat parkir, fasilitas olah raga, taman, bahkan di koridor. Namun untuk memaksimalkan
perjumpaan, saya menambahkan ruang komunal di beberapa lantai untuk setiap kelompok hunian. Desain awal apartemen ini adalah dengan mengelompokkan
10-12 unit hunian menjadi sebuah kelompok.
Gambar 5.6. adalah beberapa alternatif skematik unit apartemen tower. Semuanya memiliki kesamaan, yakni memiliki ruang bersama yang dikelilingi
oleh unit-unit hunian yang bisa langsung diakses lewat koridor.
Gambar 5.6. Alternatif layout unit
Universitas Sumatera Utara
68
Pada gambar 5.7. dan 5.8. tampak bahwa ada pengelompokan hunian, dan setiap kelompoknya memiliki ruang bersama. Pengelompokan ini sebenarnya meniru
sistem organisasi masyarakat, dengan adanya pengelompokan warga berdasarkan lingkungan. Dengan adanya kelompok-kelompok yang lebih kecil diharapkan
pengelolaan dalam apartemen juga semakin mudah. Untuk memaksimalkan void di tengah tower, maka bagian core dan transportasi vertikal tidak diletakkan di
tengah, melainkan di pinggir bangunan, sejajar dengan unit hunian. Fungsi-fungsi pendukung seperti fasilitas kolam renang, fitness, sauna,
area bermain anak, fasilitas kesehatan seperti apotik dan klinik, serta fasilitas laundry diletakkan dalam satu lantai di atas podium. Di lantai yang sama dibuat
lobby receptionis apartemen, sehingga setiap orang yang datang dan ingin mengakses apartemen harus melalui lobby ini. Di bawah lantai fasilitas adalah
ruang parkir khusus penghuni, terdiri dari tiga lantai yang berisi sekitar 240 unit parkir untuk 220 unit hunian.
Untuk perencanaan denah bangunan mal, di lantai dasar terdapat restaurant, cafe dan beberapa retail. Selain itu di lantai satu dan dua terdapat toko
Gambar 5.8. Skematik potongan tower Gambar 5.7. Konsep pengelompokan hunian
Universitas Sumatera Utara
69
buku, supermarket dan sebuah ballroom. Retail-retail ini disusun di sekeliling bangunan, sehingga menciptakan void di tengah mal. Peletakan cafe dan
restaurant umumnya terletak di sebelah luar supaya mendapat view ke arah sungai. Beberapa di antaranya juga direncanakan memiliki area outdoor yang
langsung menghadap ke sungai. Pada bangunan apartemen di Jalan Badur, terdapat
fungsi hunian dan fungsi pendukung seperti fasilitas olah raga dan parkir. Di gedung ini direncanakan
terdapat 100 unit hunian yang dilengkapi dengan fasilitas kolam renang, fitness center, fasilitas kesehatan
dan taman sendiri. Di bawahnya terdapat area outdoor seperti cafe dan jogging track yang tersedia khusus bagi
penghuni. Untuk menghubungkannya dengan fasilitas mal maka akan dibangun sebuah skycross. Apartemen
ini memiliki jalur keluar kendaraan yang terpisah, yakni lewat Jalan Badur.
Konsep tampak banyak mengadaptasi bangunan proyek sejenis yang dicantumkan sebagai studi banding. Penggunaan material utama dari beton dan
kaca, untuk menggambarkan suasana yang tenang namun terbuka. Penggunaan vegetasi dalam selubung bangunan juga dilakukan untuk menyaring sinar
matahari, kebisingan, dan pandangan ke dalam ruang. Untuk ruang-ruang bersama
Gambar 5.9. Skematik hubungan antar bangunan
Universitas Sumatera Utara
70
penting untuk menciptakan ruangan yang terang, sebab manusia cenderung lebih senang beraktivitas di tempat terang. Untuk itu ruang-ruang ini direncanakan
menggunakan material transparan, sehingga penghuni bisa berinteraksi sambil menikmati view ke arah sungai. Selain itu penggunaan balkon untuk setiap unit
apartemen juga menjadi konsep utama tampak. Dimensi balkon berbeda untuk setiap jenis unitnya, namun penggunaan balkon diupayakan cukup lebar sehingga
bisa ditanami dengan vegetasi sebagai shading untuk bangunan.
Gambar 5.10. Skematik potongan tapak
Universitas Sumatera Utara
71
BAB VI DESIGN ACTIONS : CONCEPT, ACT NOW, SMART MISTAKES,
RE-DISCOVER
Pernyataan mengenai proses desain tersebut diungkapkan oleh Raul Renanda
6
dalam bukunya Mencuri Kreativitas Desainer. Sebenarnya pengalaman tersebut sudah sering terdengar dalam lingkup kerja arsitektur. Perkembangan
desain selalu melewati proses maju mundur, mengalami perbaikan dan perubahan. Hal itu sangat tampak dalam pengerjaan desain ini, terutama saat mulai masuk ke
dalam tahap skematik.
6.1. C oncept : From the Inside Out