g = x 100
Jumlah modal
sendiri pada tahun t - 1
2. Basic Earning Power.
Basic Earning Power menunjukkan kemampuan perusahaan memanfaatkan assetnya untuk menghasilkan keuntungan profit. Rasio ini
membandingkan profit dengan asset yang digunakan untuk menghasilkan profit tersebut. Brigham 1996: 630, menghitung Basic Earning Power sebagai
berikut: EBIT
pada tahun
t Basic Earning Power
= x
100 Total Asset pada tahun t
Karenanya, Basic Earning Power dapat mengindikasikan efisiensi manajemen dalam menggunakan asset perusahaan untuk mendapatkan profit.
Basic Earning Power yang positif menunjukkan bahwa total asset yang digunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba perusahaan.
Sebaliknya, Basic Earning Power yang negatif menunjukkan bahwa total asset yang digunakan memberikan kerugian bagi perusahaan. Pertumbuhan Basic
Earning Power memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pertumbuhan equity karena profit yang diperoleh dan ditahan akan menambah jumlah equity, sehingga
pertumbuhan equity-pun meningkat. Apabila asset yang digunakan untuk operasi perusahaan tidak memberikan laba bagi perusahaan, maka kerugian yang
diperoleh akan mengurangi jumlah equity, sehingga tingkat pertumbuhan equity akan menurun.
3. Debt to Equity Ratio
Perusahaan memiliki pilihan untuk menentukan sumber pembiayaan perusahaan. Hutang debt dan saham stock adalah sumber pembiayaan eksternal
Universitas Sumatera Utara
yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menyediakan keperluan finansial perusahaan. Laba ditahan adalah sumber dana internal yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan financial perusahaan. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan
antara total hutang dengan total equity. Rasio tersebut menunjukkan seberapa besar perusahaan didanai oleh pihak kreditur. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio
berarti semakin besar dana yang diambil dari luar perusahaan. Penggunaan hutang atau modal sendiri terhadap tingkat pertumbuhan
Equity pada tingkat bunga i yang berbeda digambarkan pada diagram berikut:
Gambar 2.2. Hubungan antara Debt to Equity Ratio dengan Pertumbuhan modal.
Sumber : Foster, George., 2001. Financial Statement Analysis. 2nd edition. Singapore:
Prentice-Hall International, Inc. pg. 311.
Pada posisi tingkat bunga pinjaman i lebih rendah dari tingkat Basic Earning Power EP, penggunaan hutang dalam pendanaan operasi perusahaan
akan meningkatkan pertumbuhan equity g. Pada posisi ini, tambahan porsi hutang akan memberikan penghematan pajak yang lebih besar dibanding beban
bunga yang ditanggung, sehingga Earning After Tax meningkat relatif lebih besar terhadap equity-nya. Karenanya, pada posisi ini, penambahan porsi hutang akan
memberi dampak positif terhadap pertumbuhan equity. Karena tingkat pertumbuhan equity g merupakan hasil perkalian tingkat laba yang ditahan b
Universitas Sumatera Utara
dengan Return on Equity, maka, pada posisi dimana i EP, penambahan hutang untuk membelanjai operasi perusahaan akan meningkatkan pertumbuhan equity
g. Berarti pada posisi ini, Debt to Equity ratio berpengaruh positif terhadap tingkat pertumbuhan equity.
Sebaliknya pada posisi dimana bunga pinjaman i lebih tinggi dari tingkat EP, penggunaan hutang dalam pendanaan operasi perusahaan justru akan
menurunkan pertumbuhan equity g. Pada posisi dimana i EP, tambahan hutang akan menimbulkan beban bunga yang lebih besar disbanding penghematan pajak,
sehingga Earning After Tax menurun relatif lebih besar terhadap equity-nya. Karenanya, pada posisi ini, penambahan porsi hutang akan memberi dampak
negatif terhadap pertumbuhan equity. Maka, pada posisi ini, Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap tingkat pertumbuhan equity g. Pada kondisi
tersebut, perusahaan akan dapat menaikkan tingkat pertumbuhan equity apabila perusahaan menggunakan modal sendiri. Pada posisi dimana tingkat bunga
pinjaman i sama dengan EP, makin besarnya penggunaan hutang tidak akan mempengaruhi EP.
Sebagaimana didefinisikan Brigham 1996: 632, Debt to Equity Ratio dihitung sebagai berikut :
Jumlah seluruh debt pada tahun t Debt to Equity Ratio =
x 100 Jumlah seluruh equity pada tahun t
4. Plowback Ratio.