Chemical Oxygen Demand COD Kandungan Organik Substrat

Menurut Wardhana 2004, hlm: 91, bahan buangan limbah organik biasanya berasal dari bahan buangan limbah rumah tangga, bahan buangan limbah pertanian, kotoran manusia, kotoran hewan, dan lain sebagainya. Menurut Brower et al., 1990, hlm: 52, nilai konsentrasi BOD rendah menunjukkan kualitas suatu perairan masih baik, diaman apabila komsumsi O 2 selama periode 5 hari berkisar sampai 5 mgl O 2 maka perairan tersebut tergolong baik. Sebaliknya apabila komsumsi O 2 berkisar antara 10 – 20 mgl menunjukkan tingkat pencemaran oleh materi organik yang tinggi. Selanjutnya Wardhana 2004, hlm: 93 menyatakan bahwa peristiwa penguraian bahan buangan organik melalui proses oksidasi oleh mikroorganisme di dalam air lingkungan adalah proses alamiah yang mudah terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang cukup.

3.2.6 Chemical Oxygen Demand COD

Nilai COD yang didapatkan dari hasil penelitian berkisar antara 3,136 – 6,272 mgl. Lokasi IV memiliki nilai COD tertinggi sebesar 6,272 mgl dan lokasi I memiliki nilai COD terendah sebesar 3,136 mgl Tingginya COD di lokasi IV disebakan karena lokasi IV merupakan daerah paling hilir dari ketiga lokasi lainnya dan lokasi ini merupakan daerah pertanian. Kegiatan pertanian banyak menyumbangkan senyawa- senyawa organik maupun anorganik yang berasal dari pupuk N dan P dan sisa-sisa pengairan yang terbuang langsung ke badan sungai. Hal ini dapat meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan organisme pengurai untuk memecahkan senyawa- senyawa organik atau anorganik secara kimiawi. Rendahnya nilai COD pada lokasi I disebabkan karena lokasi ini merupakan daerah bebas aktivitas sehingga pemasukan senyawa-senyawa organik maupun anorganik ke badan sungai pun sedikit. Hal ini menyebabkan jumlah oksigen yang digunakan untuk proses penguraian secara kimiawi rendah. Nilai COD menyatakan jumlah oksigen yang dubutuhkan dalam proses oksidasi kimia yang dinyatakan dalam mgl. Dengan mengukur nilai COD maka akan diperoleh nilai yang menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk proses oksidasi terhadap total senyawa organik baik yang mudah diuraikan secara biologis maupun terhadap yang sukar tidak bisa diuraikan secara biologis Barus, 2004, hlm: 66. Menurut Sinaga 2009, hlm: 33, COD erat kaitannya dengan BOD. Banyak zat organik yang tidak mengalami penguraian biologi secara cepat berdasarkan pengujian BOD. Senyawa-senyawa organik tersebut tetap menurunkan kualitas air sehingga perlu diketahui konsentrasi organik dalam limbah dan setelah masuk ke dalam perairan.

3.2.7 Kandungan Organik Substrat

Nilai kadar organik substrat yang didapatkan pada keempat lokasi penelitian berkisar antara 0,567 – 3,275 . Lokasi II memiliki kandungan organik substrat tertinggi sebesar 3,275 dan lokasi I memiliki kandungan organik substrat sebesar 0,567 . Tinginya nilai organik substrat pada lokai II disebabkan substrat dasar pada lokasi tersebut adalah pasir berlumpur dimana pasir berlumpur mampu mengikat bahan- bahan organik lebih baik dibandingkan bebatuan. Kecepatan arus pada lokasi ini yang rendah menyebabkan proses pengendapan bahan-bahan organik lebih banyak. Nilai organik substrat yang rendah pada lokasi I disebabkan karena lokasi I masih termasuk daerah hulu sungai. Lokasi I memiliki kecepatan arus yang tinggi dan substrat batu- batu besar sehingga menyebabkan pengendapan bahan-bahan organik sedikit di lokasi ini. Substrat dasar suatu perairan merupakan faktor yang penting bagi kehidupan hewan makrozoobentos yaitu sebagai habitat hewan tersebut. Masing-masing spesies mempunyai kisaran toleransi yang berbeda-beda terhadap substrat dan kadar bahan organik substrat. Perbedaan kondisi perairan mempengaruhi pengendapan bahan- bahan organik, lingkungan yang berarus tenang memungkinkan laju pengendapan sedimen lumpur tinggi yang diikuti oleh akumulasi bahan-bahan organik di dasar perairan sedangkan, pada perairan yang berarus cepat sedimen yang mengendap berupa sedimen-sedimen kasar karena yang memiliki kandungan bahan organik yang lebih rendah Barnes Mann, 1994, hlm: 13. Menurut Seki 1982, hlm: 56, komponen organik utama yang terdapat di dalam air adalah asam amino, protein, karbohidrat, dan lemak. Komponen lain seperti asam organik, hidrokarbon, vitamin, dan hormon juga ditemukan di perairan. Tetapi hanya 10 dari material organik tersebut yang mengendap sebagai substrat ke dasar perairan. Menurut Djaenuddin et al., 1994 dalam Hutapea 2006: hlm: 37, criteria tinggi rendahnya kandungan organik substrat berdasarkan persentase adalah sebagai berikut: 1 sangat rendah, 1 - 2 rendah, 2,01 - 3 sedang, 3,01 - 5 tinggi, dan 5,01 sangat tinggi.

3.2.8 Kejenuhan Oksigen