mempengaruhi kelangsungan hidup makrozoobentos karena makrozoobentos merupakan organisme air yang mudah terpengaruh oleh adanya bahan pencemar, baik
bahan pencemar fisik maupun kimia. Suatu perairan yang sehat atau belum tercemar akan menunjukkan jumlah individu yang seimbang dari hampir semua spesies yang
ada. Sebaliknya suatu perairan tercemar, penyebaran jumlah individu tidak merata dan cenderung ada spesies yang mendominasi Odum, 1994, hlm: 383 – 397.
Sejauh ini informasi mengenai keanekaragaman dan jenis makrozoobentos di Sungai Bah Bolon belum diperoleh, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang
“Keanekaragaman Makrozoobentos di Sungai Bah Bolon Kabupaten Simalungun Sumatera Utara”.
1.2 Permasalahan
Sungai Bah Bolon yang berada di Kabupaten Simalungun ini banyak digunakan oleh masyarakat yang berada di daerah tersebut untuk berbagai kegiatan,
seperti pemukiman penduduk, pembuangan limbah industri, dan pertanian. Beragamnya aktivitas manusia ini akan mempengaruhi faktor fisik kimia perairan,
sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap keanekaragaman makrozoobentos. Namun demikian sampai saat ini belum diketahui bagaimana
keanekaragaman makrozoobentos di Sungai Bah Bolon tersebut.
1.3 Tujuan Penelitian
a. Mengetahui jenis dan keanekaragaman makrozoobentos pada masing-masing
lokasi penelitian di Sungai Bah Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. b.
Mengetahui hubungan atau korelasi faktor fisik kimia perairan dengan keanekaragaman makrozoobentos di Sungai Bah Bolon, Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara.
1.4 Hipotesis
a. Terdapat perbedaan keanekaragaman makrozoobentos pada masing-masing lokasi
penelitian di Sungai Bah Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. b.
Ada hubungan atau korelasi faktor fisik kimia perairan dengan keanekaragaman makrozoobentos.
1.5 Manfaat
a. Memberikan informasi awal mengenai keanekaragaman makrozoobentos yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai data pemantauan dan pengelolaan ekosistem di Sungai Bah Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
b. Memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya maupun instansi yang
membutuhkannya.
BAB 2
BAHAN DAN METODE
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2011 pada 4 lokasi di Sungai Bah Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara peta lokasi penelitian
pada lampiran F.
2.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi sampling untuk pengambilan sampel makrozoobentos adalah “Purposive Random Sampling” pada 4 lokasi
pengamatan yang terdiri dari daerah bebas aktivitas manusia, pembuangan limbah pabrik es, pembuangan limbah pabrik rokok, dan daerah pertanian. Pada masing-
masing lokasi dilakukan 15 kali ulangan pengambilan sampel yakni lima kali ulangan pada bagian tepi kiri, lima kali ulangan pada bagian tengah, dan lima kali ulangan
pada bagian tepi kanan.
2.3 Deskripsi Area