Kejenuhan Oksigen Intensitas Cahaya Kecepatan Arus

al., 1994 dalam Hutapea 2006: hlm: 37, criteria tinggi rendahnya kandungan organik substrat berdasarkan persentase adalah sebagai berikut: 1 sangat rendah, 1 - 2 rendah, 2,01 - 3 sedang, 3,01 - 5 tinggi, dan 5,01 sangat tinggi.

3.2.8 Kejenuhan Oksigen

Nilai kejenuhan oksigen yang diperoleh dari keempat lokasi berkisar 79,22 – 92,40 . Lokasi I memilik kejenuhan oksigen tertinggi sebesar 92,40 dan lokasi IV memiliki kejenuhan oksigen terendah sebesar 79,22 . Nilai kejenuhan oksigen yang tinggi pada lokasi I berkaitan dengan tingginya nilai DO pada lokasi tersebut. Hal ini menunjukkan defisit oksigen pada lokasi tersebut sedikit. Sumber pemasukan oksigen yang cukup besar yang berasal dari hasil fotosintesis plankton, kerapatan vegetasi sekitar yang rimbun, dan juga oksigen yang berasal dari kontak langsung dengan udara. Nilai kejenuhan oksigen yang paling rendah pada lokasi IV disebabkan karena lokasi ini merupakan daerah hilir dengan nilai DO yang rendah dan tidak ditemukannya pepohonan di sekitar lokasi ini. Menurut Barus 2004, hlm: 60, untuk dapat mengukur tingkat kejenuhan oksigen suatu contoh air, maka disamping mengukur konsentrasi oksigen dalam mgl, diperlukan pengukuran temperatur dari ekosistem air tersebut, kehadiran senyawa organik akan menyebabkan terjadinya proses penguraian yang dilakukan oleh mikroorganisme dan berlangsung secara aerob, artinya membutuhkan oksigen. Peranan temperatur sangat penting untuk diamati terutama dalam kaitannya untuk menilai kandungan oksigen dalam suatu contoh air yang diukur.

3.2.9 Intensitas Cahaya

Berdasarkan Tabel 3.5 dapat dilihat bahwa intensitas cahaya pada setiap lokasi berkisar 283 – 760 Candela. Lokasi I memiliki intensitas cahaya tertinggi sebesar 760 Candela dan lokasi IV memiliki intensitas cahaya terendah sebesar 283 Candela. Antara penetrasi cahaya dan intensitas cahaya saling mempengaruhi. Semakin maksimal intensitas cahaya, maka semakin tinggi penetrasi cahaya. Jumlah radiasi yang mencapai permukaan perairan sangat dipengaruhi oleh awan. Ketinggian dari permukaan air laut, letak geografis dan musiman Tarumingkeng, 2001.

3.2.10 Kecepatan Arus

Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh nilai kecepatan arus berkisar 0,8 – 2 ms. Lokasi IIImemiliki kecepatan arus yang paling tinggi sebesar 2 ms dan lokasi IV memiliki kecepatan arus yang paling rendah sebesar 0,8 ms. Tingginya kecepatan arus pada lokasi III disebabkan oleh substrat dasar sungai berupa batu-batu besar dan topografi sungai yang curam. Lokasi IV memiliki kecepatan arus yang paling rendah yakni sebesar 0,8 ms. Hal ini disebabkan karena substrat dasar pada lokasi ini berupa pasir dan bertopografi landai karena lokasi IV ini berada pada bagian paling hilir dari ketiga lokasi penelitian lainnya dengan arus yang cukup tenang. Menurut Mulyanto 2007, hlm: 67, makin ke hilir kelandaian air akan semakin besar. Daya gerus terhadap dasar akan berkurang dan konsentrasi sediment yang dikandungnya cukup besar dengan akibat kapasitas transport aliran akan mengecil dan sediment yang terbawa dari hulu akan mengendap. Secara umum seluruh nilai variabel abiotik baik fisik maupun kimia yang terdapat di seluruh lokasi di Sungi Bah Bolon masih cukup baik untuk kelangsungan hidup biota air yang terdapat di dalamnya termasuk organisme makrozoobentos.

3.3 Analisis Korelasi Pearson Metode Komputerisasi SPSS Ver 17.00