Medan Magnet Total INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE GEOMAGNET DI JALUR SESAR OYO.

37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian identifikasi Sesar Oyo berdasarkan pengukuran medan magnet di lapangan bertujuan untuk mengetahui anomali medan magnet di lokasi penelitian. Alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran lapangan dengan metode geomagnet adalah magnetometer. Magnetometer yang digunakan adalah Proton Precession Magnetometer PPM. PPM dapat digunakan untuk mengukur medan magnet gradien dan medan magnet total. Pada penelitian ini, PPM digunakan untuk mengukur nilai medan magnet total. Medan magnet total hasil pengukuran masih dipengaruhi oleh medan magnet luar, medan magnet utama, dan anomali medan magnet itu sendiri. Sehingga untuk mengetahui besarnya anomali medan magnet, maka medan magnet luar dan medan magnet utama perlu direduksi. Medan magnet luar direduksi dengan koreksi variasi harian, dan medan magnet utama direduksi dengan koreksi IGRF. Anomali medan magnet hasil reduksi masih dipengaruhi medan magnet regional dan medan magnet lokal. Sehingga untuk mengetahui medan magnet regional di kawasan penelitian, perlu dilakukan pemisahan dengan reduksi ke kutub dan kontinuasi ke atas.

A. Medan Magnet Total

Nilai medan magnet total yang diperoleh dari pengukuran berkisar pada 45.240 nT – 45.740 nT. Untuk mengetahui pola sebaran medan magnet total dilakukan proses interpolasi sehingga membentuk kontur medan magnet total yang ditunjukkan 38 pada Gambar 18. Skala warna pada Gambar 18 menunjukkan adanya klosur tinggi, sedang dan rendah. Klosur tinggi berwarna jingga sampai merah dengan rentang nilai 45.580 nT – 45.740 nT berada di barat laut kawasan penelitian. Klosur sedang berwarna hijau sampai kuning dengan rentang nilai 45.440 nT – 45.560 nT tersebar memanjang dari barat laut – tengah – hingga ujung tenggara kawasan penelitian. Klosur rendah berwarna biru keunguan dengan rentang nilai 45.440 nT – 45.560 nT berada di bagian barat daya dan timur laut kawasan penelitian. Gambar 19. Kontur Medan Magnet Total Di Kawasan Penelitian Kontur medan magnet total pada Gambar 19 belum menunjukkan pengaruh geologi regional terhadap nilai anomali, sehingga untuk mengetahui pengaruh geologi regional terhadap nilai medan magnet total hasil pengukuran, maka kontur medan 39 magnet tersebut di-overlay dengan batas formasi batuan di lokasi penelitian, yang ditunjukkan pada Gambar 20. Gambar 20. Kontur Medan Magnet Total Di Kawasan Penelitian Yang Mencakup 3 Formasi Batuan Yaitu Formasi Nglanggran, Sambipitu Dan Wonosari Kontur medan magnet dapat memberikan gambaran awal tentang lokasi-lokasi yang memiliki nilai medan magnet tinggi dan rendah. Secara umum klosur tinggi berada di Formasi Nglanggran, klosur sedang sebagian besar berada di Formasi Sambipitu, Wonosari dan sedikit berada di Formasi Nglanggran. Sedangkan klosur rendah berada di Formasi Wonosari. Formasi Nglanggran memiliki nilai medan magnet dengan klosur sedang sampai tinggi. Hal tersebut dikarenakan Formasi Nglanggran terdiri dari batuan hasil letusan 40 Gunungapi Purba Nglanggran seperti lava, tufan, breksi, dan didominasi oleh batuan beku jenis basal andesitik. Batuan beku jenis basal memiliki nilai suseptibilitas yaitu 0,2 –17510 -3 , sehingga memiliki nilai kemagnetan yang tinggi. Formasi Sambipitu memiliki klosur medan magnet sedang hingga tinggi. Hal tersebut karena Formasi Sambipitu terdiri dari napal, lempung, tufan dan didominasi oleh batuan pasir. Batupasir memiliki nilai suseptibilitas yaitu 0 –2010 -3 , sehingga memiliki nilai kemagnetan yang sedang. Di bagian tengah kawasan penelitian terdapat satu titik pengukuran yang memiliki klosur tinggi yaitu di Formasi Sambipitu yang berbatasan dengan Formasi Wonosari. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya campuran batuan dari Formasi Sambipitu dan Wonosari yang menyebabkan tingginya nilai anomali medan magnet. Formasi Wonosari memiliki klosur rendah sampai sedang. Formasi Wonosari bagian selatan memiliki klosur sedang dan bagian utara memiliki klosur rendah. Formasi Wonosari terdiri dari batuan sedimen dan karst atau batugamping. Suseptibilitas batugamping paling rendah bila dibandingkan dengan batubasal dan batupasir yaitu 0 –3 sehingga memiliki nilai kemagnetan yang paling rendah.

B. Medan Magnet Regional