Medan Magnet Bumi Medan Magnet Luar

15 Gambar 4. Kontinuasi ke Atas dari Permukaan Horizontal Blakely, 1996

C. Medan Magnet Bumi

Komponen medan magnet bumi biasa disebut elemen medan magnet bumi yang mempunyai tiga arah utama dan dinyatakan dalam koordinat kartesian Gambar 5, yaitu komponen arah utara , komponen arah timur , dan komponen arah ke bawah . Isi dari elemen medan magnet bumi adalah deklinasi D yaitu sudut utara magnet bumi dengan komponen horizontal yang dihitung dari utara menuju timur sudut antara utara magnet dan utara geografis, inklinasi I yaitu sudut antara medan magnet total dengan bidang horizontal yang dihitung dari horizontal menuju ke bidang vertikal ke bawah sudut antara bidang horizontal dan vektor medan total, intensitas horizontal adalah magnitudo dari medan magnet total pada arah horizontal, dan medan magnet total adalah magnitudo dari vektor magnet total. Karena medan magnet utama berubah terhadap waktu, maka untuk menyeragamkan nilai-nilai medan magnet utama dibuat standar nilai yang dikenal dengan IGRF. Nilai IGRF diperbaharui setiap 5 tahun sekali. 16 Gambar 5. Elemen Medan Magnet Bumi Telford, dkk, 2004 Gambar 6. Model Medan Magnet Dunia NOAA, 2016 Nilai total intensitas medan utama berkisar 25.000nT - 65.000nT dan untuk Pulau Jawa nilai medan utamanya berkisar ±45.000nT Gambar 6. Sedangkan nilai deklinasi dan inklinasi berkisar -90 o sampai 90 o dan untuk di Pulau Jawa nilai deklinasinya berkisar 0 o - 2 o dan inklinasinya berkisar -20 o sampai 40 o ditunjukkan oleh Gambar 7 dan Gambar 8 17 Gambar 7. Medan Inklinasi Utama Bumi NOAA, 2016 Gambar 8. Model Deklinasi Utama Bumi NOAA, 2016

D. Medan Magnet Luar

Medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh 18 lebih cepat Telford, dkk, 2004. Beberapa sumber medan magnet dari luar antara lain: a. Perubahan konduktivitas listrik lapisan atmosfer dengan siklus 11 tahun. b. Variasi harian dengan periode 24 jam yang berhubungan dengan pasang surut matahari dan mempunyai jangkauan 30 nT. c. Variasi harian dengan periode 25 jam yang berhubungan dengan pasang surut bulan dan mempunyai jangkauan 2 nT. d. Badai geomagnet yang bersifat acak dan mempunyai jangkauan sampai dengan 1.000 nT. Pengamatan badai geomagnet telah lama dilakukan dan yang pertama kali mengidentifikasi pola badai magnet adalah Moos. Moos mengamati terjadinya peningkatan mendadak dari komponen H geomagnet di Colaba, India. Chapman kemudian mendefinisikan kejadian tersebut sebagai „magnetic storm‟. Chapman pertama kali mengamati dampak badai magnet di berbagai stasiun geomagnet di dunia. Sugiura dan Chapman mendefinisikan dampak tersebut sebagai Disturbance Storm Time DST yang direpresentasikan sebagai indeks yang menggambarkan gangguan pada komponen H geomagnet saat terjadi badai Sugiura, 1964. Pengukuran DST dilakukan empat stasiun yang berlokasi di lintang rendah dan terdistribusi secara merata terhadap ekuator magnet, yaitu Hermanus, Kakioka, Honolulu, dan San Juan yang menghasilkan indeks DST skala global INGV, 2015. Klasifikasi intensitas badai geomagnet berdasarkan pola indeks DST ditunjukkan pada Tabel 2. 19 Tabel 2. Klasifikasi Indeks DST INGV, 2015 Klasifikasi DST Intensitas DST nT Lemah -50 DST -30 Sedang -100 DST -50 Kuat -200 DST -100 Sangat Kuat DST - 200nT

E. Kemagnetan Material Bumi