7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Hakikat Cerkak
Cerkak atau cerita cekak pada dasarnya adalah cerita yang dimaksudkan untuk mempesona pembaca. Permasalahan atau kejadian dalam cerkak biasanya
berkaitan dengan kehidupan di masyarakat . Kejadian-kejadian di dalam crita
cekak tidak perlu mirip dengan realitas yang ada. Menurut Stanton 2007:81 sebagian besar pengarang modern beranggapan bahwa cerita adalah eksplorasi
pengalaman tertentu. Sebagian besar pengalaman yang disajikan di dalam cerkak terdiri atas berbagai reaksi terhadap kejadian nyata.
Cerpen atau cerkak merupakan salah satu bentuk karya sastra yang menceritakan sebuah peristiwa secara singkat. Jadi panjang pendeknya cerpen
atau cerkak sangat bervariasi. Menurut Nurgiyantoro 2007:10, ada cerpen atau cerkak yang pendek short short story, bahkan mungkin pendek sekali berkisar
500-an kata, ada cerpen atau cerkak yang panjangnya cukupan middle short story, serta ada cerpen atau cerkak yang panjang long short story. Menurut
Suharianto 2005:29, ada dua jenis cerpen atau cerkak, yaitu long short-story atau cerita pendek yang panjang dan short short-story atau cerita pendek yang pendek.
Namun pada umumnya cerpen atau cerkak hanya menceritakan kehidupan seorang tokoh pada kurun waktu tertentu. Masalah-masalah yang ada dalam
masyarakat sering dijadikan bahan cerita oleh pengarang.
8
Cerkak bukan ditentukan oleh banyaknya halaman untuk mewujudkan cerita tersebut atau sedikitnya tokoh yang terdapat di dalam cerita itu, melainkan
lebih disebabkan oleh ruang lingkup permasalahan yang ingin disampaikan oleh bentuk karya sastra tersebut Suharianto 2005:28. Cerkak hanya dilengkapi
dengan detail-detail terbatas sehingga tidak dapat mengulik perkembangan karakter dari tiap tokohnya, hubungan-hubungan mereka, keadaan sosial, atau
kejadian yang berlangsung Stanton 2007:79. Cerkak merupakan rangkaian cerita singkat yang menggambarkan
kehidupan seseorang dalam kurun waktu tertentu, sehingga pembacanya hanya butuh waktu singkat untuk dapat membacanya dan memahaminya, untuk itu
cerkak dapat juga dikatakan sebagai bacaan sekali duduk. Cerkak juga menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya dengan
lingkungan dan interaksinya dengan diri sendiri, serta interaksinya dengan Tuhan. Oleh karena itu, cerkak merupakan hasil dialog dan reaksi pengarang terhadap
lingkungan dan kehidupan. Cerkak lahir dari penghayatan dan perenungan terhadap hakikat hidup dan kehidupan. Perenungan tersebut dilakukan dengan
penuh kesadaran dan tanggung jawab. Predikat “cekak” pada cerita cekak bukan ditentukan oleh banyaknya
halaman untuk mewujudkan cerita tersebut, melainkan lebih disebabkan oleh ruang lingkup permasalahan yang ingin disampaikan Suharianto 2005:28. Jadi
sebuah cerita yang pendek atau cekak belum tentu dapat digolongkan ke dalam jenis cerpen atau cerkak apabila ruang lingkup permasalahannya yang
diungkapkan tidak memenuhi persyaratan.
9
Salah satu ciri khas cerkak ialah bentuknya yang bersifat pembeberan Suharianto 2005:15. Jadi melalui karangan tersebut, pengarang seakan-akan
berupaya untuk menguraikan seluruh ungkapan perasaan dan pikirannya secara terperinci. Sehingga segala peristiwa dan kejadian serta keseluruhan jalan hidup
tokoh cerita diuraikan sedemikian rupa supaya pembaca dapat mengikuti dan memahaminya dengan mudah. Oleh sebab itu setiap pembaca selesai membaca
karangan tersebut akan segera mengetahui apa maksud yang diinginkan oleh penulisnya.
Ciri lain dari cerkak yaitu adanya pembagian kesatuan-kesatuan makna dalam wujud paragraf-paragraf atau alenia Suharianto 2005:16. Dalam
menguraikan jalan hidup tokoh cerita, dilakukan tidak secara terus-menerus dan sekaligus, melainkan dibagi-bagi berdasarkan kesatuan-kesatuan yang harmonis.
Kesatuan-kesatuan atau bagian-bagian tersebut saling berkaitan satu dengan yang lain dan membentuk kesatuan menjadi sebuah cerita yang padu.
Pengarang menulis cerkak hanya mengambil sari ceritanya saja. Kejadian- kejadian yang disampaikan perlu dibatasi, yakni dibatasi pada kejadian-kejadian
yang benar-benar dianggap penting untuk membentuk kesatuan cerita. Cerkak harus memiliki kepaduan atau kebulatan makna. Untuk mencapai kebulatan
makna maka tokoh yang digambarkan harus diperhatikan agar tidak mengurangi kebulatan cerita dan biasanya berpusat pada tokoh utama dari awal hingga akhir.
10
2.2 Pengertian Tokoh