9
Tabel 1. Kebutuhan lahan produktif untuk kegiatan pendederan berdasarkan skala produksi benih yang dihasilkan setiap bulan.
Skala usaha ekor
Luas m
2
10.000 200
20.000 400
50.000 1.000
100.000 2.000
1.000.000 20.000
2.000.000 40.000
Tabel 2. Kebutuhan lahan produktif untuk kegiatan pembesaran berdasarkan skala produksi konsumsi yang dihasilkan setiap bulan.
Skala usaha kg
Luas m
2
200 20
500 50
1.000 100
2.000 200
5.000 500
10.000 1.000
Perlu diingat bahwa bila air yang tersedia tidak mencukupi untuk pengairan kolam sistim flowthrough maka padat tebar atrau targe harus disesuaikan.
1.2.2 Sumber Air Air merupakan media hidup sidat. Keberhasilan sidat sangat ditentukan oleh keadaan
airnya. a Sumber air
Memilih sumber air untuk budidaya sidat tidak boleh sembarangan. Ada tiga sumber air yang baik untuk kegiatan pembesaran.
1 Air sumur 2 Mata air
3 Air sungai
b Kuantitas Kuantitas disebut juga debit air adalah jumlah air yang tersedia atau mengalir di
suatu tempat. Jumlah air yang dibutuhkan dalam budidaya sidat tergantung dari skala produksi dan tahapan kegiatan yang dilakukan.
10
Untuk pendederan, setiap produksi 1000 ekorbulan dibutuhkan air sekitar 5 literdetik. Sementara untuk pembesaran, setiap skala produksi 10.000 ekorbulan
dibutuhkan air 5 literdetik. c Kualitas
Tabel 3. Parameter kualitas air untuk budidaya sidat.
Parameter Kisaran atau indikasi
Suhu 27
– 30 C pendederan
25 – 30
C pembesaran Warna
Hijau kecoklatan Kekeruhan
20 – 40 cm oleh plankton
Oksigen Minimal 4 mgL
Karbondioksida Maksimal 25 mgL
pH 7
– 7,5 Amoniak
Maksimal 0,1 mgL Alkalinitas
50 -300 mgL Suhu yang sesuai akan
menunjang laju pertumbuhan yang tinggi, konversi pakan yang rendah dan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan ikan. Dua hal yang pertama tersebut terkait dengan laju metabolisme yang tinggi; dan laju pertumbuhan yang tinggi akan memperpendek
waktu pemeliharaan. Kondisi kesehatan akan menunjang nafsu makan, dan serta mengurangi angka kematian mortalitas sehingga menunjang tingkat
kelangsungan hidup sintasan
atau Survival Rate atau SR
yang tinggi.
dikatakan menunjang
karena masih
ada faktor-faktor
lain yang
perpengaruh. Warna air yang hijau
kecoklatan adalah terkait dengan berkembangnya
plankton fitoplankton maupun zooplankton.
Oksigen merupakan faktor pembatas dalam sistem akuatik. Kecukupan oksigen dalam air media budidaya akan mendukung
proses metabolisme jumlah total perubahan secara kimiawi dalam tubuh
organisme hidup dan sel-selnya yang merubah makanan menjadi protoplasma, serta selanjutnya protoplasma dipergunakan dan diuraikan menjadi senyawa-
11
senyawa yang lebih sederhana serta kotoran dengan pelepasan energi. Kandungan oksigen dalam air media budidaya dipengaruhi tingkat fotosintesis
tumbuhan airfitoplankton, suhu, serta banyak sedikitnya bahan organik, serta jumlah organisme dan aktivitasnya.
Karbon dioksida CO2 berpengaruh terhadap perkembangan fitoplankton terkait dengan proses fotosintesis, dan terhadap pH air dalam air media budidaya.
Kandungan CO2 dalam air tidak boleh terlalu tinggi, karena akan menurunkan pH air dan akan menurunkan oksigen terlarut dalam air media budidaya. Tingginya
konsentrasi bakteri dan bahan-bahan organik tersuspensi akan meningkatkan kandungan CO2 dan menurunkan kandungan oksigen dalam air media budidaya.
Tingginya CO2 dapat dicegah dengan aerasi yang cukup, dan pengaturan pH. Amoniak atau NH
3
merupakan senyawa toksik racun terhadap ikan. Amoniak atau amonia bebas merupakan salah satu hasil perombakan bahan organik dalam
air media budidaya, yang keseimbangannya dengan amonium NH
4
OH yang tidak toksik, bergantung pada pH semakin tinggi pH maka semakin tinggi
proporsi amoniak. Dengan demikian maka pH dijaga jangan melampaui batas kisaran maksimal.
Alkalinitas adalah jumlah knsentrasi basa dalam air utamanya bikarbonat atau HCO
3 -
dan karbonat atau CO
2 2-
dinyatakan dalam mgltr ekivalen CaCO
3
. Air ber- alkalinitas cukup tinggi akan mempunyai pH yang lebih stabil, serta mempunyai
produktivitas lebih tinggi.
d Kontinuitas Kontinuitas adalah keadaan suatu sumber air dalam masa tertentu. Sumber air
yang mampu menyediakan air setiap saat atau tidak pernah kering dikatakan kontinyu.
Bila kita bisa memilih di antara ke tiga macam sumber air di atas, selain terkait pula dengan kuantitas, kualitas dan kontinuitasnya, maka juga dipertimbangkan
biaya awal dan biaya operasionalnya.
1.2.3 Jenis Tanah