30
3.4. PENDEDERAN LANJUTAN 3.4.1 Umum
Tahapan pekerjaan dan perawatan budiaya pada Pendederan Lanjutan Pendederan 2 maupun Pendederan 3 pada dasarnya sama dengan pada tahapan Pendederan 1,
kecuali bahwa pada tahapan ini kita sudah tidak mengajari benih untuk makan. Pendederan 2 dimulai dari penyiapan kolam dan media budidaya.
Kolam Penderan 1 yang digunakan bisa kolam tanah dengan ukuran 50-100 m
2
dan kedalaman 80 cm, sedang untuk kolam Pendederan 2 bisa 100-300 m2 dengan
kedalaman 90-100 cm.
3.4.2 Persiapan kolam dan media budidaya
Benih berukuran besar adalah benih berkualitas lebih baik, sedangkan benih berukuran kecil
disebut benih kualitas kedua atau dengan kualitas dibawah kualitas benih besar.
Kegiatan persiapan terdiri dari perbaikan pematang dan bagian-bagian kolam yang
bocor, pembersihan,
pengeringan, pemberantasan penyakit, pembilasan, dan
pengisian air.
Pengeringan dilakukan dengan cara membiarkan bak terjemur matahari
31
Gambar 14. Tahapan pekerjaan penyiapan kolam dan air media budidaya.
3.4.3 Penebaran benih
Tabel 4. Padat tebar pada pendederan ke dua dan ke tiga serta dosis pakan.
Kegiatan Berat benih g
Padat tebar ekorm
3
Dosis pakan per 1000 ekor g
Pendederan 2 0,6
– 0,8 200
100 – 200
Pendederan 3 1,5
– 1,75 100
200 - 400 Cara menghitung benih secara volumetrik:
Keterangan: A
= Jumlah total benih ekor B
= Jumlah benih dalam satu gelas ekor C
= Volume benih keseluruhan liter
Pendederan tahap
kedua harus
dilakukan pengaturan padat tebar agar menghasilkan kualitas sidat yang baik.
Pemberantasan penyakit : rendam kolam dengan larutan kaporit dengan
dosis 30-50 gramm
3
selama dua hari, kemudian dibilas hingga sisa-sisa dan
bau kaporit hilang, dijemur.
Pemasukan air dilakukan dua hari
setelah pemberantasan
penyakit
32
3.4.4 Perawatan pemeliharaan Perawatan pemeliharaan meliputi pemberian pakan, pengontrolan kualitas air,
monitoring pertumbuhan, monitoring kesehatan, panen parsial dan panen total. Pakan yang diberikan adalah pasta dengan protein 50, dengan dosis 8-10 dan
frekuensi pemberian 4 kali setiap hari. Perlu diperhatikan : Pertama, penyiapan dan pemberian pakan harus dikontrol agar sesedikit mungkin pakan yang tesuspensi ke
dalam air tanpa termakan, karena kolam akan cepat kotor dan menurunkan kualitas airnya. Ke dua, bila perlu dilakukan penyesuaian jumlah pakan dengan kondisi, bila
kondisi kurang menunjang, guna menekan pemborosan karena banyaknya pakan yang tidak dimakan.
Monitoring kualitas air baik melalui pengukuran parameter-parameter kualitas air utama maupun secara visual. Bila ada nilai parameter kualitas air yang tidak sesuai,
periksa penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikan. Rekam dalam jurnal budidaya yang telah disiapkan.
Cermati setiap kondisi benih utamanya bila ada kelainan tingkah laku termasuk nafsu makannya, karena bila ada hal demikian bisa mengindikasikan adanya serangan
penyakit. Keterlambatan pengenalan gejala serangan penyakit akan dapat berakibat fatal, karena bila sudah cukup luas serangannya maka penanggulangannya akan
lebih sulit dan merugikan. Monitoring pertumbuhan paling tidak dilakukan setiap dua minggu dengan
mengambil sejumlah contoh dan mengukur panjang total dan beratnya satu persatu. Bandingkan hasilnya dengan laju pertumbuhan standar yang telah dibuat
seperti pada Tabel 5. Evaluasi laju pertumbuhan dan keseragaman ukurannya. Bila kurang memuaskan, analisis faktor-faktor yang diduga berpengaruh dan lakukan
tindakan perbaikan.
Tabel 5. Pertumbuhan benih hasil pendederan ke satu, pendederan kedua, dan pendederan ketiga setiap dua minggu.
Umur minggu Panjang cm
Berat g 4,5 5,5
0,15 – 0,2
2 6
– 6,5 0,4
– 0,5 4
7 – 7,5
0,6 – 0,8
6 8
– 8,5 1,0
– 1,25 8
9 – 9,5
1,5 – 1,75
10 10
– 10,5 2
– 2,5 12
11 – 11,5
3 - 7
33
3.4.5 Sekilas tentang budidaya sistim resirkulasi Budidaya sistim resirkulasi adalah suatu sistim budidaya dimana air buang
ditreatmen kemudian dipergunakan kembali sebagai media budidaya di unitkolam tersebut. Sistim ini mampu ditebar dengan kepadatan tinggi, denghan
produktivitasnya tinggi. Pemlihaan air yang memadai kalau bisa
– sempurna menjadi prasyarat mutlak keberhasilan sistim ini. Filter minimal yang harus ada
adalah filter fisik untuk membuang kotoran dan filter biologi untuk merombak amonia menjadi nitrat yang relatif tidak toksik. Peralatan pemiliaan air lain sangat
baik bila juga diinstal, seperti hidroklon, skimmer, lampu ultra violet, dan sarana agar suhu lebih stabil. Penjagaan sistim pemuliaan agar selalu berfungsi optimal mutlak
dilakukan. Keunggulan sistim ini adalah produktivitas tinggi meski ukuran kolam kecil dan dan
air terbatas, dan kondisi budidaya dapat lebih terkontrol, tidak terpengaruh oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Kelemahannya adalah biaya relatif tinggi, sehingga
harus diperhitungkan benar-benar kelayakannya untuk suatu komoditas 3.4.6 Pemanenan
Panen dapat berupa panen parsial dan panen total, sebagaimana dijelaskan pada Pendedern 1.
Untuk mengetahui hasil panen, benih yang ditangkap harus dihitung. Perhitungan dapat dilakukan setelah seleksi maupun sebelum penebaran kembali ke bak
pendederan selanjutnya.
1
• siapkan dua buah ember besar, sebuah sekup net, dan sebuah gelas air mineral
2
• tangkap benih dengan sekup net dan biarkan beberapa saat agar airnya turun
3
• masukkan benih ke dalam gelas sampai penuh. • bila sudah penuh, kembalikan sisa benih ke tempat semula
4 • masukkan benih yang sudah ditakar ke dalam sekup net
dan hitung jumlahnya 5
• takar seluruh benih dengan gelas tersebut dan tampung di dalam ember besar
6 • untuk mengetahui jumlahnya, dapat menggunakan rumus
sebagai berikut:
34
3.4.7 Seleksi ukuran Grading