K A J I A N A T A S S I S T E M K E U A N G A N P E M E R I N T A H D A L A M P E N G E L O L A A N H I B A H L U A R N E G E R I
24
Hibah diarahkan pada pencapaian indikator kinerja Direktorat KKJI, yaitu pengelolaan secara berkelanjutan atas 21 kawasan terpilih hingga tahun 2014 dengan tingkat pengelolaan hijau dan
biru untuk 12 kawasan dan 9 kawasan lainnya serendah-rendahnya kuning. Kecukupan dana pengelolaan dan pengembangan konservasi dapat dilakukan dengan membandingkan anggaran
yang dikelola oleh Direktorat KKJI secara keseluruhan, yaitu dana yang dikelola langsung oleh Direktorat KKJI, dana daerah, dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan, dana hibah lain yang
ada, dan dana yang diperkirakan ada menurut Renstra.
Menurut Renstra, dana yang dibutuhkan untuk kegiatan pengelolaan dan pengembangan konservasi kawasan dan jenis biota perairan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp190,2 miliar dan
pada tahun 2014 sebesar Rp220,7 miliar. Kebutuhan dana yang selalu meningkat sejak tahun 2010 sejalan dengan luas kawasan yang terus bertambah.
Pada tahun 2010, luas kawasan yang dikelola 900.000 ha dan luasan ini kemudian bertambah menjadi 2.542.300 ha pada tahun 2011. Berikutnya, pada tahun 2012 menjadi 3.225.100 ha, pada
tahun 2013 seluas 3.647.500 ha, dan akhirnya pada tahun 2014 menjadi 4,5 juta ha. Pada tahun 2011, anggaran yang dialokasikan untuk Direktorat KKKJI adalah Rp136 miliar.
Direktorat KKJI menerima hibah-terencana melalui Satker Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang, yaitu untuk kegiatan proyek Coremap II sejak tahun 2005 hingga 2011. Perencanaan
diwujudkan dengan pencantuman kegiatan pada Buku Biru Kementerian Negara PPN dan pada Daftar Rencana Prioritas Pinjaman danatau Hibah Luar Negeri DRPPHLN tahun 2011.
Komponen hibah pada proyek Coremap II merupakan bagian integral dengan pinjaman luar negeri. Oleh karena itu, mekanisme perencanaannya merupakan bagian dari perencanaan
pemerintah sebagaimana pendanaan dari anggaran pemerintah. Indikator capaian direncanakan dan ditetapkan secara khusus untuk proyek Coremap II.
B. HIBAH-LANGSUNG
Hibah-langsung tidak melalui tahap perencanaan dan dapat diterima sewaktu-waktu sepanjang tahun anggaran. KL wajib mengkaji maksud dan tujuan hibah serta bertanggung jawab terhadap
hibah yang akan diterima dan mengkonsultasikan rencana penerimaan hibah-langsung pada tahun berjalan kepada Menteri Keuangan, Meneg PPN, dan menteripimpinan lembaga terkait lainnya
sebelum dilakukan penandatanganan perjanjian hibah.
Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Ditjen KP3K menerima hibah- langsung pada tahun 2011 melalui Satker Direktorat Pesisir dan Lautan sebesar Rp435.600.000.
Proyek Coral Triangle Support Partnership CTSPMarine Protected Areas Governance MPAG merupakan salah satu contoh hibah yang tidak melalui mekanisme keuangan pemerintah, tidak
melalui mekanisme perencanaan, penganggaran, pelaksanaanpencairan dana dan, pencatatan Off budget dan Off treasury.
K A J I A N A T A S S I S T E M K E U A N G A N P E M E R I N T A H D A L A M P E N G E L O L A A N H I B A H L U A R N E G E R I
25
Satker Coremap II juga menerima hibah tanpa melalui mekanisme keuangan pemerintah sejumlah USD1,7 juta. Hibah dari Japan Fund for Poverty Reduction JFPR melalui Bank Pembangunan
Asia ADB selama 3 tahun dan telah selesai pada tahun 2008 ini tidak tercatat dalam LKPP. Aset tersisa berupa kendaraan roda 4 dan roda 2, laptop, dan sisa dana pada akhir periode hibah
menjadi tidak bertuan.
C. SIMPULAN
• Proses perencanaan pada satuan kerja pemerintah masih belum terpadu dengan pemantauan hasil pada tahun sebelumnya atau pemantauan kemajuan program. Hal ini disebabkan oleh
tidak ditetapkannya indikator awal baseline pada setiap program sehingga kemajuan setiap tahun anggaran dapat dipantau sebagai bahan perencanaan untuk masa berikutnya.
• Desentralisasi kewenangan kepada pemerintah kabupatenkota menyulitkan proses perencanaan dalam hal capaian sasaran konservasi. Kemen KP tidak dapat memerintahkan
kabupatenkota untuk membentuk suatu kawasan konservasi perairan KKP atau mendorong pengelolaan yang lebih efektif. Akibatnya mekanisme perencanaan untuk pencapaian sasaran
nasional menjadi lebih sulit karena sebagian kegiatan berada di kabupatenkota, yang di luar kewenangannya. Dalam beberapa hal, perencanaan kabupatenkota tidak selaras dengan
perencanaan di kementerian dan upaya penyelarasannya terhambat atau tidak mudah karena otonomi daerah tersebut.
• Peran dana hibah-terencana dalam pelaksanaan selaras dengan mekanisme perencanaan karena sudah masuk dalam sistem keuangan pemerintah dan karena umumnya terkait dengan
Pemberi Hibah MenteriPimp Lembaga
Menteri Keuangan
Bermaksud memberikan hibah kepada Pemerintah
a. Mengkaji maksud tujuan hibah dengan
memperhatikan prinsip penerimaan hibah
b. Mengkonsultasikan kepada Menteri Kuangan,
Menteri Perencanaan, menteri terkait
c. Melakukan penandatanganan
perjanjian START
STOP Perjanjian
Perjanjian
Gambar 3. Hibah langsung Perjanjian
K A J I A N A T A S S I S T E M K E U A N G A N P E M E R I N T A H D A L A M P E N G E L O L A A N H I B A H L U A R N E G E R I
26
penerimaan pinjaman luar negeri. • Dana hibah-terencana yang terkait dengan pinjaman ini akan berjalan sepanjang masa pinjaman
hibah. Setelahnya, tidak ada kesinambungan kegiatan, dalam artian anggaran yang dibiayai penuh oleh pemerintah akan menurun drastis sehingga mengganggu proses pencapaian sasaran
kegiatan atau program karena hilangnya komponen hibah luar negeri.
• Hibah-langsung mencakup hibah dalam bentuk barangjasa. Pada sistem keuangan di Kemen KP, tidak ditemukan hibah langsung jenis ini dalam proses perencanaannya sehingga pada
akhirnya berpengaruh pada proses penganggaran, pencairan, dan seterusnya.
K A J I A N A T A S S I S T E M K E U A N G A N P E M E R I N T A H D A L A M P E N G E L O L A A N H I B A H L U A R N E G E R I
27
BAB III. ASPEK PENGANGGARAN