ASPEK PELAKSANAAN laporan hcs indonesia 8 mei 2013

K A J I A N A T A S S I S T E M K E U A N G A N P E M E R I N T A H D A L A M P E N G E L O L A A N H I B A H L U A R N E G E R I 33 Proses pelaksanaan anggaran atau pencairan dana merupakan lanjutan dari proses perencanaan kegiatanprogram, yang termaktub dalam anggaran tahunan dan dokumen anggaran. Selanjutnya ketika dokumen anggaran sudah disahkan untuk tahun anggaran yang bersangkutan, kegiatan program dijalankan berdasarkan dokumen anggaran dan jumlah anggaran yang tersedia. Mekanisme penarikan dana dilaksanakan berdasarkan besar dana dan jenis kegiatan sebagaimana ditetapkan dalam dokumen anggaran DIPA.

BAB IV. ASPEK PELAKSANAAN

ANGGARANPENCAIRAN DANA Hibah-terencana merupakan bagian dari proses perencanaan sehingga proses pencairan dana berlangsung sebagaimana halnya dengan kegiatanprogram yang didanai oleh APBN Rupiah Murni. Selanjutnya, pencairan dananya ialah melalui penerbitan Surat Perintah Membayar SPM oleh KPA kepada Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara KPPN, kemudian KPPN menerbitkan SP2D. Baik KPA maupun KPPN menerbitkan SPM dan SP2D setelah melalui pengujian substantif dan formal. Pengujian substantif antara lain dilakukan untuk mengujimemeriksa ketersediaan dana pada kegiatansub-kegiatanMAPMAK dalam DIPA dan menguji dokumen sebagai dasar penagihan misalnya Ringkasan Kontrak. MAP ialah Mata Anggaran Penerimaan sedangkan MAK ialah Mata Anggaran Pengeluaran. Tata cara penarikan hibah dilakukan dengan salah satu dari lima cara berikut: • Transfer ke Rekening Kas Umum Negara KUN, • Pembayaran Langsung, Satker KPPN Bank Operasional a. Melalui pengujian b. Menerbitkan SP2D Melakukan pembayaran sesuai SP2D PP-SPM membuat SPM atas permintaan PPK melalui SPP setelah melalui pengujian START STOP SPM Gambar 6. Hibah Terencana SP2D K A J I A N A T A S S I S T E M K E U A N G A N P E M E R I N T A H D A L A M P E N G E L O L A A N H I B A H L U A R N E G E R I 34 • Rekening Khusus, • Letter of Credit LC, dan • Pembiayaan Pendahuluan. Satker Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang Coremap II telah merealisasikan hibah selama tahun 2011 sebesar Rp21.522.181.512 dari anggarannya sebesar Rp21.658.150.000 atau sebesar 99,37. Hibah dari Global Environment Facility GEF, TF053350-IND, dengan Nomor Register 70528801, berlangsung secara efektif sejak tanggal 28 Januari 2005 sampai dengan 31 Desember 2011, yang pelaksanaannya melalui Bank Dunia. HIBAH-LANGSUNG HIBAH-LANGSUNG OFF-BUDGET DAN OFF-TREASURY Dalam hal hibah-langsung off-budget dan off-treasury, tidak ada pengesahan atas realisasi pembayaran atas kegiatan yang dilakukan. Dengan demikian, tidak ada pencatatan dalam laporan keuangan KL. KL, PA, KPA DJPb, Dit PKN DJPU- Dit EAS • Permintaan nomor register • Permintaan izin pembukaan rekening • Usulan pengesahan revisi DIPA DJPb- Dit PA Gambar 7. Hibah Langsung Gambar 8. Hibah Langsung Pemberi Hibah atau KL melakukan pembayaran Tidak ada pengesahan ke KPPN K A J I A N A T A S S I S T E M K E U A N G A N P E M E R I N T A H D A L A M P E N G E L O L A A N H I B A H L U A R N E G E R I 35 HIBAH-LANGSUNG ON-BUDGET DAN OFF-TREASURY Mekanisme pencairan hibah-langsung dapat dilakukan langsung oleh pemberi hibah atau kontraktor yang ditunjuk atau KL yang bersangkutan. Selanjutnya, KPA meminta pengesahan kepada KPPN melalui sarana Surat Perintah Pengesahan Hibah-Langsung SP2HL dan Memo Pencatatan Hibah-Langsung bentuk BarangJasaSurat Berharga MPHL-BJS. Sebelum melakukan pencairan, terdapat prosedur yang harus dilalui untuk hibah-langsung bentuk uang yang diterima langsung oleh KL, yaitu: • Registrasi hibah ke DJPU; • Mengajukan izin pembukaan rekening kepada DJPb c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara Dit PKN; • Mengajukan penyesuaian pagu belanja yang bersumber dari hibah dalam DIPA kepada DJPb c.q. Direktorat Pelaksanaan Anggaran Dit PA. Adapun prosedur yang dilalui untuk hibah-langsung bentuk barangjasasurat berharga yang diterima langsung oleh KL sebagai berikut: • SatkerKPA bersama-sama dengan pemberi hibah membuat Berita Acara Serah Terima BAST BarangJasaSurat Berharga; • PAKPA mengajukan permohonan registrasi hibah kepada DJPU berdasarkan perjanjian hibah atau dokumen yang dipersamakan; • SatkerKPA mengajukan pengesahan kepada DJPU c.q. Direktorat Evaluasi Akuntansi dan Setelmen Dit EAS melalui sarana Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah-Langsung Bentuk BarangJasaSurat Berharga SP3HL-BJS. KL, PA, KPA DJPb, Dit PKN DJPU- Dit EAS • Permintaan nomor register • Permintaan izin pembukaan rekening • Usulan pengesahan revisi DIPA DJPb- Dit PA Gambar10. Hibah Langsung Gambar 9. Hibah Langsung Pemberi Hibah atau KL melakukan pembayaran KPA meminta pengesahan ke KPPN melakui SP2HL Uang dan MPHL-BJS Barang K A J I A N A T A S S I S T E M K E U A N G A N P E M E R I N T A H D A L A M P E N G E L O L A A N H I B A H L U A R N E G E R I 36 Kementerianlembaga dapat membelanjakan dana hibah sebelum revisi DIPA ditetapkan atau menggunakan uang sebelum menerima persetujuan pembukaan rekening. Hibah-langsung dapat diterima hingga batas akhir pencairan yang diperkenankan di KPPN dalam tahun anggaran berjalan. Satker Direktorat Pesisir dan Lautan menerima hibah-langsung dalam bentuk uang pada tahun 2011 sebesar Rp435 Juta dari anggaran sebesar Rp1,4 miliar. Satker melakukan registrasi di DJPU, melakukan izin pembukaan rekening, dan melakukan revisi DIPA. Uang dari pemberi hibah masuk ke dalam rekening yang telah mendapatkan izin dari Direktorat Pengelolaan Kas Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan Dit PKN, DJPb. Satker melaksanakan kegiatan dan melakukan pembayaran. Selanjutnya, Satker melakukan pengesahan di KPPN. Hibah-langsung saat ini dapat dilakukan melalui mekanisme Dana Perwalian sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2011 sebagai pelaksanaan ketentuan pada Pasal 47, Ayat 2, Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah. Yang dimaksud Dana Perwalian adalah dana hibah yang diberikan oleh beberapa pemberi hibah dan dikelola oleh Lembaga Wali Amanat LWA untuk tujuan penggunaan tertentu. Lembaga Wali Amanat dibentuk oleh menteri setelah mendapat pertimbangan dari Meneg PPN dan Menteri Keuangan. Lembaga Wali Amanat terdiri dari Majelis Wali Amanat WMA dan Pengelola Dana Amanat PDA. Majelis Wali Amanat dipersamakan dengan Satuan Kerja Satker. Dengan melalui Lembaga Wali Amanat tersebut, seluruh dana dicatat dan mengikuti mekanisme APBN. Majelis Wali Amanat antara lain bertugas untuk menetapkan program pengelolaan, memerintahkan pembayaran, melakukan penarikan dana hibah, dan menetapkan pengelola dana amanat. Pengelola Dana Amanat bertugas untuk menangani administrasi dan keuangan dan melakukan pembayaran atas perintah Majelis Wali Amanat. Keanggotaan Majelis Wali Amanat terdiri dari personel yang berasal dari kementerianlembaga pembentuk, dan dapat berasal dari kementerianlembaga terkait, pihak lain yang terkait dengan pemanfaatan dana perwalian, dan yang ditunjuk oleh pemberi hibah. Majelis Wali Amanat dapat menunjuk pihak tertentu sesuai PA, KPA DJPU- Dit EAS Pemberi Hibah • Membuat BAST • Permintaan nomor register • Pengesahan pendapatan melalui SP2HL-BJS DJPU- Dit EAS Gambar 11. Hibah Langsung K A J I A N A T A S S I S T E M K E U A N G A N P E M E R I N T A H D A L A M P E N G E L O L A A N H I B A H L U A R N E G E R I 37 dengan perjanjian hibah untuk mendukung pelaksanaan tugasnya. Pengelola Dana Amanat dapat berupa kementerianlembaga, lembaga multilateral, LSM, badan usaha nasional danatau lembaga keuangan asing . SIMPULAN Dalam hal hibah-terencana, mekanisme pelaksanaan anggaranpencairan dana sudah mencakup hibah ini dengan telah ditetapkannya tata-cara pelaksanaannya. Permasalahan yang muncul lebih pada pengelolaan operasional kegiatan oleh pelaksana kegiatan yang kurang mendukung berjalannya kegiatan secara lebih tepat waktu dan tepat sasaran. Adapun untuk hibah-langsung dalam bentuk uang untuk membiayai kegiatan, belum ada mekanisme pelaksanaan anggaranpencairan dana, kecuali pengesahan atas realisasi pelaksanaan hibah. Apabila hibah-langsung tidak diikuti dengan revisi DIPA, maka akan terbuka kemungkinan hibah tidak tercatat dalam sistem keuangan pemerintah atau menjadi off budget dan off treasury seperti halnya CTSPMPAG dan JFPR. Adapun hibah-langsung dalam bentuk barangjasa, kemungkinan kecil untuk tidak masuk ke dalam sistem keuangan pemerintah dibandingkan dengan hibah-langsung dalam bentuk uang karena tidak diharuskannya melakukan revisi DIPA. Sebagai gantinya cukup dengan mengajukan pengesahan pendapatan kepada DJPU, Direktorat Evaluasi Akuntansi dan Setelmen Dit EAS. K A J I A N A T A S S I S T E M K E U A N G A N P E M E R I N T A H D A L A M P E N G E L O L A A N H I B A H L U A R N E G E R I 38 K A J I A N A T A S S I S T E M K E U A N G A N P E M E R I N T A H D A L A M P E N G E L O L A A N H I B A H L U A R N E G E R I 39 Pencatatan dan pelaporan pelaksanaan anggaran mengacu pada peraturan yang ada, yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang tersebut, diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun peraturan yang lebih terperinci adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171PMK.052007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. Sistem akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat terdiri dari dua sub-sistem, yaitu: Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara SA-BUN dan Sistem Akuntansi Instansi SAI. SA-BUN dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara BUN sedangkan SAI oleh KementerianLembaga.

BAB V. ASPEK AKUNTANSI DAN PELAPORAN