PENERIMAAN HIBAH LUAR NEGERI UNTUK LSM MELALUI KEMEN KP DENGAN MEKANISME HIBAH LANGSUNG

K A J I A N A T A S S I S T E M K E U A N G A N P E M E R I N T A H D A L A M P E N G E L O L A A N H I B A H L U A R N E G E R I 51 5. Peraturan Menteri Keuangan No. 188PMK.072012 tentang Hibah dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. Berikut desain penerimaan hibah luar negeri kepada Pemda melalui LWA: 1. Adanya keinginan dari pemberi hibah untuk menyalurkan hibah bagi kegiatan yang dilakukan oleh Pemda tertentu melalui jalur dana perwalian atau Lembaga Wali Amanat LWA yang telah terbentuk. Proses pembentukan LWA dapat dilihat pada desain penerimaan hibah ke-4, yaitu penerimaan hibah-langsung kepada LSM melalui LWA. 2. Prosedur berikutnya mengikuti penerimaan hibah luar negeri melalui Kemen KP sebagaimana diuraikan di atas dengan penjelasan sebagai berikut: a. Usulan kegiatan yang berasal dari Pemda telah melalui penilaian dari Majelis Wali Amanat MWA. b. Usulan pembiayaan kegiatan yang diajukan oleh Menteri KP merupakan penerusan usulan dari MWA, c. Menteri Keuangan melakukan usulan kegiatan langsung kepada pemberi hibah atau tidak melalui MWA. Dengan demikian, perjanjian hibah dibuat antara Menteri Keuangan dan pemberi hibah, d. Usulan besar hibah dan Pemda penerima yang diajukan oleh Menteri KP merupakan penerusan usulan yang diajuan oleh MWA, e. Penyaluran hibah diusulkan dengan cara transfer dana dari RKUN ke RKUD sebagaimana dijelaskan pada desain sebelumnya, yaitu sebagai berikut: i. Penyaluran dana hibah ke RKUN dilaksanakan oleh MWA melalui perintah penyaluran kepada Pengelola Dana Amanat PDA, ii. Kemen KP melakukan veriikasi atas bukti yang disampaikan oleh Pemda. Penjelasan tambahan: 1. Keunggulan dari opsi penerimaan hibah ini sama dengan opsi penerimaan hibah sebelumnya. 2. Kelemahan dari opsi penerimaan hibah ini sebagai berikut: a. Proses perencanaannya memakan waktu yang relatif panjang karena melalui proses penilaian dari Meneg PPN dan Kementerian Keuangan DJPU dan DJPK. Bahkan waktu yang dibutuhkan lebih panjang dibandingkan dengan opsi-1 karena harus melalui proses penilaian atas kelayakan kegiatan oleh MWA. Untuk memperkecil kelemahan ini, proses penilaian di Bappenas dan proses yang dilakukan di Kementerian Keuangan DJPU dan DJPK harus dilaksanakan secara serentak. Proses perencanaannya memakan waktu yang lama. Bahkan lebih lama dari opsi-1 karena usulan kegiatan dimulai dari MWA selanjutnya ke Kemen KP. Berbeda dengan opsi-1 yang langsung kepada KemenKP. b. Saat ini belum ada LWA di KemenKP sebagai pengelola dana perwalian. Untuk memperkecil kelemahan ini, proses pembentukan LWA yang sedang dilaksanakan harus dipercepat, dengan memberikan dukungan seperlunya.

C. PENERIMAAN HIBAH LUAR NEGERI UNTUK LSM MELALUI KEMEN KP DENGAN MEKANISME HIBAH LANGSUNG

K A J I A N A T A S S I S T E M K E U A N G A N P E M E R I N T A H D A L A M P E N G E L O L A A N H I B A H L U A R N E G E R I 52 Desain ini mengacu pada peraturan terbaru dan petunjuk pelaksanaannya, yaitu: 1. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, 2. Peraturan Menteri Keuangan No. 191PMK.052011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah, 3. Peraturan Menteri Keuangan No. 230PMK.052011 tentang Sistem Akuntansi Hibah, 4. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER-81PB2011 tentang Tata Cara Pengesahan Hibah- Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah-Langsung Bentuk Barang JasaSurat Berharga. Proses penerimaan hibah luar negeri untuk LSM melalui Kemen KP dengan mekanisme hibah- langsung sebagai berikut: 1. Adanya keinginan dari pemberi hibah untuk menyalurkan hibah bagi kegiatan yang dilakukan oleh LSM tertentu melalui jalur Kemen KP. 2. Menteri KP melakukan kegiatan sebagai berikut: a. mengkaji maksudtujuan hibah dengan memperhatikan prinsip penerimaan hibah Pasal 56, Ayat 2, PP No. 10 Tahun 2011, b. mengkonsultasikan penerimaan hibah kepada Menteri Keuangan, Meneg PPN, dan menteri terkait Pasal 56, Ayat 3, PP No. 10 Tahun 2011. 3. Penandatanganan perjanjian hibah antara pemberi hibah dan Menteri KP Pasal 63, PP No. 10 Menteri KP Bermaksud memberikan hibah kepada Pemerintah Transfer dana hibah a. Mengkaji maksudtujuan hibah dengan memperhatikan prinsip penerimaan hibah b. Mengkonsultasikan kepada Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan, menteri terkait c. Penandatanganan Perjanjian Menteri KKP dan Pemberi Hibah Dana hibah masuk ke Rekening Satker • Registrasi Perjanjian Hibah • Ijin pembukaan rekening • Revisi DIPA • Pengesahan penyaluran hibah Veriikasi; Transfer dana ke Rekening LSM Permintaan penyaluran dana • Proses perjanjian KPA dan LSM • Proses pelaksanaan perjanjian KPA dan LSM KaSatkerKPA Pemberi Hibah LSM START Perjanjian Hibah STOP Gambar 15. Penerimaan hibah luar negeri untuk LSM melalui KemenKP dengan mekanisme hibah langsung K A J I A N A T A S S I S T E M K E U A N G A N P E M E R I N T A H D A L A M P E N G E L O L A A N H I B A H L U A R N E G E R I 53 Tahun 2011. 4. Pemberi hibah menyalurkan dana hibah ke rekening yang ditunjuk, sesuai dengan permintaan Ka Satker KP penerima hibah sebagai Kuasa Pengguna Anggaran KPA. 5. Ka Satker KP penerima hibah -sebagai Kuasa Pengguna Anggaran KPA- menyusun Kerangka Acuan Kerja ToR kegiatan dan Permintaan untuk Mengajukan Proposal Request for Proposal- -RfP, yang untuk selanjutnya disampaikan kepada LSM. 6. LSM menyampaikan usulan kegiatan kepada Satker KP. 7. Satker KP melakukan penilaian atas usulan yang disampaikan oleh LSM. 8. Apabila disetujui, dibuat perjanjian antara KPA KP dan LSM. 9. LSM melakukan kegiatan sesuai dengan perjanjian. 10. Atas realisasi pekerjaan yang telah dilakukan, LSM meminta dana kepada KPA KP. LSM dapat diberikan uang muka, yang dituangkan dalam perjanjian. 11. KPA KP menyalurkan dana kepada LSM setelah melalui veriikasi atas bukti yang disampaikan oleh LSM. 12. Selanjutnya, KPA KP memasukkan proses penerimaan hibah ke dalam sistem keuangan pemerintah, yaitu sebagai berikut: a. Melakukan registrasi penerimaan hibah kepada DJPU, Dit EAS, b. Melakukan revisi DIPA dan meminta pengesahan kepada DJPb, Dit Pelaksanaan Anggaran, c. Melakukan izin pembukaan rekening kepada DJPb, Dit Pengelolaan Kas Negara, d. Meminta pengesahan realisasi penyaluran hibah kepada KPPN dengan menggunakan SP2HL, e. Menerima SPHL dari KPPN, untuk selanjutnya membukukannya dalam SAI. Penjelasan tambahan: 1. Keunggulan dari opsi penerimaan hibah ini sebagai berikut: a. Dapat segera dilaksanakan karena perundingannegosiasi dan penandatanganan perjanjian hibah dilakukan oleh Menteri KP atau pejabat yang diberi kuasa dan pemberi hibah. b. Penyaluran hibah dapat segera dilaksanakan tanpa harus menunggu penyusunan dan pengesahan DIPA dan persetujuan pembukaan rekening dari Kementerian Keuangan. c. Pengakuan realisasi penerimaan hibah cukup dengan pengesahan di KPPN. 2. Kelemahan dari opsi penerimaan hibah ini sebagai berikut: a. Penerimaan hibah bisa menjadi tidak sesuai dengan prioritas pembangunan nasional apabila perjanjian hibah dibuat tanpa melalui konsultasi dengan Meneg PPN dan Menteri Keuangan. Untuk memperkecil kelemahan ini, diperlukan bukti tertulis, baik dari Meneg PPN maupun Menteri Keuangan, yang menyebutkan bahwa kegiatan yang akan dibiayai oleh Pemberi Hibah ini telah sesuai dengan prioritas pembangunan nasional sebelum perjanjian hibah ditandatangani. b. Penerimaan hibah dapat saja tidak tercatatdiakui sebagai penerimaan hibah apabila Satker lalai melakukan mekanisme hibah melalui APBN melakukan registrasi, revisi DIPA, izin pembukaan rekening, dan pengesahan atas penyaluran hibah. Untuk memperkecil kelemahan ini, dapat ditempuh cara memasukkan tugas tersebut ke dalam prosedur operasional standar Satker. Penerimaan hibah luar negeri berbentuk uang untuk membiayai kegiatan dapat dilakukan melalui dana perwalian sesuai dengan Pasal 47, PP No. 10 Tahun 2011, yang pengaturannya mengikuti Peraturan Presiden No. 80 Tahun 2011 tentang Dana Perwalian. Yang dimaksud Dana Perwalian adalah dana K A J I A N A T A S S I S T E M K E U A N G A N P E M E R I N T A H D A L A M P E N G E L O L A A N H I B A H L U A R N E G E R I 54 hibah yang yang diberikan oleh satu atau beberapa pemberi hibah yang dikelola oleh suatu lembaga sebagai wali amanat untuk tujuan penggunaan tertentu. Lembaga tersebut adalah Lembaga Wali Amanat yang dibentuk oleh kementerian untuk mengelola dana perwalian sesuai dengan kewenangan yang disepakati dalam perjanjian hibah. Lembaga Wali Amanat terdiri dari Majelis Wali Amanat MWA dan Pengelola Dana Amanat PDA. MWA bertanggung jawab atas pengelolaan dana perwalian dan dipersamakan sebagai satuan kerja. PDA bertugas menangani administrasi dan keuangan dana perwalian dan melakukan pembayaran kepada pihak-pihak terkait atas perintah MWA. Desain ini mengacu pada peraturan terbaru dan petunjuk pelaksanaannya, yaitu: 1. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, 2. Peraturan Presiden No. 80 Tahun 2011 tentang Dana Perwalian, 3. Peraturan Menteri Keuangan No. 191PMK.052011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah, • Registrasi Perjanjian Hibah • Ijin pembukaan rekening • Revisi DIPA • Pengesahan penyaluran hibah STOP Menteri KP Bermaksud memberikan hibah kepada Pemerintah Transfer dana hibah a. Mengkaji maksudtujuan hibah dengan memperhatikan prinsip penerimaan hibah b. Mengkonsultasikan kepada Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan, menteri terkait c. Penandatanganan Perjanjian Menteri KKP dan Pemberi Hibah Dana hibah masuk ke Rekening PDA Veriikasi; Perintah pembayaran kepada PDA Transfer dana ke rekening LSM Permintaan penyaluran dana • Proses perjanjian MWA dan LSM • Proses pelaksanaan perjanjian MWA dan LSM PDA Pemberi Hibah LSM MWA START Perjanjian Hibah Transfer dana ke rekening MWA Gambar 16. Penerimaan hibah luar negeri untuk LSM melalui Trust Fund dengan mekanisme langsung

D. PENERIMAAN HIBAH LUAR NEGERI UNTUK LSM MELALUI TRUST FUND DENGAN MEKANISME HIBAH LANGSUNG