Hakikat Belajar TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Lalu yang menjadi realita dilapangan bahwa pendidik belum banyak memahami dan mendalami teori-teori belajar yang sesuai dan dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar terutama pada mata pelajaran Pendidikan agama Islam. Beranjak dari beberapa permasalahan diatas, maka penulis dalam kesempatan ini mengemukakan dua poin rumusan masalah sebagai berikut ;

B. Rumusan masalah Masalah yang penulis angkat dalam makalah ini adalah ;

1. Apakah yang dimaksud dengan teori belajar dan pembelajaran? 2. Bagaimanakah pendapat para ahli pendidikan terhadap teori belajar dan pembelajaran pendidikan agama Islam ? C. Tujuan Pembahasan 1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan teori belajar dan pembelajaran. 2. Untuk mengetahui dan memahami pendapat para ahli pendidikan dalam teori belajar dan pembelajaran pendidikan agama Islam.

BAB II TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

A. Hakikat Belajar

Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Belajar mempunyai keuntungan, baik bagi individu maupun bagi masyarakat. Bagi individu, kemampuan untuk belajar secara terus akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar mempunyai peran yang penting dalam mentransmisikan budaya dan pengetahuan dari generasi ke generasi Bell-Gredler, 1986. Pengertian belajar itu cukup luas dan tidak hanya sebagai kegiatan di bangku sekolah saja, bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya.Dengan demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dengan perubahan- perubahan tersebut, tentunya si pelaku juga akan terbantu dalam memecahkan permasalahan hidup dan bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 1. Pengertian Belajar Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologi belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu Fudyartanto, 2002.Sedangkan menurut Hilgrad dan Bower Fudyartanto, 2002, belajar to learn memiliki arti: a. to again knowledge, comprehension, or mastery of trough experience or study b. to fix in the mind or memory: memorize; c. to acquire trough experience; d. to become in forme of to find out Menurut definisi tersebut, belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. Dalam hal ini, banyak ahli yang mengemukakan pengertian pelajar. Pertama, Cronbach 1954, menurut Cronbach, “Learning is shown by change in behavior as result of experience”. Belajar yang terbaik adalah melalui pengalaman. Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Spears1955, yang menyatakan bahwa “Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction”. Kedua, Morgan dan kawan-kawan 1986, yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Belajar merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan adanya reaksi terhadap suatu situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi di dalam diri seseorang. Perubahan ini tidak terjadi karena adanya warisan genetic atau respon secara alamiah, kedewasaan, atau keadaan organisme yang bersifat temporer, seperti kelelahan, pengaruh obat-obatan rasa takut, dan sebagainya. Melainkan perubahan dalam pemahaman, perilaku, persepsi, motivasi, atau gabungan dari semuanya Soekamto Winataputra, 1997. Woolfolk 1995 juga menyatakan bahwa “learning accurs when experience causes a relatively permanent change in an individual’s knowledge or behavior”. Disengaja atau tidak, perubahan yang terjadi melalui proses belajar ini bisa saja ke arah yang lebih baik atau malah sebaliknya, kearah yang salah. Sedangkan para ahli pendidikan memandang bahwa belajar adalah proses perubahan manusia kearah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. 2.Ciri-Ciri Belajar Dari beberapa definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar yaitu : a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku change Behavior. Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat mengetahui ada tidak adanya hasil belajar; b. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup; c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial; d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman; e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku. 3. Prinsip-Prinsip Belajar Di dalam tugas melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut Soekamto dan Winataputra, 1997. a. Apa pun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak aktif. b. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. c. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar. d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih berarti. e. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya.

B. Proses Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar