Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik

bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dalam penelitian ini menggunakan observasi non partisipan. 2. Wawancara Terstruktur Wawancara terstruktur dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya yang terkait dengan variabel upah, modal, jumlah unit usaha, jumlah produksi dan penyerapan tenaga kerja yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian.

3.6 Metode Analisis

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi Sugiyono, 2014:147.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut : 1. Uji Normalitas Uji normalitas untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji normalitas dengan metode analisis statistik. Dimana pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan uji Komolgorov Smirnov Z . Pengujian ditetapkan sebagai berikut Ghozali, 2011:160-165 : Jika asyimp. Sig 0,05, maka data residual terdistribusi secara tidak normal. Jika asyimp. Sig 0,05, maka data residual terdistribusi secara normal. 2. Uji Multikolineritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent . Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent . Nilai cut-off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau VIF ≥ 10 Ghozali, 2011:105. 3. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan apakah di dalam model regresi terjadi ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas model regresi yang baik dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2011:139. 3.6.3 Path Analysis Analisis Jalur Path analysis analisis jalur digunakan untuk menguji pengaruh variabel intervening . Path analysis merupakan perluasan analisis regresi berganda atau penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kualitas antar variabel model casual yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Selain itu untuk menganalisis pengaruh langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung terjadi jika satuvariabel mempengaruhi variabel lainnya tanpa ada variabel ketiga yang memediasi intervening hubungan kedua variabel tersebut Ghozali, 2011:249. Dalam analisis model jalur path , harus terlebih dahulu dibuat model jalur untuk menguji ada tidaknya peran mediasi. Model jalur merupakan suatu diagram yang menghubungkan antara variabel bebas, perantara dan tergantung Sarwono, 2007:170. Dalam analisis jalur, pola hubungan ditunjukkan dengan menggunakan anak panah, dimana anak panah tunggal menunjukan hubungan sebab akibat antara variabel exogenous dan endogenus . Untuk mengukur ada tidaknya pengaruh mediasi atau intervening menggunakan perbandingan koefisien jalur. Koefisien jalur sendiri menurut Sarwono 2007:172 adalah koefisien regresi standar yang menunjukan pengaruh langsung suatu variabel bebas dan variabel tergantung dalam suatu model. Koefisien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan regresi yang menunjukan hubungan yang dihipotesiskan Ghozali, 2011:251. Dibawah ini merupakan model jalur yang dibuat berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: Gambar 3.1 Model Path Analysis β β β β β β β Adapun persamaan regresi dari path analysis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Persamaan substruktural pertama : Y = β X + β X + β X + ε Persamaan substruktural kedua : Y = β X + β X + β X + β Y + ε Keterangan : X = Upah X = Modal X = Jumlah Unit Usaha Y = Jumlah Produksi Y = Penyerapan Tenaga Kerja β = Koefisien jalur X ke Y β = Koefisien jalur X ke Y Upah X 1 Modal X 2 Jumlah Usaha X 3 Jumlah Produksi Y 1 Penyerapan Tenaga Kerja Y 2 ε ε β = Koefisien jalur X ke Y β = Koefisien jalur X ke Y β = Koefisien jalur X ke Y β = Koefisien jalur X ke Y β = Koefisien jalur Y ke Y ε = Error struktur pertama ε = Error struktur kedua Interpretasi dari analisis jalur diatas adalah sebagai berikut : Pengaruh dari X upah ke Y penyerapan tenaga kerja Pengaruh langsung = β Pengaruh tidak langsung melalui Y = β x β Total pengaruh koefisien jalur = β + β x β Pengaruh dari X modal ke Y penyerapan tenaga kerja Pengaruh langsung = β Pengaruh tidak langsung melalui Y = β x β Total pengaruh koefisien jalur = β + β x β Pengaruh dari X jumlah unit usaha ke Y ₇e₅yera₇a₅ te₅aga ₂er₁a Pengaruh langsung = β Pengaruh tidak langsung melalui Y = β x β Total pengaruh koefisien jalur = β + β x β Pengaruh dari Y jumlah produksi ke Y penyerapan tenaga kerja Pengaruh langsung = β Dalam penentuan terdapat atau tidaknya efek mediasi atau intervening dalam model, dapat dilihat dari kriteria seperti dibawah ini yaitu: 1. Jika nilai pengaruh langsung direct effect nilai pengaruh tidak langsung indirect effect , maka terdapat hubungan intervening mediasi. 2. Jika nilai pengaruh langsung direct effect nilai pengaruh tidak langsung indirect effect , maka tidak terdapat hubungan intervening mediasi.

3.6.4 Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH FAKTOR JUMLAH UNIT USAHA,INVESTASI DAN NILAI PRODUKSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DI KARISIDENAN BESUKI

0 24 106

Analisis Pengaruh Faktor Jumlah Unit Usaha,Investasi Dan Nilai Produksi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil Di Karisidenan Besuki

0 6 6

PENGARUH INVESTASI DAN JUMLAH UNIT USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI KOTA BATU

2 12 21

PENGARUH UPAH, MODAL, JUMLAH UNIT USAHA, JUMLAH PRODUKSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL TAHU BAKSO DENGAN MENGGUNAKANPATH ANALYSIS

2 24 107

PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA, MODAL, UPAH, DAN LAMA USAHA TERHADAP HASIL PRODUKSI INDUSTRI KERAJINAN KAYU JATI DI KABUPATEN NGAWI

0 2 21

PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA, MODAL, UPAH, DAN LAMA USAHA TERHADAP HASIL PRODUKSI INDUSTRI KERAJINAN KAYU JATI DI KABUPATEN NGAWI

6 30 144

PENGARUH NILAI INVESTASI, JUMLAH UNIT USAHA DAN UPAH MINIMUM TERHADAP PERMINTAAN TENAGA KERJA INDUSTRI Pengaruh Nilai Investasi, Jumlah Unit Usaha Dan Upah Minimum Terhadap Permintaan Tenaga Kerja Industri Kecil Dan Menengah Di Provinsi Jawa Tengah.

0 3 16

PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 14

PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 12

PENDAHULUAN PENGARUH MODAL, NILAI PRODUKSI DAN TINGKAT UPAH TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 4 11