Latar Belakang Uji Aktivitas Antifungi Minyak Atsiri Daun Sirih Variasi Ketinggian Tempat Tumbuh di Bali terhadap Fungi Candida albicans ATCC 10231 Dengan Menggunakan Metode Difusi Disk.

1 \BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kandidiasis merupakan infeksi karena jamur Candida yang terjadi di seluruh dunia dan pada umumnya sering terjadi pada daerah beriklim tropis. Pada prinsipnya kandidiasis terjadi jika mempunyai faktor predisposisi untuk terjadinya pertumbuhan yang berlebihan dari flora normal Candida Tyasrini dkk., 2006. Kandidiasis, biasanya menyerang segala usia baik pria maupun wanita. Di Amerika 75 wanita pada masa reproduksi pernah mengalami vulvavaginistis candidiasis. Antara 40-50 mengalami infeksi berulang dan 5-8 terkena infeksi candida kronis Wilson, 2005. Kandidiasis superfisialis merupakan bentuk infeksi Candida yang paling sering terjadi. Bentuk kandidiasis ini ditandai dengan infeksi yang terjadi terbatas di permukaan kulit atau mukosa. Penelitian menunjukkan bahwa 60 isolat yang diambil dari sumber infeksi adalah Candida albicans Rosalina dan Sianipar, 2006. Daun sirih hijau Piper betle L. merupakan tumbuhan yang telah lama digunakan dalam pengobatan. Daun sirih hijau merupakan salah satu tanaman yang diketahui berkhasiat sebagai antiseptik Sari, 2006. Pada studi fitokimia, daun sirih hijau mengandung berbagai senyawa kimia diantaranya alkaloid, tannin, karbohidrat, asam amino dan steroid. Komponen utama dari daun sirih hijau adalah minyak atsiri, yang pada berbagai negara disebut dengan betle oil. Minyak atsiri dari daun sirih hijau mengandung cadinene carvacrol, allyl 2 2 catechol, chavicol, p-cymene, caryophyllene, chavibetol, cineole, estragol dengan dua komponen utama fenol yang disebut fenol betle chavicol dan chavibetol Dwivedhi and Tripathi, 2014. Penelitian Suppakul et al. 2006 betle oil hasil destilasi daun segar sirih hijau yang berasal dari Bangkok, Thailand memiliki aktivitas sebagai antifungi terhadap Candida albicans TISTR 5779 dengan KHM sebesar 25 µLmL. Komponen utama dari betle oil tersebut adalah chavibetol. Pengobatan kandidiasis memerlukan senyawa yang mampu beraktifitas sebagai antifungi. Minyak atsiri daun sirih hijau memiliki potensi untuk digunakan sebagai agen penanganan kandidiasis. Penentuan potensi minyak atsiri daun sirih hijau sebagai agen penanganan kandidiasis dapat ditentukan melalui mekanisme antifungi. Molekul hidrofobik penyusun minyak atsiri akan menyerang ergosterol pada membran sel jamur sehingga menyebabkan perubahan permeabilitas membran dan kerusakan membran yang akhirnya molekul-molekul sel jamur akan keluar sehingga menyebabkan kematian sel. Molekul minyak atsiri juga dapat mengganggu kerja enzim-enzim yang terikat pada membran sel khamir, sehingga mengganggu pembentukan membaran sel. Dengan kata lain minyak atsiri dapat membunuh dan menghambat pertumbuhan jamur Ridawati dkk, 2011. Pertumbuhan daun sirih hijau dipengaruhi oleh faktor-faktor ekologi yaitu tempat tumbuh, iklim dan jenis tanah. Perbedaan faktor-faktor ekologi tersebut akan mempengaruhi komponen kimia dari minyak atsiri. Kemampuan minyak atsiri sebagai antimikroba sangat dipengaruhi oleh komponen kimia penyusunnya Januwati dan Rosita, 1992; Sentihilkumar, 2009. 3 Penelitian menunjukkan perbedaan tempat tumbuh daun sirih hijau, mempengaruhi komponen utama dari minyak atsiri yang dihasilkan Rimando et al., 1986; Garg and Jain, 1992; Kumar et al., 2007; Prabodh dan William, 2012. Penelitian yang dilakukan oleh Hertianti dan Purwantini 2002, minyak atsiri hasil destilasi ekstrak etanol daun sirih dari beberapa daerah di Yogyakarta diantaranya Kulonprogo, Gunung Kidul dan Kaliurang memiliki hasil rendemen yang berbeda dan memiliki zona hambat terhadap fungi Candida albicans yang berbeda pula. Masing-masing daerah tersebut memiliki ketinggian tempat tumbuh yang berbeda yaitu daerah Kulonprogo dengan ketinggian 92 m dpl, daerah Gunung Kidul dengan ketinggian 258 m dpl dan daerah Kaliurang dengan ketinggian 764 m dpl. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa minyak atsiri dari Kulonprogo memiliki aktivitas yang paling tinggi sebagai anti-kandida, walaupun seperti dikemukakan oleh Purwantini dkk 2001 rendemen minyak atsiri terbesar berturut turut dan yang paling tinggi adalah Kaliurang, Kulonprogo dan Gunung Kidul. Berdasarkan paparan di atas penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan aktivitas antifungi Candida albicans dari minyak atsiri daun sirih hijau P. betle L., dari daerah dengan variasi ketinggian tempat tumbuh yang berbeda di Bali. Variasi ketinggian tempat tumbuh ini menggunakan tiga kategori yaitu: kategori dataran rendah dengan ketinggian 0-200 m dpl, dataran sedang dengan ketinggian 200-1000 m dpl dan pegunungan dengan ketinngian 1000-2000 Sarpian, 2003. Pada penelitian ini digunakan daerah penghasil sirih dari daerah dataran rendah di Bali dengan ketinggian 166 m dpl; daerah dataran sedang di 4 Bali dengan ketinggian 668 m dpl; daerah dataran tinngi di Bali dengan ketinngian 1099 m dpl. Pengujian aktivitas minyak atsiri daun sirih hijau sebagai antifungi terhadap Candida albicans dilakukan dengan metode difusi disk. Metode difusi disk atau merupakan salah satu metode yang sederhana dan dapat dilakukan dengan mudah serta reproduksibel untuk menentukan aktivitas antimikroba dari suatu antimikroba Forbes, et al., 2007. Aktivitas antifungi dari minyak atsiri daun sirih hijau ditentukan berdasarkan diameter zona hambat yang dihasilkan disekitar kertas cakram yang ditentukan berdasarkan tabel kategorik daya hambat oleh Cockerill, et al. 2012. Apabila zona hambat yang dihasilkan pada konsentrasi tertentu lebih atau sama dengan 20 mm, maka aktivitas antifungi dikategorikan susceptible dan daerah penghasil minyak atsiri tersebut layak dijadikan daerah penghasil sirih yang berpotensi sebagai agen penanganan kandidiasis.

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK N-HEKSAN DAUN Jatropha gossypifolia TERHADAP JAMUR Candida albicans DENGAN METODE DIFUSI CAKRAM

3 46 19

UJI ANTIFUNGI FRAKSI ETANOL DAUN Jatropha gossypifolia TERHADAP JAMUR Candida albicans DENGAN METODE DIFUSI CAKRAM

0 29 22

PERBEDAAN EFEK ANTIFUNGI MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH HIJAU, MINYAK ATSIRI DAUN SIRIH MERAH DAN RESIK V SABUN SIRIH TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans SECARA IN VITRO

0 7 55

UJI DAYA ANTIFUNGI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav) TERHADAP Uji Daya Antifungi Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav) Terhadap Candida Albicans ATCC 10231 Secara In Vitro.

0 0 15

DAFTAR PUSTAKA Uji Daya Antifungi Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav) Terhadap Candida Albicans ATCC 10231 Secara In Vitro.

0 2 4

UJI DAYA ANTIFUNGI MINYAK ATSIRI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) Uji Daya Antifungi Minyak Atsiri Bawang Merah (Allium ascalonicum) Terhadap Candida albicans ATCC 10231 Secara In Vitro.

0 1 16

DAFTAR PUSTAKA Uji Daya Antifungi Minyak Atsiri Bawang Merah (Allium ascalonicum) Terhadap Candida albicans ATCC 10231 Secara In Vitro.

0 2 5

UJI DAYA ANTIFUNGI MINYAK ATSIRI BAWANG MERAH Uji Daya Antifungi Minyak Atsiri Bawang Merah (Allium ascalonicum) Terhadap Candida albicans ATCC 10231 Secara In Vitro.

0 4 18

Skrining Golongan senyawa Bioaktif Dalam Minyak Atsiri Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Dengan variasi Ketinggian Tempat Tumbuh di Bali terhadap Candida albicans ATCC 10231 Menggunakan Metode KLT-Bioautografi.

1 4 35

Uji Aktivitas Antifungi Fraksi Etanol Hasil Maserasi Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Dari Beberapa Daerah Zona Iklim Panas (0-700 MDPL) di Bali terhadap Fungi Candida albicans ATCC 10231 Dengan Menggunakan Metode Difusi Disk.

0 0 32