65
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil analisis kajian naratologi terhadap roman Reckless – Steinernes
Fleisch karya Cornelia Funke meliputi hal-hal sebagai berikut. 1.
Roman Reckless – Steinernes Fleisch beralur maju. Analepsis yang banyak ditemui di dalam roman ini hanya merupakan strategi penceritaan yang
bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas antar peristiwa yang terjadi. Selain menjelaskan hubungan kaualitas, analepsis juga digunakan
sebagai suspense yang membuat pembaca tertarik membaca roman ini hingga akhir.
2. Reckless – Steinernes Fleisch diceritakan dengan fokalisasi internal, yaitu
pemandang berada di dalam cerita atau pemandang merupakan salah satu tokoh dalam cerita. Fokalisasi internal Reckless
– Steinernes Fleisch bersifat variabel karena tidak konsisten pada satu tokoh, melainkan terdapat
pergantian tokoh sebagai pemandang. Pergantian tokoh sebagai pemandang ini bertujuan untuk menuturkan cerita secara utuh atau memberikan sarana
kesatuan internal cerita. Pergantian pemandang dalam roman ini juga sering kali bertujuan untuk mengenalkan serta menggambarkan fisik maupun watak
tokoh secara mendetail. 3.
Penceritaan dalam roman ini bersifat heterodiegetik karena kehadiran narator tidak terlihat atau tidak hadir sebagai tokoh. Narator yang posisinya berada di
luar penceritaan tersebut mengacu pada author narrator atau pengarang
sebagai narator. Kelima fungsi narator menurut Genette dapat ditemukan dalam roman ini. Fungsi narator yang sudah pasti ditemukan dalam roman
Reckless – Steinernes Fleisch adalah narrative function, yaitu narator
berperan sebagai sosok yang mengisahkan cerita dari awal hingga akhir. Fungsi narator kedua adalah directing function yang ditandai dengan
penggunaan fokalisasi internal variabel, sehingga cerita dapat tersampaikan secara utuh. Banyaknya analepsis dalam roman ini juga merupakan strategi
narator untuk memperlihatkan hubungan kausalitas dengan tujuan cerita yang seutuhnya dapat tersampaikan kepada pembaca. Fungsi narator ketiga adalah
communicating function yang bertujuan untuk membangun situasi komunikatif antar narator dan pembaca. Dalam roman ini sering kali
ditemukan kalimat tanya yang ditujukan kepada pembaca. Narator seolah ingin mengajak pembaca berdiskusi mengenai cerita yang tengah
disampaikan. Fungsi narator keempat yaitu testimonial function, yaitu saat narator mengekspresikan emosinya dalam cerita. Dalam roman ini narator
sering kali menumpahkan emosi atau perasaannya dengan cara memilih kata- kata yang juga dapat membangkitkan emosi pembaca. Fungsi terakhir adalah
ideological function. Dalam roman ini narator beberapa kali menyampaikan pesan moral atau sesuatu yang bisa dijadikan pelajaran. Salah satu contohnya
adalah saat narator mengingatkan pembaca betapa berharganya keluarga, terutama ibu.
B. Implikasi