dengan subjek yang diteliti maupun observasi, satu keharusan bagi peneliti untuk melakukan catatan yang lebih komprehensif dalam melakukan pengamatan ini
peneliti sendiri yang melakukannya untuk mengamati pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana untuk meningkatkan mutu pendidikan santri Pesantren
Modern Az-Zahrah Bireuen. Hal-hal yang diperhatikan peneliti saat melakukan pengamatan,
diantaranya ruang dan waktu, pelaku, kegiatan, benda-benda atau alat-alat, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. Pengamatan akan peneliti lakukan di tempat-
tempat tertentu seperti asrama, bangsalkamar santri, kantor kepala
madrasahasrama, ruang belajar, kantin, kantor tata usaha, ruang kerja, perpustakaan, ruang makan dan tempat-tempat yang dipandang dapat
menghasilkan data-data yang dapat melengkapi laporan penelitian ini. Data selama observasi dibuat dalam bentuk catatan lapangan. Catatan
lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka mengumpulkan data, serta refleksi terhadap data.
Catatan lapangan dibuat dalam dua bentuk, yaitu catatan lapangan deskriptif dan catatan lapangan reflektif. Catatan deskriptif merupakan catatan konkrit apa
adanya seperti yang ada di lapangan. Sedangkan catatan lapangan reflektif merupakan kerangka berpikir, ide dan komentar peneliti yang berdasarkan pada
catatan lapangan deskriptif, untuk dipergunakan sebagai pedoman aktivitas peneliti pada hari berikutnya.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Selain itu juga wawancara atau interview juga berarti tanya jawab
lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.
74
Maksud mengadakan wawancara, seperti ditegaskan oleh Lincoln dan Guba 1985: 266, antara lain:
mengkontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi,
74
Husaimi Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial Jakarta: Bumi Aksara, 2006, h. 57-58.
tuntutan, kepeduliaan dan lain-lain kebulatan; merekonstruksi kebulatan- kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu, memproyeksikan kebulatan-
kebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memvervifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang
lain.
75
Wawancara ini dilakukan terhadap nara sumber informasi dan data dengan tujuan untuk mendapatkan informasi dan pengalihan informasi yang berkaitan
dengan penelitian. Peneliti tentunya mencoba berpartisipasi dan melibatkan serta berusaha mendekatkan dengan para aktor atau keterlibatan yang agak lebih aktif.
Hal ini dilakukan dengan kata lain untuk mengenal situasi sosial di Pesantren Modern Az-Zahrah Bireuen. Wawancara terhadap para informan sebagai nara
sumber data dan informasi dilakukan dengan tujuan penggalian informasi tentang fokus penelitian. Dengan kata lain, wawancara dilakukan untuk menginstruksikan
mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain.
Wawancara mendalam dapat berfungsi sebagai strategi utama dalam pengumpulan data dan dapat juga sebagai penunjang teknik lain dalam
pengumpulan data. Wawancara dilakukan dengan pedoman wawancara yang dibuat berdasarkan kisi-kisi pengumpulan data. Pedoman yang disusun sangat
diperlukan dalam proses berjalannya wawancara sehingga wawancara tetap berada dalam konteks fokus permasalahan, akan tetapi tidak menutup
kemungkinan pertanyaan akan mengikuti luas sempitnya jawaban informan. Teknik ini memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk mempertanyakan
secara langsung kepada responden. Untuk merekam data wawancara ini selain dicatat secara manual juga akan direkam dengan tape recorder.
3. Dokumentasi