Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

commit to user 58 d. Conveyor , untuk mengangkut hasil produksi dari ruang filler untuk selanjutnya ke proses packing . e. Truk, untuk mengangkut hasil produksi yang akan didistribusikan ke konsumen.

G. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

PT. Tirta Investama Klaten memiliki komitmen bahwa setiap orang yang bekerja atau berkunjung ke perusahaan aman dari risiko kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Tirta Investama Klaten menggunakan sistem WISE yang diadopsi dari Dupont. WISE sendiri merupakan sistem yang dijalankan oleh DANONE Group dan digunakan sejak tahun 2008. 1. Prinsip Dasar WISE di PT. Tirta Investama a. Zero accident s bisa dicapai, seluruh kecelakaan bisa dicegah, b. Perubahan perilaku sangat penting, karena 96 penyebab kecelakaan adalah perilaku tidak aman, c. Keterlibatan aktif dan kerjasama dari setiap orang merupakan faktor utama untuk membangun budaya safety, d . Pihak manajemen adalah tanggung jawab atas keselamatan kerja, e. Keselamatan kerja yang baik juga berarti kinerja yang baik. 2. Terdapat 12 elemen WISE a. Elemen 1: Komitmen Manajemen yang Kuat commit to user 59 Pihak manajemen di PT. Tirta Investama Klaten berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan keselamatan kerja dan juga manajemen berkomitmen bahwa safety sama pentingnya dengan biaya, produktivitas, kualitas dan tingkat pelayanan. Komitmen manajemen untuk menjaga dan meningkatkan safety tercantum dalam kebijakan safety . b . Elemen 2: Kebijakan Safety Kebijakan safety di PT. Tirta Investama Klaten: 1 Nilai-nilai a Menghargai nilai manusia, b Semua orang berhak selamat, c Safety sama pentingnya dengan produksi dan quality. 2 Harapan kita a Semua orang bertanggung jawab terhadap safety , b Kecelakaan dapat dicegah, c Nol kecelakaan zero accident . 3 Komitmen kita a Semua orang terlibat dalam safety , b Semua risiko diidentifikasi, ditindaklanjuti dan dikomunikasikan, c Semua kecelakaan diinvestigasi dan dikomunikasikan. Kebijakan safety telah dikomunikasikan ke seluruh pekerja dan seluruh tamupendatang baru di PT. Tirta Investama Klaten. Kebijakan safety di komunikasikan melalui safety induction , safety meeting , dan juga kebijakan safety dipasang di tempat-tempat strategis seperti: di commit to user 60 seluruh area produksi, di kantor, di ruang tunggu, di pos satpam, dan lain-lain. c. Elemen 3: Standar kinerja yang Tinggi PT. Tirta Investama Klaten menetapkan standar kinerja yang tinggi untuk menjaga dan meningkatkan keselamatan kerja serta produktifitas yang baik. Standar kerja diatur oleh proses formal maupun informal. Proses formal aturan dan prosedur harus tertulis, masuk akal, diketahui, diikuti dan diterapkan. Standar harus dipatuhi, dan bila perlu, harus dimasukkan sebagai persyaratan kerja. Proses informal superti atasan memberikan contoh kepada pekerja mengenai cara kerja yang benar. d. Elemen 4: Target dan Rencana K3 yang Menantang PT. Tirta Investama Klaten telah menetapkan target dan rencana K3 yang menantang untuk menciptakan keselamatan kerja di lingkungan PT. Tirta Investama Klaten. Target yang terukur kuantitatif harus ditetapkan untuk menurunkan angka statistik kecelakaan di perusahaan dan tempat kerja seperti: jumlah kecelakaan kerja, jumlah hari tanpa kecelakaan kerja, jumlah insiden, dan jumlah nyaris celaka. Target yang terukur kuantitatif ditetapkan sebagai kegiatan K3 yang proaktif, untuk melakukan sejumlah pengamatan kerja, pelatihan K3, audit perilaku K3, menghadiri maupun memimpin komite K3, dan lain-lain. e. Elemen 5: Personil K3 yang Mendukung Adanya personil K3 adalah untuk: commit to user 61 1 Memfasilitasi usaha K3 secara keseluruhan. Personil K3 ini adalah sekretaris komite kebijakan K3, ikut serta dalam berbagai sub- kelompok, secara rutin mengaudit praktek kerja di lapangan dan menganalisa hasil kinerja. 2 Memberikan masukan kepada manajemen dalam hal K3 dan menerjemahkan peraturan legal dan perusahaan. 3 Berkonsultasi dengan manajemen lini, meningkatkan kesadaran akan semua aspek K3 dan mempertahankan komitmen manajemen. f. Elemen 6: Safety sebagai Tanggung Jawab Manajemen Lini Manajemen lini terdiri dari leadership team kepala pabrik dan kepala bagian, middle management supervisor , first line management team leader . Manajemen lini bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas keselamatan dari karyawan yang berada di dalam timnya. Semua manajemen lini bertanggung jawab atas keselamatan dirinya sendiri dan keselamatan orang yang melapor langsung kepadanya dan juga bertanggung gugat atas keselamatan orang yang langsung berada di bawahnya. K3 adalah bagian dari kinerja manajerial mereka. g. Elemen 7: Organisasi Safety yang Terpadu Di PT. Tirta Investama Klaten dibentuk organisasi K3 yaitu safety committee yang berperan untuk mengurusi masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Safety committee terbagi atas: commit to user 62 1 Plant safety committe , dipimpin oleh kepala pabrik beranggotakan kepala bagian struktur Plant Safety Committee terdapat pada lampiran 9. 2 Departemental safety committee, dipimpin oleh kepala bagian beranggotakan supervisor area. 3 Area safety committe , dipimpin oleh supervisor area beranggotakan team leader 3 shift . 4 First line supervisor safety committee , dipimpin oleh team leader yang beranggotakan pekerja pelaksana shopfloor . h. Elemen 8: Peningkatan Motivasi PT. Tirta Investama Klaten menerapkan upaya-upaya untuk memotivasi karyawan untuk ikut berkontribusi terhadap peningkatan safety . Upaya-upaya tersebut seperti: Disiplin patrol, safety recognition and reward , lomba K3, safety celebration . i. Elemen 9: Komunikasi yang Efektif Sistim formal untuk mengkomunikasikan K3: 1 Memperkuat prinsip bahwa K3 adalah tanggung jawab manajemen lini dengan memasukkan pengkajian kinerja K3 dalam rapat karyawan dan bisnis. 2 Di samping pelaporan insiden dan kecelakaan kerja, juga dibicarakan isu-isu K3 dan hal-hal yang membutuhkan perhatian khusus. 3 Rapat karyawan departemen bulanan, yang membicarakan kinerja K3 departemen, bahaya dan resiko dan program K3 yang baru. commit to user 63 4 Sistem yang resmi untuk mendistribusikan data statistik kinerja K3 ke semua departemen, dengan statistik kumulatif untuk manajemen senior dan eksekutif. 5 Selain jumlah kecelakaan absolut, statistik harus dibandingkan dengan jumlah jam kerja karyawan atau produksi. 6 Statistik membandingkan antara pencapaian kinerja K3 terhadap target, memperlihatkan trend dan faktor-faktor pembanding utama. Komunikasi harian informal: 1 Manajer lini depan menggunakan kontak harian mereka dengan karyawannya untuk membicarakan K3. 2 Manajer senior membicarakan trend dan isu K3 dengan anggota staf setiap hari. Komunikasi networking 1 Diskusi topik K3 oleh kelompok ahli. 2 Ada jalur buat validasi dan implementasi ide dan kesempatan. 3 Sampling dan survey rutin atas manajemen dan anggota karyawan untuk memastikan kesamaan pengertian akan kebijakan K3 perusahaan. j. Elemen 10: Training Pelatihan safety yang berkelanjutan merupakan hal yang penting bagi semua karyawan. Perhatian khusus perlu diberikan kepada karyawan baru, karyawan pindahan dari tempat lain atau lokasi lain, pengawas, karyawan dengan masa kerja panjang, kontraktor dan apabila kedatangan commit to user 64 mesin baru. PT. Tirta Investama Klaten mempunyai berbagai macam jenis training . Setiap tahun dibuat action plan training yang terdiri dari nomor, nama peserta dan durasi. Pembuatannya dilakukan pada waktu akhir tahun untuk diajukan ke training tahun berikutnya. Adapun jenis training tersebut antara lain: 1 Training Mandatory Training ini wajib diikuti seluruh kayawan ISO 9001 tentang manajemen mutu, 14000 tentang sistem manajemen lingkungan, 22000 tentang food safety , P3K Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Training untuk K3 biasanya dibuat matrix. 2 Total Productif Maintenance TPM Training ini memberikan pelatihan tentang perubahan sikap yang tentunya berhubungan dengan produktivitas mesin. Training TPM ini terdiri dari beberapa jenis yaitu: a World Class Manufacturing WCM Pelatihan yang memberikan seperti apakah gambaran perusahaan kelas dunia itu. Bukan hanya dikenal di Indonesia saja tetapi juga di seluruh dunia. Hal ini dapat menjadi salah satu latar belakang karena AQUA sendiri merupakan perusahaan air minum dalam kemasan nomor satu di dunia. b Visual Perfomance Measure VPM Bertujuan untuk mengukur produktivitas setiap shift secara harian, mingguan dan bulanan. commit to user 65 c Team Work Pelatihan yang dapat membangun kerja sama antar tim. d Training 5R Ringkas, Resik, Rapi, Rawat, Rajin Memberikan pelatihan tentang aspek 5 R di setiap area kerja sehingga area kerja menjadi nyaman. e Focus Improvement Pelatihan ini tertuju pada pemborosan yang mungkin dilakukan. f Autonomos Maintenance AM Merupakan pelatihan terhadap bagaimana perawatan mesinnya. Di sini yang paling banyak berperan adalah orang teknik. g Quality Pelatihan guna meningkatkan kualitas karyawan dalam bekerja. 3 Skill , termasuk training eksternal Training ini diperlukan komunikasi ke setiap bagian tentang training apa yang nantinya akan diberikan. Training ini meliputi: advance ekslutical dan leadership. Setiap orang yang mengikuti training ini mempunyai waktu pencapaian. Pencapaiannya yaitu mengikuti training minimal 30 jamkaryawantahun. Cara mengetahuinya dengan rekap presensi oleh bagian human resource. commit to user 66 k. Elemen 11: Investigasi Kecelakaan Apabila terjadi kecelakaan, perusahaan akan melakukan investigasi kecelakaan. Terdapat form investigasi kecelakaan lampiran 10. Investigasi dilakukan paling lama 1 X 24 jam setelah terjadinya kecelakaan. Pelaksanaan Investigasi kecelakaan oleh bagian SHE. Proses investigasi insiden tersebut meliputi: 1 Melakukan respon dan membuat laporan awal preliminary report , 2 Membentuk tim investigasi, 3 Menentukan fakta-fakta, 4 Menentukan faktor kunci, berupa fakta kondisi yang turut berkontribusi atau yang mungkin secara logika yang menyebabkan insiden bisa terjadi, meskipun hubungan dengan insiden tidak bisa ditemukan, 5 Menentukan faktor atau sistem mana yang perlu diperbaiki, 6 Menentukan rekomendasi tindakan korektif dan preventif, 7 Pendokumentasian dan pengkomunikasian temuan dari investigasi, 8 Follow up. PT. Tirta Investama Klaten menggunakan konsep Why Tree dalam investigasi insiden. Konsep ini dipakai untuk mengidentifikasi akar penyebab dari suatu kecelakaan. Why Tree bukan hanya untuk menyelesaikan penyebab langsung yang terjadi saat itu, tetapi juga kontributor penyebab yang lain. l . Elemen 12: Audit dan evaluasi ulang yang efektif commit to user 67 Audit dan evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dalam menjaga dan memperbaiki kinerja safety . Selain itu merupakan petunjuk yang jelas akan komitmen manajemen. Proses audit yang lengkap mencakup diskusi safety , audit sistem dan inspeksi alat dan fasilitas. PT. Tirta Investama menerapkannya dalam bentuk Safety Leading Indicator. Aktifitasnya meliputi: 1 Audit Behaviour PT. Tirta Investama Klaten melakukan audit behavior behavior safety audit . Pelaksanaan behavior safety audit yaitu dengan mengamati pekerja apakah sudah melakukan pekerjaan secara aman dan benar. Selain itu ada diskusi dua arah antara pekerja dengan auditor. Auditor melihat semua hal yang positif dan negatif yang dilakukan oleh pekerja. 2 Inspeksi Safety Dilakukan satu kali per dua minggu per line management. Fokus dari inspeksi safety ini adalah pada barang, alat mesin serta bangunan. Inspeksi ini hanya melihat yang negatif, misalnya menemukan keadaan tidak baik pada mesin atau alat kerja. Selain itu ada inspeksi safety bulanan yang setiap bulan sudah ada tema tersendiri, misalnya: a Bulan Januari, Mei dan September: instalasi listrik b Bulan Februari, Juni, Oktober: perkakas atau alat kerja yang aman c Bulan Maret, Juli, November: Housekeeping dan safety sign commit to user 68 d April, Agustus, Desember: pemakaian dan penyimpanan bahan kimia. 3 Safety Meeting Safety meeting dilaksanakan per departemen, area, dan team . Waktu pelaksanaan safety meeting sesuai jadwal masing-masing departemen, area, dan team . Safety meeting membahas hal-hal K3 yang berhubungan dengan pekerjaan. Hasil audit Behaviour dan inspeksi harus didokumentasikan dan ditindak lanjuti untuk perbaikan. Laporannya akan diterima oleh pihak K3 atau SHE untuk dilihat total pencapaiannya. 3. Basic Safety Rules Basic Safety Rules merupakan salah satu peraturan keselamatan bagi setiap orang yang berada di lingkungan PT. Tirta Investama Klaten. Basic Safety Rules meliputi kewajiban dan larangan yang harus dilakukan Peraturan-peraturan mengenai Kewajiban yang harus dilakukan: a. Memakai sepatu, berpakaian rapi, dan sopan selama di area pabrik, b. Memakai rompi keselamatan pada saat di area bongkar muat, c. Mengikuti jalur pejalan kaki, bagi pejalan kaki, d. Berpeganglah selalu pada handrail saat menaikimenuruni anak tangga, e. Kecepatan kendaraan di area pabrik maksimal 10 km jam, f. Menerapkan prosedur penguncianLOTO saat perawatan dan perbaikan mesin, atau pekerjaan yang berhubungan dengan energi, commit to user 69 g. Memiliki ijin kerja saat bekerja di ketinggian, bekerja dengan listrik tegangan tinggi, bekerja di area terbatas, dan pekerjaan panas, h. Mematuhi rambu-rambu peringatan dan memakai alat pelindung diri yang diisyaratkan, i. Segera melapor ke penanggung jawab area bila menemukan kondisi tidak aman atau bila terjadi insiden. Peraturan mengenai larangan-larangan yang ada di PT. Tirta Investama Klaten: a. Merokok kecuali di kantin atau di tempat parkir sopir, b. Dilarang mengendarai kendaraan atau forklift tanpa kualifikasi, c. Dilarang membawa tas, jaket dan atau benda atau barang yang tidak berhubungan dengan pekerjaan kecuali diijinkan oleh petugas yang berwenang. d. Membawa senjata tajam, mabuk atau membawa minuman yang memabukkan, dan mengambil gambarfoto tanpa seijin kepala pabrik.

H. Lingkungan