Novalia Wiandri R.0009071

(1)

commit to user LAPORAN MAGANG

IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

SERTA LINGKUNGAN DI P.T. TIRTA INVESTAMA

KLATEN JAWA TENGAH

Novalia Wiandri R.0009071

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta 2012


(2)

commit to user

ii

PENGESAHAN MAGANG

Magang dengan judul : Implementasi Hiperkes dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan di PT. Tirta Investama Klaten Jawa Tengah

Novalia Wiandri, NIM : R.0009071, Tahun : 2012

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Tim Penguji Magang Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Pada Hari………. Tanggal…………..………….

Pembimbing I

Sumardiyono, SKM, M.Kes.

NIP. 19650706 198803 1 002 ...

Pembimbing II

Drs. Hardjono, M.Si.

NIP. 19590119 198903 1 002 ...

Penguji

Lusi Ismayenti, S.T., M.Kes.

NIP. 19720322 200812 2 001 ...

Surakarta, ...

Ketua Prodi

Tim Magang D.III Hiperkes & KK

Cr. Siti Utari, Dra., M.Kes. Sumardiyono, SKM, M.Kes NIP. 19540505 198503 2 001 NIP. 19650706 198803 1 002


(3)

commit to user

iii

PENGESAHAN PERUSAHAAN

LAPORAN MAGANG

IMPLEMENTASI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

SERTA LINGKUNGAN DI PT. TIRTA INVESTAMA

KLATEN JAWA TENGAH

Disusun oleh:

Novalia Wiandri R.0009071

Laporan ini telah disetujui dan disahkan oleh: PT. TIRTA INVESTAMA KLATEN

2012 Menyetujui,

Safety Health and Environment Coordinator


(4)

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat, karunia, kesehatan, kekuatan, kemudahan dalam pelaksanaan Magang dan penyusunan laporan magang di P.T. Tirta Investama sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan baik.

Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan kelulusan studi di Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam pelaksanaan magang dan penyusunan laporan ini penulis telah dibantu dan dibimbing oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.,PD-KR-FINASIM., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang memberi telah persetujuan pelaksanaan magang.

2. Bapak Sumardiyono, SKM, M.Kes., selaku Ketua Program D. III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret serta selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.

3. Bapak Drs. Hardjono, M.Si., selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan laporan ini.

4. Ibu Lusi Ismayenti, ST, M.Kes., selaku penguji yang telah bersedia menguji serta memberikan saran yang membangun bagi penulis.

5. Bapak Budi Hartono, selaku Kepala Pabrik P.T. Tirta Investama Klaten yang telah memberikan ijin dan dukungan selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.

6. Bapak Jatmiko Hadi selaku pembimbing lapangan yang telah memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis selama pelaksanaan magang.

7. Ibu dan kakakku yang selalu memberikan dukungan materiil serta do’a kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan magang dengan lancar. 8. Sahabat-sahabatku Ritma, Anis, Tina, Anin, Binar, Stevina, Junita, Adi,

Yudha, Amin, Silvia yang selalu memberikan motivasi dan bantuan kepada penulis.

9. Teman Dekatku Mas Koko Catur Saputra yang telah memberikan kasih sayang dan motivasi kepada penulis.

10. Bapak Syamsul, Bapak Suhanto, Bapak Topan, Bapak Golong, Bapak Andi, Bapak Nurdin, Ibu Yanti, Mbak Pauline, Mas Rahmat, Mas ujang, Ibu Nining, Ibu Endah, dan seluruh karyawan P.T. Tirta Investama Klaten atas bantuan dan kerjasamanya selama pelaksanaan magang.

11. Teman-temanku mahasiswa D. III Hiperkes dan Keselamatan Kerja angkatan 2009 terima kasih atas kerjasama dan kebersamaannya selama ini.

12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.


(5)

commit to user

v

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis. Melalui laporan ini penulis berharap dapat memperluas pengetahuan tarutama pengetahuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja.

Wassalamu ‘alaikum warohmatullahi wabarokatuh

Surakarta, Juni 2012 Penulis,


(6)

commit to user

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II METODE PENGAMBILAN DATA ... 6

A. Persiapan ... 6

B. Lokasi ... 6

C. Pelaksanaan ... 6

BAB III HASIL MAGANG ... 7

A. Gambaran Umum Perusahaan ... 7

B. Proses Produksi ... 9

C. Higiene Perusahaan ... 19

D. Kesehatan Kerja ... 30

E. Keselamatan Kerja ... 38

F. Ergonomi ... 54

G. Manajemen K3 ... 58

H. Lingkungan ... 69

BAB IV PEMBAHASAN ... 73

A. Higiene Perusahaan ... 73

B. Kesehatan Kerja ... 83

C. Keselamatan Kerja ... 90

D. Ergonomi ... 100

E. Manajemen K3 ... 104

F. Lingkungan ... 105

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 109

A. Simpulan ... 109

B. Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 112 LAMPIRAN


(7)

commit to user

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Identifikasi Faktor bahaya ... 19

Tabel 2. Hasil Pengukuran Kebisingan ... 23

Tabel 3. Hasil Pengukuran Getaran Whole Body ... 24

Tabel 4. Hasil Pengukuran Tekanan Panas ... 25

Tabel 5. Hasil Pengukuran Penerangan ... 25

Tabel 6. Hasil Pengukuran Tingkat Kebauan ... 27

Tabel 7. Hasil Pengukuran Kadar Ozon ... 27

Tabel 8. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien Depan Kantor Kepala Desa Wangen ... 28

Tabel 9. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien Desa Beku RT 02 RW 03 Wangen ... 28

Tabel 10. Identifikasi Potensi Bahaya ... 47

Tabel 11. Spesifikasi Alat Pelindung Diri ... 53

Tabel 12. Nilai Ambang Batas Getaran Berdasarkan Permenakertrans RI No: PER. 13/MEN/X/2011 ... 75

Tabel 13. Nilai Ambang Batas Tekanan Panas Berdasarkan Kepmenaker No: PER. 13/MEN/X/2011 ... 76

Tabel 14. Standar Intensitas Penerangan Berdasarkan Peraturan Menteri Perburuhan No 7 tahun 1964 ... 78


(8)

commit to user

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Magang Lampiran 2. Sertifikat ISO 9001 tahun 2009 Lampiran 3. Sertifikat ISO 14001 tahun 2009 Lampiran 4. Sertifikat ISO 22000 tahun 2011 Lampiran 5. Data Kelengkapan LOTO.

Lampiran 6. Standar dan Aturan Area Laboratorium Lampiran 7. Data Kondisi APAR

Lampiran 8. Data Kondisi Hidrant

Lampiran 9. Struktur PlantSafety Committe Lampiran 10. Form Investigasi Kecelakaan Lampiran 11. Bagan SafetyOrganitation


(9)

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, terutama pada era industrialisasi yang ditandai dengan adanya proses mekanisme, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi globalisasi. Dalam keadaan demikian penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya yang akan terus meningkat sesuai kebutuhan industrialisasi. Hal tersebut disamping memberikan kemudahan bagi suatu proses produksi, tentunya efek samping yag tidak dapat dielakkan adalah bertambahnya jumlah dan ragam sumber bahaya bagi pengguna teknologi itu sendiri. Disamping itu, faktor lingkungan kerja yang tidak memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja (K3), proses kerja tidak aman, dan sistem kerja yang semakin komplek dan modern dapat menjadi ancaman tersendiri bagi keselamatan dan kesehatan kerja (Tarwaka, 2008).

Kondisi perburuhan yang buruk dan angka kecelakaan yang tinggi telah mendorong berbagai kalangan untuk berupaya meningkatkan perlindungan bagi tenaga kerja. Salah satu diantaranya adalah perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. Manusia bukan sekedar alat produksi tetapi merupakan aset perusahaan yang sangat berharga sehingga harus dilindungi keselamatannya.


(10)

commit to user

Sebagai akibatnya, perhatian terhadap keselamatan dan kesehatan kerja mulai meningkat dan ditangani sebagai bagian penting dalam proses produksi (Ramli, 2009).

Menurut Tarwaka (2008) agar masalah K3 dapat dilaksanakan dengan baik diperlukan pembinaan dan pengawasan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Oleh karena itu K3 yang merupakan salah satu bagian dari upaya perlindungan karyawan perlu ditingkatkan pada setiap tingkatan proses kerja. Hal tersebut dimaksudkan untuk pemenuhan terhadap tercapainya tujuan penerapan K3 di tempat kerja seperti yang diamanatkan oleh Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, yaitu:

1) Setiap tenaga karyawan dan setiap orang lain yang berada di tempat kerja harus selalu mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan kesehatannya. 2) Setiap sumber produksi dapat dipakai dan dipergunakan secara aman dan

efisien.

3) Setiap proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.

Tujuan tersebut di atas baru dapat dicapai antara lain bila kecelakaan termasuk kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan dikendalikan sampai batas yang tidak membahayakan. Oleh karena itu setiap usaha K3 tidak lain adalah pencegahan dan penanggulangan kecelakaan di tempat kerja. Dengan adanya pengetahuan tentang K3 diharapkan dapat mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Yang mana hal tersebut akan dapat mengakibatkan penurunan produktivitas kerja, kerugian berupa cacat atau cidera yang bersifat sementara


(11)

commit to user

maupun permanen atau bahkan terjadi kematian serta kerusakan properti dan lingkungan (Tarwaka, 2008)

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal terpenting dalam upaya melindungi tenaga kerja dari faktor bahaya dan potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja. Faktor sumber daya manusia merupakan aset utama yang menentukan keberhasilan proses produksi, sehingga perlu diberikan perlindungan kerja yang sebaik-baiknya agar dapat menunjukkan penampilan kerja yang baik yang akan tercermin dalam tingkat produktivitas kerja yang tinggi (Suma’mur, 2009).

PT. Tirta Investama Klaten merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang berada di Indonesia. PT. Tirta Investama Klaten menggunakan mesin-mesin produksi yang didatangkan dari luar negeri, peralatan, dan bahan-bahan kimia dalam proses produksinya. Hal itu dapat menimbulkan faktor dan potensi bahaya. Maka PT. Tirta Investama Klaten menerapkan Keselamatan dan Kesehatan kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis melakukan observasi dan menyusun laporan magang tentang implementasi hiperkes dan keselamatan kerja serta lingkungan di PT. Tirta Investama Klaten.

B. Tujuan Magang

Tujuan kegiatan magang ini untuk mengetahui: 1. Gambaran umum PT. Tirta Investama Klaten.


(12)

commit to user 2. Proses produksi di PT. Tirta Investama Klaten.

3. Implementasi higiene perusahan di PT. Tirta Investama Klaten. 4. Implementasi kesehatan kerja di PT. Tirta Investama Klaten. 5. Implementasi keselamatan kerja di PT. Tirta Investama Klaten. 6. Implementasi ergonomi di PT. Tirta Investama Klaten.

7. Implementasi sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Tirta Investama Klaten.

8. Pengolahan Lingkungan di PT. Tirta Investama Klaten.

C. Manfaat Magang

Magang ini bermanfaat bagi: 1. Perusahaan

Mendapatkan masukan-masukan yang bermanfaat bagi perusahaan tentang penerapan higiene perusahaan, keselamatan dan kesehatan kerja, ergonomi, SMK3 serta lingkungan hidup.

2. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

a. Dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas mahasiswa Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja dalam penerapan ilmu K3 di dunia kerja.

b. Dapat menambah referensi bagi Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja mengenai pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).


(13)

commit to user

c. Menjalin kerjasama yang baik antara Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja dengan instansi swasta atau pemerintah.

3. Penulis

a. Menambah pengetahuan penulis tentang penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Tirta Investama Klaten.

b. Menambah pengetahuan penulis tentang faktor bahaya dan potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja perusahaan.

c. Dapat memperoleh pengalaman kerja dibidang keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan.


(14)

commit to user

6

BAB II

METODE PENGAMBILAN DATA

A. Persiapan

Untuk pengambilan data, persiapan yang dilakukan antara lain:

1. Membuat dan mengajukan permohonan ijin praktek kerja lapangan di PT. Tirta Investama Klaten.

2. Pengumpulan materi yang akan digunakan untuk menunjang aktivitas praktek kerja lapangan atau magang di PT. Tirta Investama Klaten.

3. Melakukan konsultasi dengan pembimbing lapangan mengenai jadwal kegiatan selama praktek kerja lapangan di PT. Tirta Investama Klaten. 4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan atau check list.

B. Lokasi

Pengambilan data dilaksanakan di PT. Tirta Investama Klaten yang berlokasi di Desa Wangen, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah.

C. Pelaksanaan

Magang di PT. Tirta Investama Klaten dilaksanakan mulai tanggal 1 Maret 2012 sampai 30 April 2012 dengan waktu antara pukul 08.00-15.00 setiap hari senin sampai jumat, untuk hari sabtu antara pukul 08:00-12:00.


(15)

commit to user

7

BAB III

HASIL MAGANG

A. Gambaran Umum Perusahaan

AQUA dirintis oleh almarhum Bapak Tirto Utomo, SH (1930-1994). Beliau adalah penggagas munculnya industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Indonesia melalui PT. Golden Mississipi pada tanggal 23 Februari 1973.

Pada bulan Agustus 1973, berdiri pabrik pertama di kawasan Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat. Percobaan dilakukan pada bulan Agustus 1974 dan produksi komersial dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1974 dengan kapasitas 6 juta liter per tahun. Produk pertama adalah AQUA botol 950 ml yang kemudian disusul dengan kemasan AQUA 5 Gallon yang pada saat itu masih terbuat dari kaca. Pada tahun 1981, AQUA memutuskan untuk mengganti bahan baku yang semula dari sumur bor ke mata air pegunungan yang mengalir sendiri (selfflowingspring). Pada tahun 1981 AQUA memproduksi air minum dalam kemasan baru yaitu 1500 ml, 500 ml, dan 220 ml yang berbahan baku plastik sehingga produk AQUA dapat dijangkau oleh masyarakat luas oleh karena mudahnya transportasi dan harga yang terjangkau.

Diterimanya AQUA oleh masyarakat luas, maka pada tahun 1984 AQUA membuka pabrik kedua yaitu PT. Tirta Jayamas Unggul di Pandaan, Jawa Timur pembangunan pabrik kedua ini dimaksud meningkatkan kapasitas


(16)

commit to user

produksinya dan juga memenuhi kebutuhan masyarakat luas. kemudian pada tahun 1887 dibuka pabrik AQUA ketiga yaitu PT. Tirta Dewata Semesta di Mambal, Bali.

Kemudian pada tahun 1993 AQUA meluncurkan program AQUA peduli yaitu untuk mendaur ulang botol plastik AQUA. Pada tahun 1995 perusahaan AQUA menjadi pabrik air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari. Pemrosesan air dan pembuatan kemasan AQUA dilakukan bersamaan. Hasil sistem in-line ini adalah botol AQUA yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih, sehingga proses produksi menjadi lebih higienis. Pada tahun 1998 perusahaan AQUA dan DANONE bergabung, penggabungan ini menjadikan AQUA sebagai Produsen Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang terbesar di Indonesia. Pada tahun 2000 bertepatan dengan pergantian milenium, Aqua meluncurkan produk berlabel Danone-Aqua.

Pada tahun 2003 pabrik baru dibuka yaitu PT. Tirta Investama Klaten merupakan salah satu pabrik yang memproduksi Air Minum dalam Kemasan (AMDK) yang berada dalam group Tirta Investama. Pabrik ini berlokasi di Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

Pabrik Tirta Investama Klaten memproduksi AMDK bermerk AQUA. Luas area pabrik Tirta Investama Klaten adalah 105.836 m² yang digunakan untuk bangunan seluas 42.998 m² (40% dari luas area keseluruhan) dan area terbuka berupa taman seluas 62.838 m². Pada Awal berdiri PT. Tirta Investama Klaten


(17)

commit to user

mempunyai karyawan dengan jumlah 184 karyawan dan terus bertambah sampai saat ini. Pada tahun 2005 PT. Tirta Investama Klaten mulai memproduksi MIZONE. Area bangunan di PT. Tirta Investama Klaten yang digunakan untuk proses produksi antara lain:

1. Gedung 5 gallon untuk memproduksi Gallon dengan 2 mesin, 2. Gedung SPS I untuk memproduksi 1500 ml dan 600 ml, 3. Gedung SPS II untuk memproduksi 330 ml dan 240 ml, 4. Gedung SPS III untuk memproduksi 1500 ml dan MIZONE.

Banyak upaya yang dilakukan PT. Tirta Investama dalam meningkatkan kualitas produksinya, antara lain ditandai dengan diperolehnya sertifikat sebagai berikut:

1. ISO 9001 pada tanggal 19 Juni 2009, 2. ISO 14001 pada tanggal 17 Agustus 2009, 3. ISO 22000 pada 31 Juli 2008,

4. SNI pada tanggal 4 Februari 2011, 5. HALAL pada tanggal 20 Agustus 2010.

B. Proses Produksi

1. Penanganan Air

PT. Tirta Investama Klaten merupakan perusahaan yang memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan menggunakan air pegunungan sebagai bahan baku yang berasal dari sumber mata air Sigedang yang mengalir keluar sendiri dari dalam tanah tanpa melalui


(18)

commit to user

pengeboran (self flowing spring). Air yang keluar tersebut ditampung pada rumah sumber melalui pipa-pipa. Tangki penampungan dilengkapi dengan sensor yang berfungsi untuk menghentikan aliran air jika tangki penuh. Sehingga tangki penampungan tidak mudah pecah oleh besarnya tekanan air dari rumah sumber.

a. Tangki Penyimpanan

Sebelum dialirkan ke tangki penyimpanan, air sudah diberi klorin dengan konsentrasi 4-6 ppm. Pemberian klorin ini mempunyai tujuan menghancurkan oksida besi, mangaan, hidrogen, sulfida, pengendalian ganggang organisme berlendir. Kemudian air dialirkan ke ruang Water Threatment dengan bantuan pompa.

b. Water Treatment

Di bagian water treatment ini, air yang berasal dari tangki penyimpanan akan mengalami proses penyaringan. Proses penyaringan air adalah sebagai berikut:

1) Untuk produksi 5 Gallon.

Air dipompa dari tangki penyimpanan menuju ke pre filter dengan catridge filter 5 mikron absolute yang kemudian dialirkanke catridge filter 1 mikron absolute. Absolute pada catridge 5 mikron, diartikan bahwa benda berukuran diatas 5 mikron dipastikan tidak akan lolos. Begitu juga untuk catridge 1 mikron, benda yang berukuran diatas 1 mikron dipastikan tidak akan lolos.


(19)

commit to user 2) Untuk produksi SPS I, SPS II, dan SPS III

Air dipompa dari tangki penyimpanan menuju ke pre filter dengan catridge filter 5 mikron nominal yang kemudian dialirkanke catridge filter 1 mikron absolute.

c. Ozonisasi

Setelah melalui proses water threatment dengan penyaringan menggunakan catridge 5 mikron dan 1 mikron, maka proses selanjutnya adalah ozonisasi. Proses ozonisasi dilakukan dengan menginjeksi air dengan ozon yang kemudian dialirkan ke ozon mixer. Setelah diolah di ozon mixing chamber, air ditampung di finish tank. Ozon yang digunakan dihasilkan oleh ozonerator dengan menggunakan oksigen yang berasal dari oksigen generator yang kemudian dialiri listrik dengan tegangan 20.000 KV. Pemberian ozon ini bertujuan untuk membunuh mikroorganisme berbahaya yang mungkin masih terdapat dalam air, baik berasal dari kontaminasi sekitar maupun kontaminan yang lolos dari penyaringan. Manfaat ozon antara lain:

1) Dapat membunuh mikroorganisme yang terdapat dalam air (bakteri, oksida, algasida, fungisida).

2) Dapat menghilangkan bau dan rasa yang disebabkan oleh komponen organik dan anorganik dalam air.

3) Atom oksigen bebas selain membasmi bakteri juga dapat memberi rasa segar dalam minuman.


(20)

commit to user 2. Pembuatan Botol, Cup, dan Cap.

PT. Tirta Investama Klaten merupakan perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang memproduksi botol, cup, dan cap sendiri, kecuali botol gallon.

a. Pembuatan Botol

Dalam pembuatan botol plastik untuk 330 ml, 600 ml dan 1500ml, PT. Tirta Investama Klaten menggunakan bahan baku berupa Poly Ethylene (PET) . Proses pembuatannya dimulai dari resin atau biji plastik PET dimasukkan dengan cara disedot ke mesin Husky jenis GLG 300 untuk dilelehkan dan dicetak menjadi preform. Preform adalah botol setengah jadi yang bentuknya menyerupai tabung reaksi. Dalam proses ini, terkadang ada preform yang rusak saat dicetak. Preform yang rusak ini kemudian dihancurkan dengan mesin di ruang Regrind yang kemudian diolah lagi oleh mesin Husky untuk menjadi preform. Preform yang sudah jadi didiamkan kurang lebih selama 8 jam (1 shift) kemudian dimasukkan ke dalam mesin SBO jenis Sidel series 2 untuk di blowing (ditiup dengan udara bertekanan) agar menggembung.

b. Pembuatan Cup

Cup yang diproduksi digunakan untuk 240 ml. Bahan baku dalam pembuatan cup adalah Poly Propylene (PP). Mesin yang digunakan adalah thermaforming cup dengan merk OMN jenis F36. Proses pembuatan cup adalah resin plastik PET ditambah regrind di mixer kemudian dipanaskan dengan suhu 225° Celcius. Bahan baku tersebut


(21)

commit to user

dirolling dan didinginkan pada suhu 25-30° Celcius dalam bentuk lembaran. Lembaran tersebut dipanaskan pada suhu kira-kira 150°C menggunakan mesin thermoforming cup. Setelah itu cup jadi dipotong pada bagian yang kurang rapi.

c. Pembuatan Cap

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan cap adalah resin plastik High Desity Poly Ethilen (HDPE). Mesin yang digunakan adalah injection screw cap merk Husky. Proses pembuatannya adalah resin HDPE dipanaskan hingga meleleh kemudian dicetak dan didinginkan di screw cap strorage. Ruang pembuatan botol, cup, dan cap harus selalu dalam keadaan bersih dan steril. Untuk menjaga agar ruangan tetap steril, antara lain dilakukan usaha berupa:

1) Ruangan dan mesin selalu disemprot alkohol.

2) Untuk masuk ke dalam ruangan produksi botol, cup, dan cap harus melewati banyak pintu yang dimaksudkan untuk mengurangi kontaminasi kuman.

3) Tenaga kerja yang memasuki ruangan tersebut harus memakai jas, topi ear plug, masker dan sepatu yang steril.

4) Tidak sembarang orang boleh memasuki ruangan tersebut, untuk masuk ke ruang pembuatan botol, cup, dan cap memerlukan ijin khusus dan diwajibkan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.


(22)

commit to user 3. Pencucian Botol

Kegiatan pencucian botol secara manual yang ada di PT. Tirta Investama Klaten hanya ada di area 5 Gallon. Proses pemilihan Gallon kotor yang akan dicuci berawal dari kegiatan bongkar Gallon. Untuk gallon yang kotor akan dikumpulkan kemudian dicuci. Selain gallon kotor dari proses bongkar gallon, gallon kotor yang dicuci juga berasal dari visual control gallon kosong.

Proses tahapan yang ada di area 5 Gallon dari awal sampai pencucian oleh mesin adalah sebagai berikut:

a. Proses bongkar gallon

Gallon yang datang dari konsumen, dipilih dan dipilah berdasarkan kesesuaian dengan standar AQUA. Kegiatan bongkar gallon adalah memilih gallon kosong dari konsumen. Pemilihan dan pemisahan yang dilakukan di area bongkar gallon ini antara lain melihat seberapa parah kotoran yang ada, gallon rusak, bocor dan pecah. Di area bongkar 5 gallon ini ada kriteria khusus penerimaan gallon bekas dari agen atau konsumen. Bila kondisi botol tidak memenuhi persyaratan atau kriteria, botol akan dikembalikan ke agen atau pengumpul botol bekas.

b. Infeed

Gallon dari proses bongkar yang dibawa dengan troly (kereta dorong) kemudian diletakkan ke conveyor kemudian akan melewati visual control gallon kosong.


(23)

commit to user c. Visual kontrol gallon kosong

Pada visual control gallon kosong, ada proses pemeriksaan kondisi gallon secara visual, pemeriksaan gallon tersebut antara lain: gallon diperiksa bau, dan keadaan fisiknya (lumut, ada benda asing, rusak, pecah, dan juga pemeriksaan kondisi label). Apabila ada botol gallon yang kotor, berlumut, dan kondisi label tidak baik (label lama atau rusak) maka akan dibawa ke proses pretreatment (pencucian botol secara manual).

d. Proses pretreatment

Gallon yang kotor, berlumut, ada benda asing, rusak, pecah, dan ada label yang lama/rusak akan di proses. Proses tersebut:

1) Gallon kotor: dicuci secara manual. Untuk kotoran yang tidak terlalu membandel bisa langsung dicuci.

2) Gallon berlumut: gallon yang berlumut harus direndam dulu dengan larutan HCL konsentrasi 30% selama 3-4 jam kemudian dicuci.

3) Gallon rusak, pecah, dan bocor: akan dibelah dengan mesin diruang belah gallon.

4) Gallon yang berlabel lama atau rusak: akan dilakukan proses relabel (pemasangan label baru)

Gallon yang telah diproses (pencucian, relabel) masuk ke infeed lagi, kemudian dengan conveyor melalui visual control lagi. Kemudian dengan conveyor masuk ke proses washer.


(24)

commit to user e. Washer

Setelah keluar dari proses visual control, botol gallon akan dicuci oleh mesin pencuci otomatis (mesin washer). Area 5 Gallon mempunyai 2 mesin washer yaitu Cap Snap dan Bardi. Pencucian dengan mesin ini melalui 3 tahap:

1) Pencucian botol awal

Setiap botol yang masuk ke dalam mesin washer bagian dalam dan luar botol disemprot dengan air hangat dengan suhu 40-50° C untuk menghilangkan sisa-sisa kotoran yang masih menempel dan merupakan proses adaptasi untuk proses selanjutnya dengan suhu yang lebih tinggi.

2) Pencucian dan sanitasi

Dalam tahap ini botol dicuci dengan detergen MIPCIP sebagai bahan pencuci botol dan sekaligus pembunuh mikroorganisme. Detergen ini merupakan larutan basa kaustik soda rendah (3%) yang tidak berbahaya pada makanan, minuman, dan obat-obatan. Suhu air dalam tahap ini sekitar 70-80°C.

3) Pembilasan akhir

Setelah melalui tahapan pencucian dan sanitasi, botol disemprot dengan suhu 38°C dan dibilas dengan air segar yang ditambah dengan klorin 8 ppm, agar botol tidak tercemar bakteri. Selanjutnya botol akan melalui proses pengisian botol.


(25)

commit to user 4. Proses Pengisian Botol

Pengisian botol dilakukan di ruang filler yang sangat tetutup dan terkontrol dengan suhu 19-22°C serta tidak boleh ada kemungkinan pencemaran. Setelah botol terisi, botol langsung tertutup secara otomatis di ruang filler.

a. Pengisian Botol 5 Gallon

Setelah keluar dari mesin washer, botol tersebut langsung diisi dan ditutup di ruang filler. Mesin yang digunakan adalah mesin filler Cap Snap dan Bardi. Setelah keluar dari mesin filler, botol tersebut diperiksa volume, tanggal kadaluarsanya, dan labelnya di visual kontrol gallon isi. Botol yang memenuhi syarat dari visual kontrol isi akan diberi seal dan direkatkan oleh mesin pemanas seal yang dinamakan srink tunnel.

b. Pengisian botol Small Pack Size (SPS)

Untuk pengisian botol selain gallon, setelah preform dibuat kemudian preform di masukkan ke mesin blowing kemudian menjadi botol, kemudian dimasukkan ke mesin filling atau mesin pengisi air melewati conveyor. Di mesin filler terdapat bulatan, bulatan besar untuk pengisi air dan bulatan yang kecil untuk memasang tutup botol. Kemudian melewati visual control untuk diteliti botol yang tidak standart, air yang kurang atau melebihi batas dan keadaan lainnya yang menyebabkan produk tidak layak didistribusikan. Botol yang tidak memenuhi standart diambil, sedangkan botol yang telah terisi air dan memenuhi standart tetap berada diatas conveyor. Setelah itu botol diberi label dan seal. Kemudian produk


(26)

commit to user

akan melewati visualcontrol lagi untuk dicek label dan seal apakah ada yang masih kurang sempurna. Kemudian melewati mesin pemanas (srink tunnel) untuk merekatkan sealnya.

5. Pengepakan, Penyimpanan, dan Pendistribusian

a. Proses pengepakan, penyimpanan, dan pendistribusian untuk botol 5 gallon:

Setelah melalui proses infeed, visual control kosong, washer, filler, visual control isi, sealing, dan coding maka dilakukan proses pengepakan. Gallon ditata di atas jugrack (tempat meletakkan meletakkan gallon) setiap jugrack mampu menampung 48 gallon. Jugrack kemudian diangkut forklift dan disimpan di gudang produk. Untuk perdistribusian gallon, Jugrack yang berisikan gallon yang telah disimpan di gudang kemudian ditata sesuai batch dengan maksud untuk mengatur keluar masuknya barang dengan menggunakan system FIFO (First In First Out). Tujuannya adalah agar produk yang terlebih dulu masuk ke gudang, akan keluar terlebih dahulu juga.

b. Proses pengepakan, penyimpanan, dan pendistribusian untuk botol 1500 ml, 500 ml, 330 ml, 240ml dan MIZONE:

Untuk botol 1500 ml, 500 ml, 330 ml, dan MIZONE di masukkan ke dalam box karton dengan bantuan mesin box farmer. Sedangkan untuk cup 240 ml dimasukkan ke dalam box secara manual, yang kemudian dibawa dan disimpan sementara di gudang produk. Di gudang, produk-produk tersebut ditata sesuai batch dengan maksud untuk mengatur


(27)

commit to user

keluar masuknya barang dengan menggunakan system First In First Out (FIFO). Tujuannya adalah agar produk yang terlebih dulu masuk ke gudang, akan keluar terlebih dahulu juga.

Untuk perdistribusian box yang berisi Untuk botol 1500 ml, 500 ml, 330 ml, 240ml dan mizone, box tersebut terletak diatas pallet kemudian diangkut dengan forklift untuk diletakkan di truk untuk didistribusikan ke konsumen.

C. Higiene Perusahaan

PT. Tirta Investama merupakan salah satu perusahaan besar yang tentunya mempunyai faktor dan potensi bahaya di setiap kegiatan produksinya. Berikut adalah faktor bahaya yang ada di PT. Tirta Investama Klaten.

Tabel 1. Identifikasi Faktor Bahaya

No Jenis Pekerjaan Faktor Bahaya Pengendalian yang Sudah Dilakukan Area 5 Gallon

1 Bongkar Gallon Kebisingan Rolling pekerjaan 2 Mengisi Trolli Kebisingan Rolling pekerjaan 3 Infeed gallon kosong Kebisingan Rolling pekerjaan 4 Visual control gallon

kosong

Kebisingan Penerangan Faktor biologi

Rolling pekerjaan Sarung tangan 5 Visual control gallon Isi Penerangan Rolling pekerjaan 6 Packing Faktor fisiologi

(keluhan sakit punggung, pinggang)

Rolling pekerjaan Penggunaan korset Penggantian alat bantu angkut

7 Washer 5 Gallon Kebisingan Suhu dingin

Isolasi ruangan Peredam bising mesin Perawatan mesin Ear plug

Baju khusus


(28)

commit to user Sambungan

8 Filler 5 Gallon Kebisingan Suhu dingin

Isolasi ruangan Peredam bising mesin Perawatan mesin Ear plug

Baju khusus 9 Water Treatment 5

Gallon

Kebisingan Suhu dingin Uap ozon

Isolasi ruangan Peredam bising mesin Perawatan mesin Ear plug

Baju khusus

Pemberian makanan tambahan berupa susu 10 Pretreatment 5 Gallon Faktor biologi

Faktor kimia

Rolling pekerjaan Sepatu boot Sarung tangan Masker

Area Small Pack Size I (SPS I)

11 Packing Faktor fisiologi (keluhan sakit punggung, pinggang)

Rolling pekerjaan Penggunaan korset

12 Filler SPS I Kebisingan Suhu dingin

Isolasi ruangan Peredam bising mesin Perawatan mesin Ear plug

Baju khusus 13 Water Treatment SPS

I

Kebisingan Suhu dingin Uap ozon

Isolasi ruangan Peredam bising mesin Perawatan mesin Ear plug

Baju khusus

Pemberian makanan tambahan berupa susu. 14 Operator forklift Getaran Peredam getaran mesin

Forklift diberi bantalan Rolling pekerjaan Sarung tangan

Area Small Pack Size II (SPS II)

15 Filler SPS II Kebisingan Suhu dingin

Isolasi ruangan Peredam bising mesin Perawatan mesin Ear plug

Baju khusus


(29)

commit to user Sambungan

16 Water Treatment SPS II

Kebisingan Suhu dingin Uap ozon

Isolasi ruangan Peredam bising mesin Ear plug

Baju khusus

Pemberian makanan tambahan berupa susu. 17 Operator forklift Getaran Peredam getaran mesin

Forklift diberi bantalan Rolling pekerjaan Sarung tangan 18 Packing Faktor fisiologi

(keluhan sakit punggung, pinggang)

Rolling pekerjaan Penggunan korset

Area Small Pack Size III (SPS III)

19 Filler SPS III Kebisingan Suhu dingin

Isolasi ruangan Peredam bising mesin Perawatan mesin Ear plug

Baju khusus 20 Water Treatment SPS

III

Kebisingan Suhu dingin Uap ozon

Isolasi ruangan Peredam bising mesin Perawatan mesin Ear plug

Baju khusus

Pemberian makanan Tambahan

21 Operator forklift Getaran Peredam getaran mesin Forklift diberi bantalan Rolling pekerjaan Sarung tangan 22 Packing Faktor fisiologi

(keluhan sakit punggung, pinggang)

Rolling pekerjaan Penggunaan korset

Di luar area produksi

23 area bengkel Kebisingan Debu

Bahan kimia

Peredam bising mesin Perawatan mesin Masker, sarung tangan


(30)

commit to user Sambungan

24 Belah botol Kebisingan Getaran Debu Panas

Tempat belah gallon terletak jauh dari tempat kerja lain

Peredam bising dan getaran mesin

Dinding diberi peredam Pengaturan jam operasi Mesin

Terdapat ventilasi udara Ear plug and ear muff Masker

Sarung tangan 25 Ruang Regrind Kebisingan

Getaran Debu Panas

Peredam bising dan getaran mesin

Pengaturan jam operasi Mesin

Terdapat ventilasi udara Ear plug and ear muff Masker

Sarung tangan Sumber: Data Sekunder dari PT. Tirta Investama Klaten tahun 2011 1. Faktor Fisik

a. Kebisingan

Kebisingan merupakan salah satu faktor bahaya yang sering diterima oleh pekerja. Pekerja terpapar bising selama 8 jam. Di PT. Tirta Investama Klaten kebisingan dicegah dengan isolasi ruangan, memberi peredam pada mesin, perawatan mesin produksi, sistem rolling pekerjaan dan pemakaian Alat Pelindung Diri (ear muff dan ear plug). Tabel berikut ini merupakan hasil pengukuran intensitas kebisingan di area kerja PT. Tirta Investama Klaten.


(31)

commit to user Tabel 2. Hasil Pengukuran Kebisingan

No Lokasi Pengukuran Hasil Pengukuran

(dB.A)

NAB (dB.A)

Area 5 Gallon

1 Area Bongkar 5 gallon 85,7 85

2 Filler 5 gallon 92,8 85

3 Washer 5 gallon 93,9 85

4 Infeed 5 Gallon 81,7 85

Area Gedung SPS 1

5 R. Filler 600 ml 86,3 85

6 Area Packing SPS 600 ml 79,0 85

7 R. Filler 1500 ml 87,2 85

8 Area Packing SPS 1500 ml 81,4 85 9 R. Husky preform 600 ml 88,5 85 10 R. Husky preform 1500 ml 92,2 85 11 R. SBO 1500 ml 87,9 85 12 R. SBO 600 ml 86,7 85

Area Gedung SPS II

13 Area Utility SPS II 87,1 85 14 R. Filler 240 ml line 1 88,6 85 15 R. Filler 240 ml line 2 90,5 85 16 R. filler 240 ml line 3 90,0 85 17 Area Packing 240 ml 73,4 85 18 Di dalam ruangan sheet maker 87,9 85 19 Di dalam ruangan storage cup 79,6 85 20 Area regraind sheet 93,9 85

Area Gedung SPS III

21 Area Utility SPS III 85,5 85 22 R. SBO SPS III 88,7 85 23 R. Filler 1500 ml SPS III 88,1 85 24 R. Filler Mizone 88,2 85 25 Area Packing 1500 ml SPS III 82,3 85 26 Area belah gallon 104,2 85 27 Area Preform SPS III 74,4 85 Sumber: Data sekunder dari PT. Tirta Investama Klaten bulan Juni tahun

2011


(32)

commit to user b. Getaran

Di PT. Tirta Investama Klaten pekerja yang terpapar getaran adalah operator forklift dan operator belah gallon. Pekerja di PT. Tirta Investama Klaten bekerja antara 4 sampai 8 jam. Di PT. Tirta Investama Klaten pencegahan getaran dengan penempatan mesin di area atau ruangan khusus yang jauh dari pekerja, pengaturan jam operasi mesin, mesin yang menghasilkan getaran diberi peredam, pemberian bantalan duduk atau jok yang empuk pada forklift, dan sopir forklift memakai sarung tangan. Tabel berikut ini merupakan hasil pengukuran getaran whole body di PT. Tirta Investama Klaten.

Tabel 3. Hasil Pengukuran Getaran WholeBody

No Lokasi Pengukuran Hasil Pengukuran (m/dt²) 1 Operator mesin belah gallon 1.43 2 Operator forklift yale no.03 8.43 3 Operator forklift yale no.05 6.03 4 Operator forklift Hyster no. 01 8.55 5 Operator forklift Hyster no. 02 7.92 6 Operator forklift Hyster no. 05 11.50 7 Operator forklift Hyster no. 07 11.60 8 Operator forklift Hyster no. 09 10.40 9 Operator forklift Hyster no. 10 9.17 10 Operator forklift Hyster no. 11 7.72

Sumber: Data sekunder dari PT. Tirta Investama Klaten bulan Februari tahun 2011.

c. Iklim Kerja (Tekanan Panas)

Tekanan panas merupakan faktor bahaya yang diterima oleh pekerja Di PT. Tirta Investama Klaten. Tekanan panas dipengaruhi oleh sistem sirkulasi udara, jika sistem sirkulasi buruk maka tekanan panas dilokasi tersebut tinggi. Di PT. Tirta Investama Klaten untuk penanganannya


(33)

commit to user

adalah dengan dibuatkan lubang untuk sirkulasi udara dan juga dipasang fan dilokasi produksi. Di area kantor di pasang AC. Tabel berikut ini merupakan hasil pengukuran iklim kerja di area packing PT. Tirta Investama Klaten.

Tabel 4. Hasil Pengukuran Tekanan Panas

No Lokasi ISBB (0C)

Hasil NAB (%) 1 Area packing SPS I 26,9 28,0

2 Packing SPS II 26,7 28,0

3 Packing SPS III 27,9 28,0

Sumber: Data sekunder dari PT. Tirta Investama Klaten bulan Juni tahun 2011

Dengan waktu kerja pekerja setiap jam di PT. Tirta Investama Klaten yaitu 75%-100%, sedangkan beban kerja pada bagian packing tergolong dalam beban kerja sedang.

d. Penerangan

Disetiap area baik produksi maupun ruang rapat (kantor) di PT. Tirta Investama untuk penerangan menggunakan penerangan alami dan buatan. Untuk penerangan alami telah dipasang jendela yang terbuat dari kaca bening. Tabel berikut ini merupakan hasil pengukuran penerangan di area kerja PT. Tirta Investama Klaten

Tabel 5. Hasil Pengukuran Penerangan

No Lokasi Pengukuran Hasil Pengukuran

(LUX)

Standart (LUX)

Area 5 Gallon

1 WT Cap snap 94 100

2 WT Bardi 268 100

3 Filler Bardi 108 100

4 Filler Cap snap 184 100


(34)

commit to user Sambungan

5 Washer Cap snap 169 100

6 Visual Bardi I 299 300

7 Visual Bardi II 252 300

8 Visual Cap snap I 140 300

9 Visual Cap snap II 160 300

Area Gedung SPS 1

10 Resin Pet 117 100

11 Husky 1500 79 100

12 Gd Preform 56 50

13 SBO 600 42 100

14 SBO 1500 313 100

15 Filler 1500 109 100

16 Adm Produksi 157 300 17 R. Spv Prod 187 300 18 R. Meeting 1500 100 300 19 R. Meeting 600 95 300

20 Visual 600 236 300

21 Visual 1500 228 300

22 Adm G. Produk 95 300 23 R meeting G Produk 188 300

Area Gedung SPS II

24 Filler 330 85 100

25 Filler 240 74 100

26 Filler 240 II 75 100

27 Filler 240 III 87 100

28 Visual 330 88 300

29 Visual 240 III 79 300

30 Regrind 89 100

31 Storage cap 84 50

32 Husky preform 73 100

33 SBO 91 100

Area Gedung SPS III

34 Filler Mizone 82 100

35 SBO Mizone 92 100

36 Filler 1500 89 100

37 Gd. Preform 90 50

38 Husky/SIPA Preform 89 100 39 R. Formulator 79 300 40 R. Blending 72 300

41 R. meeting 89 300

42 Area produksi 84 50

Sumber: Data sekunder dari PT. Tirta Investama Klaten bulan Juni tahun 2011


(35)

commit to user e. Kebauan

Kebauan merupakan hasil samping dari proses produksi, kebauan dianggap berbahaya bila melebihi baku mutu. Di PT. Tirta Investama Klaten kebauan yang disebabkan proses produksi hampir tidak ada dan masih jauh dibawah baku mutu. Berikut merupakan hasil pengukuran kebauan di area PT. Tirta Investama Klaten.

Tabel 6. Hasil Pengukuran Tingkat Kebauan

No Parameter Hasil Pengukuran (ppm)

Baku Mutu (ppm)

1 H2S 0.005 0.2

2 NH3 0.103 2.0

Sumber: Data sekunder dari PT. Tirta Investama Klaten bulan Desember tahun 2011

2. Faktor Kimia a. Ozon

Penggunaan ozon di PT. Tirta Investama Klaten adalah untuk proses water treatment, hasil pengukuran kadar ozon sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil Pengukuran Kadar Ozon

No Lokasi Pengukuran Hasil Pengukuran (mg/m³)

KTD* 1 Water Treatment 5 gallon 0.212 0.2

2 . Visual 5 gallon 0.011 0.2

3. Filler 5 gallon Bardi 0.138 0.2 4. Water Treatment SPS I

600/1500 ml

0.208 0.2 5. Water Treatment SPS330 ml 0.083 0.2 6. Ruang filler 5 600 ml 0.071 0.2 7. Ruang Filler 1500 ml 0,007 0,2 Sumber: Data sekunder dari PT. Tirta Investama Klaten bulan Juni tahun


(36)

commit to user b. Kualitas Udara Ambien

Mesin-mesin dan juga proses kegiatan produksi yang ada di PT Tirta Investama Klaten menghasil gas buang dan debu yang dapat mencemari udara di daerah sekitar PT. Tirta Investama Klaten. Pencegahan yang dilakukan PT. Tirta Investama Klaten dengan mengisolasi mesin produksi yang menghasilkan gas pencemar, perawatan rutin terhadap mesin-mesin produksi, dan terdapat cerobong asap. Hasil pengukuran kualitas Udara Ambien adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien Depan Kantor Kepala Desa Wangen

No Parameter Hasil Pengukuran (mg/Nm³)

Baku Mutu (mg/Nm³)

1 NO2 25,2 316

2 SO2 29,2 632

3 CO 4.672 15.000

4 Debu 11,1 230

Sumber: Data sekunder dari PT. Tirta Investama Klaten bulan Desember tahun 2011.

Tabel 9. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambien Desa Beku RT 02 RW 03 Wangen

No Parameter Hasil Pengukuran (mg/Nm³)

Baku Mutu (mg/Nm³)

1 NO2 32,0 316

2 SO2 28,8 632

3 CO 2.575 15.000

4 Debu 93,7 230

Sumber: Data sekunder dari PT. Tirta Investama Klaten bulan Desember tahun 2011.

3. Faktor Biologi

Faktor biologi yang ada di perusahaan seperti: bakteri, jamur, serangga, tikus, ular, kadal, dan lain-lain. Di PT. Tirta Investama Klaten area kerja


(37)

commit to user

yang lembab seperti pada pretreatment gallon rentan terhadap pertumbuhan bakteri dan jamur karena tempatnya yang lembab yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja. Hewan liar seperti ular dan kadal juga ditemukan disini. Upaya pencegahan terhadap faktor biologi adalah pemakaian Alat Pelindung Diri seperti: masker, safety shoes, pakaian kerja khusus dan sarung tangan karet. Untuk penanganan hewan liar sudah terdapat satpam yang sudah terlatih menangkap ular, satpam berada di pos disetiap area produksi. Dan juga untuk PT. Tirta Investama Klaten juga bekerja sama dengan pihak ketiga dalam penanganan dan penangkapan tikus. Selain itu selalu dilakukan pengawasan, pengecekan, dan pembersihan area yang sekiranya dapat dihuni oleh hewan–hewan liar.

4. Faktor Fisiologi

Faktor fisiologi yang ada di PT. Tirta Investama Klaten adalah pada kegiatan packing gallon dan dus berisi botol aqua, pekerja sering mengeluhkan cepat lelah, sakit pinggang dan banyak terjadi gerakan yang dipaksakan. Sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit akibat kerja yang disebabkan gangguan faktor fisiologis maka perusahaan melakukan penggantian alat bantu kerja yang lebih efisien dan dapat meringankan beban kerja karyawan tindakan tersebut seperti: penggantian di area packing 5 gallon penggunaan pallet di ganti dengan jugrack agar pekerja lebih mudah meletakkan gallon dalam jugrack dan juga tinggi jugrack hampir sama dengan tinggi conveyor sehingga pekerja beban pekerja berkurang dan pekerjaan lebih aman serta dilaksanakan sistem rotasi kerja agar pekerja


(38)

commit to user

dapat memiliki waktu istirahat. PT. Tirta Investama Klaten juga menyediakan alat bantu tambahan seperti korset yang dipasangkan dibagian perut pekerja bagian Packing. Korset berfungsi sebagai alat bantu untuk kenyamanan dalam bekerja.

D. Kesehatan Kerja

Kesehatan Kerja di PT. Tirta Investama Klaten tidak hanya ditujukan kepada karyawan, namun juga bagi keluarga karyawan. Upaya peningkatan kesehatan kerja di PT. Tirta Investama Klaten meliputi P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), poliklinik, peleyanan kesehatan (Jamsostek), pemeriksaan kesehatan (awal, berkala,dan khusus) dan gizi kerja.

1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan a. Kotak P3K

Kotak P3K disediakan di setiap area kerja. Kotak P3K ini berisi obat-obatan seperti obat pengurang rasa sakit, obat diare, obat penurun panas, obat sakit maag, obat luka, obat tetes mata, cream pengurang rasa nyeri otot, kapas, minyak kayu putih, pembalut luka, kasa steril, dan plester luka. Pada setiap kotak P3K di tempel daftar obat dan kegunaannya untuk memudahkan pekerja apabila akan menggunakan obat-obatan yang tersedia di dalam kotak P3K.

P3K menjadi tanggung jawab Team Leader (TL) di masing-masing area. Setiap satu minggu sekali diadakan pengecekan kotak P3K oleh satpam yaitu pada hari Kamis, hari Jumat satpam memberikan daftar


(39)

commit to user

obat-obat di kotak P3K yang habis kepada paramedis kemudian hari sabtu paramedis akan keliling area untuk mengisi obat-obatan di kotak P3K yang habis.

b. Training P3K

Seluruh pekerja telah mendapatkan training P3K. Training P3K dilaksanakan setiap 1 tahun sekali. Training ini dilakukan untuk memberi pengetahuan kepada tenaga kerja tentang pertolongan pertama pada kecelakaan. Dengan adanya training ini, diharapkan apabila ada rekan kerja yang mengalami kecelakaan dapat segera memberikan pertolongan pertama selama menunggu pertolongan selanjutnya.

2. Poliklinik

PT. Tirta Investama Klaten mempunyai sebuah poliklinik, Poliklinik PT. Tirta Investama Klaten terletak di samping ruang kantor. Poliklinik PT. Tirta Investama Klaten cukup luas serta terdiri dari beberapa ruang yaitu: satu kamar periksa, ruang tunggu, ruang dokter serta ruang administrasi dan satu kamar toiler. Di dalam poliklinik telah tersedia fasilitas kesehatan yang cukup memadai seperti: tabung oksigen, peralatan-peralatan untuk menangani kecelakaan, obat-obatan, dan lain-lain.

Petugas yang bertugas di poliklinik adalah seorang paramedis dan seorang dokter yang sudah bersertifikat Hiperkes. Dokter dan paramedis telah mendapat pelatihan K3. Jam kerja dari dokter yaitu 4 jam sehari dengan 6 hari kerja yaitu hari Senin sampai Jum’at pukul 12.00–16.00 WIB dan Sabtu pukul 09.00–13.00 WIB, Dokter tersebut telah memiliki ijin


(40)

commit to user

praktek di perusahaan. Paramedis bekerja non shift setiap hari Senin sampai Sabtu pukul 08.00–16.00 WIB. Paramedis ini bertugas menangani pekerja apabila dokter belum datang, serta memberikan pengobatan kepada pekerja yang sakit.

3. Pelayanan Kesehatan (Jamsostek)

Semua pekerja di PT. Tirta Investama Klaten dan juga keluarga pekerja diberikan Jamsostek oleh perusahaan.

Pelayanan kesehatan kerja tercantum dalam Jamsostek meliputi: a. Perawatan dan Pengobatan

Perawatan dan pengobatan bagi tenaga kerja dan keluarganya juga dilakukan di poliklinik PT. Tirta Investama Klaten. Di poliklinik disediakan beberapa jenis obat untuk penyakit yang umum diderita pekerja. Perusahaan menanggung biaya pengobatan pekerja dan keluarga pekerja. Untuk pekerja yang bersuami, perusahaan menanggung biaya pengobatan suami sesuai dengan fasilitas grade pekerja dengan ketentuan suami pekerja mengalami cacat total yang berakibat tidak dapat bekerja, atau suami pekerja tidak bekerja/tidak memiliki pekerjaan tetap yang dapat dibuktikan dengan surat keterangan dari RT/RW atau di tempat suami bekerja tidak menjamin adanya penggantian biaya pengobatan yang dibuktikan dengan surat keterangan dari tempat suami bekerja. Sedangkan biaya pemeriksaan dan pengobatan pada dokter diluar perusahaan akan diganti oleh perusahaan dengan syarat menyertakan Teman Sejawat pada kuitansi pembayarannya.


(41)

commit to user b. Perawatan Rumah Sakit

Untuk perawatan bagi pekerja ketentuannya adalah sebagai berikut: 1) Dilakukan atas perintah atau persetujuan dokter perusahaan. Dalam

keadaan darurat pasien dapat dirawat, tetapi dalam 2 x 24 jam harus melapor ke dokter perushaan untuk mendapatkan persetujuan dari dokter perusahaan.

2) Perawatan untuk rawat inap pekerja dan keluarganya, perusahaan menjaminkan dalam program asuransi kesehatan yang bekerja sama dengan agen asuransi AVIVA Indonesia. Untuk karyawan nilai asuransi unlimited dan untuk suami/istri serta 3 anaknya mendapat jaminan 35jt per tahun. Akan tetapi semua biaya yang bersangkutan dengan persalinan sepenuhnya ditanggung oleh perusahaan.

c. Pemeriksaan dan Pemakaian Kacamata serta Gigi Palsu

Bagi karyawan yang ingin menggunakan gigi palsu dapat menggunakan gigi palsu. Biaya pembelian dan pemasangan gigi palsu akan diganti oleh perusahaan dengan persyaratan tertentu seperti menyertakan surat pernyataan dari rumah sakit atau dokter yang bersangkutan dan jumlah dana untuk pemakaian gigi palsu telah ada ketentuannya. Logam mulia yang dipergunakan pada pembuatan gigi palsu tidak menjadi tanggungan perusahaan. Untuk pemakaian kaca mata juga telah ditentukan dan akan mendapatkan penggantian biaya dari perusahaan dengan syarat harus menyertakan surat pernyataan menggunakan kacamata dari dokter ahli, dan juga ditanda tangani oleh


(42)

commit to user

kepala seksi area masing-masing serta kepala pabrik. Untuk pembelian kaca mata lengkap (frame dan lensa) berlaku untuk pekerja ditanggung oleh perusahaan diluar jatah pengobatan/perawatan.

4. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja, Berkala dan Khusus

Untuk memantau kesehatan pekerja, PT. Tirta Investama Klaten melaksanakan pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan berkala bagi seluruh tenaga kerja serta khusus tenaga kerja yang bekerja di area yang berisiko tinggi terpapar penyakit akibat kerja.

a. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja (Pemeriksaan Awal)

Sebelum perekrutan tenaga kerja dilakukan pemeriksaan sebelum kerja terlebih dahulu pada tenaga kerja yang akan diterima. Hasil pemeriksaan akan dijadikan patokan untuk mengetahui sesuai atau tidak pekerja tersebut terhadap pekerjaan yang akan dia kerjakan. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja (pemeriksaan awal) seperti: cek darah, fungsi ginjal, kemampuan penglihatan, buta warna, pemeriksaan fisik umum, tekanan darah, tanda vital, dan pemerikasaan tambahan lain sesuai dengan kebutuhan jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh calon pekerja.

b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan setiap satu tahun sekali untuk semua pekerja. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik umum, darah, urine, photo thorax.


(43)

commit to user

Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan untuk pekerja dengan kriteria pekerjaan tertentu yang memungkinkan terpapar penyakit akibat kerja.

1) Pemeriksaan Audiometri

Pemeriksaan ini dilakukan setiap satu tahun sekali ini ditujukan untuk pekerja yang bekerja di area dengan kebisingan tinggi seperti operator mesin produksi kemasan, operator filler, pekerja pada belah botol, operator regrind, checker gallon kosong pada area bongkar gallon, serta operator washer.

2) Pemeriksaan Spirometri

Pemeriksaan ini dilakukan setiap satu tahun sekali ini ditujukan untuk operator filler, pekerja pada belah botol, operator regrind, operator forklift, petugas pada gudang kimia, analis laboratorium, operator water treatment, juru las serta pekerja pada bagian pretreatment.

Untuk melakukan pemeriksaan awal, berkala, khusus PT. Tirta Investama Klaten bekerja sama dengan jasa laboratorium Parahita solo. Data mengenai hasil pemeriksaan awal, berkala, dan khusus disimpan di poliklinik PT. Tirta Investama Klaten. Data tersebut dapat sebagai catatan kesehatan pekerja. Dan data tersebut sewaktu-waktu dapat digunakan sebagai bahan tinjauan bila di perlukan.


(44)

commit to user 5. Gizi Kerja

Pemenuhan gizi bagi tenaga kerja di PT. Tirta Investama bekerjasama dengan catering. Pihak perusahaan bekerjasama dengan 3 usaha catering yang ketiganya merupakan usaha di wilayah setempat. Menu makanan yang disajikan melalui pemeriksaan di laboratorium mikrobiologi yang di PT. Tirta Investama Klaten. Kandungan gizi yang ada di makanan yang disajikan harus memenuhi kebutuhan gizi kerja. PT. Tirta Investama Klaten berkoordinasi mengenai keharusan kecukupan gisi karyawan kepada pihak penyedia makanan (catering). Selama ini menu makanan yang di sajikan kepada karyawan sudah mencukupi 4 sehat 5 sempurna.

a. Kondisi Kantin

Kondisi kantin di PT. Tirta Investama Klaten cukup luas, dalam keadan baik dan bersih. Penataan makanan secara rapi, ringkas, dan peralatan makan seperti sendok dan garpu dibungkus plastik agar terjaga kebersihanya. Lokasi kantin berada di jauh dari ruang produksi dan dikelilingi oleh banyak pohon. Di area kantin tidak diperbolehkan melakukan aktivitas pencucian peralatan makan dan sampah kantin yang berupa sisa makanan dibuang keluar lokasi PT. Tirta Investama Klaten. b. Penyusunan Menu

Pemenuhan gizi bagi tenaga kerja menjadi tanggung jawab pemegang catering. Pihak catering harus mampu menyediakan makanan yang bergizi tinggi dan mampu mencukupi nilai gizi para tenaga kerja. Pemilihan menu sepenuhnya berasal dari catering dan menu selalu dibuat


(45)

commit to user

bervariasi. Pihak catering sudah diberikan pengarahan dari pihak PT. Tirta Investama Klaten tentang kewajiban pemenuhan gizi yang ada pada menu makanan yang di sajikan kepada seluruh pekerja. Dan juga dalam PT. Tirta Investama Klaten menginginkan penyusunan menu yang berbeda setiap harinya agar para pekerja tidak merasa bosan dengan menu makan yang tersedia. Dan juga pemenuhan gizi yang di dapat dari variasi menu makanan yang disedikan pihak catering tetap harus mencukupi kebutuhan gizi kerja karyawan.

c. Tenaga Kerja Kantin

Tenaga kerja berasal dari pihak catering yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Tenaga kerja kantin menjaga kebersihannya dengan memakai celemek dan masker pada saat menyajikan makanan. Tenaga kerja kantin telah mendapatkan pengarahan dari pihak menejemen mengenai persyaratan kebersihan dalam penyediaan makanan.

d. Waktu Penyajian

Waktu penyajian menu dibagi menjadi:

Shift II (pagi): disajikan pukul 10.00-13.00 WIB Shift III (siang): disajikan pukul 15.00-19.00WIB Shift I (malam): disajikan pukul 23.00-02.00 WIB

Bagi pekerja shift I (malam) disediakan kudapan dalam bentuk snack berupa kue dan minumnya teh, kopi atau kopi susu. Kudapan ini disajikan pukul 23.00 WIB sampai 00.30 WIB.


(46)

commit to user E. Keselamatan Kerja

PT. Tirta Investama Klaten telah menerapkan sistem keselamatan kerja dalam usahanya untuk menciptakan suasana kerja yang aman, nyaman, dan sehat. Upaya yang telah dilakukan antara lain:

1. Pencegahan Kecelakaan

Di PT. Tirta Investama Klaten pencegahan kecelakaan merupakan hal pokok yang dilakukan, sebagai pencegahan terhadap kemungkinan kejadian kecelakaan. Tindakan pencegahan meliputi:

a. Ijin Kerja

Penerapan sistem ijin kerja diharapkan menjadi upaya pencegahan kecelakaan kerja. Sistem ijin kerja adalah prosedur awal yang akan mengidentifikasi bahaya. Dengan sistem ijin kerja semua langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat lingkungan kerja aman dilakukan dengan lebih dahulu mempertimbangkan bahaya yang ada. Setiap karyawan PT. Tirta Investama Klaten yang bekerja di tempat– tempat yang memiliki potensi bahaya serta kecelakaan kerja tinggi diwajibkan untuk memiliki ijin kerja terlebih dahulu. Ijin kerja yang dimaksud meliputi ijin kerja bekerja diketinggian lebih dari 1,8 m, bekerja di area terbatas (tangki air, tangki solar, boiler, lobang galian), bekerja memutus pipa, bekerja yang berhubungan dengan sumber energi listrik tegangan tinggi (genset, trafo, panel listrik).


(47)

commit to user b. Sistem Tanggap Darurat

Di PT. Tirta Investama Klaten terdapat sistem tanggap darurat. Sistem tanggap darurat dibuat untuk menghadapi keadaan darurat terutama untuk menanggulangi peledakan, kebakaran dan pencemaran bahan kimia berbahaya. PT. Tirta Investama Klaten membentuk tim tanggap darurat untuk menghadapi keadaan darurat. Tim tanggap darurat dan seluruh karyawan PT. Tirta Investama Klaten sudah mendapatkan pelatihan tentang emergensi response. PT. Tirta Investama klaten telah membuat prosedur untuk menangani keadaan darurat. Dan juga untuk penanggulangan keadaan darurat disediakan fasilitas tanggap darurat antara lain: poliklinik, tempat berkumpul sementara, sirine keadaan darurat, serta terdapat jalur evakuasi untuk keadaan darurat.

c. Pemasangan Lock Out Tag Out (LOTO)

LOTO merupakan suatu sistem kerja yang dilakukan pada saat perbaikan mesin, dengan tujuan melindung karyawan ataupun teknisi dari kecerobohan orang lain menghidupkan alat yang sedang diperbaiki. Selain itu, juga bertujuan mencegah penggunaaan alat, mesin yang tidak aman untuk digunakan. LOTO terdiri dari 3 jenis Lock dan 3 jenis Tag. Jenis lock diantaranya:

1) Master lock

Gembok yang merupakan master dari gembok-gembok lain. Digunakan saat perbaikan dilakukan lebih dari satu orang.


(48)

commit to user 2) Personal lock

Gembok yang digunakan oleh satu orang. 3) Visitor lock

Gembok yang digunakan bersama visitor. Jenis tag yang ada antara lain:

1) Danger tag

Label yang dipasang seseorang pada suatu alat untuk mencegah agar alat tersebut tidak dihidupkan.

2) Out of service tag

Label untuk menandai bahwa sebagian peralatan/part telah diambil untuk diperbaiki.

3) Information tag

Label dipasang pada mesin yang sedang dalam trial atau masa uji coba. Perlengkapan LOTO dipasang disetiap area kerja yang mudah dilihat dan dilakukan pengecekan tiap harinya oleh team leader sebagai penanggung jawab. Pendataan perlengkapan LOTO dilakukan oleh bagian SHE (data kelengkapan LOTO dapat dilihat dilampiran 5).

Ada 12 langkah LOTO yang harus diperhatikan, yaitu: 1) Analisis sumber bahaya,

2) Komunikasikan dengan pihak–pihak terkait, 3) Isolasi sumber energi,


(49)

commit to user 5) Pemasangan danger tag,

6) Mulai perbaikan,

7) Menyelesaikan pekerjaan,

8) Isolasi daerah kerja dan peralatan, 9) Pastikan kondisi aman,

10) Lepas danger tag, 11) Pasang sumber energi, 12) Menghidupkan alat dan trial,

Bagi pekerja yang melakukan perbaikan mesin wajib memasang LOTO. Seluruh Pekerja di PT. Tirta Investama Klaten telah mendapat training LOTO. Pengetahuan tentang LOTO harus diketahui seluruh karyawan PT. Tirta Investama karena penerapan LOTO merupakan tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan yang berhubungan dengan penggunaan mesin.

2. Komunikasi K3

Di PT. Tirta Investama Klaten komunikasi K3 berjalan dengan baik. Macam-macam komunikasi K3:

a. SafetyInduction

Diberikan kepada semua orang yang baru awal datang ke PT. Tirta Investama Klaten seperti: pegawai baru, tamu perusahaan, mahasiswa magang, pelanggan, pemasok, pekerja kontraktor dan lain-lain. Safety Induction menjelaskan tentang kebijakan safety, peraturan safety, jalur pedestrian (pejalan kaki), dan jalur evakuasi.


(50)

commit to user b.SafetyMeeting

Safety meeting merupakan pertemuan yang membahas masalah-masalah K3 yang berhubungan dengan pekerjaan, misalnya hal-hal yang berhubungan dengan K3 proses produksi, K3 material produksi, K3 mesin produksi, pencapaian performance safety, dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan. Safety meeting di laksanakan tiap departemen, line, dan tim kerja. pelaksanakan safety meeting sudah terjadwal secara rutin.

c. SafetyContact

PT. Tirta Investama Klaten melaksanakan safety contact. Safety contact merupakan suatu pertemuan yang membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah K3 sehari-hari, topik pembicaraan K3 secara umum baik masalah-masalah K3 yang berhubungan dengan K3 di rumah, K3 fasilitas umum, K3 tranportasi, dan lain-lain.

Safety Contact dilaksanakan setiap harinya bisa di laksanakan sebelum bekerja, pada saat meeting harian, pada saat sebelum memulai training, dan terkadang pihak manajemen menghentikan sejenak proses kegiatan bekerja untuk melakukan safetycontact kegiatan tersebut sering dikatakan TIMEOUTFORSAFETY (TOFS).

Selain safetyinduction, safetymeeting, safetycontact, media yang di gunakan untuk menyampaikan pesan safety yaitu dengan pemberian majalah tentang K3 yang terbit setiap bulannya, majalah K3 di berikan kepada seluruh karyawan. Papan informasi K3 yang memuat berbagai


(51)

commit to user

macam informasi terhadap safety (misal: Best Watcher bulanan, Pencapaian Leading Indicator bulanan, rekap saran safety,dll). Pemasangan poster di seluruh ruangan produksi, bengkel danbagian lain disekitar tempat kerja. Poster dibuat menarik agar setiap orang yang melihatnya akan tertarik dan berusaha untuk mematuhinya.Selain poster, safety sign (rambu-rambu K3) juga dipasang di PT. Tirta Investama. Rambu–rambu tersebut digunakan sebagai pedoman bagi karyawan maupun pengunjung yang datang

3. Keselamatan Kerja Bahan Kimia

Untuk penjelasan bahan kimia tidak dapat penulis jabarkan dalam laporan ini, karena menyangkut komposisi bahan yang merupakan rahasia perusahaan. Namun untuk keselamatan kerja yang berhubungan dengan bahan kimia sudah terdapat aturan-aturan dan standar disetiap area kerja dalam memperlakukan bahan-bahan tersebut (standar dan aturan di area laboratorium dapat dilihat dilampiran 6). Area kerja yang dimaksud yaitu area laboratorium fisika kimia dan mikrobiologi. Di PT. Tirta Investama Klaten telah ada penanganan bahan berbahaya dan beracun, yaitu:

a. Karyawan diberitahu tentang keberadaan bahan berbahaya di area kerjanya.

b. MaterialSafety Data Sheet (MSDS) tersedia di tempat penyimpanan dan diketahui dan sudah dipahami oleh pekerja.

c. B3 disimpan ditempat penyimpanan yang sesuai karakteristiknya dan terdapat label.


(52)

commit to user

d. Karyawan yang pekerjaannya berhubungan dengan B3 telah mendapat pelatihan penanganan B3 dan tindakan penggulangannya bila terjadi keadaan darurat.

e. Telah tersedia prosedur keadaan darurat yang berkaitan dengan bahan-bahan berbahaya.

f. Tempat penyimpanan B3 dilengkapi peralatan alat tanggap darurat seperti eye wash, APAR, absorbent.

4. Keselamatan Kerja Boiler

PT. Tirta Investama Klaten mempunyai dua unit boiler jenis pipa api yang berbahan bakar solar dan mempunyai kapasitas 3,2 ton per jam. Boiler ini dibuat oleh Miura di Jepang. Bentuk boiler ini adalah water tube boiler EH-750 F (drumless atau silinder tegak) yang dibuat tahun 2002 dan water tube boiler eH-1500 X (drumless atau silinder tegak). Yang dibuat pada bulan September 2004. Dengan tekanan 10 kg/cm² boiler ini digunakan sebagai pemanas air. Kedua boiler ini telah mempunyai ijin penggunaan serta terdapat 3 orang operator yang telah mendapat pelatihan dan sertifikat dari Depnaker.

Operator boiler melakukan perawatan. Perawatan yang dapat dilakukan antara lain:

a. Membersihkan pipa-pipa saluran steam control air, b. Membersihkan saluran bahan bakar dan filler solar, c. Membersihkan nozzle pembakaran,


(53)

commit to user e. Pemeriksaan baut-baut flendes,

f. Pemeriksaan tekanan pompa air.

Air pengisi boiler diambilkan dari air yang konsentrasi kesadahan kurang dari 2 ppm. Penilaian kualitas air boiler dilakukan oleh bagian Quality Control setiap dua minggu sekali. Safety device yang ada pada boiler ini meliputi gelas pengukur, dua buah safety valve, satu peluit bahaya, manometer gelas penduga, blow down, kran pengatur uap, kran pengatur air dan man hole. Alat Pelindung Diri yang digunakan operator boiler adalah ear plug dan safety shoes.

5. Keselamatan Kerja Listrik

PT. Tirta Investama Klaten menggunakan suplai listrik dari PLN dan genset untuk keperluan produksinya. PT. Tirta Investama Klaten ini mempunyai 5 buah genset yang digunakan untuk menunjang kegiatan produksinya. Keselamatan kerja listrik ditangani oleh bagian teknik yang ahli di bidang kelistrikan. Upaya pencegahan terhadap bahaya energi listrik adalah dengan mengisolasi sumber listrik, instalasi dan peralatan listrik diberi pengaman, disediakan APD berupa sarung tangan khusus yang terbuat dari karet agar pekerja tidak tersengat listrik serta perawatan dan pemeriksaan instalasi listrik rutin dilaksanakan setiap bulannya oleh bagian teknik. Di PT. Tirta Investama Klaten juga telah dipasang instalasi penangkal petir tiap gedungnya. Pemasangan bertujuan untuk menghindari gangguan teknis akibat sambaran petir. Instalasi penangkal petir yang ada terdiri dari 2 jenis, yaitu elektro statis dan franklin.


(54)

commit to user 6. Keselamatan Kerja Mekanik

Untuk melindungi tenaga kerja dari potensi bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan mesin, maka mesin perlu dilengkapi dengan alat pengaman mesin. Dengan pemasangan alat pengaman pada mesin, menunjukkan bahwa PT. Tirta Investama Klaten telah menunjukkan perhatian dan upayanya untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan di lingkungan kerjanya. Maka di setiap area mesin dilengkapi dengan alat pengaman mesin. Adapun alat pengaman mesin tersebut antara lain:

a. Penutup mesin filler berupa ruangan kaca untuk mencegah meluasnya kebisingan yang dihasilkan oleh mesin ke tempat kerja yang lain serta untuk mencegah bahan kontaminan masuk ke dalam mesin.

b. Pemasangan AC di ruangan mesin yang panas serta mesin dilengkapi dengan sistem pendingin.

c. Mesin dilengkapi dengan Standart Operating Procedure (SOP) sebagai petunjuk pengoperasian mesin.

d. Penutup mesin yang terbuat dari kaca untuk mencegah kontak langsung dengan mesin yang bergerak.

e. Beberapa mesin terdapat alat pengaman automatis, bila terdapat kontak langsung pekerja dengan mesin, mesin akan automatis mati. Sistem deteksi dengan sensor.


(55)

commit to user

Potensi bahaya yang cukup berpotensi di PT. Tirta Investama diantaranya: a. Terjepit

Pekerja sering terjepit roll conveyor pada saat melakukan aktivitas packing. Belum ada pencegahan khusus untuk mengurangi resiko terjepit roll conveyor pada saat melakukan packing. Risiko terjepit paling rentan karena diakibatkan oleh aktivitas mesin yang berputar.

b. Terpeleset

Terpeleset sering dialami oleh pekerja terutama bagian packing area 5 gallon dan pretreatment gallon. Terpeleset dikarenakan kondisi lantai yang licin karena banyak terdapat air. Di area packing air berasal dari tumpahan reject gallon. Sedangkan pada area pretreatment banyaknya air di lantai dikarenakan kegiatan pencucian gallon. Usaha menanggulanginya dengan pembersihan lantai oleh petugas kebersihan. Tabel 10. Identifikasi Potensi Bahaya

No Jenis Pekerjaan Potensi Bahaya Pengendalian yang Sudah Dilakukan Area 5 Gallon

1 Bongkar Gallon Kejatuhan gallon Terpeleset

SOP bongkar gallon Safety shoes

2 Mengisi dan menarik Trolli

Kejatuhan gallon Terlindas trolli

SOP pengisian trolli Safety shoes

3 Infeed gallon Kosong

Kejatuhan gallon Safety shoes 4 Visual control

gallon kosong

Mual Pusing

Rolling pekerjaan 5 Visual control

gallon isi

Terjepit mesin Rolling pekerjaan 6 Packing Terjepit mesin

Terpeleset

Pembersihan lantai Safety shoes


(56)

commit to user Sambungan

7 Washer 5 Gallon Terjepit mesin Terkena cipratan air panas

Pengaman pada mesin

Sepatu boot Baju khusus 8 Filler 5 Gallon Terjepit mesin

Terpeleset

Pengaman pada mesin

Pembersihan lantai Sepatu boot

Baju khusus 9 Pretreatment 5

Gallon

Terpeleset Pembersihan lantai Sepatu boot

Sarung tangan

Area Small Pack Size I (SPS I)

10 Packing Terjepit mesin Sarung tangan Safety shoes 11 Filler SPS I Terjepit mesin

Terpeleset

Pengaman pada mesin

Pembersihan lantai Sepatu boot

Baju khusus 12 Operator forklift Kejatuhan produk SOP pengangkutan

Produk

Area Small Pack Size II (SPS II)

13 Filler SPS II Terjepit mesin Terpeleset

Pengaman pada mesin

Pembersihan lantai Sepatu boot

Baju khusus 14 Operator forklift Kejatuhan produk SOP pengangkutan

Produk 15 Packing Terjepit mesin Sarung tangan

Safety shoes Area Small Pack Size III (SPS III)

16 Filler SPS III Terjepit mesin Terpeleset

Pengaman pada mesin

Pembersihan lantai Sepatu boot

Baju khusus 17 Operator forklift Kejatuhan produk SOP pengangkutan

Produk


(57)

commit to user Sambungan

18 Packing Terjepit mesin Sarung tangan Safety shoes Di luar area produksi

19 Area bengkel Terkena percikan las Terkena mesin las Tersandung Terpeleset SOP pekerjaan mengelas Apron Masker sarung tangan Safety shoes 20 Belah gallon Tergores potongan

gallon Tertusuk serpihan gallon Terkena gergaji Pengaman pada mesin Pengaturan jam operasi SOP bekerja membelah gallon Mesin Masker Sarung tangan 21 Ruang Regrind Terkena cutter

Terkena serpihan plastik Pengaman pada mesin Pengaturan jam operasi

SOP ruang regrind Mesin

Masker Sarung tangan Sumber: Data Sekunder dari PT. Tirta Investama Klaten

7. Penanggulangan Kebakaran

PT. Tirta Investama Klaten telah membentuk tim penanggulangan kebakaran. Terdapat sarana deteksi kebakaran (smoke detector dan heat detector) dan Alat pemadam yang ada di PT. Tirta Investama Klaten antara lain adalah APAR, hydrant, dan springkler. Penyediaan alat pemadam kebakaran dimaksudkan agar kebakaran tidak bertambah besar. Serta telah menyediakan jalur evakuasi untuk menanggulangi bahaya yang ada.


(58)

commit to user a. Smoke Detector dan Heat Detector

PT. Tirta Investama Klaten telah mempunyai alarm kebakaran yang terdiri dari smoke detector dan heat detector. Alarm kebakaran yang terpasang dihubungkan ke panel pengawas sehingga petugas dapat mengetahui tempat terjadinya kebakaran. Alarm ini bekerja secara otomatis, smoke detector berbunyi jika ada asap dan heat detector mendeteksi panas maupun api.

b. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Tersedia 60 buah APAR dengan jenis AF-11, FE-21, dan Dry Chemical. APAR yang ada dalam keadaan baik serta siap pakai. Semua itu telah terdata dengan baik (data kondisi APAR dapat dilihatdilampiran 7). APAR diletakkan di setiap tempat kerja dekat dengan jalur keluar, cukup dekat dengan daerah berbahaya dan digantung didinding sehingga mudah dilihat serta penempatannya 125 cm dari lantai hingga handle (pegangan pada leher APAR). Penempatan APAR ada yang digantung dan ada yang dimasukkan dalam lemari dengan box kaca. Pengecekan APAR dilakukan satu bulan satu kali, yang dilakukanoleh bagian SHE. Penempatan APAR di PT. Tirta Investama Klaten antara lain memperhatikan:

1) APAR diletakkan pada lokasi yang mudah diakses dan tersedia untuk digunakan jika terjadi api. Lebih disukai pada jalur jalan atau akses keluar.


(59)

commit to user

2) Kotak atau lemari APAR tidak dikunci, agar bila sewaktu-waktu dibutuhkan untuk memadamkan api, dapat dijangkau dengan mudah. namun ada beberapa kotak APAR yang di kunci dan kuncinya terletak disamping lemari.

3) APAR tidak terhalang dari pandangan. Jika kondisinya memaksa terhalang maka dilengkapi dengan penandaan atau cara lain untuk menginformasikan lokasinya.

4) APAR diletakkan digantung pada gantungan atau box yang telah disediakan. Ketinggian pemasangan APAR 125 cm dari permukaan lantai sampai handle dan pemberian tanda merah yaitu

a) Tanda pada tiang dimana terdapat APAR b) Tanda pada tembok dimana terdapat APAR 5) Pin pengaman pada segel masih dalam keadaan baik.

6) Pemasangan APAR di setiap tempat dengan jarak kurang dari 15 m. Sedangkan pengecekan bagian APAR meliputi:

1) Tabung APAR

2) Pin pengaman atau segel, harus keadaan masih terikat. 3) Pressure gauge, harus menunjukkan pada warna hijau. 4) Blanko, yang berisi nama seksi, lokasi, dan nomor tabung. 5) Label jaminan, berisi tanggal pemeriksaan.

6) Serbuk beku atau tidak jika jenisnya dry chemical, jika jenisnya CO2 maka harus ditimbang untuk mengetahui volumenya.


(60)

commit to user

8) Tanda merah pada dinding atau tiang untuk mengetahui keberadaan APAR.

c. Hydrant

Terdapat 30 buah hydrant yang terdapat di setiap area perusahaan dengan air sebagai pemadamnya. Hidrant terdapat di luar ruangan dan di dalam ruangan. Untuk pemeriksaan hydrant dilakukan oleh bagian SHE setiap 1 bulan sekali. Dan untuk perawatan dan perbaikan hidrant dilakukan oleh bagian teknik. Terdapat rumah pompa hydrant sebagai tempat menyimpan air untuk hidrant. Air untuk hydrant juga berasal dari air pegunungan yang ditampung dirumah pompa hydrant. Kondisi hidrant masih lengkap dan bagus (data kondisi hydrant dapat dilihat dilampiran 8)

d. Springkler

Springkler telah terdapat di seluruh area produksi. Springkler terdapat didalam ruangan. Untuk Pengecekan dan perawatan Sprinkler dilakukan oleh bagian teknik.

8. Alat Pelindung Diri (APD)

PT. Tirta Investama Klaten telah berupaya menjaga kesehatan dan keselamatan tenaga kerjanya dengan menyediakan Alat Pelindung Diri. Setiap pekerja diarea proses produksi diwajibkan memakai APD. Apabila alat pelindung diri tersebut telah rusak atau tidak dapat berfungsi maka pekerja dapat meminta kepada pihak SHE agar mengganti dengan alat pelindung diri yang baru.


(61)

commit to user Tabel 11. Spesifikasi Alat Pelindung Diri

No Kegiatan Jenis Alat Pelindung Diri

1 Water Treatment Sarung tangan karet Ear plug

Sepatu boot Ear muff Respirator

2 Pretreatment Sarung tangan karet Selop karet

Sepatu boot Respirator Googles 3 Operator washer 5 Gallon Masker

Sarung Tangan Sepatu boot Ear muff 4 Operator filler Masker

Ear muff Sepatu boot Topi kain

Jas (baju khusus operator) 5 Oprator SBO Masker

Ear muff Sepatu boot

Jas (baju khusus operator) 6 Operator Husky Masker

Sarung tangan kulit Sepatu kelinci Topi kain

Jas (baju khusus operator) 7 Belah botol Masker

Sarung Tangan Ear muff Sepatu boot

Kacamata pelindung

8 Regrind Masker

Sarung tangan karet Ear plug

Sepatu boot

9 Sampling Masker

Sepatu boot

Sarung tangan karet


(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan penerapan sistem manajemen K3 yang baik, kecelakaan kerja dapat dicegah dan tercipta zero accident.

F. Lingkungan

PT. Tirta Investama Klaten telah melakukan pengelolahan limbah sebagai upaya pencegahan terhadap pencemaran lingkungan. Pengelolahan limbah tersebut meliputi:

1. Limbah cair a. IPAL MIZONE

Masalah penanganan limbah yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah limbah yang berasal dari produksi Mizone. Hal ini dikarenakan bahan baku pembuatan MIZONE menggunakan bahan-bahan kimia sehingga perlu penanganan lebih lanjut. Sebelum dibuang, limbah tersebut diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dijaga oleh petugas yang berkompenten dalam pengoprasian Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pemeriksaan Air limbah MIZONE dilakukan secara rutin oleh pihak laboratorium PT. Tirta Investama Klaten. Hal ini sudah sesuai dengan Undang Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 16 yang menyatakan bahwa setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan/atau kegiatan


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

b. Limbah cair produksi AQUA

Air limbah dari produksi AQUA (air mineral) tidak ada penanganan lebih lanjut karena tidak berbahaya sehingga airnya langsung dibuang atau difungsikan lain misalnya untuk proses pencucian gallon secara manual. Pada bagian washer gallon, terdapat proses pengolahan limbah cair dengan menetralisasi PH air karena pada pencucian gallon ada yang memakai bahan kimia. Pemeriksaan air limbah oleh pihak laboratorium PT. Tirta Investama Klaten. Hal ini sudah sesuai dengan Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 16 ayat 1 yang menyatakan bahwa Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan/atau kegiatan (Depnakertrans RI, 2007).

2. Limbah padat

Untuk limbah padat berupa botol, cup, cap, dan gallon yang rusak sudah dilakukan proses pengelolahan dengan cara dihancurkan dan kemudian dijual kepada pihak ketiga untuk diproses kembali menjadi resin. Untuk limbah padat lain berupa kardus, kertas-kertas, pecahan kayu pallet, dan lain-lain akan dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir. Hal ini sudah sesuai dengan Undang Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 16 ayat 1 yang menyatakan bahwa setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan/atau kegiatan (Depnakertrans RI, 2007).


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 3. Limbah gas

PT. Tirta Investama Klaten telah melakukan upaya pencegahan terhadap pencemaran udara yang diakibatkan oleh gas yang berasal dari mesin-mesin produksi, genset, dan boiler dengan cara pembuatan cerobong asap. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara Pasal 21 (b) : “Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan emisi dan/atau gaugguan ke udara ambien wajib melakukan pencegahan dan/atau penanggulangan pencemaran udara yang diakibatkan oleh usaha dan/atau kegiatan yang dilakukannya” (Depnakertrans RI, 2007).

4. Limbah B3

Limbah B3 di PT. Tirta Investama Klaten terdapat pada laboratorium dan poliklinik. Di tempat-tempat tersebut telah disediakan tempat sampah khusus untuk menampung limbah-limbah B3. Limbah B3 dikirim ke pihak ketiga untuk diolah ataupun dihancurkan. Hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1995 tentang Pengolahan Limbah B3. Pasal 6 ayat 2: “Penghasil limbah B3 dapat menyerahkan limbah B3 yang dihasilkannya kepada pemanfaat limbah B3 yang telah memiliki izin”


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi hiperkes dan keselamatan kerja di PT. Tirta Investama Klaten, maka dapat diambil kesimpulan:

1. Higiene Perusahaan

a. Untuk kebisingan dan getaran belum sesuai dengan Permenakertrans RI No: PER.13/MEN/X/2011. Tekanan panas sudah sesuai dengan Permenakertrans RI No: PER.13/MEN/X/2011. Penerangan belum sesuai dengan Peraturan Menteri Perburuhan No 7 tahun 1964. Kebauan sudah sesuai dengan Keputusan Negara Lingkungan Hidup No: Kep-50/MENLH/11/1996

b. Untuk faktor kimiawi seperti ozon belum sesuai dengan

Permenakertrans RI No: PER.13/MEN/X/2011. Tetapi untuk kualitas udara ambien sudah sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah No: 8 tahun 2001.

c. Upaya pengendalian faktor biologi dan faktor fisiologi di tempat kerja sudah sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1970.

2. Pelayanan Kesehatan Kerja PT. Tirta Investama Klaten sudah sesuai dengan Permenakertrans No. 03/MEN/1982.


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 3. Keselamatan Kerja

a. Ijin kerja, sistem tanggap darurat, dan komunikasi K3 telah sesuai dengan Permenaker No: Per.05/Men/1996.

b. Pemasangan LOTO telah sesuai dengan Permenaker No.

04/MEN/1985.

c. Keselamatan Kerja Kimia telah sesuai dengan Kepmenaker Nomor KEP.187/MEN/1999.

d. Keselamatan kerja boiler, keselamatan kerja listrik, dan Alat penyediaan Alat Pelindung diri telah sesuai dengan Undang-Undang No 1 tahun 1970.

e. Penanggulangan kebakaran telah sesuai dengan Kepmenaker RI No. Kep-186/MEN/1999.

4. Penerapan Ergonomi meliputi sistem kerja, sikap kerja, angkat-angkut telah sesuai dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 dan Undang-Undang No. 1 tahun 1970.

5. Telah menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja berupa penerapan sistem WISE. Hal ini telah sesuai dengan Permenaker No: Per.05/Men/1996 pasal 3.

6. Pemeliharaan lingkungan sekitar PT. Tirta Investama Klaten dengan pengelolahan limbah telah sesuai dengan Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

B. SARAN

Setelah melakukan analisis tentang penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Tirta Investama Klaten, penulis mengajukan beberapa saran:

1. Sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan masalah kesesuaian

penerangan di tempat kerja. Lampu-lampu yang rusak untuk segera diganti yang baru.

2. Hendaknya perusahaan memberikan training alat pelindung diri,

penyuluhan tentang penyakit dan kecelakaan akibat kerja, serta menambah pemasangan poster-poster tentang pemakaian alat pelindung diri agar pekerja meningkat kesadarannya untuk menggunaan alat pelindung diri. 3. Seyogyanya perusahaan menambah petugas poliklinik, untuk paramedis

ditambah satu orang dan satu orang lagi untuk bagian administrasi poliklinik, sehingga apabila satu orang paramedis berhalangan hadir masih ada yang menggantikan, dan pelayanan kesehatan para pekerja dapat tetap berjalan.

4. Sebaiknya perusahaan melakukan pengawasan dalam penerapan LOTO

ketika perawatan dan perbaikan mesin, agar tidak terjadi kecelakaan kerja akibat kelalaian pekerja yang tidak memasang LOTO ketika perawatan dan perbaikan mesin.